Mine.

By akanemori_

25.3K 1.5K 229

[FanFiksi] [COMPLETE] [R-18] Perlu beberapa menit agar Mafumafu sadar bahwa dirinya hanyalah pengganti lembar... More

Obsesi.
Awal mula.
Undangan.
Pengikat
Jejak
Makan Malam (jejak side story)
Kelinci.

Undangan (pt.2)

3K 193 36
By akanemori_

Hal yang dibenci oleh Soraru saat ini hanyalah satu; Reuni.

Soraru berkali-kali menghela napas gusar agar kebisingan teman-temannya tidak mengganggunya, ia padahal sudah menyumbat telinganya dengan volume kencang hanya demi mencari ketenangan dari lagu yang dia putar.

Sejak dulu, Soraru memang selalu membenci jika ada seseorang---atau sesuatu---yang mengganggunya. Lantas, apa yang membuatnya bertahan disini?

"Lama tak jumpa semuanya!"

Ah, tepat sekali, gadis pirang ini memaksanya untuk ikut acara mewah ini---potongan steik dengan porsi gajah hamil juga dapat digolongkan sebagai makanan mewah kan?

"Ah, tumben sekali dia tak ada," Lon menatap bangku di sebelah Luz yang tampak kosong, well, Soraru sudah mengantisipasinya, "Kau tidak mengajak adikmu, Luz-san?"

Dan semua orang di meja itu juga dapat melihat Luz tampak tersentak kecil mendengar pertanyaan itu, Luz---dengan tatapan heran ke arah Soraru---menggeleng kecil.

"Mafumafu-san sedang berhalangan hadir," Soraru mengibas-ngibaskan ponselnya,  "Dia menghubungiku tadi, dia bilang kita bisa melanjutkan tanpanya."

Lihat? hanya dengan senyum kharisma Soraru, semua pun akan percaya.

Sebuah tarikan pada fabrik, dan Soraru langsung menoleh ke arah Luz, sang pelaku. "Setelah aku menyelesaikan jumlahnya, kau akan mengembalikannya..." Luz menatap Soraru intens, "...Itu kan perjanjiannya?"

Sungguh manis, melihat nasib kedua saudara itu menari di atas telapak tangannya. Soraru menyeringai kecil dan berbisik "Aku takut aku tak bisa menepatinya."

□□□

"Tunggu dulu, Soraru!"

Soraru melepas earphonenya dan menatap Amatsuki dengan malas, maniknya menatap Amatsuki dan Kashitarou bergantian, "Ada apa?"

"Aku ingin bertemu Mafu-kun."

"Tidak bisa," Soraru pura-pura menghela napas sedih, "Jika memasa, kau boleh menemuinya sendirian." tanpa Kashitarou tentunya.

Genggaman Kashitarou menguat dan sedikit bergetar; jangan pergi, jangan tinggalkan akーAmatsuki tersenyum ke arah Kashitarou dan langsung memotong pikirannya yang mulai meracau "Aku tidak akan kenapa-kenapa, Kashitarou~ kan kau sendiri yang bilang kalau Soraru adalah orang yang baik."

"..." meskipun begitu, tidak ada jaminan, nak Kashitarou berbalik bergantian ke arah Soraru, tak lupa helaan napas menyertai. "Soraru, aku ikut apapun yang terjadi."

Soraru menatap kedua pasangan itu dengan datar. Dasar merepotkan saja.

□□□

Walaupun maniknya terpejam tetapi ia tak kunjung mencapai alam mimpi, Mafumafu mendesah kecil, bagaimana pun ia harus istirahat sekarang---atau tidak, ia akan sangat kelelahan malam ini. Berbagai macam usaha---dari menghitung domba sampai berandai-andai ia ditemani Cocoa---ia coba, tak ada yang membuahkan hasil. Memperbaiki kemeja Soraru yang kebesaran, ingin sekali ia mengganti kemeja putih ini dengan pakaiannya.

Tidak, bukannya ia secara pribadi membenci pakaian kebesaran atau apa.
Hanya saja, kemeja ini memiliki baunya.
Lebih tepatnya, seluruh kamar ini memiliki baunya.

Dan Mafumafu muak karenanya.

Percuma, ia tidak bisa menutup matanya walau sedetik pun. Ia kembali menatap surat dengan ukiran nama kakaknya dan Kain, jadi semua yang Soraru katakan benar? Di mata kakaknya ia tak berarti seperti Kain-san? Saat ini bukanlah waktunya untuk memikirkan hal seperti itu.

Tiba-tiba ia merasakan pertambahan berat pada punggungnya, dua lengan kekar melingkari tubuhnya---oh, bahkan Mafu hampir mendesah saat salah satu jemari melewati putingnya, semenjak dua hari ini, tubuh Mafumafu menjadi sangat sangat sensitif.

"Soraru-san?" Bisa dikata, Mafu heran, Soraru tidak pernah memeluknya erat seperti ini.

"Aku pulang Mafu," bisik Soraru beserta lumatan di telinga kanan.

"Mmhn--ada apa..?"

Kepala Soraru jatuh ke pundak Mafu, "...Jangan tinggalkan aku sendiri..."

Dari sekian banyak kejahatan yang ia lakukan, ia meminta Mafu agar terus di sisinya?!

Maaf sekali, Mafumafu bukanlah seorang masokis. Mungkin ia begitu, tapi tidak mungkin kan ia semasokis itu?

