Azhrilla [Very Slow Update]

By Nihlaa_

4.4K 587 134

Mengapa disetiap pertemuan harus diakhiri dengan perpisahan? Mengapa kita harus bertemu? Mengapa akhirnya ha... More

Prolog
[Hari Pertama]
[Detra Veday Batara]
[Janji]
[Perkelahian]
[Aku Jadi Member Katalisis?]
[Pemilik Hati]
[Ajakan]
[Arv]
[Porseni 1]
[Porseni 2]
[Porseni 3]
[Malam yang Panjang]
Pemberitahuan (1)
Halusinasi
[Yang Sebenarnya]
[Sebuah Puisi]
[Rindu]
[Faliq]

[Suasana Baru]

284 49 7
By Nihlaa_

Pertemuan
Perkenalan
Pertemanan
Lalu apa selanjutnya?

♡♡♡

"Mau gue anter ke kelas gak?"

"GAK USAH" jawabku bernada ketus.

Aku mempercepat langkahku karena tak mau menjadi sorot perhatian pagi ini. Namun tiba-tiba saja Bang Zahri mengapit leherku membuatku agak kesulitan untuk bernapas.

"Lepasin bang!" seruku tapi Bang Zahri sama sekali tak merespon.

Pasrah. Satu kata yang menggambarkan diriku saat ini. Sepanjang koridor utama, kami berdua tetap menjadi sorot perhatian. Ditambah lagi lengan Bang Zahri yang masih setia mengalung di leherku.

"Jangang macem-macem di kelas. Awas ya!" ucap Bang Zahri bersamaan dengan itu, ia menurunkan lengannya dan berbelok arah.

"Bye kutil berbulu" ia berbalik dan melamabai-lambailan tangannya.

Aku hanya bisa mendecak pelan. Selalu saja begitu. Kutil berbulu, Monyet cantik, Paus berbulu atau yang lainnya. Hampir semua yang berbulu. Kenapa sih?

Aku melanjutkan langkahku. Jika diperhatikan, memang banyak cogan yang berlalu-lalang di sepanjang koridor pagi ini. Aku bahkan sempat melirik name tag salah seorang dari mereka. Zein Pradita. Entah cowok itu berada di jurusan dan kelas mana. Yang pastinya dia adalah cogan! Sip! COGAN. Betapa kurang kerjaannya diriku.

"WEI STOP STOP STOP"

Tiba-tiba saja langkahku berhenti saat tepat berada di ambang pintu. Cewek berambut pirang ini  menghalangi pintu kelas menggunakan tangan kanannya. Aku mengernyitkan kening lantas bertanya "Ya?"

"Sebutin nomor hape lo!" serunya tegas, namun tak membentak.

Aku dibuat bingung, aku melirik name tag cewek ini. Valerie Yonatang.

"Buat?" tanyaku memasang wajah polos.

"Aduh pake nanya lagi! Gue mau buat grup kelas di WhatsApp. Buruan sebut. Ini bukan lo doang yang gue mintain tapi semua siswa"

Aku mengangguk-angguk paham.

Grup chat kelas? batinku.

Kemudian sesuai perintahnya, aku mulai menyebutkan dua belas deret angka dan diapun mulai mengetik angka-angka tersebut di handphone-nya.

"Oke sip! Jan lupa saveback gue. Valerie Yonatang tercantik dan terseksehhh sejagat raya. Awas aja kalau gak di saveback" ucapnya dengan penuh percaya diri.

Mendengar pernyataannya, aku harus bersusah payah untuk menahan tawaku. Baru kali ini kudapati seseorang se-pe-de dia setelah Bang Zahri.

"Nama lo siapa tadi?" tanyanya lagi.

"Azhrilla Vitara Dewanita" ucapku diakhiri dengan senyuman tipis. Entahlah, setiap kali ku sebut namaku sendiri terbesit perasaan bangga, dan senang yang bercampur.

"Oke. Lo bisa masuk" ucapnya. "Next! Lo yang agak ganteng. Sini"

Aku tersenyum sesaat sebelum memasuki kelas. Aku bisa mendengar jelas ocehan yang sama dari Valerie di belakang sana. Entahlah. Tapi itu justru membuatku mood ku bertambah baik.

Aku menatap tingkah Valerie dari bangkuku. Lucu sekali, sepertinya dia periang dan orangnya asik. Sosoknya mengingatkan ku tentang Amini-Teman SMP ku dulu. Menurutku, karakter mereka berdua hampir sama.

Aku merogoh saku rompi dan mengambil handphone ku dari dalam sana. Bisa kulihat dengan jelas notifikasi WhatsApp masuk dan terpampang jelas disana.

Notifikasi yang pertama muncul adalah pesan dari nomor yang tak dikenal. Membacanya membuatku geli, setelah menyimpan nomornya sesuai yang diperintahkan, aku mengirimkannya balasan singkat.

Valerie Yonatang

Saveback! Valerie Yonatang tercantik dan terseksehhh

Done😂

Jujur saja, aku tak menyimpan nomornya sesuai yang dia mau. Bukankah itu terlalu berlebihan untuk ukuran seseorang yang baru saja kenal?

