Blue Tomorrow ✔️

VieLoveLee द्वारा

78.9K 7.6K 1K

Donghae harus menerima kenyataan jika dirinya adalah salah satu calon pewaris utama dari SEASON GROUP! अधिक

[PROLOG]
[Destiny]
[Beginning]
[Someone]
[EMPTY HEART]
HOLD MY HAND
IT'S YOUR DAY
AUTUMN_RAIN
SPRING_WIND
SUMMER _SUN
WINTER_CALM
[PARTNER?]
A Day
Hiden Prince
Little Prince
WAR??
It's Hurt!
Don't Lie!
PUZZLE
SOMEONE
Nan_Mollayo!
Wae_Gurrae?
Unconditionally
For One Person
For First Time
Don't be afraid!
-Storm-
No Secret
What is Love?
Secret Plan!
Over the Destiny!
Believe?
With Heart!
Decision [1]
Decision [2]
Decision [3]
SEASON!

[Don't Touch!]

2K 170 31
VieLoveLee द्वारा

:

**

:

Satu tahun bersama mereka di Club No.1 sebuah siksaan atau justru lebih dari itu? Malapetaka??

Hah!

Menunggu satu tahun itu pasti sangat lama..

:

:

-open-

Tepat pukul 09.00 am, dan pelanggan sudah mengantri pesanan. Dua pekerja di caffe itu hampir kuwalahan. Hanya ada empat orang, termasuk mereka berdua, tentu saja Eunhyuk dan Siwon berada di sana. Keduanya sedang free dari pekerjaan utama dan memutuskan untuk pergi ke caffe sebelum Leeteuk dan Donghae, nanti malam bergantian dengan mereka.

Pagi yang datar, karena kedua namja itu saling dingin dan tak sapa. Hanya bila ada yang penting mereka berbicara.

"pesanan meja 07.." datar Siwon

"berikan pada ChanHyuk,." Jawab Eunhyuk sama datarnya.

Begitu seterusnya jika mereka bersama..

Sungguh! Kedua saudara sepupu yang kaku!

:

:

:

"kau sungguh tak ingin mengubahnya? Bukankah kau bisa melakukan apa saja sekarang? Kau masih mau mendengar cemooh dari mereka?" Ryeowook terus mencerca Donghae dengan pertanyaannya.

"aku suka penampilanku seperti ini.."

"tidak Hae, kau tidak suka.. kau hanya merasa nyaman saja.. karena kau bisa menyembunyikan dirimu di sana.. come on Hae.. kau harus ingat, sekarang kau adalah Lee Donghae.. bukan Song Donghae.."

Donghae memutar tubuhnya menghadap Ryeowook "hanya satu tahun, Ryeowook-ah.. kau pikir apa yang akan mereka lakukan saat tahu aku menjadi orang kaya hanya satu tahun? Setelah itu?? Mereka akan menghinaku lagi? Lebih baik mereka tidak tahu sama sekali.."

"Hae.. tahun depan kita lulus.. setelah itu kau bisa pergi ke universitas yang jauh dari mereka.."

"tidak Wookie-ya.. aku tidak akan melakukannya, dan kau.. juga sudah berjanji bukan? Diamlah kalau kau tak ingin kehilangan pekerjaanmu.."

"yaa... kau pikir orangtuaku tidak bisa membiayaiku??"

"atau jika bukan kau, bagaimana kalau Appamu??"

"YAK! Kau mengancamku?"

"Nde, bukankah kau yang mengatakan kalau aku bisa meminta apapun dari Harabeoji??"

Hhaaasshhhh!! Ryeowook kalah!

:

:

:

"ada yang salah?"

"ani... tapi itu..." Ryeowook menunjuk ke arah depan.

Donghae membeku, ia baru tersadar jika dirinya sudah berada di dalam kelas dan.. hah, apa yang dia lamunkan tadi sampai tidak tahu jika songsaenim memanggil namanya?

"kau tidak mendengarkanku lagi Song Donghae??"

