Mr. Troublemaker

By itstgksherly

669K 45.8K 797

[Complete Story] #105 IN FANFICTION (01.02.17) Dunia ini sempit menurutnya. Bukan salah Tuhan, karena Tuhan m... More

Prologue
#01 : Red Hair
#02 : Heartbreak [1]
#03 : Heartbreak [2]
#04 : Oh Sehun
#05 : Park & Lee [1]
#06 : Park & Lee [2]
#07 : She's Coming
#08 : Kiss
#09 : Falling In Love?
#10 : Shocked
#11 : Kim Nayoung
#12 : Ex-Girlfriend
#13 : Hospital
#14 : Explainasions
#15 : Kim JongIn
#16 : Getting Married [1]
#17 : Getting Married [2]
#18 : Who?
#19 : Happy Birthday
#20 : Damn It
#21 : Permission & Promise
#23 : You Are My Everything
#24 : Wedding Day
#25 : Revenge
#26 : San Francisco, California
#27 : Revealed
#28 : Goodbye [END]
Epilogue
NEW

#22 : Just Hope

16.2K 1.2K 4
By itstgksherly

Always - Yoon Mi Rae

"Kenapa aku hanya bisa berharap kepada seseorang yang hanya menjadi angan-angan bagiku?"

-

-

-

-

-

Author POV

Chanyeol mengelilingi seluruh rumahnya hanya untuk mencari Taerin yang hilang entah dimana, dia menaiki tangga, menuju kamarnya, dengan langkahnya yang tidak sabaran ia berjalan menuju kamarnya, tanpa mengetuk pintu, Chanyeol langsung membuka pintu kamarnya, dan seketika matanya membulat.

Dengan posisi Taerin yang mempunggunginya, Chanyeol dapat melihat jika Taerin hanya menggunakan handuk yang menutupi tubuhnya, seketika pipi Chanyeol memerah. Chanyeol masih mematung di ambang pintu bahkan saat Taerin memutar tubuhnya dan melihat pelaku yang berani-beraninya tidak mengetuk pintu.

"CHANYEOL!!" Teriak Taerin menggema, Chanyeol terlihat salah tingkah, bahkan tidak ada tanda darinya jika ia akan pergi, Chanyeol masih diam di ambang pintu dengan wajah bodoh, salah tingkah, malu, semuanya menjadi satu.

Dengan memasang wajah yang setenang mungkin, Chanyeol mengatakan, "Aku tunggu kau dibawah. Gunakan pakaian yang cantik dan sopan. Dan.. kau harus tampil cantik, tidak usah dengan make up yang berlebihan. Intinya, kau harus cantik malam ini." Ucap Chanyeol, Taerin ingin bertanya kenapa ia harus berdandan cantik karena setahunya ia tidak akan pergi kemana-mana malam ini, apalagi pergi bersama Chanyeol.

Sebelum ingin bertanya, Chanyeol sudah menutup pintu, "LAIN KALI KUNCI PINTU JIKA TIDAK MAU DILIHAT!" Itu teriakan Chanyeol, Taerin tersenyum mendengarnya.

"Memang kenapa harus malu? Bukannya Chanyeol itu calon suamiku? Aku hanya kaget saat melihat namja tinggi berdiri di ambang pintu dengan wajah bodoh dan salah tingkah, ia terlihat seperti maling yang hampir ketahuan mencuri sesuatu."

Taerin menuruni setiap anak tangga yang berada di rumah Keluarga Park, sudah cukup lama ia tinggal disini bersama Keluarga Park, calon keluarganya nanti. Meski awalnya hanya sekedar perjodohan yang tidak disetujui oleh kedua pihak yang bersangkutan, tapi akhirnya kedua pihak itu menyetujui dan mulai dekat hingga kini, dan pihak yang dimaksud adalah Chanyeol dan Taerin.

Setelah lulus dari SOPA, Chanyeol dan Taerin menganggurkan diri dulu sebelum mencari universitas masing-masing, sebelum kembali disibukkan dengan kegiatan sebagai mahasiswa atau mahasiswi. Mereka juga perlu waktu untuk semakin dekat sebelum mereka bersama selamanya. Membuat nyaman satu sama lain adalah priotitas paling penting yang kini mereka tengah coba.

Walau kadang canggung atau ambigu, mereka tetap berusaha saling nyaman, walau Taerin sudah lebih duluan nyaman dengan Chanyeol, jelas, itu sudah dari dulu. Hanya tinggal Chanyeol yang perlu menyesuaikan diri dengan Taerin, walaupun sudah hampir berhasil, tapi Chanyeol malah membuang jauh tentang fakta itu.

Jika dirinya mengatakan jika ia sudah nyaman dengan Taerin, otaknya dan mulutnya saling berkerja sama dan mengatakan jika ia tidak nyaman dengan Taerin, masih sama seperti dulu-dulu, berbeda dengan hati dan jiwanya yang telah merasa nyaman dengan Taerin, otak dan mulutnya memang tidak bisa diajak kompromi untuk urusan jujur-jujuran.

