LITTLE STAR [COMPLETED]

By PinkyLinn

9.3K 2K 1.5K

Bagaimana jadinya jika seorang gadis mengalami banyak hambatan untuk mewujudkan cita-citanya? Bertemu dengan... More

CHAPTER 1
CHAPTER 2
CHAPTER 3
CHAPTER 4
CHAPTER 5
CHAPTER 6
CHAPTER 8
CHAPTER 9
CHAPTER 10
CHAPTER 11
CHAPTER 12
CHAPTER 13
CHAPTER 14
CHAPTER 15
CHAPTER 16
CHAPTER 17
CHAPTER 18
CHAPTER 19
CHAPTER 20
CHAPTER 21
CHAPTER 22
CHAPTER 23
CHAPTER 24
CHAPTER 25

CHAPTER 7

386 99 37
By PinkyLinn


Aku mengatakan penglihatanku soal syal merah itu pada Soo Ri, tapi Soo Ri ternyata tidak melihat syal itu karena dia sedang sibuk dengan pekerjaannya di dapur. Awalnya dia memang sempat histeris saat aku mengatakan tentang syal yang aku lihat. Dia mengira Kai EXO telah datang ke rumah makan ini. Tetapi sepertinya dia berpikir lebih rasional setelahnya, dia juga mengatakan bahwa syal seperti yang dia buat itu bisa saja memiliki model yang sama dengan yang di jual di pasaran.

Katanya, tidak mungkin member EXO jauh-jauh ke Jeongseon dan makan di rumah makan tempat kami bekerja. Benar juga sih, untuk apa member boyband terkenal seperti itu pergi ke tempat ini seorang diri dan memiliki resiko untuk ketahuan oleh fansnya.

Pekerjaanku di rumah makan ahjumma hanya sampai pukul 7 malam. Karena pada hari sekolah aku hanya bisa sebentar untuk bekerja, aku memutuskan untuk bekerja di hari Sabtu dan Minggu untuk menutupi jam kerjaku yang hanya sebentar di hari sekolah. Dengan begitu aku tidak harus memberitahu orang rumah bahwa aku bekerja part time. Pada hari Sabtu dan Minggu aku akan beralasan untuk belajar di rumah Soo Ri. Tidak sepenuhnya bohong karena aku selalu menyempatkan diri belajar setelah bekerja di rumah makan pada hari tersebut.

Ternyata lelah sekali bekerja sambil belajar. Seringkali aku dan Soo Ri kompak tertidur di kelas, gawatnya lagi kami tertidur di pelajaran Kwangsoo-saem. Membuat guru tinggi seperti jerapah itu langsung mencak-mencak. Tapi aku tidak akan menyerah, karena ini semua aku lakukan untuk mewujudkan cita-citaku.

Tidak terasa waktu ujian nasional tinggal 3 hari lagi. Dan 3 hari ini menjadi minggu tenang untuk anak kelas 3 SMA. Aku juga sudah meminta izin pada ahjumma untuk tidak bekerja sampai ujian nasional selesai, dan ahjumma juga sangat mengerti sehingga dia membiarkan kami belajar untuk ujian.

"Soo Ri-ya, kapan kau akan ke Seoul?" tanyaku saat kami sedang beristirahat dari belajar. Otakku sudah sangat panas belajar dari tadi pagi sampai sore begini. Kali ini Dong Jae juga ikut belajar dengan kami, setelah hari-hari kemarin sibuk mengurus kuliah di luar negerinya.  Mengingat itu hatiku menjadi sedih lagi.

"Hmm.. Setelah pengumuman kelulusan, mungkin 2 bulan dari sekarang. Aku akan mengikuti hagwon* di Seoul."

"Wah pas sekali, 2 bulan lagi aku juga akan mengikuti audisi. Kita harus pergi bersama ya!" kataku riang. "Hmm, Dong Jae. Kapan kau akan pergi ke Amerika ya?"

