#1: A Simple Food and A Warm...

By flowdememoire

791 129 274

Tahun baru, resolusi baru, wajah baru, dan kisah-kisah baru. Telah, sedang, dan akan menyambut kita dengan pe... More

A Simple New Year Greeting
[Pâtissier] One of Story
[Chef] Intemporal
[Pâtissier] Young Bride
[Chef] Unknown Reason
[Chef] Bonnie & Clyde
[Barista] 눈을 감고 (가만히)
[Pâtissier] It's Okay
[Barista] Si Aku yang Harus Ingat
[Barista] The Meaning of a Family
[Barista] My Destiny

[Pâtissier] Hidden

35 10 24
By flowdememoire

Author: anhays99 

Title: Hidden

Genre: Marriage life, Sad, romance

Rating: G

Disclaimer: Ide cerita sepenuhnya milik saya.

**

Sudah hampir dini hari, namun wanita iu masih setia brada di ruang tamu. Ia mematikan tayangan televise yang hampir membuatnya bosan. Tidak, ia tidak boleh bosan. Sebagai seorang istri, adalah hal wajib untuk menunggu suami pulang ke rumah, menyambutnya, dan memberika ketenangan.

Yoo Ae berharap seperti itu. Namun pada kenyataannya, semua itu palsu. Pernikahan yang diatur, Yoo Ae tak percaya masih ada hal seperti itu di dunia yang sudah modern seperti sekarang. Hanya satu hal yang Yoo Ae percaya, bahwa dongeng yang mempunyai jalan cerita indah dari awal sampai akhir.

Suara pintu terbuka membuatnya menoleh. Terlihat seseorang yang telah menyandang sebagai 'suami'nya, berjalan dengan kepala menunduk, terlihat lesu. Saat ia mendongak, ada sedikit keterkejutan pada ekspresi wajahnya.

"Sedang apa kau disana?" tanya Yoongi.

"Aku hanya sedang menonton TV, tapi sudah selesai," jawab Yoo Ae sedikit berbohong.

Bibir Yoongi menyunggingkan senyuman miring, seraya berjalan melewati Yoo Ae menuju kamar. "Jangan berpikir bisa membuatku terkesan dengan menungguku pulang. Kau sudah tahu sejak awal, semua ini diatur, semuanya hanya kesepakatan antarkeluarga. Keluarga kita yang saling membutuhkan, bukan kita." Selesai mengatakannya, Yoongi langsung menghilang dibalik pintu kamarnya.

Kamarnya. Ya, bahkan mereka tidur di kamar yang terpisah.

Yoo Ae sekali lagi hanya bisa menatap punggung suaminya dengan mata berkaca-kaca. Perkataan Yoongi tidak sepenuhnya benar, dia hanya benar pada bagian keluarga yang saling membutuhkan, kesepakatan dua keluarga. Namun dia salah pada kalimat setelahnya. Mungkin Yoongi tidak membutuhkannya, namun Yoo Ae membutuhkan Yoongi.

Yoo Ae mencintai Yoongi, dia mencintai suaminya. Terlepas dari perihal perjodohan, dia tetap mencintai suaminya. Apakah itu salah?

**

"Hari ini aku akan lembur lagi," kata Yoongi di tengah-tengah sarapan pagi ini.

Tangan Yoo Ae berhenti menyendok, ia lalu menatap Yoongi. Pria itu tetap melanjutkan makannya dengan santai. Yoo Ae tidak tahu, belakangan ini Yoongi sering sekali lembur, tidak sesering saat mereka pertama menikah.

"Baiklah."

"Jangan menungguku," ujar Yoongi. "Jangan memposisikan seolah kau istri yang baik. Aku tidak tahu akan pulang kapan, bisa saja sampai menjelang pagi. Aku tidak ingin mendengar keluhan ibumu ketika melihat keadaanmu kalau sewaktu-waktu beliau berkunjung kemari."

Yoo Ae hanya mengangguk. Memang apalagi yang harus dia lakukan selain menuruti kata suaminya? "Arasseo," lirihnya.

