Sang Nouveau [Dawson Tales]

By diana-w

1M 34.8K 1.7K

"When you really love someone. Age, Distance, Height, Weight, Is just a damn number" Tatiana Wald tidak m... More

Sang Nouveau
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 7
Chapter VIII
Chapter IX
Chapter X
Chapter XI
Chapter XII
Chapter XIII
Chapter XIV
Chapter XV
Chapter XVI
Chapter XVII
Chapter XVIII
Chapter XIX
Chapter XX
Chapter XXI
Chapter XXII
Chapter XXIII
Chapter XXIV
Chapter XXV
Chapter XXVI
Chapter XXVII
Chapter XXVIII
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
33
34
35
36
37
38

Chapter 6

41.3K 1.3K 70
By diana-w

Oh my God!

Hanya kata kata Itu yang terpikirkan Tatiana saat melihat pria didepannya.

Kata Adonis buat pria didepannya tidaklah cukup, Harold Dawson adalah sosok pria berumur sekitar 30-an yang diidam idamkan para wanita, tubuh tinggi atletis dibalut kemeja biru terang dan dasi berwarna biru gelap bercorak bulat bulat putih disampirkan disaku kemejanya.

Rambut panjang berwarna coklat gelap tampak begitu halus membuat Tatiana ingin menjambaknya saat dia memberikan klimaks pada Tatiana.

Alis tebalnya melengkung sempurna dan matanya yang berwarna cokelat pudar keemasan menatap Tatiana yang hanya berdiri balas menatapnya.

"Miss Wald?" Suaranya yang serak membelai Tatiana yang membuat bulu kuduk Tatiana merinding.

"Ma.. maaf sir, saya sedikit gugup" Bibir tipis Mr. Harold Dawson melengkung indah membuat hati Tatiana meleleh.

"Jangan takut Miss Wald. Aku tidak menggigit" godanya, Tatiana sama sekali tidak merasa lucu dengan banyolan Mr. Harold, dia malah menginginkan bibir dan gigi Mr. Harold menggigit seluruh tubuhnya diatas meja kerjanya. Membayangkan hal itu membuat Tatiana mulai terengah engah dan keringat dingin.

"Silakan duduk Miss Wald" Mr. Harold melambaikan tangannya menuju sofa single didepan meja kerjanya. Lengan kemeja Mr. Harold digulung memperlihatkan kulit tangannya yang agak kecoklatan, satu lagi yang menggiurkan dari Mr. Harold pikir Tatiana

Tatianapun duduk, tatiana sengaja menyilangkan kakinya dengan anggun membuat roknya terangkat sedikit, untuk memperlihatkan kulit pahanya yang mulus.

'Sedikit saja, buat dia penasaran' sahut batin Tatiana.

Sedangkan setan dikepala Tatiana terkikik geli saat melihat Mr. Harold sibuk dengan berkasnya dan tidak melihat aksi Tatiana.

Tatiana hanya bisa mencibir dan mengatur duduknya lagi. Setan dikepala Tatiana terus terkikik melihat kebodohan Tatiana.

'Dia ikan kakap tak sama dengan ikan sarden yang biasa kau bawa tidur'

Tatiana memutar matanya tak sadar Mr. Harold memperhatikan eksperesinya.

"Apa ada yang salah?" Mr. Harold bertanya dengan sudut mulutnya tertarik membentuk senyuman geli. Tatiana hanya mengangkat alisnya tak mengerti.

"Mukamu tiba tiba bertekuk seperti tak suka dengan sesuatu. Apa ada yang salah dengan ruangan ini? Atau.. Aku?" matanya agak menyipit menatap wajah Tatiana yang mulai memerah.

"Tidak.. tidak ada yang salah sir. Tolong maafkan kelakuan saya yang tidak sopan. Saya memang seperti itu kalau sedang gugup dan tegang." Tatiana tergagap, buru buru menjelaskan.

"Cobalah untuk rileks Miss Wald."

Mr. Harold hanya tersenyum geli saat melihat Tatiana yang menghembuskan nafas mencoba bersikap tenang. Tatiana memaki keras dirinya yang tidak bisa bersikap profesional.

"Bisa kita mulai Miss Wald?"

"Silakan, sir."