"Kalau aku masih lama, tapi setelah pengumuman kelulusan aku akan pergi ke Amerika untuk belajar bahasa dan ujian masuk disana." Hatiku mencelos saat mendengar perkataannya, itu berarti sekitar 1,5 bulan lagi dia akan pergi ke Amerika. Sedih sekali jika mengingat aku tidak akan bisa bertemu Dong Jae dalam waktu yang lama.

"Sebelum kau pergi, kita harus jalan-jalan dulu. Hitung-hitung farewell kamu pergi ke Amerika!" kataku yang ditanggapi dengan teriakan setuju dari Soo Ri dan senyuman dari Dong Jae. Rasanya aku mau waktu berhenti dan aku bisa terus bersama-sama dengan Dong Jae, tapi waktu terus berputar dan tidak bisa berhenti. Aku harus siap dengan keputusan Dong Jae yang akan kuliah ke luar negeri dan sebisa mungkin mendukungnya, sebagai sahabat.

Setelah setengah jam beristirahat, kami melanjutkan belajar kami lagi. Tinggal sebentar lagi dan perjuanganku belajar selama 3 tahun di SMA akan selesai. Rasanya sedih sih akan meninggalkan masa-masa SMAku dan harus berjuang sendiri untuk mewujudkan cita-citaku. Tidak sendiri sih, aku punya sahabat seperti Soo Ri dan Dong Jae yang sangat mendukung cita-citaku. Ah iya, aku belum cerita kalau Dong Jae juga sangat mendukungku. Bahkan setiap malam dia yang selalu menjemput aku dan Soo Ri saat kami pulang bekerja dari rumah makan.

...

"Wah, Soo Ri-ya, gak kerasa ya kita udah mau ujian nasional. Jantungku berdebar-debar nih!" kataku pada Soo Ri pada saat kami sedang berjalan memasuki sekolah. Hari ini adalah hari pertama kami mengikuti ujian nasional dan hal itu membuat jantungku berdebar tidak karuan, karena jujur saja aku takut menghadap ujian ini. Walaupun sudah belajar mati-matian, tak ayal aku merasa kurang percaya diri dengan kemampuanku untuk mengikuti ujian nasional.

"Aku juga Eun Ra-ya. Padahal kita sudah belajar dari beberapa hari yang lalu, tapi tetap saja aku takut." Ternyata Soo Ri juga mempunyai perasaan yang sama denganku. Aku tidak sendirian ternyata. Ujian nasional ini berlangsung selama tiga hari. Aku sudah mempersiapkan mental dan fisik untuk hari ini dan dua hari ke depan, karena aku yakin pasti otak dan tubuhku akan sangat kelelahan selama tiga hari ini.

"Yauda yuk kita masuk," ajakku pada Soo Ri saat melihat jam yang menunjukkan pukul 08.00. Kami memang sengaja datang 40 menit lebih cepat untuk melihat ruangan ujian dan tempat duduk kami. Pelajaran pertama yang akan diujikan adalah bahasa korea. Walaupun pelajaran ini merupakan bahasa sehari-hari yang aku pakai, tak pelak membuatku ketakutan karena terdapat tata bahasa di dalam pelajaran ini. Aku sibuk membuka buku pelajaran bahasa korea dan mulai membaca-baca buku itu lagi.

Aku pasti bisa mengerjakan semua ujian hari ini, dan aku pasti bisa pergi ke Seoul dengan Soo Ri untuk menggapai cita-citaku menjadi idol. Semangat Eun Ra-ya!

Aku buru-buru mengemasi buku bahasa korea yang sedang aku baca, karena Jihyo-saem sudah masuk ke dalam kelas dengan tampang yang... dapat dibilang seram. Begitulah tampang Jihyo-saem saat akan menjadi pengawas ujian, maka dari itu tidak ada siswa yang berani menyontek saat Jihyo-saem sedang menjadi pengawas ujian. Doakan aku ya supaya aku dapat mengerjakan ujian dengan baik!

