Gelato // [cth] ✔

By myvapourx

27.6K 4.8K 1.5K

Loving, forgetting, forgiving. Myvapourx 2016 More

Blurb
0.2 Mali dan Pilihan Basic
0.3 Emoji dan Aroma Buku
0.4 (A) Foto dan Rahasia
0.4 (B) Foto dan Rahasia
0.5 Nicholas Sparks dan Kopi
0.6 Langit Kota dan Bangunan
0.7 Tawa dan Cemburu
0.8 Awalnya dan Pilek
0.9 Cerita Michael dan Paksaan
1.0 Teman baru dan Bayangan
1.1 Om dan Permainan
1.2 Kenangan dan Kehidupan
1.3 Selesai dan Permulaan
1.4 Luke dan Strawberry
1.5 Sore dan Dua Batang Rokok
1.6 Es Teh dan Hal Baru
1.7 Wonder Woman dan Luke (2)
1.8 Dufan dan Hysteria
1.9 Calum dan Vanila
2.0 Halloween dan Labirin
2.1 Tante Joy dan Rumah
2.2 Lelaki Brengsek dan Bunga Lily
2.3 Bluee dan Foto Lama
2.4 Penjelasan dan Surat
2.5 Kelulusan dan Cerita
2.6 Selesai, Woy!
EPILOGUE
BONUS CHAPTER (1)
THANK YOU

0.1 Gelato dan Lelaki Bernama Calum

2.1K 274 90
By myvapourx


#1 Fior Di Latte*
(Fyor-Dee-Lah-Tay)

⭕⭕

"Adrianna Shafa Alana," Bu Sari memanggil namaku dengan lantang.
Aku lekas beranjak dari kursi untuk mendekati meja beliau. "Nilai yang cukup memuaskan, pertahankan." ucapnya sambil tersenyum, menyerahkan lembar ujian Fisika yang aku ikuti beberapa hari lalu.

Aku mengangguk kemudian berjalan balik ke bangku sementara Bu Sari melanjutkan memanggil nama murid lainnya.

Tertera angka 88 di ujung kanan bagian atas lembar ujianku. Well, setelah aku teliti, ternyata aku salah di beberapa nomor yang cukup mudah.

"Dapet berapa nyet?" tanya Valen, teman dekatku. Aku mengangkat kertas ujianku dengan bangga. "Kampret," umpatnya. "Kok bisa sih? Nyogok Bu Sari pake apaan lo?"

"Eek lu." Aku menggeleng, "Kemaren gue diajarin Calum." Lanjutku sambil tersenyum-sok-manis.

"Boong banget. Bisa apa sih Calum yang anak IPS?" Cibirnya."Gue remed. 60."

Aku tertawa, "Sialan lo. Seenggaknya kan dia nemenin gue belajar di telpon. Sambil nyanyi lagi dia."

"Lo masih inget 2 dosa besar diantara kita 'kan?" tanya Valen penuh selidik.

Aku mengangguk, "Satu, ngespoiler-in film yang baru rilis..."

"Dua.." lanjutnya, "Bikin iri jomblo, bangsat."

Aku tertawa.

⭕⭕⭕

Calum seperti biasa sudah menungguku di depan kelas, cowok itu mengenakan sweater converse buluk favoritnya.

"Hai." ucapnya sambil tersenyum lebar.

Damn those chubby cheeks.

"Hei." balasku.

"Aku enggak bisa anter kamu pulang hari ini," ucapnya langsung ke inti.

"Oh oke," balasku santai. "Mau ngapain?"

"Ada kelas tambahan ekonomi." Lelaki itu menggelengkan kepalanya pasrah.

"Kelas tambahan?" Aku menahan tawa, "Maksud kamu remedial gitu?"

"Bukan lah," balasnya cepat. "Ya mirip-mirip gitu sih. Jadi kemaren itu aku ngeband di rumah Luke-nginep seharian- aku udah ngajakin mereka belajar, eh malah dicuekin." jelasnya tanpa aku minta.

"Kok enggak nyontek aja?" tanyaku lagi, berniat untuk mengganggunya.

"Enggak." jawabnya singkat.

Shit, i love this boy.

"Yaudah. Aku pulang sama Mama juga bisa." ucapku akhirnya.

"Tapi belum bilang 'kan?" tanyanya. Aku mengangguk. "Kamu nunggunya lama dong ya?" lanjutnya lagi.

Aku mengedikkan bahu, "Enggak papa lah. Udah sana, dicariin mereka nanti."


"Oke. Kamu beneran enggak papa 'kan?" Aku mengangguk lagi, gemas.

"Aku ke perpus dulu," katanya dengan nada lembut.

Aku tersenyum. Memerhatikan garis kokoh yang menampakkan rahang di wajahnya yang kelewat sempurna, persis seperti pahatan hasil karya pemahat terkenal. So beautiful and unreal.

"Cal," panggilku. Dia menoleh setelah berjalan cukup jauh, "Iya?"

"Ulangan fisikaku 88. Traktir?"

"Siapp," ucapnya sambil memberi pose hormat, "2 scoop gelato. Waktu kamu yang atur?"

Aku tertawa. "Doain aku ya?" Teriaknya.

Aku terdiam, "Doain apaan coba?"

"Doain aku biar enggak dimakan Bu Eka. Biar bisa nraktir kamu." ucapnya sambil terkekeh.

Bu Eka itu guru Ekonomi Calum, by the way.