Tatiana mencoba untuk fokus, duduk dengan punggung tegak dan menghilangkan jauh jauh pikiran mesumnya terhadap pria tampan didepannya.

"Tatiana Wald, berasal dari kota Edinburgh. Lulus pada umur 19 tahun, wow.." Mr. Harold Dawson berhenti berbicara dan memandang dengan tatapan kagum pada tatiana membuat Tatiana salah tingkah.

"Iya. saya dua kali masuk kelas akselarasi di high school sir" jawab Tatiana dengan senyum manis diwajahnya.

"Dan sekarang kau di semester akhir pasca sarjana?"

Tatiana menjawab dengan senyum dan anggukan kecil. Mr. Harold mulai membolak balik halaman berkas Tatiana.

"Salah satu orang tua mu imigran Asia?"

"Ibu saya. Beliau berasal dari Asia kemudian pindah ke sini saat kecil"

"Hmm... pantas saja, wajahmu ada kesan orientalnya."

Tatiana hanya tersenyum sambil menyelipkan rambutnya yang keluar dari ikatannya ketelinga.

"kau mengikuti banyak organisasi dan meraih banyak prestasi" salah satu alis Mr. Harold naik melirik tatiana.

"oh, itu dulu sir. Sekarang tidak lagi."

"kenapa? apa kekasihmu marah karna kau begitu banyak kegiatan?" tanya Mr. harold, suaranya luar biasa tenang. Mr. Harold bergeser dikursinya.

"saya sudah sangat sibuk dengan urusan s2 saya, sir. Organisasi hanya akan memecah pikiran saya" Tatiana berhenti kemudian melanjutkan

"dan saya tidak memiliki kekasih, sir" jawab tatiana, detak jantungnya meningkat cepat dan pipinya memanas lagi.

"kenapa?" Mr. Harold memiringkan kepalanya kesatu sisi.

"anda cantik dan pintar. Pasti banyak laki laki diluar sana yang mau menjadi kekasihmu."

kedua tangannya terangkat menunjuk Tatiana yang semakin salah tingkah. Tatiana hanya menjawab dengan bahasa tubuhnya yang mengatakan bahwa dia tak tahu.

"maafkan saya karna keluar dari konteks, hanya penasaran."

Bibir Mr. Harold melengkung lagi. Tatiana berharap interview ini cepat selesai, jantungnya sudah kembang kempes menahan gairah yang mengalir dikedua kakinya setiap melihat senyum Mr. Harold Dawson.

Mr. Harold mulai mengajukan pertanyaan pertanyaan mengenai kredibilitas Tatiana, terkadang pertanyaan yang diberikan agak memojokkan Tatiana tapi untungnya Tatiana dapat menjawab dengan baik dan tenang, dilanjutkan mengenai tugas pekerjaan dan hal hal yang diharapkan dari Tatiana sebagai tenaga pengajar bantu disekolah yang dikelolanya.

Hampir empat puluh lima menit waktu yang Mr. Harold habiskan untuk menjelaskan mengenai sejarah dan kelebihan Dawson High School yang disambut antusias oleh Tatiana yang berpura pura untuk menghormati pria itu.

Mr. Harold Dawson berdiri dan mengulurkan tangannya kepada Tatiana yang ikut bangkit dari tempat duduknya dan menjabat tangan Mr. Harold.

"Selamat bergabung disekolah kami Miss Wald. Saya sangat senang dengan rekomendasi Profesor George atas anda"

"Terimakasih, sir. saya sangat senang bisa diterima disini. Saya harapkan kontribusi saya dapat memberikan hal positif disekolah ini." Tatiana pun melepaskan jabatan tangan mereka.

"Anda ingin melihat lihat sekolah ini Miss Wald?" tanya Mr. Harold saat mengantar Tatiana keluar dari kantornya.

"Tidak usah repot repot, sir. Saya yakin Anda pasti sangat sibuk"

"Tidak-tidak. Saya berkeras Miss Wald."

Tatiana tidak bisa berkata apa apa lagi. Pria didepannya ini benar benar tidak bisa ditolak dan hanya orang bodoh yang mau melewatkan berjalan berdua dengan orang setampan Mr. Harold Dawson.

Eksperesi Mr. Harold saat mengatakan dia bersikeras ingin menjadi guide Tatiana untuk touring keseluruh Dawson High School mengingatkannya pada Taylor dengan versi yang lebih dewasa.

