IPA & IPS (TERBIT & SUDAH DIS...

By chachaii_

13.1M 465K 16.9K

[SUDAH TERSEDIA DI SELURUH TOKO BUKU] [#1 in teenfiction 11.11.2016] FOLLOW DULU SEBELUM BACA, PRIVATE ACAK... More

IPA & IPS - 1
IPA & IPS - 2
IPA & IPS - 3
IPA & IPS - 4
IPA & IPS - 5
IPA & IPS - 6
IPA & IPS - 7
IPA & IPS - 8
IPA & IPS - 9
IPA & IPS - 10
IPA & IPS - 11
IPA & IPS - 12
IPA & IPS - 13
IPA & IPS - 14
IPA & IPS - 15
IPA & IPS - 16
IPA & IPS - 17
IPA & IPS - 18
IPA & IPS - 19
IPA & IPS - 21
IPA & IPS - 22
IPA & IPS - 23
IPA & IPS - 24
IPA & IPS - 25
IPA & IPS - 26
IPA & IPS - 27
IPA & IPS - 28
IPA & IPS - 29
TYSM :)
line@
PO IPA & IPS
INFO
Ipa&ips diskon 20%
THANKYOUUU SOO MUCH!!
INFO 3
INFO 4

IPA & IPS - 20

266K 12K 351
By chachaii_




Pagi-pagi kelas 12 IPA 3 disambut oleh ulanganmatematika. Ardi dan teman-temannya sudah beradadi kelas terlebih dahulu, mereka sedang sibuk mencatat.

"Rajin nyatet pas mau ulangan doang ya?" tanya Raramelihat kelakuan mereka.

"Biarin dong, apa salahnya sih jadi anak rajin?" ucapArdi yang masih sibuk mencatat.

Tak lama kemudian, Ardi selesai mencatat di sebuahkertas. Kertas tersebut dimasukkan ke dalam saku kemejanya.Hal tersebut diikuti oleh teman-temannya.

Pak Jaya pun masuk ke dalam kelas membawa amplopbesar berisi lembar jawaban dan soal.

"Awas ya yang ketahuan menyontek bapak bacok,"ucapnya seraya membagikan lembar tersebut ke semua murid.Perubahan

"Berarti kalau gak ketahuan gak dibacok ya, Pak?"tanya Ardi kencang. Pak Jaya melotot menatap Ardi.

"Bagus-bagus kamu udah ngaku duluan berarti bapakbakal ngebacok kamu yah," ucap Pak Jaya seraya melototke arah Ardi.

"Pak, kan saya nanya. Kata Ibu saya, banyak nanya tuhbagus loh, Pak, jadi berpengetahuan tinggi." Ardi ngeles.

Pak Jaya memilih untuk tidak meladeni Ardi. Iamenyuruh mereka untuk memulai mengerjakan soalnya.Pak Jaya sendiri berdiri di belakang kelas agar lebih terlihatgerak gerik muridnya, namun Pak Jaya mengawasinyasambil memainkan ponselnya.

"Pstt... nomor 1," bisik Ardi kepada Maman yangsampai terdengar ke telinga Michelle. Maman menggarukkepalanya yang tidak gatal, tanda jawaban nomor satu ituA. Ardi mengacungkan jempolnya, lalu mencatat jawabannya.Michelle menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Ardidi kelas.

Pak Jaya tiba-tiba tertawa kecil. semua murid langsungmemutarkan badannya melihat Pak Jaya tertawa kecil sambilmemainkan ponselnya.

"Waduh Pak Jaya bahaya tuh lagi ngapain." Ardiberkomentar pelan.Pak Jaya menyadari bahwa ia sedang diperhatikan.

"Heh apa liat-liat? Kerjain soalnya!"

Mereka semua pun kembali menatap kertas ulanganmasing-masing, mengikuti perintah Pak Jaya.

Tak lama kemudian, bel istirahat pun berbunyi. PakJaya mengambil kembali seluruh kertas ulangan. Semuamurid pun langsung pergi ke kantin seperti biasa, termasukMichelle dan Rara.

"Kalau gak ada Ardi di kelas kita, udah sunyi kali yahdan gak bakal seru," ucap Rara ketika mereka berada dikantin, duduk di tempat biasa sambil menyantap makanannya.

"Ya juga sih, tapi kadang-kadang Ardi tuh nyebelinnyaminta ampun," ucap Michelle.

