TIRED ✔️

Bởi NoeL26_

16.9K 352 3

PRIVATE Xem Thêm

Bagian 1
Bagian 2
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 6
Bagian 7
Bagian 8
Bagian 9
Bagian 10

Bagian 3

587 34 1
Bởi NoeL26_

Luka dibayar Luka. Air Mata dibayar air Mata. Jangan biarkan mereka menyakitimu , Melodi. Tikam mereka bila perlu

Ucapan ayahnya selalu terngiang ngiang dikepala nya.

Ini sudah hari ke-2 setelah insiden perkelahian nya dengan sellena. Selama itu pula, sellena tidak pernah menampakan batang hidung nya disekolah. Tak jarang sorot tatapan tak suka mengarah kearahnya. Selama 2 hari belakangan ini pula satu kelas sengaja mendiakamkan selama proses belajar hingga pulang sekolah. Secara tak kasat mata dia sedang dikucilkan disekolah

"Woii mba, jalan pake mata"

Dahi melodi mengernyit rapat menatap pria didepannya. Jelas jelas dia yang menabrak tapi dia juga yang marah marah

"Jalan pake kaki bego, kalo pake mata susah. Otak lo dipake kalau mau ngomong" Balas melodi dengan ketus nya

"Ngomong pake mulut bukan pake otak. Udah SMA masih aja dongo" Balas pria itu tak mau kalah

"Terserah"

Melodi menyerah tak memperdulikan ucapn pria didepannya. Tubuhnya sedikit membungkuk mengambil beberapa buku miliknya yang tengah tergeletak dilantai

"Ini" pria itu memberi salah satu buku melodi yang sempat dipungut nya tadi

Dengan cepat melodi merampas buku itu lalu beranjak pergi

Krrriiinng... Krriinngg...

Ponselnya berdering hebat didalam saku seragamnya. Sebuah nomor Tak dikenal muncul disana membuat melodi enggan mengangkatnya. Namun tak lama, ponsel miliknya kembali berdering hebat membuatnya terpaksa menjawabnya

"Halo..."

".........."

"Serius ?"

"........."

"Lo dimana ?"

".........."

"Tunggu. Gua otw kesana"

Senyum manis tercetak kuat disudut bibirnya. Wanita itu tak jarang berteriak kencang membuat beberapa orang di sekitarnya bergedik ngeri menatapnya.

Setelah mendapat telpon tadi, melodi memutuskan pulang sebelum jam sekolah selesai. Dia sengaja memanjat pagar belakang sekolah yang sangat tinggi demi menemui pemilik nomor yang baru menelepon nya tadi.

Matanya menelusuri setiap pengunjung restoran. Matanya kembali terhenti menatap seseorang yang tengah melambai lalu tersenyum padanya. Dengan sigap melodi mendekatinya dengan senyum manis yang tak kunjung pudar disana

"Gua kangen"

Tubuhnya menghambur terbang menabrak tubuh kekar pria didepannya.

"Apa kabar, princess ?" Sebuah suara bariton kembali menyeruak masuk memenuhi Indera pendengarannya. Suara yang sudah tidak didengarnya selama 3 tahun

"Aku baik. Kamu kapan datang, darl ? Jahat ga kabarin aku" kali ini melodi meninju pelan tubuh pria itu membuatnya tersenyum manis. Senyuman yang mampu menggoyahkan iman kaum hawa

"Aku baru nyampe kemarin malam. Maaf baru hubungin kamu, princess" Ucapnya lagi

"Terus kamu sampai kapan disini, darl ?"

"Satu minggu, princess"

"Gak.. Gak boleh. Pokoknya kamu tetep disini temenin aku, darl " Melodi kembali memeluk pria itu dengan manja nya. Meluapkan seluruh rasa rindu nya disana

"Hey. Aku ga akan ninggalin kamu. Aku bak-"

"JANGAN SENTUH ISTRIKU"

Brrruukkk...

Tangan Dirga mendorong kencang tubuh Dean hingga membentur lantai. Untung lah sebelah tangannya sempat menarik tubuh istrinya hingga melodi kini berada dalam pelukan Dirga.

"Dean, lo Gapapa ?"