Tatiana tersenyum geli teringat malam tahun barunya yang dia habiskan dengan pria luar biasa yang tak dikenalnya.

"Apa ada yang lucu?" tanya Mr. Harold heran, sedangkan Tatiana berusaha menahan senyumnya.

"katakan, apa yang lucu Miss Wald?" Kepala Mr. Harold miring melihat Tatiana yang semakin teringat saat Taylor mengajukan pertanyaan yang sama saat melihatnya tertawa. Hanya saja kali ini tak ada tindihan, sentuhan ataupun ciuman.

"Wajah Anda mengingatkan saya dengan seseorang"

"Wajahku?" kepala Mr. harold miring kesisi lain melihat Tatiana mengangguk dengan senyum cerah.

"Sebenarnya tidak terlalu mirip hanya sekilas mengingatkan saya dengannya" jawab Tatiana. Mr. Harold hanya mengangguk seperti menilai sesuatu.

"Maafkan saya. Saya sama sekali tidak bermaksud untuk menertawakan Anda." Tatiana merasa bodoh karna menyamakan Mr. Harold dan Taylor.

"Tidak apa-apa Tatiana." senyumnya melengkung lagi membuat Tatiana meleleh untuk kesekian kalinya.

Mr. Harold dengan ramah memulai penjelasannya mengenai sekolah setiap mereka melewati setiap sudut, kelas, labor ataupun taman.

Semua yang lewat berhenti untuk menyapa Mr. Harold bukan hanya pegawai, murid murid pun seperti itu tak ingin melewatkan menatap wakil kepala sekolah mereka yang tampan.

Langkah mereka berhenti saat handphone Mr. Harold berdering. Wajah Mr. Harold yang tadinya begitu ramah berubah keras melihat nama kontak yang muncul dilayar.

"Tidak apakah kalau aku meninggalkan mu sebentar?" tanya Mr. Harold membiarkan handphonenya yang terus berdering.

"Tidak apa apa sir. Saya juga ingin ketoilet" Mr. Harold tersenyum sambil mengangguk meninggalkan Tatiana. Tatiana bisa melihat itu adalah telepon yang sangat penting sampai membuat punggung Mr. Harold tampak kaku.

Tatiana bergegas menuju kaca yang berada dalam toilet, meringis melihat penampilannya yang berantakan.

Tatiana mengambil sisir, maskara dan lipgloss dari tasnya. Tatiana mulai melepaskan ikatan rambutnya dan menyisir. Rambut panjang cokelatnya kembali diikat tapi digulung keatas untuk menampakkan leher jenjangnya.

Tatiana menjadi semakin malu mengingat wawancaranya dengan Mr. Harold yang tampan sedangkan dirinya begitu berantakan. Dilepaskannya kacamata dan mulai memakai maskara dan lipgloss pinknya.

Tatiana melipat rok pensilnya keatas untuk menampakkan sedikit kulit pahanya yang putih dan mulus. Setelah yakin penampilannya oke. Tatiana pun keluar dari toilet.

Mr. Harold Dawson sama sekali tak terlihat, Tatiana pun berjalan mencarinya. Tatiana menuruni tangga besar, langkahnya berhenti saat melihat sosok didepannya yang membelakangi cahaya sehingga Tatiana tak bisa melihat jelas wajahnya.

Sosok itu berjalan perlahan mendekati Tatiana. mata Tatiana menyipit saat melihat laki laki dibawahnya yang hanya berjarak dua anak tangga.

Tatiana melihat senyuman dan alis yang melengkung dengan sensual langsung menghempaskan kesadaran Tatiana.

Wajah tampan dengan senyum kekanak kanakan tapi sensual memperlihatkan deretan gigi yang putih. Perut Tatiana seakan diaduk aduk tak menyangka dapat bertemu lagi dengan sosok yang dirindukannya begitu juga sebaliknya, laki laki didepannya tampak senang saat melihat Tatiana.

"Taylor!" teriakan itu bukan berasal dari mulut Tatiana, Tatiana dan Taylor melihat Mr Harold Dawson yang berdiri dibelakang tak jauh dari Tatiana.

