Gelato // [cth] ✔

By myvapourx

27.6K 4.8K 1.5K

Loving, forgetting, forgiving. Myvapourx 2016 More

Blurb
0.1 Gelato dan Lelaki Bernama Calum
0.2 Mali dan Pilihan Basic
0.3 Emoji dan Aroma Buku
0.4 (A) Foto dan Rahasia
0.4 (B) Foto dan Rahasia
0.5 Nicholas Sparks dan Kopi
0.6 Langit Kota dan Bangunan
0.7 Tawa dan Cemburu
0.8 Awalnya dan Pilek
0.9 Cerita Michael dan Paksaan
1.0 Teman baru dan Bayangan
1.1 Om dan Permainan
1.2 Kenangan dan Kehidupan
1.3 Selesai dan Permulaan
1.5 Sore dan Dua Batang Rokok
1.6 Es Teh dan Hal Baru
1.7 Wonder Woman dan Luke (2)
1.8 Dufan dan Hysteria
1.9 Calum dan Vanila
2.0 Halloween dan Labirin
2.1 Tante Joy dan Rumah
2.2 Lelaki Brengsek dan Bunga Lily
2.3 Bluee dan Foto Lama
2.4 Penjelasan dan Surat
2.5 Kelulusan dan Cerita
2.6 Selesai, Woy!
EPILOGUE
BONUS CHAPTER (1)
THANK YOU

1.4 Luke dan Strawberry

740 137 37
By myvapourx

#14 - Fragola
Strawberry

⭕⭕⭕

"Kenapa lo?" Luke menyenggol pundak perempuan itu pelan, kemudiam mengambil kursi tepat di depannya. Tanpa melihat wajahnya pun Luke sudah tahu ia siapa.

Perempuan itu masih menenggelamkan wajahnya dalam-dalam di meja kantin, sama sekali tak menggubris pertanyaan lelaki di depannya.

"Lo cabut?" tanya Luke lagi. "Wah sama. Gue ngantuk banget nih, Sejarah." ujarnya sambil memalsukan gerakan orang sedang menguap.

"Luke..tinggalin gue, tolong," Rianna kali ini memilih untuk menjawab. Begitu Luke memandang mata lawan bicaranya yang sudah merah dan sembab, detik itu juga Luke menyesali niat menganggu yang sempat ada di pikirannya.
"Gue capek."

"Karena?" tanya Luke.

"Banyak nanya lo," balas Rianna tak acuh.

"Karena?" ulang Luke sekali lagi.

"Karena fisika," balas perempuan itu sekenanya. "Puas? Lo masuk kelas, gih. Gila aja lo cabut."

"Lo kali yang gila, fisika pake cabut-cabutan segala," jawab Luke sambil tertawa. "Lo abis nangis ya? Biasanya anak cewek 'kan nangis di toilet, kok lo di kantin, sih?"

"Ya kok lo yang ngurus?" balas Rianna heran. "Kebanyakan baca novel lo, Luke. Gue sih mending nangis di kantin, bisa makan."

"Jadi bener abis nangis, ya?" tanya Luke sambil tersenyum iseng.

Rianna diam saja. "Calum..gimana?" tanyanya pada akhirnya dengan nada-yang Luke tahu-khawatir.

Luke ikut terdiam. "Baik. Slowly but sure, he gets better everyday."

Setelah itu hening lama. "Kata polisi, kecelakaannya murni kecelakaan tunggal. Faktor utamanya jalanan licin sama jarak pandang yang udah bener-bener enggak aman lagi untuk nyetir."

Rianna mengangguk. "Iya..gue udah denger." Kemudian ia melanjutkan, "Coba gue enggak jadi pergi sama dia hari itu ya, Luke? Semuanya enggak bakal kayak gini."

Luke tersenyum kecil, "Kata siapa? Kata pacar lo itu?"

Rianna menggeleng. "Gue sama dia udah putus. Dia bilang udah gak mungkin buat dilanjut lagi."

Luke lagi-lagi tersenyum kecil. "Kalau itu yang dibilangin mantan pacar lo, gila kali ya dia? Dia udah kehilangan kepercayaan apa gimana?"

Rianna hanya diam menunggu kelanjutan kalimat Luke. "Denger, Al. Yang namanya jodoh, kelahiran, jenis kelamin.. termasuk juga kematian, itu semuanya udah diatur sama Tuhan. Jadi, mau lo enggak pergi sama kak Mali, mau dia ngurung di kamar seharian, mau dia enggak di mobil, kalau udah ditakdirkan, ya pasti bakal terjadi."

Luke terdiam cukup lama. "Lo tahu apa yang sedang lo lakuin sekarang ini?" tanyanya kemudian.

Rianna tak menjawab. "Lo itu sedang menyalahkan diri lo sendiri buat sesuatu yang bahkan di luar kehandak lo." Luke tertawa kecil, "Alana, sekaramg gue tanya, apa hak lo? We are all human, Al. Kita seharusnya menerima, bukan mempertanyakan. Seharusnya berdoa, bukan memberontak. Seharusnya bangkit, bukan nangis. Seharusnya--"

"Shhh.." Rianna menggelengkan kepalanya. "Lagi gak butuh pencerahan, serius."

Luke ikut menggelengkan kepalanya. "Mata lo gak sakit apa nangis mulu?"

"Tapi Calum juga gak bisa gue salahin, Luke," ucap Rianna menghiraukan pertanyaan Luke barusan. "Itu 'kan yang orang rasain waktu ditinggal seseorang yang bener-bener dia sayang? Mungkin Calum bener, gue anak satu-satunya, Luke. Mungkin gue gak bener-bener ngerti apa itu kehilangan." Rianna tersenyum palsu.