"Tapi ya gak bakal kerasa putih abu-abunya kalaugak ada dia."

Dua orang gadis menghampiri mereka sambil membawaminuman masing-masing. Michelle dan Rara berhentiberbicara dan menatap mereka berdua karena Michelledan Rara menyadari keberadaan mereka.

"Hai gue Dinda dan dia Silvia, kita kelas 12 IPS 2,"mereka memperkenalkan diri. "Boleh gabung?"

"Boleh-boleh."

Dinda dan Silvia duduk sebangku dengan Michelle danRara. Michelle bingung ada apa mereka menghampirinya.

"Katanya lo lagi deket yah sama Rifqi?" tanya Dinda.

"Emm gak terlalu sih," jawab Michelle asal.

"Gue sama Rifqi pas kelas 10 sama 11 tuh kita sekelasgitu, kerjaan Rifqi tuh tiap hari ngegodain temen sekelasnyatapi dia tuh gak pernah pacaran pas kelas 10 dan 11 danbaru sekarang ada rumor kalau Rifqi lagi deket samacewek," ucap Dinda panjang lebar.

"Rifqi suka ngajak lo jalan? Chelle, anggep aja guetemen lo," ucap Dinda. Tanpa Michelle sadari Dinda sudahmengetahui namanya sebelum Michelle memperkenalkan diri.

"Lo tau nama gue dari mana?" tanya Michelle penasaran.

"Rifqi dan kawan-kawan suka ngomongin lu, gue gaksengaja ngedenger obrolan mereka," jawab Dinda membuatMichelle terkejut.

"Berduaan doang gak pernah sih, tapi kalau jalan samayang lain pernah." Michelle menjawab pertanyaan Dinda.

Bel masuk pun berbunyi memutuskan obrolan merekatentang Rifqi.

"Dah Michelle ntar ketemu lagi yahh," pamit Dindadan Silvia sambil melambaikan tangannya. Michelle danRara pun membalas lambaian tangan tersebut lalu langsungpergi menuju kelasnya.

"Udah nyebar seluas apa sih hubungan lo sama Rifqi?"tanya Rara heran.

"Gak tahu gue. Padahal kita cuma temenan," jawabMichelle.

"Ahh... temen apa temen? Temen kok baper?" godaRara."Eh temen beneran kok! Siapa juga yang baper?!"jawab Michelle asal.

***

Rifqi memantul-mantulkan bola basketnya di lapangan,lalu melemparkannya ke arah ring, masuk. Di jam terakhir, Rifqi dan teman-temannya mabal ke lapangan.Gerombolannya sedang duduk di tengah lapangan, disinarioleh sinar matahari hari ini.

"Sini, Rif. Duduk dulu," ajak Nadhif yang daritadi memperhatikan Rifqi. Rifqi pun duduk bersamagerombolannya.

"Jarang banget kita bareng Aldino," ucap Davin.

"Aldino rajin, sementara kita berandalan, jelas lah diajarang gabung. Dia juga satu-satunya temen kita yang darikelas IPA," timpal Farrel.

"Gengnya Ardi 12 IPA 3 juga anak berandalan, waktuitu gue masuk ke ruang BK gitu terus ada dia samagengnya," ujar Nadhif.

"Kalian jangan berpikiran kalau anak IPA itu semuanyarajin, pasti ada yang berandalan juga kok." Rifqi ikut-ikutanmembahas anak IPA.

"Woyy, itu cewek cantik banget! Gila kok gue barulihat," ucap Farrel melihat gadis menggunakan seragamSMA lewat, mata Rifqi tertuju pada gadis yang dimaksudFarrel. Sepertinya Rifqi pernah melihat gadis tersebut.

"Eh iya parah badannya juga seksi." Davin ikut-ikutan.

"Heh, Farrel! Lu udah punya Rara.""Biarin lah sesekali cuci mata." Farrel terusmemperhatikan gadis itu.

"Astagfirullah."

"Heh, Vin. Lu gak ada niatan buat balikan gitu?"tanya Nadhif.

"Gak," jawab Davin singkat. Davin sangat anti jikatemannya membahas soal masa lalunya.

"Yuk main lagi!" ajak Rifqi.

Nadhif memantul-mantulkan bola basketnya, mencobauntuk memasukkan bola tersebut ke dalam ring. Tak lamakemudian, bel berbunyi. Sebagian murid-murid yang keluardari kelas langsung menuju ke pinggir lapangan untukmenonton beberapa cowok ganteng itu bermain basket.