Lalu aku menekan gambar anak panah di arah kiri. Aku beralih membuka pesan selanjutnya yang datang dari sebuah grup. Kutebak, ini akan menjadi langkah awal untuk mengenal teman-teman kelasku.

X MIPA 3
Nama kelas belum lahir masih dalam kandungan

+6282567XXXXXX add you to group

+6282312XXXXXX ~ Hasyum Mawar
Welcome. Salam kenal ^^

+6283134XXXXXX ~ AnisaNurul
Salken yang baru dateng ^^

+6289042XXXXXX ~ Fjr
Cogan here:v

+6289000XXXXXX ~ Sinndi
KalianSemuaDudukDiBangkuManaSih:v CobaNunjukinMukaDeh:V
KitaKanLagiSatuRuangan:v

Tahu tidak? Tawaku tak bisa ku tahan saat melihat pesan dari Uname Sinndi itu. Typing nya unik tidak memberikan jarak antar kata yang satu dengan kata yang lain. Aku bertanya-tanya apakah itu trend jaman sekarang? Ah sungguh!

Aku melihat sekeliling, semuanya sedang asik berkutik dengan handphone masing-masing. Ada sekitar sepuluh orang lebih siswa yang sudah ada di dalam kelas. Jika tebakan ku benar, mereka semua juga pasti sudah ditambahkan dalam grup chat yang dibuat Valerie.

Oh Tuhan! Manakah perempuan bernama Sinndi itu diantara mereka? Tawaku pecah jika melihat typing-typing khasnya. Aku penasaran.

Aku kembali berkutik dengan ponsel ku. Men-scrolldown percakapan grup. Aku terkekeh geli jika membaca semua isinya. Pujian, ledakan, perkenalan alay dan semacamnya. Pikirku, jika saja Valerie tidak sibuk mendata semua siswa kelas ini pasti grup chat kelas akan jauh lebih heboh dari saat ini.

"Senyum mulu, ntar banyak yang naksir lho"

Suara itu lagi.

Aku langsung menoleh ke samping, dan benar adanya. Dev. Cowok itu sedang berdiri menatap ke arahku.

"Jangan senyum, nanti gue banyak saingan" sambungnya sembari melepaskan tas ransel dari punggungnya.

Jantungku. Ada apa dengan dikau? Kenapa detakanmu begitu cepat. Dev juga! Kenapa dia berkata seperti itu? Apa maksudnya? Oh!

"Ish apaan si" balasku mengalihkan pandangan kembali ke ponselku.

Aku bisa mendengar tawa kecil Dev. Aku menggerutu dalam hati. Apa respon ku itu salah?

"Lo lucu ya Vitara"

Ucapan barusan membuatku berhenti menatap layar handphone ku. Aku tak kuasa lagi, aku menoleh dan menatapnya. Oke ficks! Kita berdua saling bertatapan.

"Panggilan gue Zhilla bukan Vitara" kataku, kemudian kembali ku alihkan pandanganku darinya.

"Gue maunya manggil Vitara. Gimana dong?"

Aku mendecak pelan "Yauda si, terserah lo aja"

Dev tertawa lagi.

Bersamaan dengan itu, bel sekolah berbunyi nyaring dan kulihat Valerie tergesa-gesa untuk kembali ke tempatnya.  "WOY GURU WOY! HAPE HAPE HAPE JAN SAMPE TERCIDUK" teriak Valerie dengan sangat hebohnya.

Siswa yang lain pun sibuk menyimpan handphone mereka di dalam tas. Beda halnya dengan diriku, aku lebih memilih tertawa melihat dan menikmati tingkah lucu Valerie.

Beberapa detik kemudian, bisa kulihat dari jauh seorang wanita paruh baya dengan tas di lengan kanannya sedang memeluk buku paket biologi melangkah masuk ke kelas.

♡♡♡

Aku baru tahu kalau Bu Hera-guru biologi adalah wali kelasku. Ah bodohnya aku! Tidak. Jangan dulu! Sekarang bukan itu yang terpenting. Sekarang aku mendapatkan tugas untuk mendata profile semua siswa di kelas ini. Jika kalian bertanya, kenapa harus aku? Jawabannya adalah karena beberapa menit yang lalu, aku baru saja dinobatkan sebagai sekretaris kelas dan yang harus kalian tahu lagi, adalah semua itu karena ulah dari Dev.

Bu Hera menyuruhku untuk melakukannya, karena katanya dia akan cuti selama seminggu dan pekerjaan itu harus selesai dalam waktu lima hari.

Aku mendecak pelan "Ya lo si! Ngapain juga tadi nunjuk gue" cercaku masih sedikit tak terima "Kan repot Dev" lanjutku.

Dev malah tertawa "Lo inget nama gue ternyata"

Aku mendesis sebal.

"Gampang itu" ucap Dev "Lo kan tinggal ngetik habis itu print" sambungnya.