Yoongi berdiri dan meletakkan piring kotornya di tempat cuci piring. Yoo Ae mendapati dasi Yoongi yang sedikit miring. Tangannya gatal ingin membenarkannya, tapi ia menahan sekuat yang ia bisa terakhir kali ia tanpa izin membenarkan dasi Yoongi dan berakhir dengan pria itu berubah jadi es. Tidak menganggapnya ada selama dua hari. Yoo Ae tidak mau diabaikan lagi.

Saat Yoo Ae selesai membersihkan meja, dia mendapati rumah telah sepi. Seperti biasa, Yoongi akan langsung pergi setelah sarapan. Tanpa melihat padanya. Seolah dia hanyalah sebuah pajangan cantik.

**

Yoo Ae memutuskan untuk menghabiskan waktunya untuk bertemu dengn sahabatnya, Ryu Hyeyoung. Mereka telah bersahabat sejak bangku SMA hingga sekarang keduanya sudah sama-sama menikah.

Mereka janjian di sebuah café. Yoo Ae tiba lebih dulu dan memesan tempat. Sepuluh menit dia menunggu, ia melihat sahabatnya itu datang dari pintu masuk café sambil melambaikan tangan pada Yoo Ae.

Sangat terlihat bahwa sahabatnya itu bahagia dengan kehidupan pernikahannya. Dapat dilihat dari perutnya yang tengah membuncit, wajahnya yang semakin bersinar karena senyumannya.

"Maafkan aku, apa kau menunggu terlalu lama?" tanya Hyeyoung setelah dia mengambil tempat duduk di depan Yoo Ae.

Yoo Ae menggeleng. "Jangan terburu-buru, aku kan sudah bilang kau bisa datang jam berapapun."

Hyeyoung tertawa. "Maafkan aku, aku harus berdebat kecil dengan suamiku dulu. Dia ngotot ingin menemaniku bertemu denganku, kau tahu kalau dia orang yang keras kepala."

"Dan kau lebih keras kepala dari dia."

"Tentu saja! Akhirnya dia hanya mengantarku sampai depan café. Jadi, kenapa kau ingin bertemu denganku?"

Yoo Ae tersenyum tipis. Memang apalagi yang harus dia katakan selain kehidupannya yang menyedihkan? Hidupnya sangat hitam putih.

Keinginan mendapatkan keluarga yang bahagia seolah menjadi hal yang sulit untuk Yoo Ae. Jika Tuhan mengizinkannya, Yoo Ae akan bersyukur setiap harinya. Melihat senyuman pertama Yoongi untuknya, hanya itu hal terkecil yang dia harapkan.

"Kukira ungkapan bahwa cinta itu buta memang sepenuhnya benar. Kau sudah tersihir oleh suami 'es'mu itu," ujar Jihye.

"Kupikir bahwa aku yang bodoh karena sudah mencintai orang seperti dia. Tapi dia suamiku, apa yang salah? Meskipun dia tak pernah melihat padaku, aku yakin suatu saat akan ada waktu dia melihat betapa aku sangat mencintainya, menjadi istri yang telah disiapkan untuknya."

"Tapi bukannya kau juga harus mengatakannya? Kau tidak bisa menjadi satu-satunya orang yang tersakiti, dia setidaknya harus tahu bagaimana perasaanmu padanya. Kalian bukanlah remaja belasan tahun lagi, apa kau mau selamanya seperti ini?"

Yoo Ae tersenyum tipis sembari mengaduk jusnya. "Biarkan seperti ini saja dulu."

"Sampai kapan? Sebagai seorang wanita tentu kau memimpikan pernikahan yang bahagia bukan? Cobalah untuk pelan-pelan mendekatinya. Kau selalu diam di tempatmu, sedangkan Yoongi seperti es. Lantas bagaimana hubungan kalian bisa berkembang? Cobalah untuk berpikir rasional."

Yoo Ae hendak menjawab, namun ponselnya lebih dulu berdering. Dan betapa terkejutnya Yoo Ae ketika mendapati nama Yoongi yang menelponnya. Panjang umur sekali.

"Yeoboseyo?"

"Yeoboseyo. Apa ini dengan wali dari Min Yoongi?"

Astaga! Suara wanita! Kenapa ...