"aah.. mianhamnida Saem.." tunduknya.

"keluar dari kelas, dan bantu YeoRim menata buku di perpustakaan.."

Donghae mendelik "mwo?? Saem...."

"sekarang...!!"

Hah!

Bukan masalah di hukum, tapi hukumannya. Tiga hari ini Yeorim, petugas perpustakaan sedang menata buku dan mengganti beberapa buku baru. Sendangkan yang lama ia memasukkannya ke lantai bawah. Donghae tidak menyukainya! Terang saja.. pasti tempat lembab, banyak debu dan kurang oksigen itu lagi. Ini kedua kalinya ia ke sana dan bertekad tidak ke sana lagi.. tapi apa daya??

Ia berjalan lunglai ke perpustakaan dan sudah di sambut wajah ceria Yeorim. Namja berusia dua puluh tujuh tahun yang bekerja di sana sudah hampir enam tahun ini sejak lulus sekolah dengan alasan mencintai perpustakaan. Padahal.. itu karena dia sudah berulang kali gagal naik kelas.

"ahahaha... aku mendapat bantuan! Kajja!! Kita bawa buku-buku ini ke lantai bawah.."

Brug!!

Setumpuk buku tebal dengan bau sudah tak enak langsung berada di dalam dekapan Donghae. Ia sudah menahan mual saja menciumnya..

"Yeorim hyungnim.. apa tidak bisa kalau aku menata buku yang baru saja? Kita berbagi tugas.."

Yeorim berpikir "kurasa ide yang bagus, tapi tidak untuk saat ini.. buku baru bisa cepat di tata.. tapi yang lama harus kita singkirkan dulu.."

"bukankah buku ini masih sangat penting..??" ujarnya yang keberatan dengan tumpukan buku itu.

"nde, tentu saja.. ini program baru sekolah kita. Akan ada renovasi tempat.. perpustakaan ada terdiri dari dua lantai.. dan setelah buku ini di pindahkan ke bawah, tentu saja kalian harus membantuku membersihkannya.."

"kenapa tidak di bersihkan terlebih dahulu baru dipindah?" ia masih bertanya.

"setidaknya, kita buat nyaman satu tempat dulu.. setelahnya kita urus yang lain.."

"kenapa tidak yang di bawah dulu hyungnim?? Kenapa kalian suka sekali bekerja dua kali??"

"YAKK!!"

Bruughh!!

Saking terkejutnya, Donghae menjatuhkan semua buku di tangannya..

"kau bisakah tidak bertanya terus??"

"nde... mianhamnida.."

"good boy,." Ucapnya "ambil bukunya sekarang..." perintah Yeorim tegas.

Hah! Donghae hanya bisa mengeluh untuk saat ini.

:

:

**

:

:

Donghae berjalan lunglai masuk Blue House, dua orang pelayan menyambutnya. Ia membiarkan mereka membawakan tasnya sedangkan ia sendiri melenggang lelah, lalu melempar dirinya di sofa terdekat.

"Donghae ssi.. apa anda butuh sesuatu? Sepertinya hari ini membuat anda lelah?"

"animida.." suara seraknya, ia malah memejamkan mata di sana.

"Donghae ssi.. perlu kami antar ke kamar? Tuan Lee akan marah jika kami tidak menjaga anda dengan baik.." cemas mereka meliwat raut wajah yang memucat itu. Donghae tetap tak bergeming, ia malah mencari posisi berbaring yang nyaman dan semakin dalam tidur.

Inilah yang belum mereka tahu, Donghae, tak suka di atur. Ia ingin seperti dirumahnya dulu, mau tidur dimanapun tak ada yang melarang, dia mau apapun tak ada komentar. Donghae bertahan di tempat itu hingga kemudian terdengar deru napas teratur.. para pelayan yang masih setia menjaganya seketika berlari ke kamar, mengambil bantal dan selimut untuknya.