Aku tersenyum untuk kesekian kalinya. My dorky boyfriend is really one of a kind.

⭕⭕⭕

"Kenapa Cal?" tanyaku di telepon.

"Kangen." jawab Calum.

Setelah itu terdengar suara Michael-Teman Calum-yang berteriak kata-kata seperti 'Najis' namun tidak berlangsung lama. Aku tebak Calum pasti sedang memelototinya sambil memberikan jari tengah. Tipikal.

"Najis." Aku ikut tertawa.

"Masih di halte?"

"Masih. Mama ada urusan bentar katanya." balasku sambil memainkan ujung rokku dengan bosan. "Kamu dimana?"

"Di luar perpus. Mereka pada enggak betah kalau nunggu Bu Eka di perpus, di suruh diem pasti." Calum tertawa, "Bu Eka nya belum dateng, tau gini aku nganter kamu dulu."

Aku hanya tersenyum tanpa mengatakan apa-apa. "Halte udah sepi?" Lanjutnya lagi.

"Lumayan." jawabku singkat.

"Sebentar," setelah itu Calum seperti menjauhkan teleponnya, berbicara dengan orang lain di dekatnya.

"Bu Eka ini alay." Rengutnya. Aku tertawa kecil, "Ngomongnya."

"Emang kenyataan kok." Balasnya seperti anak kecil yang sedang ngambek.

"Eh Cal," panggilku. "Ada anak kelas 10 diem aja di samping halte. Kok aku curiga." Ceritaku.

Anak kelas 10 itu-perasaanku-tadi belum ada saat aku tiba disini, namun sekarang dia berdiri dengan tenang.

"Oh udah nyampe? itu Rheo, anak kelas 10. Aku suruh dia stay di halte sampe kamu udah dijemput. Aku takut kalo aku yang nemenin, taunya Bu Eka dateng." jelasnya santai.

"Cal" aku membentaknya, "Apaan sih kamu ini?"

Calum diam sejenak, "kamu marah?"

"Ya bukan gitu. Kasian anak itu lah. Lagian aku udah gede kali, kayak enggak biasa nunggu aja." Jawabku.

"Oke. kasih teleponnya ke dia." Perintah Calum.

Aku kemudian berjalan mendekati Rheo, menepuk pundaknya pelan sambil berucap, "Calum."

Setelah itu mereka berbincang beberapa saat baru Rheo menyerahkan handphoneku kembali.

"Jangan kayak gitu lagi." ucapku ke Calum.

"Aku minta maaf." Balasnya. "Kalau udah di mobil, ingetin mama buat berhenti kalo lampu merah."

Aku mengangguk. Menahan tawa. Siapa sih yang bakal melanggar peraturan yang satu itu?

"Terus, kalau lagu edm kamu yang enggak jelas itu ngenganggu, matiin aja."

Aku tertawa kecil.

"Pintu mobil di kunci."

"Iyalah." Kali ini aku menjawab.

"Oke. Hati-hati. Bu Eka udah keliatan nih. Sialan, dia yang telat 20 menit." keluh Calum.

"Okay." Balasku singkat.

"Telepon aku kalo udah sampe rumah." Tutupnya, "Aku matiin."

Aku tersenyum. Sifat Calum barusan, mengingatkanku dengan salah satu flavor gelato favoritku, Fior Di Latte.

Fior Di Latte memang biasanya dikenal sebagai jenis keju mozzarella. Tapi, ada juga istilah ini dalam gelato.

Gelato berwarna putih yang sekilas mirip vanilla ini benar-benar tidak membosankan. Rasanya seperti sweet cream. Terbuat hanya dari susu sapi yang benar-benar pure justru membuat gelato ini terkenal dengan kesederhanaannya.

Sederhana. Rasanya kata itu tepat untuk menggambarkan Calum. Kalimat terakhir sebelum dia mematikan sambungan telepon itu sederhana, amat sederhana.Bukan 'i love you' atau sebagainya.

Fior Di Latte juga biasanya dijadikan bahan dasar untuk flavor lain. Secara tak langsung, kualitas Fior Di Latte memengaruhi kualitas gelato yang dihasilkan.

Sama seperti Calum. Dirinya yang amat sederhana, perhatian, dan apa adanya memang mirip seperti sifat Fior Di Latte.

Aduh, aku ngomong apa sih.

Oh iya, aku juga punya alasan lain kenapa aku menyukai Calum.

Juga alasan kenapa aku menyukai Gelato. Akan aku ceritakan nanti lagi, mama sudah sampai ternyata.

"Kunci pintu ma." ucapku begitu duduk di kursi penumpang.

⭕⭕⭕

* Fior Di Latte is the taste of good gelato shop. Italian for 'flower of milk or milk flower' ; Just sweetened cream - no flavorings - no egg yolks.

⭕⭕⭕

Hei first chapter hehe :-)
This is so cheesy fluffy i wanna die
But trust me, gue bukan tipe cewek yang unyu-unyu kayak gini -.-
Tapi first chapter romantis unyu taik dulu gapapa dong? HAHA

anyway, i want to see how do you like this story so far by giving a vote or leaving a comments hehe

Harus dilanjut atau enggak enaknya? Jawab ya

With so much love and warm,

R

Continue Reading

You'll Also Like

920K 44.5K 40
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
6.3M 484K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...
228K 34.3K 62
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
126K 10K 87
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...