...

"Huahhh, akhirnya kita bebas dari sekolah!" kataku riang setelah berhasil melewati hari ketiga dan merupakan hari terakhir. Aku, Soo Ri, dan Dong Jae baru saja keluar dari ruang kelas kami setelah dijejali dengan soal-soal yang membuat kepala kami menjadi panas.

"Huahhh iya, akhirnya kita tinggal menunggu pengumuman kelulusan dan kita akan pergi ke Seoul, Eun Ra-ya." Soo Ri juga tidak kalah riangnya denganku. Sampai-sampai dia menautkan kedua tangannya ke tanganku dan kami melompat-lompat girang.

"Yah yah, jangan seperti anak kecil kalian. Melompat-lompat di depan sekolah seperti itu." Kenapa sih Dong Jae sirik saja, apa dia juga mau ikut melompat-lompat dengan kami?

"Ah, bilang saja kamu sirik kan Dong Jae-ya?" tanyaku sambil melepaskan tautan tanganku dengan Soo Ri. Dia hanya memajukan bibirnya yang sangat lucu bagiku.

"Oh ya, bagaimana kalau kita bicarakan kemana kita akan pergi untuk farewell nya Dong Jae?" Aku memberikan ide pada Soo Ri dan Dong Jae saat kami sedang makan es krim di sebuah kedai es krim dekat sekolah.

"Wah ide bagus! Kemana kita akan pergi?" tanya Soo Ri sambil menyendokkan es krim rasa vanillanya ke dalam mulutnya.

Tidak ada yang menjawab Soo Ri, karena aku dan Dong Jae sibuk dengan pikiran kami masing-masing. Kemanakah kita harus pergi? Tiba-tiba aku mendapatkan ide untuk jalan-jalan kami nanti. "Bagaimana kalau kita mengelilingi Jeongseon? Kita bisa ke Jeongseon Rail Bike, Sungai Dong, pasar lima hari."

Soo Ri dan Dong Jae terlihat tertarik dengan ideku. Mereka langsung menatapku dengan senyuman, mereka pasti setuju dengan ide jalan-jalan itu. "Ya aku setuju sekali! Kita bisa kemanapun di Jeongseon ini, bertiga," ucap Soo Ri dengan nada penuh semangat.

"Aku akan ikut kemanapun kalian pergi." Dong Jae juga terlihat setuju dengan ideku itu. Aku jadi tidak sabar untuk merealisasikan ide jalan-jalan kami ini.

...

Hari pengumuman kelulusan pun tiba, hari ini adalah tepat satu bulan dari hari ujian berlangsung. Jantungku berdetak tak karuan dari semenjak aku bangun tadi pagi. Aku yakin kalau aku akan lulus, tapi tetap saja jantungku berdebar tidak seperti biasanya. Aku bertemu dengan Soo Ri dan Dong Jae di depan gerbang sekolah dan kami berjalan ke aula bersama. Aku dapat melihat wajah tegang dari teman-temanku yang sudah berkumpul di aula.

"Selamat pagi anak-anak." Aku dapat melihat kepala sekolahku, Jaesuk-saem sudah naik ke atas panggung yang ada di depan aula. "Sekarang kami akan mengumumkan apakah kalian lulus atau tidak dari sekolah kita tercinta." Aduh kepala sekolah terlalu mendramatisir nih. "Tidak usah berlama-lama lagi, kami akan mengumumkan lewat screen yang ada di belakang saya." Lalu dua screen berwarna putih yang ada di belakang sebelah kanan dan kiri kepala sekolah turun dari atas menampilkan sederetan nama dan hasil dari ujian.

Seketika itu juga suasana di aula berubah menjadi sangat ramai. Semua anak meluapkan rasa gembira mereka saat melihat nama mereka terpampang di screen yang ada di depan. Aku juga langsung menghampiri Soo Ri dan memeluk pinggangnya untuk melampiaskan kegembiraanku bersamanya. Aku merasakan pelukan dari belakang, ternyata Dong Jae sudah membawa aku dan Soo Ri ke dalam pelukannya.