:

Eunhyuk bergegas pulang, Siwon dan Leeteuk melakukan hal yang sama. Mereka melupakan semua pekerjaan begitu mendapat pesan dari Sora.

-Haraeboji ingin makan malam bersama, dan ia ingin semua cucunya berada di Blue House tanpa ada kata telat..-

:

:

**

:

:

Tap..

Tap!

Trap..

Sambil menunduk mereka mengikut di belakang namja tua yang begitu mereka hormati itu. Tuan dan Nyonya Lee, berada di Blue House saat ini.

"apa belum ada yang pulang??"

"Ada Tuan, Donghae ssi sudah sejak tadi di rumah.. tapi.."

LeeShin menoleh,. "tapi apa??"

"sepertinya di kelelahan, begitu pulang langsung tidur.. di sofa.."

"MWO??"

"ye Tuan.. Donghae ssi.. masih di sana.." tunjuknya pada sofa panjang berpenghuni namja berseragam sekolah berselimut tebal.

Mata LeeShin tertuju pada namja itu. Lelap sekali kelihatannya..

Ia pandang wajah itu lebih dekat..

"kau sangat tampan.." begitulah pujinya, Donghae memang melepas kacamatanya jika tidur.

Pipinya putih agak pucat, bibirnya soft pink, dan terlihat begitu menggemaskan. Seperti seorang anak kecil yang polos dan lugu.

"kau manis saat tidur.." itu pujian yang ke dua.. "mirip sekali dengan Hyunbin. Tapi sayang matamu.. mata itu sama seperti mata yeoja yang melahirkanmu. Itu satu-satunya yang kubenci.. aku lebih suka kau memakai kacamata!" lanjutnya.

"Tuan.." panggil seorang pelayan "kami perlu membangunkannya?"

"tidak.. biarkan dia tidur lebih lama.. kita juga masih harus menunggu yang lainnya.. eoh, kalian sudah menghubungi mereka??"

"Sora Ssi, sudah mengirim pesan kepada mereka semua.."

"baguslah kalau begitu.."

:

:

:

:

Donghae terkejut saat iris matanya menangkap bayangan orang banyak di sekitarnya. Begitu ia mengenal persis satu orang yang diseganinya, ia bangkit berdiri memberi hormat.

"Haraeboji..."

"kau sudah bangun?"

"Ye.."

"apa kamarmu kurang bagus sampai kau tidur di sofa?"

Donghae menunduk,. "mian..hamnida.."

"sudahlah Abeoji, jangan mengitrogasinya seperti itu.. Abeoji menyuruh mereka tinggal disini bukan? Jadi bagus jika ia sudah bisa menganggap ini rumahnya sendiri.. tandanya ia kerasan.." bela Hyunbin.

Eunhyuk melotot, Appanya membela anak itu??

"Kajja Hae, kau juga ikut makan bersama malam ini.." ajak Sora

Donghae mengedarkan pandangannya, mereka di sana semua.. bukan hanya Harabeoji dan Halmonie tapi juga orang yang katanya Appa kandungnya yang baru saja terdengar membelanya, beserta Lee SeonYi, eomma Eunhyuk. Tak hanya itu saja.. rupanya orangtua Leeteuk dan Siwon pun ada.

Lengkap!

Donghae ragu..

Keluarga itu terlihat lengkap, seharusnya ia tak berada di sana. Karena keberadaannya mungkin hanya akan mengacaukan suasana. Bahkan ia sendirian, tidak ada Cheonsa sang eomma. Tidak ada yang dikenalnya dekat.. walau mereka mengaku sebagai keluarganya.

"apa yang kau tunggu Hae?" tegur Sora

"eoh.. Noona, mungkin aku akan mandi dulu.. kalian bisa meninggalkan aku untuk makan.. aku bisa..."

"tidak Hae!! Kau bagian dari kami.. sudah, duduklah.." Sora mendorongnya dan mendudukkannya di sebuah kursi kosong sebelah Leeteuk.

"Noona, aku masih memakai seragam.." lirihnya.