Chanyeol bodoh. Bahkan dia menyadari itu. Hanya ketakutan karena masa lalu yang tidak ingin terulang lagi walau menurutnya tidak mungkin terulang lagi. Tapi siapa yang tahu siasat Tuhan selain Tuhan sendiri. Harusnya Chanyeol sudah jujur dari dulu tentang perasaannya, harusnya Chanyeol tidak terus menyangkal perasaannya, harusnya Chanyeol tidak perlu pura-pura didepan Taerin seolah ia tidak tertarik dengan yeoja itu, harusnya ia tidak begitu, harusnya ia tidak begitu.

Harusnya, harusnya, harusnya, harusnya, harusnya, itu saja terus sampai harusnya Chanyeol menyatakan perasaannya pada Taerin, ya seharusnya memang begitu, bukannya tiba-tiba mengaklim jika ia dan Taerin sudah menjalin kasih.

Chanyeol cupu. Bahkan dia menyadari itu. Berbeda dengan Taerin, yang terlihat sangat bahagia didekat Chanyeol, Chanyeol merasakan hal yang sama, tapi dengan kepandaiannya menyembunyikan segala hal, Chanyeol dapat menutupi itu semua.

"Chanyeol. Maaf membuatmu lama menunggu." Ucap Taerin, ia melihat Chanyeol yang sedang sibuk dengan ponselnya, Chanyeol menganggkat kepalanya untuk melihat Taerin yang berdiri dihadapannya, dengan posisi duduk yang sudah sangat nyaman, Chanyeol bangkit dari sofa dan tersenyum hangat kepada Taerin.

Mungkin dulu ia akan marah-marah karena Taerin telah membuatnya lama menunggu. Tapi kini adalah sekarang, bukan dulu, Chanyeol tidak marah, tapi ia tersenyum yang membuat hati Taerin menghangat dibuatnya.

"Gwenchanayo. Emm.. apa kau sudah siap?" Tanya Chanyeol yang terdengar ragu-ragu kepada setiap orang yang mendengar ucapannya. Termasuk Taerin.

"Siap kemana? Kau tidak memberi tahu kepadaku akan kemana. Jadi aku bingung menggunakan pakaian yang seperti apa, formal atau santai. Tapi saat melihat pakaianmu, aku memilih menggunakan pakaian yang santai, tidak salah 'kan?" Kini Taerin balik bertanya, Chanyeol mengangguk.

Bahkan hanya untuk mengatakan pada Taeri  jika ia sebenarnya mengajak Taerin berkencan, Chanyeol tidak punya mental yang kuat.

"Tidak masalah. Ayo berangkat." Chanyeol berjalan duluan, meninggalkan Taerin yang berjalan di belakangnya, sedangkan Taerin hanya bisa mendengus kesal, kenapa ia terus berharap jika Chanyeol menggenggam tangannya dan bersama, beriringan menuju mobil, bahkan akan pergi kemana, Taerin tidak tahu.

"Kenapa aku hanya bisa berharap kepada seseorang yang hanya menjadi angan-angan bagiku?" Taerin menatap punggung Chanyeol, ingin rasanya ia berlari dan memeluk Chanyeol dari belakang, berkata dengan jelas dan keras bahwa ia mencintai namja itu, Chanyeol. Tapi apa yang ia harapkan hanya bisa disimpan dan menjadi angan-angan saja.

Didepan Taerin, yaitu Chanyeol berjalan dengan lambat menuju pintu utama yang menjadi penguhubung masuk atau keluar dari rumah mewah ini, berharap jika Taerin mempercepat langkahnya untuk berjalan di sebelahnya, tapi apa yang Chanyeol harapkan? Harusnya dari awal, ia menggenggam tangan Taerin dan bersama, beriringan keluar dari rumah.

"Aku bingung bagaimana harus melepas rasa takut mendekatinya, rasa takut menggenggam tangannya. Bagaimana cara melepaskan rasa itu?" Gumam Chanyeol.

Menurut mereka, mereka berbeda, walau sejujurnya mereka sama. Sama-sama susah untuk berani mengakui perasaan masing-masing.

Hal yang menyebabkan mereka menjadi susah bersama, tapi bagaimana cara menghilangkan rasa itu terhadap diri mereka masing-masing? Sampai kapan mereka akan terjebak dengan ego mereka? Apakah sampai seseorang datang dan menghancurkan semua harapan indah mereka?

Chanyeol keluar dari mobilnya disusul oleh Taerin, mereka melangkahkan kaki mereka memasuki sebuah restoran ternama di Korea, Taerin mempercepat langkahnya karena merasa jika Chanyeol meninggalkannya dibelakang.

Mereka masuk ke dalam restoran, mencari tempat duduk yang berisi hanya dua kursi dengan meja kecil, Chanyeol menarik kursinya kebelakang, lalu duduk, Taerin mengikuti. "Kau mau pesan apa?" Tanya Chanyeol membolak-balik buku menu, dan seorang pelayan dengan buku catatan kecil.