Melodi melepas paksa rangkulan Dirga mencoba membantu dean disana. Mata dirga memancarkan sorot tak suka melihat aktivitas istrinya yang tengah membantu pria lain

"Kita pulang sekarang" Ucap Dirga lalu menarik lengan kanan istrinya

"Lepas. Lo mau pulang ? Lo bisa pergi sendiri"

"Ikut gua sekarang"

Melodi hanya diam tak memperdulikan ucapan pria bodoh didepannya. Bibirnya tersenyum licik menatap rendah kearah suaminya

"KITA PULANG SEKARANG"

Kali ini Dirga kehabisan kesabarannya. Tangannya menarik paksa lengan istrinya. Kupingnya terasa tuli Mengabaikan seluruh umpatan dari bibir istrinya. Tak jarang melodi memukul dan berontak namun Cengkraman tangan nya justru semakin kuat.

Dihempaskan nya tubuh mungil itu keatas ranjang membuat melodi terbanting kesana.

"Cepat mandi atau gua yang Bakal mandiin lo sekarang"

"Cowok brengsek. Pria bejath. Gak tau malu"

Berbagai umpatan kasar terus dilontarkan pada Dirga. Dirga hanya tersenyum kecut beranjak pergi keluar kamar.

Dibaringkan tubuhnya diatas sofa, memijat keningnya berusaha menenangkan emosinya.

Wanita sialan

Selesai mandi, melodi membaringkan tubuhnya diatas sofa. Ingatan nya terus berputar mengingat kejadian di Cafe tadi siang.

Kenapa Dirga ada disana ?

Pertanyaan itu terus melintas dibenaknya. Sesungguhnya melodi sangat merindukan dean. Selama 3 tahun ini mereka sudah lost contact dan sibuk dengan pendidikan masing-masing. Namun setelah 3 tahun, Dirga justru datang secara tiba tiba dan menarik nya secara paksa.

"Lo ga tidur ?"

Kepala melodi menoleh kesamping mendapati Dirga sudah berdiri disamping ranjang tidurnya. Wajah pria itu terlihat datar dengan penampilan yang sedikit lebih kusut

"Ngapain lo kesini ?"

Melodi kembali mengalihkan matanya menatap langit langit kamarnya. Melihat Dirga hanya membuat batinnya semakin membenci pria itu

"Ini kamar Gua juga, wajar kalau gua disini"

"Terserah"

Berdebat dengan Dirga hanya membuat emosinya semakin tinggi. Perdebatan yang entah apa ujungnya, yang jelas itu semua hanya akan membuang waktunya.

Kepala nya memutar kebelakang merasa ranjang tidur nya sedikit bergerak.

Dirga belum mandi, apa dia mau tidur ?

Matanya terbelak kaget mendapati pria itu tengah berbaring lurus Disampingnya dengan tangan kanannya menutupi setengah wajahnya

Apa dia sakit ?

"Lo ga mandi ?" Hari ini melodi memberanikan diri bertanya pada suaminya. Biasanya dia enggan perduli pada suaminya. Tapi hari ini beda. Suaminya terlihat kusut dan sedikit pucat. Sepertinya dia sedang sakit

"Lo sakit ?" Kali ini volume suara melodi sedikit melembut mencoba menyentuh kening suaminya

Dugaannya benar. Suhu tubuh pria itu terasa sidikit lebih hangat akibat perubahan suhu tubuhnya

Dengan sigap kakinya melangkah kelantai dasar mengambil sebaskom air hangat tak lupa dengan kainnya. Wanita itu harus mengompres Dirga sekarang

"Maaf"

Satu kalimat berhasil lolos dari bibir tipis Dirga. Suara yang begitu pelan dan nyaris tak terdengar. Mata Dirga sedikit membuka dengan wajah lesunya. Pria ini benar benar sedang sakit

"Lo tidur aja. Lo lagi sakit ga.." Ucap melodi mencoba mengingatkan. Tangannya kembali meraih kain kompres itu mencoba mencelupkan nya kebaskom lagi

"Maafin gua" Kali ini Dirga kembali bersuara setelah sejenak terdiam

"Buat ?"