"ah, baiklah.. ku beri kau waktu sepuluh menit untuk ganti baju.."

"Noona.."

"apa lagi?? Kau mau mencari alasan eoh??"

Donghae menunduk lagi, pikirannya terbaca dengan mudah "mian.."

Plug!

Tiba-tiba ada sentuhan lembut di punggungnya, rupanya itu Siwon. Ia sudah mengambil duduk di sebelah Donghae.

"pergi ganti bajumu cepat, kami akan menunggu.." perintah yang sama sebenarnya tapi kenapa rasanya berbeda.

"nde hyung..." ujarnya patuh.

:

:

Keluarga itu memang terlihat bahagia dan membuat mata iri jika melihatnya. Namun semua bagai ilusi belaka karena nyatanya di balik keceriaan itu ada dengki yang merajalela. Siapa sangka? Beberapa pasang mata saling pandang tak suka, tawa ironis, sikap manis di lapis luar.

"Aku senang kita bisa berkumpul seperti ini, yeobo.." ujar Lee HwanHi, yeoja berusia senja sekaligus eomma dan halamonie mereka.

"gurrae.. na ddo.. mereka jarang sekali bisa menghadiri undangan seperti ini.."

"Harabeoji.. kenapa kita berkumpul di sini? Kenapa tidak di rumah saja?"

"ini juga rumah Hyukkie-ya.. Blue House ku bangun dengan penuh cinta.."

"Mwo?? Jeongmal??"

"Nde, Jungsoo-ya.. Blue House adalah hasil pertama dari kesuksesan Harabeoji.. itu mengapa Harabeoji ingin kalian tinggal di sini dan bisa saling menghargai.."

"apa dengan cara ini Harabeoji akan menentukan satu diantara kami nantinya?"

"Eunhyuk-ah.. jangan bicara soal itu dulu, kau ini kenapa terburu-buru? Masih ada satu tahun untuk kau lewati.." seru Sora "Harabeoji dan halmonie kesini ingin makan bersama kita, bukan untuk masalah itu.."

"benarkah??" kali ini suara Siwon.

Leeshin tidak tahu jika cucu-cucunya banyak bicara sekarang.

"nde, Siwon-ah.. apa kau juga berambisi mengalahkan saudaramu??"

"na..."

"Siwon-ah..!" Hyunsi memotong kalimat Siwon sebelum ia melanjutkan. Sepertinya ia tahu apa yang akan di katakan putranya.

"mian.." akhirnya Siwon ikut ambil sikap.

"sudah, kita makan..."

Dari semua pembicaraan yang ada, Donghae, tak sepatah katapun keluar dari bibirnya. Ia tak tahu harus bicara apa. Toh, dia juga merasa bukan bagian dari keluarga itu. Entah. Sampai kapan ia akan berpikir seperti itu.

:

Ini yang terakhir sebelum LeeShin kembali, namja tua itu menyodorkan sebuah kotak pada masing-masing cucunya.

"ige mwoya??"

"itu ke empat lambang season.. kalian boleh memilikinya satu-satu.."

Tlak!!

Eunhyuk yang pertama membuka kotaknya dengan antusias.. lalu Leeteuk dan berikutnya Siwon dan Donghae bersama..

Nyatanya itu sebuah kalung berliontin simbol empat season..

Sakura untuk Leeteuk..

Matahari untuk Eunhyuk..

Maple untuk Siwon..

Dan.. SnowFlake untuk Donghae..

"simpan simbol itu dengan baik, karena kalian sudah menjadi bagian dari Season.. jaga benda itu sampai perjanjian kita berakhir.." imbuh LeeShin.

:

:

**

:

:

Udara malam yang semakin larut nampaknya tak membuat niatnya surut untuk tetap berada di tepi kolam itu. Seorang pengawal berdiri tegak di belakangnya. Mungkin dia terus bertanya dalam hati, sampai kapan ia akan di sana.