Aku mendesis sebal, apalagi saat menatap tumpukan kertas yang berisi profile semua siswa di kelas ini. "Cih! Gampang iya, capek iya" ucapku lebih bernada kesal.

Dev lagi-lagi tertawa. Aku heran, apakah hobi cowok ini tertawa? Dasar!

"Semangat Vitara" ucapnya sembari mengangkat tangan kanannya memberi gerakan 'semangat'

Itu lucu. Aku menahan tawaku.

"Lo mau ke kantin gak?" tawar Dev tiba-tiba.

Aku mengernyit mendengar tawarannya "Sejak kapan kita dekat? Sampe-sampe lo ngajakin ke kantin"

"Sejak..." Dev nampak berpikir keras "Tadi"

Aku mendecih "Bisa aja lo" ucapku "Traktir dong, daritadi lo kan nyusahin"

"Siap Nona Vitara"

Aku tak tahu. Mungkin sejak saat dia menyapaku, ataukah saat ia merekomendasikan ku sebagai sekretaris atau mungkin saat yang tak kusadari? Kami berdua menjadi lebih akrab dan dekat. Jantungku tak lagi berpacu dengan kecepatan turbo, pipiku sudah tak merona lagi saat berbicara dengannya, dan aku menyukai itu.

Aku menikmatinya.

♡♡♡

FlashbackOn

Detik-detik penobatan ku.

"Oke jadi ketua kelas itu Fajar Maulana. Wakil ketua kelas Hasyum Mawar. Sekretaris siapa?"

Aku berusaha menyembunyikan wajahku, berusaha agar tidak mengadakan kontak mata dengan Bu Hera karena firasat ku mengatakan bahwa 90% kemungkinan, bisa saja aku yang dipilih.

"Coba, ada yang mau? Kalau gak ada. Ibu yang tunjuk lagi" ucap Bu Hera.

Aku mencoba tak memandang Bu Hera dan menyibukkan diriku dengan buku paket biologi yang ada di hadapanku.

"Oke. Ibu yang tunjuk lagi" ucap Bu Hera membuat ku menjadi sedikit gusar.

Sejujurnya, bukan aku tak mau menjadi sekretaris, aku hanya malas dan tak ingin berurusan dengan jurnal, ataupun absen lagi. Aku bosan, aku ingin mencari hal baru. Sudah sembilan tahun aku selalu menjadi sekretaris di setiap kelas yang ku tempati. Jadi ku harap,  kali ini beda.

Sebenarnya alasan yang lebih tepat adalah, karena aku malas. Maafkan aku, tapi memang faktanya begitu.

"Bu"

"Iya?"

Aku menelan ludah. Bertanya dalam hati, kenapa pikiran ku tak enak?

"Kalau saya boleh menyarankan. Lebih baik pilih Vitara bu. Aura sekretarisnya itu udah terpancar bu"

Sial! Betulkan dugaanku? Ah sungguh, cowok ini! Ternyata dia menyebalkan. Kenapa harus aku? Kita bahkan tak sedekat urat nadi. Lantas kenapa harus menyebut namaku?

"Vitara? Mana Vitara?" tanya Bu Hera.

Dengan terpaksa, aku harus mengacungkan tanganku "sa...ya bu" ucapku pelan.

"Oh. Benar, ada auranya gitu. Oke kamu jadi sekretaris" tegas Bu Hera "Nama lengkap?"

Aku memaksakan senyumku "Iya bu, mmm Azhrilla Vitara Dewanita bu" kemudian tatapan ku beralih pada Dev. Tatapan yang siapa pun bisa mengartikannya.

"Terakhir, Bendahara?"

"SAYA BU, SAYA MAU JADI BENDAHARA. SAYA YAKIN BU, KALAU SAYA JADI BENDAHARA, SEMUA IURAN AKAN BERJALAN GAK AKAN ADA YANG NUNGGAK APALAGI NGUTANG"

Aku membulatkan mataku tak percaya. Keren, itulah yang bisa ku katakan. Semangat Valerie memang besar sekali.

"Oh iya paham, ibu paham." ucap Bu Hera sedikit dipaksakan "Namamu siapa?"

"VALERIE YONATANG BU"

"Iya. Gak usah teriak, santai saja"

Aku tertawa mendengar perkataan Bu Hera.

"GAK BU, VALERIE GAK TERIAK, AUTHORNYA AJA YANG NULISNYA PAKE CAPSLOK"

Semua siswa dalam kelas itu sontak tertawa. Tak terkecuali aku ataupun Dev.

"Sudah. Jadi ketua kelas Fajar Maulana, wakil ketua Hasyum Mawar, sekretaris Azhrilla Vitara Dewanita, bendahara Valerie Yontang. Semuanya setuju kan atas keputusan ibu?"

"Setuju bu"

Flashback Off

______________
♡♡♡

Bersambung...

Continue Reading

You'll Also Like

3.9M 304K 50
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
4.5M 268K 62
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

945K 51.1K 51
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
782K 57.1K 34
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...