Akhirnya aku sudah bisa lulus sekolah, masalah yang sebenarnya baru akan aku hadapi, aku masih harus berusaha untuk mewujudkan cita-citaku. Lantas aku melihat ke arah Soo Ri dan Dong Jae yang sedang tertawa lepas, aku tersenyum pada mereka. Aku yakin dapat melewati rintangan yang ada di depanku, karena aku punya sahabat yang akan selalu berjalan bersamaku.

Saat memberitahu appa, eomma, dan Eun Hwa mengenai kelulusanku, mereka langsung mengucapkan selamat dan membawaku ke dalam pelukan. Tapi aku dapat merasakan suasana canggung antara aku dan appa. Semenjak kejadian waktu itu, aku dan appa bersikap seperti biasa dan tidak pernah menyinggung soal cita-citaku lagi. Appa juga sepertinya masih tetap pada pendiriannya untuk tidak membiayai aku lagi setelah lulus sekolah, itu artinya mulai sekarang aku harus bisa mandiri.

Aku melanjutkan bekerja di tempat makan ahjumma sampai waktunya aku dan Soo Ri akan pergi ke Seoul. Pikiranku sedang dipenuhi oleh rencana jalan-jalan kami yang akan dilakukan sekitar satu bulan lagi. Aku sangat bersemangat dengan rencana jalan-jalan kami tersebut. Dan tidak terasa hari itu akan segera datang.

Hari Sabtu ini aku masih izin pada ahjumma karena ingin menghabiskan waktu seharian ini dengan Soo Ri dan Dong Jae. Kami sudah berencana untuk mengelilingi Jeongseon hari ini karena Dong Jae akan pergi ke Amerika pada hari Senin besok. Aku tidak mau berpisah dengan Dong Jae secepat ini, tapi aku tidak boleh memaksakan kehendakku sendiri.

"Eun Ra-ya." Bahuku ditepuk oleh Soo Ri yang hari ini kelihatan sangat cantik. Dia memakai kaos berwarna merah dan rok jeans yang memiliki kancing di depannya. Sementara itu dia memakai sepatu berwarna abu-abu. Rambutnya yang panjang diikat kuda dan dipasangi bando sebagai pemanis. Dia sangat cantik sekali hari ini dengan menggunakan pakaian casual seperti itu.

"Wah Soo Ri-ya, kau cantik sekali hari ini," pujiku padanya. Dia hanya tersenyum seperti sudah biasa mendengar pujian seperti itu. Sementara aku hanya memakai baju berwarna merah dengan polkadot hitam di dalamnya, celana jeans pendek, dan sandal hitam yang memiliki hak karena aku ingin terlihat sedikit lebih tinggi. Tidak lupa juga aku memakai topi dengan bentuk telinga Mickey Mouse. Ya aku tahu, aku memang kekanakan sekali mengenai fashion.

"Hai, ladies." Yaampun sejak kapan Dong Jae semakin ganteng? Dia memakai pakaian serba hitam, mulai dari kaos bergambar tengkorak hingga celana yang dipakai. Selain itu dia juga memakai sepatu hitam, menambah lengkap daftar pakaian serba hitamnya. Dia sangat ganteng sekali dengan style seperti itu.

Aku cepat-cepat memalingkan wajah darinya supaya tidak ketahuan sedang memperhatikan dia dengan tampang yang gak banget. "Ah hai, Dong Jae!"

Kami bertiga berjalan ke arah mobil Dong Jae, dia memang sudah diperbolehkan untuk membawa mobil sendiri. Tujuan pertama kami adalah Jeongseon Rail Bike, aku sudah lama tidak ke tempat ini. Terakhir aku pergi adalah saat aku berumur 7 tahun bersama dengan keluargaku. Aku senang sekali bisa berkunjung ke tempat ini lagi.