Duduk di tepi kolam sambil sesekali tangannya menyibak air dingin itu. Menekuk kedua lututnya dan memeluknya dengan tangannya yang lalin. Kepalanya ia sandarkan di atas tekukan lutut itu. Sedangkan kedua kelopak matanya memandang pantulan bulan di kolam.

:

Hampir setengah jam ia dalam posisi yang tetap. Hal itu membuat para pelayannya cemas..

Namja tadi, pelayan yang ditugaskan khusus untuk mengawasinya, buru-buru membawakan selimut untuknya.

"Donghae ssi.. sudah malam, sebaiknya anda istirahat di kamar.. bukankah besok harus sekolah?"

"eoh... Ajjuhssi..?? sebentar saja.."

"hajima Donghae ssi.. anda bisa sakit,."

Hah! "arrata.." ujarnya kini berdiri dari posisinya. Sambil mengeratkan selimut di punggungnya agar membungkus seluruh tubuhnya "di sini memang dingin.." imbuhnya.

"Ye.."

"Ajjuhssi.. kau tidak perlu mengantar ku ke kamar. Aku bisa sendiri.. sebaiknya Ajjuhssi juga istirahat.. kalau kau sakit, Harabeoji akan menyuruh orang lain untuk mengawasiku.."

"Ye.." tunduknya.

:

:

**

:

:

Menginjak minggu kedua kehidupan yang terasa lama hingga makhluk di dalamnya ingin segera berlalu. Hidup yang datar dan monoton, pelayan yang selalu siap 27 jam melayani, pengawal pribadi yang juga tak jauh berbeda, banyak pasang mata yang selalu mengawasi, dan hidup dengan ritme yang teratur.

Pergi sekolah..

Belajar..

Bekerja di caffe..

Kembali ke Blue House!

Membosankan bukan?

Jika kau ingin pergi dengan seorang teman, maka butuh perjuangan keras untuk mendapatkan ijin bebas dari pengawalan.

Jika itu Leeteuk dan Eunhyuk, akan menikmati semua itu karena hidup mereka bisa di pastikan aman.

Berbeda dengan dua makhluk lainnya, Siwon dan Donghae!

:

:

"ada apa denganmu? Kenapa ada pengawal yang terus mengikutimu?" Jinho, manager Siwon mulai tidak nyaman juga dengan hal itu.

"menyebalkan bukan??"

"neo gwaenchana??"

"Hyung, jika bukan karena Harabeoji ini semua tidak akan terjadi.."

"apa dia memperlakukan ini pada semua cucunya?"

"Nde, kau tahu.. anak presiden saja pasti kalah dengan kami.."

"apa mereka akan terus seperti ini??"

"Molla.. Sora Noona mengatakan ini untuk bulan pertama,."

"Wae??"

"Molla.."

:

:

:

"Ajjuhssi...."

"nde, arraseo Donghae ssi..."

Untungnya pengawal pribadi untuk Donghae bisa mengerti kondisinya.. "jika ada masalah, tekan panggilan cepat no 2.." ujarnya sambil menepikan mobil di tempat biasa, agak jauh dari sekolahnya.

"Nde, Ajjuhssi akan datang segera kan??"

"Euhm..." senyumnya.

"gumapta Ajjuhsii.."

:

Dengan langkah yang malas, ia menuju kelas sambil sesekali membenahi kaca matanya. Lalu duduk di samping bangku Ryeowook, sayangnya namja itu belum datang, setelahnya merebahkan kepala di atas meja. Sepertinya ia punya rutinitas baru di pagi hari..

SRRAAHHG!!

"aauuchh!!"

Donghae terkejut, ada yang menganggu ketenangannya. Seorang teman kelas, ahh.. bukan seorang.. tapi segerombolan teman menghampirinya. Salah satu dari mereka, Sanhyun, sengaja mendorong meja belajar Donghae hingga anak itu mendongakkan kepala.

"kau belum membayar iuran dua hari ini.."

Hah!!