"Calum cuma lagi butuh waktu buat sendiri, Alana. Itu doang," balas Luke sambil manatap iris cokelat milik perempuan di depannya itu dalam-dalam.

"Tapi dia benci gue, Luke. Gue udah ngebunuh kakaknya, ya 'kan?" Rianna bertanya pelan. "Iya 'kan?" ulangnya sekali lagi.

Luke menggeleng. "I swear to God, Rianna, if you blame yourself for this, lo bakal jadi orang paling bego di dunia ini. You're hurting yourself and you're hurting Mali, too!" Bentak Luke seketika.

"Terus gue harus ngapain, Luke? Lo pikir gue harus ngapain, hah?!" Bentak Rianna tak mau kalah. Sekeliling mereka hening, sepi tanpa murid-murid kelaparan yang berkeliaran.

"Give him some time, some space. Gak usah ikut campur urusan dia lagi," balas Luke dengan nada suara yang sudah merendah. "Kalian berdua sama-sama butuh waktu. Give your heart a break, Alana."

Mata perempuan itu berkaca-kaca. Beberapa hari ini telah habis dipakainya untuk menangis, menangis, dan menangis. Menangisi sesosok lelaki yang Luke tahu tidak akan ada gunanya. "Udah capek nangis..." isak perempuan itu.

"Kalau gitu berhenti."

"Gak tahu caranya...hik.." ucapnya di sela isakannya.

Luke diam sejenak. "When you were 5-no, 4 years old...lo nangis karena jatoh waktu lari-lari..." Luke tersenyum kecil, mengingat kenangan yang tiba-tiba muncul begitu saja di benaknya. "Gue jalan ngedeket ke lo, gue tanya, 'kok nangis?' Tapi lo diem aja, gak ngejawab. Terus karena tangis lo makin kenceng, papa lo lari ke halaman belakang rumah lo terus dia ngegendong lo, sambil bilang, 'Caca itu liat, ada pesawat sayang' dan hebatnya, lo langsung berhenti nangis saat itu juga." Luke tertawa sambil memandang Rianna yang tengah berusaha untuk tenang dan meredakan tangisnya.

"Waktu itu gue tanya ke mama, 'mama, kok dia nangis? Cengeng banget,ya! Kak Jack sama Kak Ben aja ga pernah nangis.' Terus mama cuma ketawa sambil bilang, 'karena di bagian tubuhnya ada yang sakit, sayang. Makanya dia nangis.' Gue cuma ngangguk-angguk waktu itu. Dan setelah itu gue ngeliat lo dibawa masuk sambil dikasih obat sama mama lo."

"Sejak saat itu, gue tahu alasan orang nangis adalah karena sakit. Di umur 6 tahun, waktu kelinci kakak mati, Jack nangis. Gue jadi tahu alasan kedua orang nangis adalah karena sedih. Di umur 8, waktu tim Ben juara futsal, gue juga tahu kalau alasan nangis bisa karena dia bahagia. Dan gue juga tahu, lo nangis karena lo sedih. Tapi dengan gue bilang, 'Al, liat ada bintang!' Enggak bakal bisa bikin lo berhenti nangis sekarang. Iya 'kan?"

Rianna tertawa kecil. "Jadi lo udah pernah ketemu gue sebelum pertemuan malem itu?"

Luke mangangguk.

"Dan lo pura-pura enggak pernah kenal gue sebelumnya?"

"Well..gue emang belom kenal lo waktu itu. Dulu kita masih kecil, gue enggak inget jelas," balas Luke cepat.

"Dan orang tua gue enggak cerita apa-apa?" tanya Rianna heran. Luke menggeleng, "Yang itu gue gak tau."

Rianna diam tak menanggapi. "Tunggu disini deh. Gue mau beliin lo es krim stroberi. Lo kalau sama Calum sukanya gelato, ya? Kalau itu jangan minta ke gue, ya, bisa-bisa gue bangkrut. Kas aja masih nunggak." Luke tertawa yang membuat Rianna ikut tertawa.

"Kenalan dari awal, ya, Al," Luke tertawa. "Gue Luke Hemmings, panggil aja Luke. Gue bisa main gitar dan walaupun gue anak IPS, gue jago matematika. Oh iya, satu lagi, gue bukan Calum." Luke tersenyum, mengulurkan satu tangannya.

Detik itu, Rianna tersenyum, balas menjabat tangan Luke sambil berucap; "Gue Rianna Shafa Alana. Gue suka nonton film, suka baca novel. Satu lagi, jangan panggil gue Alana."

⭕⭕⭕

Me : LUKE AHALAH LO NGAPAEN DAH MUNCUL MUNCUL SEGALA SOK ngebachood lagi, sok kayak Mario Teguh lo apaan dah

Luke : lhah kok lo kayak anjing kemaren lo manggil-manggil gue sekarang gue dihina. Taik lo

Vomments tq.

Love,

Gue yang bbrp hari lalu nangis nonton La La Land haha anj :(

Batere gue 1 persen males nge charge ga diedit ini hehe


Continue Reading

You'll Also Like

1M 83.9K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
15.5M 875K 28
- Devinisi jagain jodoh sendiri - "Gue kira jagain bocil biasa, eh ternyata jagain jodoh sendiri. Ternyata gini rasanya jagain jodoh sendiri, seru ju...
105K 11.1K 43
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
8.4M 519K 33
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...