"Ayo cepat," kataku sambil turun dari mobil seperti anak kecil dan sedikit berlari. Aku terlalu bersemangat sekali hari ini karena dapat menghabiskan waktu dengan sahabat-sahabatku. Senyum terus menghiasi wajahku hari ini. Aku melihat rail bike yang berjejer di relnya, setelah membayar aku langsung menempatkan pantatku untuk duduk di rail bike. Rail bike ini hanya bisa ditempati oleh dua orang, sebenarnya aku ingin naik ini bersama dengan Dong Jae tapi Soo Ri pasti akan curiga. Jadi aku hanya tersenyum saat melihat Dong Jae yang naik bersama dengan wanita asing seumuran kami yang terus-terusan tersenyum ke arahnya.

Dari sini aku dapat melihat pemandangan yang begitu menakjubkan, gunung-gunung yang begitu indah dan memanjakan mata setiap orang yang melihatnya. Aku juga sekalian olahraga saat menaiki rail bike, karena aku harus mengayuh pedal seperti sedang mengayuh sepeda. Tapi dengan pemandangan yang begitu indah ini aku tidak merasakan kelelahan yang berarti.

Setelah puas mengayuh rail bike dan melihat pemandangan yang begitu indah, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Sungai Dong. Sungai itu sangat indah sekali, kami langsung turun dari mobil dan berfoto bersama disana. Foto itu untuk kenang-kenangan kami jika Dong Jae sudah pergi ke Amerika.

Kami melanjutkan perjalanan ke pasar lima hari. Sesuai dengan namanya, pasar ini hanya buka lima hari saja. Di dalam pasar ini terdapat banyak makanan dan pertunjukkan tradisional yang tidak dapat aku lihat sehari-hari.

Setelah puas dan kenyang dengan membeli banyak jajanan yang ada di pasar ini, kami memutuskan untuk pulang. Hari ini aku sangat sangat senang sekali, tapi ada satu kesedihan yang ada di dalam hatiku. Dengan berakhirnya hari ini, waktuku untuk bertemu Dong Jae juga tinggal sebentar lagi. Aku sangat tidak rela saat mengucapkan terimakasih dan salam perpisahan pada Dong Jae yang mengantarku pulang. Walaupun pada hari Senin aku juga akan mengantarnya ke bandara.

...

Akhirnya hari ini tiba juga, hari dimana Dong Jae akan pergi ke Amerika untuk belajar bahasa dan ujian masuk perguruan tinggi disana. Aku dan Soo Ri mengantar Dong Jae ke bandara, karena aku dan Soo Ri juga akan pergi ke Seoul satu bulan lagi. Aku menarik Dong Jae menjauhi Soo Ri, appa dan eommanya Dong Jae yang sedang asyik mengobrol.

"Dong Jae, ada sesuatu yang mau aku bicarakan." Aku bingung harus memulai darimana. Dong Jae memasang tampang ingin tahu dengan ucapanku barusan. "Hmm... begini. Kita kan sudah berteman lama.. Hmm..." Aduh kenapa susah sekali sih ngomongnya?

"Aku... Aku sepertinya sudah menganggap kau lebih dari teman. Sepertinya aku menyukaimu."

...

*hagwon : sejenis bimbel

A/N : Hai haiii~~ chapter 7 update juga nih. Tetep ikutin ceritaku yaa, kan member EXO nya belum muncul hehe. Sebentar lagi mereka muncul kok, tungguin aja ya!
Sampe ketemu di chapter 8!

-PinkyLinn

Continue Reading

You'll Also Like

8.3M 517K 34
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...
924K 76.3K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
1.5M 136K 70
Ziel adalah candu. Tawanya Candanya Aroma tubuhnya Senyum manisnya Suara merajuknya dan Umpatannya. . . . "Ngeri bang." - Ziel "Wake up, Zainka."...