"Kak Rifqii!" Salah satu di antara berteriak dengansuara cempreng, lalu disusul oleh beberapa teriakan lainnya.

Mata Rifqi tertuju pada Michelle yang baru datangdan duduk di pinggir lapangan bersama teman-temannya.

Rifqi mengenali dua cewek yang duduk di sebelahMichelle, Dinda dan Silvia.

Saat Rifqi duduk di kelas 10, Dinda sempat menyatakansecara terang-terangan bahwa ia menyukai Rifqi, namunRifqi menolaknya. Silvia dan Dinda itu seperti kembaran.Sejak kelas 10 mereka sangat dekat, namun mereka samasekali tidak ada hubungan saudara. Kadang mereka sukatertukar oleh teman-teman sekelasnya ataupun guru. Tapidarisifat mereka berbeda. Dinda yang cerewet dan tidak bisadiam, sedangkan Silvia yang pendiam dan anggun.

Rifqi menghampiri Michelle dan duduk di sebelahcewek itu. Bau maskulin dari parfum yang Rifqi pakaidi tubuhnya membuat jantung Michelle berdegup kencang.

"Chelle, gue sama yang lain duluan yahh takut ketinggalanbus," pamit Dinda mewakili Silvia dan juga Rara.

"Eh tunggu.." ucap Michelle, namun mereka sudahpergi terlebih dahulu.

"Lo pulang bareng gue aja," ajak Rifqi.

Rifqi tiba-tiba bertepuk tangan. Michelle menatap Rifqibingung sementara Rifqi tersenyum tipis.

"Ngapain lo tepuk tangan? Temen-temen lo belum adatuh yang masukin bola ke ring," tanya Michelle.

"Biar cinta gue gak bertepuk sebelah tangan," jawabRifqi sambil tersenyum menatap Michelle.

Michelle membuang muka, menyembunyikan pipinyayang memerah.

"Pulang?" tawarnya kepada Michelle.Michelle mengangguk.

"Gua cabut dulu!" teriak Rifqi kepada gerombolannyayang masih bermain basket di lapangan. Farrel mengacungkanjempolnya.

Michelle berjalan di samping Rifqi dengan sebelahtangan yang masih digenggam erat oleh cowok itu. Sepertibiasa, Rifqi membukakan pintu mobilnya untuk Michelle.

"Gue laper, makan yuk," ajak Rifqi ketika merekasudah berada di dalam mobil. Michelle mengangguk. Rifqitersenyum seraya menyalakan mobilnya.

Beberapa menit kemudian, mobil Rifqi sudah terparkircantik di depan restoran sederhana tak jauh dari sekolahmereka.

"Nggak pa-pa kan makan di restoran kayak gini?Soalnya gue kalo laper banget harus makan nasi," ucapRifqi ketika keduanya baru ingin memasuki pintu restoran.

"Gak apa-apa."

Rifqi tersenyum mendengar jawaban Michelle. merekamenikmati makanan khas sunda di restoran tersebut. Rifqiyang selesai makan terlebih dahulu memperhatikan Michelleyang masih berusaha menghabiskan sisa makanannya.Michelle menjadi grogi dilihat oleh Rifqi secara terangteranganseperti itu. Pipi Michelle pun memerah. Rifqitertawa kecil melihat reaksi Michelle.

"Lo lucu juga yah."

Ucapan Rifqi sukses membuat Michelle membeku. JantungMichelle berdegup sangat kencang. Saking kencangnya,Michelle takut detak jantungnya sampai terdengar oleh Rifqi.Sebisa mungkin Michelle melupakan kata-kata Rifqi tadidan melanjutkan memakan makanannya. Sementara Rifqimenahan tawanya dari tadi karena melihat reaksi Michelle.

Continue Reading

You'll Also Like

4.6M 196K 49
On Going ❗ Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
1.7M 84.2K 60
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Kita emang nggak pernah kenal, tapi kehidupan yang Lo kasih ke gue sangat berarti neyra Gea denandra ' ~zea~ _____________...
79K 4K 24
πŸŽ–#1 in ceritasekolah πŸŽ–#1 in wattpadpastel Maaf, kalau ceritanya ngalur ngidul dan penulisan kosa kata yang belum tepat. Enjoy!^^
3.3M 158K 61
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...