"Kehamilan lo"

Melodi diam sesaat. Namun aktivitas mengompres nya terus berlanjut

"Gua brengsek"

Kali ini melodi mencoba menahan sesak dihati nya. Bukan sesak karena mendengar ucapan Dirga, tapi sesak mengingat kejadian beberapa bulan lalu. Kejadian yang membuatnya menyimpan sedikit perasaan benci Pada suaminya sendiri

"Maafin gua"

Melodi menatap kedua mata Dirga setelah sekian lama dia terus menunduk. Sejak tadi dia sengaja menghindari kontak mata dengan pria ini karena enggan luluh dengan sorot matanya yang rapuh. Namun kenyataannya, disini melodi lah yang paling rapuh. Tapi sikap rapuhnya itu mampu dia tutupi dengan mulut ketusnya setiap hari

"Lo harus tidur. Lo lagi sakit"

Dirga diam sejenak memandang wajah istrinya yang sedikit memerah. Wanita itu sedang menahan tangisnya

"Jangan tinggalin gua. Gua janji bakal berubah" Tangan Dirga meraih jemari istrinya menggenggamnya dengan erat

"Gua ga bisa"

"Kenapa ?"

"Gua benci lo"

Kali ini keheningan kembali memenuhi keduanya. Mereka diam membisu dengan pikiran masing masing masing. Perasaan antara ego dan logika berkecamuk disana. Ego mengatakan untuk bertahan demi anak mereka, logika mengatakan menyudahi semuanya karena terasa percuma. Tidak ada cinta. Lalu untuk apa tetap bertahan ?

"Apa lo bakal gugurin anak kita ?"

"Entahlah. Gua muak liat janin ini"

Dirga memejamkan matanya kuat. Perasaannya benar benar campur aduk. Rasanya dia ingin membentak istrinya yang tengah mengatai buah hatinya sendiri

"Gua pengen dia tumbuh normal kaya anak lainnya"

"........."

"Lo ga mau lihat anak lo lahir ?"

"........."

"Gua mohon bertahan lah sedikit. Kalau lo ga mau anak itu biar dia gua yang urus. Lo bisa pergi setelah dia lahir"

"........."

"Maafin gua karena udah hancur in masa depan lo"

Satu tetes air mata mengalir mulus membasahi wajah cantiknya. Tubuhnya sedikit bergetar mencoba menahan tangisnya. Wanita itu tidak mau terlihat lemah disana

Braaakk...

Pintu kamar kembali tertutup diikuti hilangnya melodi disana. Wanita itu begitu saja pergi melupakan aktivitas mengompres nya sesat. Dia butuh ketenangan . Dia butuh sendiri

brengsek

Bajingan

Biadap

Bangsat

Tangannya terus melempar seluruh benda didekatnya. Jerit tangis nya memenuhi seisi ruangan tempatnya berada. Tubuhnya terjatuh lemas kelantai diikuti tangisnya yang tak kunjung henti

Dia menyedihkan. Matanya yang sembap, wajahnya yang merah, ditambah rambutnya yang berantakan dengan wajah yang frustrasi

Pandangannya terhenti pada benda bening didekatnya. Benda bening yang begitu tajam diruncingnya. Benda bening yang berasal dari susunan gelas kaca baru dipecahkan nya tadi

"Aaarrghhh.. Sakit"

Sebuah darah segar mengalir deras dicelah lengannya. Tangannya dengan sengaja mengiris lengan kirinya . Meluapkan seluruh rasa sakitnya melalui goresan ditangannya

Dia ingin mati. Menyudahi seluruh lelucon konyol ini. Masa depan nya sudah hancur. Tidak Ada harapan Lagi untuknya

Semakin lama darah Itu mengalir semakin deras memenuhi lantai. Pandangannya pun ikut menggelap seiring waktu. Tubuhnya jatuh ambruk diatas Lantai diikuti kesadarannya yang mulai hilang

Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

5.1M 274K 54
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...
5M 920K 50
was #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.❞▫not an au Started on August 19th 2017 #4 1...
3.1M 173K 38
Siapa yang tak mengenal Gideon Leviero. Pengusaha sukses dengan beribu pencapaiannya. Jangan ditanyakan berapa jumlah kekayaannya. Nyatanya banyak pe...
9.7M 881K 51
#1 In Horor #1 In Teenlit (20.05.20) Tahap Revisi! Vasilla Agatha yang dijauhi orang tuanya dan tak memiliki teman satupun. Dia menjalani setiap har...