Ini yang Donghae benci. Mereka suka sekali memalak orang.. dan anehnya hanya orang seperti Donghae yang menjadi sasaran. Dengan alasan utama, mereka tak akan berani mengadu karena ancaman kerasnya.

"Aku tidak membawa uang.."

"Neo... berani padaku??"

Donghae makin jengkel, ia tak takut lagi sekarang. Bukan karena apa, melainkan lelah mengalah dan menyerah hanya pada ancaman semu. Toh sekarang ia tak peduli jika harus menerima hukuman apapun. Mungkin saja jika dia bermasalah, dia bisa di keluarkan dari daftar calon pewaris. Siapa yang mau memilih orang pembuat onar??

"wae?? Kau mau mengancam? Menyembunyikan buku pelajaranku? Mengadukanku pada sogsaenim karena Appamu termasuk pemberi modal sekolah ini? atau apa??" tantangnya.

"aigooo.. kau benar-benar berani rupanya..."

"selama aku tidak bersalah.."

:

BRAGG!!

Mereka menarik paksa Donghae tiba-tiba, menyeretnya keluar kelas lalu membawanya ke lapangan!!

BEUGH!

Tak sampai di situ, mereka mendorong hingga membentur dinding.

Donghae sebenarnya ngeri, dia hanya bisa pasrah dengan perlakuan seperti itu. Ingin menekan no 2 di ponselnya, malas!

:

Namja tadi, SanHyun, yang sepertinya sang ketua, meminta sesuatu dari teman-temannya..

"berikan padaku!!"

Donghae mendelik, ia tahu persis benda apa yang dimintanya.

Empat bungkus tepung, dan sekantung telur busuk. Entah dari mana mereka mendapatkan itu, sepertinya memang sudah menjadi properti wajib yang selalu mereka siapkan..

:

TLLAAKKRRR!!

Aarrgghh!!

Donghae menutup matanya saat sebutir telur terlempar ke arahnya.

"HAH!! Itu baru pemanasan Babo!! Kau akan tahu bahayanya menolak permintaanku!!" sengitnya.

Dua butir telur dan sebungkus tepung suda siap dilempar lagi. Sementara itu seember air juga menyertainya..

TTLLARR!!

BEUUHH!!

PYYAARR!!

:

Ha..ha..ha..

Tawa! Hanya tawa yang ia dengar!

Beberapa anak yang melihat itu bahkan tak berani menyelamatkannya. Mereka malah menonton sambil berbisik-bisik seru. Antara kasihan karena perlakuan itu... atau menyumpahinya karena berani berurusan dengan SanHyun!

Bahkan sonsaengnim pun tak ada yang berani membelanya. Mereka takut sekolah tidak mendapat sumbangan lagi, mereka takut para orang tua akan protes, daripada itu semua terjadi lebih baik mengorbankan Donghae yang bukan apa-apa di mata mereka.

:

"menjijikkan sekali..." kembali hina SanHyun.. "rasakan lagi.." ujarnya sambil melempar kembali semua yang ada di tangannya.

SSLLAASSHH!!

Donghae menutup mata lagi! Namun!!

Grebb!! Ssrttt!!

Ada yang menyelamatkannya, dan itu membuat SanHyun terkejut.. wajahnya kaku begitu melihat siapa yang menolong Donghae,.. hingga mata keduanya saling pandang.. sinis tapi tanpa ekspresi.

'Nuguya???' batin Donghae.

-TBC-

पढ़ना जारी रखें

आपको ये भी पसंदे आएँगी

397K 32.3K 58
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
66.3K 5.3K 22
Hanya cerita sederhana tentang anak laki-laki berusia 15 tahun dan keempat kakak yang menjaganya dengan penuh perjuangan, sebab ia rapuh; jiwanya bis...
186 66 8
cerita tentang Soobin, anak pinggiran yang secara mendadak berubah menjadi anak konglomerat ketika ibunya memutuskan untuk menikah dengan pria kaya r...
Mom? [ch2] yls द्वारा

फैनफिक्शन

101K 10.4K 31
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...