"I ... ya, saya isterinya," jawab Yoo Ae ragu.

"Nyonya, maaf tapi bisakah Anda datang ke rumah sakit S sekarang juga? Pasien Min Yoongi butuh persetujuan dari wali lebih dahulu untuk bisa dioperasi."

"A-apa? O-operasi? Kenapa ... ?"

"Pasien baru saja mengalami kecelakaan beruntun dan telah sampai di UGD. Tangannya patah dan keadaannya cukup parah, jadi kami—"

Yoo Ae langsung memutus sambungan telponnya. Tanpa pamit pada Hyeyoung, Ia langsung keluar dari café dan mencari taksi. Pikirannya kacau. Semuanya menjadi terfokus pada Yoongi. Bagaimana jika kemungkinan paling buruk terjadi pada Yoongi? Yoo Ae tidak bisa hidup tanpa manusia es it. Meskipun dia sering diabaikan oleh suaminya sendiri, perasaannya tetaplah sama. Tidak ada yang salah dari perasaan seorang istri pada suaminya sendiri. Dan sayangnya dia tidak bisa berpaling.

**

Kedua matanya perlahan terbuka. Hal pertama yang dilihatnya adalah langit-langit kamar dan secercah cahaya lampu kamar, ia berpikir mungkin tak akan melihat ini lagi. Kepalanya menoleh ke kiri, seseorang tertidur menelungkup dengan menggenggam tangannya.

Senyuman pahit tersemat di bibirnya, apa dia tidak lelah tidur seperti ini? Tangan kanannya mengusap pelan kepala wanita itu, dengan sayang. Berapa lama wanita ini tidur? Yoongi tahu, dia bukanlah pria yang baik. Yoo Ae terlalu baik untuk dia cintai.

Lama-lama usapan itu membangunkan Yoo Ae. Gadis itu terkejut dengan Yoongi yang sudah membuka matanya. Dia langsung menggenggam tangan Yoongi, dan mulai menangis.

"Ya Tuhan ... kau sudah bangun," isaknya. "Terima kasih, sudah bertahan. Terima kasih ...." Yoo Ae kemudian bangun dan berkata, "Aku akan memanggil dokter."

Namun sebelum dia pergi, Yoongi menarik tangannya, membuatnya berhenti. Yoo Ae memandang pria itu dengan penuh tanda tanya.

"Jangan pergi, disini saja. Kumohon."

Alis Yoo Ae terangkat tinggi. Apa kecelakaan itu membuatnya berubah? Kenapa dia menjadi sedikit berbeda?

"Tapi dokter harus memeriksamu, kau baru saja bangun dari koma," ujar Yoo Ae.

"Aku baik-baik saja. Selama kau disini, aku akan baik-baik saja."

Yoo Ae lebih tidak mengerti lagi. Apa kepala Yoongi terbentur saat kecelakaan? Kenapa dia berubah secepat ini?

Akhirnya Yoo Ae kembali duduk. Genggaman tangannya bahkan belum terlepas. Dia hampir kehilangan pria ini dua hari yang lalu, ia takut jika dia melepaskannya, dia akan kehilangan lagi.

"Apa yang terjadi?" tanya Yoongi.

"Kau kecelakaan dan koma selama dua hari. Polisi mengatakan kau menerobos lampu merah, tidak ada korban lain selain dirimu. Sebenarnya apa yang kau pikirkan sampai menerobos lampu merah? Polisi bilang kau juga tidak ngebut, mabuk, atau mengonsumsi narkoba. Aku tidak mengerti."

Yoongi tersenyum tipis. Nyatanya dia senang cengan omelan Yoo Ae. Sejenak dia menyesali diri karena sudah mengabaikan istrinya selama ini.

"Jawab aku, apa yang terjadi?"

"Kupikir saat itu ... aku sedang melamun," jawab Yoongi.

"Melamunkan apa? Apa yang kau pikirkan sampai melamun saat berkendara?!"

"Aku memikirkanmu."

Sejenak waktu seperti menggantung. Yoo Ae seakan tidak percaya dengan apa yang keluar dari mulut Yoongi barusan.