"Hai, paman" balas Taylor acuh kembali memperhatikan Tatiana yang kini kepalanya bergerak kekiri kekanan melihat Mr. Harold Dawson dan Taylor bergantian.

'Paman!' teriak batin Tatiana

Mr. Harold melangkah cepat kini berada disamping Taylor dan menarik kupingnya. Tatiana hanya membelalak ngeri melihat Taylor yang mengaduh. Matanya turun melihat pakaian yang dipakainya.

'SERAGAM!'

"Lepaskan aku paman! aku bukan anak kecil!" teriak Taylor mendorong tubuh besar disampingnya. Tubuh besar Taylor hampir sama dengan Mr. Harold hanya Taylor lebih tinggi sedikit darinya.

"Kalau begitu berhentilah bersikap seperti anak kecil dan menyusahkan keluargamu!" balas Mr. Harold dengan suara yang tak kalah kuatnya.

Tatiana yang masih membatu kini sadar dengan kondisi yang ada didepannya dia pun mulai limbung. Taylor dengan cepat menyambut tubuh Tatiana yang hampir terjatuh.

"Kau tidak apa-apa Miss Wald?" tanya Mr. Harold yang ikut menyangga tubuh Tatiana yang limbung. Tatiana hanya mengangguk lemah.

"Apanya yang tidak apa-apa. dia anemia" Taylor mengangkat dagu Tatiana. Tatapan Taylor mengikat tatapannya.

"aku akan membawanya ke ruang kesehatan." Tatiana hampir melompat saat Taylor akan mengangkat tubuhnya.

"Tidak-tidak. Kau masuk kekelasmu, aku yang akan mengantarnya." Mr. Harold melepaskan tangan Taylor dari tubuh Tatiana.

"Paman, apa kau lupa memeriksa jadwalku? sekarang masih jam kosong untuk kelas 12." Tatiana semakin pucat saat mendengarnya.

"Dan lagi, nenek Mandy akan sampai sebentar lagi. dia akan marah besar mendapatimu tidak diruangan saat dia datang"

"Oh God, aku lupa!"

"Ya, ya... katakan saja pada nenek tua itu kalau kau lupa dan kau akan tahu akibatnya." Taylor memutar matanya saat mendengar geraman Mr. Harold

" kalau begitu bawa Miss Wald keruang kesehatan"

Mr. Harold melepaskan Tatiana dari tubuhnya yang langsung disambut Taylor. Mr Harold pun bergegas menaiki tangga menuju ruangannya.

Taylor langsung mengangkat tubuh Tatiana yang lemah sekali lagi kedalam gendongannya dan kali ini tatiana hanya bisa diam tidak bisa menolak sentuhan Taylor.

"Taylor! Miss Wald itu guru mu jangan berbuat kurang ajar padanya!"

Tubuh Taylor seketika tegang menatap wanita yang merunduk berada dalam pelukannya.

Tidak ada yang berbicara satu sama lain sesampainya mereka diruang kesehatan yang kosong.

Taylor mendudukkan Tatiana ketepi tempat tidur. Tangannya naik mengangkat dagu Tatiana sekali lagi. dia hanya diam menatap wajah Tatiana yang pucat.

"Guru, huh?"

Taylorpun langsung mencium bibir Tatiana. Tatiana terkejut tak mengharapkan ciuman Taylor di saat saat membingungkan seperti sekarang.

" you're my Lady"

______________________________

Beribu ribu maaf karna lambat mengupdate lanjutan cerita Sang Nouveau dikarenakan saya ada kesibukan yang lain.
*bungkuk dalam dalam

Cerita ini mungkin membuat Anda kecewa karna tak seseru sebelumnya, saya minta maaf.. (+.+)

Semoga kedepannya bisa lebih baik lagi
Dimohon Koment dan votenya ya

Selamat menikmati
Diana.w

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 62.8K 50
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
685K 1.3K 15
WARNING!!! Cerita ini akan berisi penuh dengan adegan panas berupa oneshoot, twoshoot atau bahkan lebih. Untuk yang merasa belum cukup umur, dimohon...
758K 147K 48
Reputation [ rep·u·ta·tion /ˌrepyəˈtāSH(ə)n/ noun, meaning; the beliefs or opinions that are generally held about someone or something. ] -- Demi me...
2.2M 106K 53
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