"Samakan saja." Jawab Taerin lalu terfokus kepada panggung yang berada dibelakang Chanyeol. Setelah selesai memesan, terjadi keheningan diantara mereka.

Pandangan Taerin terfokus kepasa panggung itu, membayangkan jika ia berada disana, duduk dikursi serta memangku gitar dan bernyanyi untuk Chanyeol. Tapi ia hanya bisa berharap, coba saja hubungannya dengan Chanyeol seperti pasangan pada umumnya, Taerin pasti sudah bernyanyi untuk Chanyeol disana, menatap mata Chanyeol, memberi isyarat kepada Chanyeol tentang perasaannya.

Ughh.. Taerin tidak tahu bagaimana dirinya jika ia benar-benar melakukan itu.

Chanyeol melihat ke arah pandangan mata Taerin, ia berbalik dan tatapannya terjatuh kepada panggung yang terdapat gitar disisi pojok panggung itu. Chanyeol diam sebentar, jujur, ia ingin Taerin menyanyikan sebuah lagu untuknya. Chanyeol hanya ingin Taerin bernyanyi untuknya sebelum ia bernyanyi untuk Taerin. Mengingat jika ia sudah membuat beberapa bait lirik, tapi tidak-tidak-tidak, lirik yang ia buat bukan saatnya untuk ia pertunjukkan kepada Taerin.

Lirik yang mengandung banyak arti darinya, lirik yang mencurahkan isi hatinya, tetapi Chanyeol tidak ingin menunjukkan karya itu untuk sekarang.

Tidak hari ini. Tidak juga untuk besok.

Tetapi,

Lain hari, hari yang tepat.

Tiba-tiba Taerin bangun dan melangkah pergi meninggalkan mejanya bersama Chanyeol, ia pergi tanpa persetujuan Chanyeol. Taerin mencari-cari manager restoran ini, meminta izin untuk bernyanyi.

Tampaklah seorang pria dengan balutan jas rapi, Taerin menghampirinya. "Permisi. Apa saya boleh bernyanyi dipanggung itu?" Tanpa menunggu jawaban, Taerin langsung melangkah pergi, tidak perduli jika ia tidak diizinkan.

Yang hanya ingin Taerin lakukan adalah, berusaha menunjukkan perasaannya kepada Chanyeol bahwa ia mencintai namja ini sejak lama, menunjukkan jika ia telah menerima namja ini dikehidupannya, menujukkan hal yang selama ini ia tutupi.

Taerin mengambil gitar dipojok panggung, ia berjalan mendekati kursi yang berada ditengah panggung dan duduk, beberapa kali ia mengatur microfon yang ada didepannya.

Deg.

Chanyeol duduk terpaku dikursinya, tubuhnya yang menengok ke belakang menatap Taerin yang berada dipanggung. Apa Tuhan mendengar semua harapannya?

Tubuh Chanyeol dibuat seketika melemas saat mendengar ucapan Taerin,

"Untuk orang yang spesial dihidupku. Lagu ini untuknya,"

Chanyeol diam.

Ia berpikir cukup lama.

Chanyeol menatap Taerin dengan tatapan yang bahkan ia tidak tahu apa arti tatapannya itu. Yang ia harapkan adalah..

Jika Taerin, berdiri disana, dipanggung itu, bernyanyi..

Untuknya.

Bukan untuk orang lain. Tidak boleh untuk orang lain. Hanya untuk dirinya.

Taeri bernyanyi untuknya, Park Chanyeol.

To be continue...

ADUH AUTHOR MINTA MAAF YANG SEBESAR-BESARNYA KARENA TELAH MEMBUAT KALIAN LAMA MENUNGGU COUPLE CHANRIN! AUTHOR SEMPAT MENGALAMI STUCK OTAK YANG MENYEBABKAN TIDAK MENDAPAT IDE UNTUK MELANJUTKAN FF INI. AWALNYA SIH MAU HIATUS, TAPI KARENA BEBERAPA CHAPTER LAGI MAU TAMAT, JADI.. NGGAK JADI DEH HIATUSNYA.

See you next chapter...

Continue Reading

You'll Also Like

PRETEND By Cacaaa

Teen Fiction

3.8K 177 7
"Sebelum menjadi kupu-kupu dewasa yang indah, ia harus melewati proses yang panjang dan berat hingga akhirnya menemukan kebahagiaan yang ia inginkan...
154K 10.9K 23
Pernikahan Jeon Jungkook dan Jeong Yein menjadi kontroversi di Korea. Alasannya karena mereka adalah pasangan di bawah umur. Keduanya belum mencapai...
40.5K 3.4K 25
Ketika laki laki sedingin air es bertemu dengan gadis sebeku es batu,apa yang terjadi? ⚠[THE NEXT GENERATION OF HOW YOU LOVE ME] Lee Raina,gadis yang...
244K 36.7K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...