"Aku membenci pernikahan ini karena keluargamu. Keluargaku hanyalah akses untuk memperbesar jaringan bisnis keluargamu, itulah sebabnya pernikahan ini diatur."

Ah, seharusnya Yoo Ae tahu ini. Mungkin tak seharusnya dia berharap lebih.

"Pernikahan ini memang diatur, namun tidak dengan perasaanku. Sejak awal aku tak menyukai rencana pernikahan yang diajukan keluargamu, tapi semua itu berubah saat aku melihatmu. Kau ingat saat pertama kali kita bertemu, di perpustakaan kota?"

Yoo Ae mengangguk, tentu dia ingat. Bak drama korea, mereka bertemu untuk pertama kali ketika hendak mengambil buku yang sama. Waktu, tanggal, hari, semuanya Yoo Ae ingat dengan jelas.

"Aku sudah menaruh hatiku padamu saat itu, aku berpikir untuk mulai mendekatimu. Dan kupikir akan berjalan lancar karena aku dijodohkan denganmu. Tapi ... aku sedikit kecewa dengan keluargamu, yang menggunakan anaknya sebagai alat untuk memperluas bisnis keluarga. Kau juga terlalu baik, hingga akupun merasa tak pantas untuk menjadi suamimu apalagi menaruh perasaan terhadapmu. Itulah sebabnya aku bersikap dingin padamu, selama ini, untuk membuatmu membenciku."

Yoo Ae menunduk, dia menangis. Selama ini dia salah, penantiannya berakhir. Suaminya tak pernah membencinya. Kini dia bisa mulai menjalani hidup normal layaknya suami-istri pada umumnya.

Ia lalu menatap Yoongi, menggenggam tangan Yoongi dengan kedua tangannya, lalu berkata, "Mencintai seseorang bukanlah sebuah dosa. Manusia hanya bisa mengikuti alur yang telah dibuat tanpa protes. Jika alur tersebut harus membuatmu membenciku lebih dulu, aku akan dengan sabar menunggu sampai klimaks dari cerita selesai. Kita sudah menikah, tidak salah jika suami mencintai istrinya, ataupun sebaliknya. Kita telah saling menyakiti satu sama lain, berharap bahwa kebahagiaan yang akan didapat, tapi nyatanya? Kita saling membutuhkan, kita sudah menjadi keluarga. Aku mencintaimu, bukan karena keluargaku atau keluargamu, tapi kau. Aku mencintai Min Yoongi," kata Yoo Ae panjang lebar.

Yoongi merasa ... belenggu yang selama ini dipasang padanya, akhirnya terlepas. Dia merasa lahir kembali. Dadanya bebas, tidak ada yang harus dia sesali setelah ini.

Tanpa ragu-ragu, dia menarik Yoo Ae dan membawa wanita itu kedalam pelukannya, dan berbisik, "Aku lebih mencintaimu."

THE END

Apa ini? Kenapa endingnya jadi begini -,- udah mentok, maafkan :"""

Jujur aja, imajinasi nulis romance agak berkurang karna goblin ahjussi sama malaikat ganteng pencabut nyawa /cry/ aku selalu nangis waktu liat Sunny sama Kim Woo Bin kw -,-

Ff ini agak nyendat berminggu-minggu karena sekolah mulai padet, bimbel lagi, DN sekolah -,- sampe lupa gimana ceritanya T.T

Aku mencoba mengembalikan cerita asli ini sambil dengerin OST Goblin yang dinyanyiin Soyou, tapi nggak berhasil, malah aku ikut uring-uringan kayak Wang Yeo habis diputusin Sunny :")))

Maafkan juga untuk judulnya yang nggak nyambung -__-

Oke, sekian dan terima kasih. J

Continue Reading

You'll Also Like

74K 14.2K 15
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
201K 9.9K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
93.4K 6.2K 26
"MOMMY?!!" "HEH! COWOK TULEN GINI DIPANGGIL MOMMY! ENAK AJA!" "MOMMY!" "OM!! INI ANAKNYA TOLONG DIBAWA BALIK 1YAA! MERESAHKAN BANGET!" Lapak BxB ⚠️ M...
75.3K 6.9K 50
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...