Jemari mereka bertautan, sampai Soraru maju dan memberi cumbu adiktif pada Mafu---yang harus Mafu akui, sangat menundukan. Cukup membuat Mafu meremas kemeja Soraru, seakan meminta lebih.

Tetapi tidak, tidak ada lumatan atau gigitan, semua berjalan manis. Mafu menatap Soraru dengan sendu "Soraru-san, apa... undangan itu benar? Apa semua yang kau katakan itu benar?"

Ah, jadi dia melihat undangan itu? Soraru menghela napas.

"Aku ingin bertemu mereka, Soraru-san... aku ingin bertemu semuanya..." dan Mafu yang menatapnya penuh linangan mata itu---jurus terakhirnya "Kumohon..."

Seandainya Mafu tahu, betapa inginnya Soraru untuk memeluknya sampai hancur dan menyimpannya hanya untuk dirinya seorang.

Soraru maju dan berbisik, "Baiklah, dengan begitu kau tidak memiliki alasan lain untuk tidak menjadi milikku, Mafu."

Lihatlah, meskipun tidak sesuai rencana, tetapi pada akhirnya semua jatuh pada ending yang dia inginkan kan?

□□□


"

Menurutmu apa yang membuat mereka lama sekali, BaKatarou?"

Alis Kashitarou menaik, jadi Amatsuki hanya memanggilnya begitu ketika mereka sedang berdua saja?

"Apapun bisa terjadi---well, kau tahu? Seorang pemuda manis dan seorang pemuda sadis dalam satu atap, kuulangi apapun bisa ter---Ouch, itu sakit, Amatsuki."

Yap, lemparan pulpen gel dengan logo hiroshima university itu dilancarkan oleh pemuda berambut merah tua di depannya---tolong jangan lupakan tatapan tajam dari pemuda mungil itu.

"Aku gak tahu kau semesum itu,"

Ok, Kashitarou harus meluruskan semua ini, "Yang kumaksud bukan ke arah itu, dan aku tidak menganggap Mafumafu-san itu manis---kau yang termanis bagiku, ok? Bisa hentikan tatapan itu?"

"Lalu apa yang kau maksud?"

Kashitarou mengerang frustasi.

"Pfft, kau salah jika mengatakan hal ambigu seperti itu pada anak sastra."

"Serius Amatsuki, apa semua anak sastra memerhatikan tiap spasi, koma, ataupun kata tak penting seperti itu setiap orang bicara?"

Amatsuki hanya menjawab pertanyaan Kashitarou dengan tawa ringan. Melihat Kashitarou yang selalu serius seperti itu, cukup mengocok perut Amatsuki.

"Curang sekali, baru saja kutinggal sebentar kalian sudah bermesraan seperti itu."

Amatsuki menoleh, wajahnya merah kuadrat dan ia siap melontarkan kalimat penolakan, "Kami tidak bermesraーAh, Mafu-kun!"

Mafu tersenyum kaku di balik masker yang ia gunakan, lalu mengambil tempat duduk di sebelah Soraru dengan jarak kedua pemuda rambut coklat tersebut.

"Darimana saja kamu? Uhhh, apa kau tidak tahu betapa khawatirnya diriku dan Kashitaro-san? Kenapa kau tidak bisa kuhubungi? Ada apa dengan masker itu? Kau sakit?"

Ok, seseorang memang harus menutup mulut anak ini. Kashitarou gemas, ingin sekali membungkam pemuda ini dengan bibirnya, tetapi mengingat mereka tidak sendirian--dia juga enggan memberi fanservice gratis pada dua pemuda di depannya, terutama Mafu yang di matanya sangatlah polos tanpa noda---lebih baik ia mengurungkan niatnya dan melanjutkannya saat pulang nanti.

Aneh? Namanya juga gak tahan.

Ngomong-ngomong, pemuda albino di depannya tidak kunjung menjawab pertanyaan Amatsuki, dan lebih memilih menutup matanya dengan ekspresi menahan sesuatu.

"Mafu-kun?"

Mafu sedikit tersentak, mengingatkan Amatsuki pada reaksi Luz tadi siang---mau bagaimana, namanya juga saudara.

"Y-Ya?"

"Apa kau sakit?"

Mafumafu melirik ke arah Soraru sekilas, sang biru malah menikmati cangkir kopinya dalam diam.

"U-uhm... I-iya, sedikit.."

"Kenapa tidak menjawab telponku? Aku sudah menelponmu lebih dari sepuluh kali,"

Amatsuki terkadang terlihat seperti ibu ketimbang teman. Tipe lebih khawatir temannya melewatkan jam makan siang daripada dirinya jatuh dari tangga. Mungkin itu alasan kenapa Kashitaro berpaling ke dia.

"P-Ponselku hilang..."

"Jangan khawatir, Amatsuki-san, aku akan segera membelikannya yang baru." Kali ini Soraru mengangkat suara.

"...sebenarnya hubungan kalian itu apa?"

Tiga pasang mata menoleh ke atensi yang---hampir---tak dianggap itu, Kashitarou balas menatap mereka dengan heran.

"Tidak kah kalian sudahi urusan kalian? Apa kalian tidak melihat Mafumafu sedang sakit?" Soraru menarik mafu mendekat, menghindari pertanyaan Kashitarou "Lihatlah, ia perlu istirahat total."

"Mafu-kun, kau akan menghadiri pernikahan kakakmu kan?"

Sebelum Soraru melontarkan protes, Mafu lebih dulu memotong "Tentu saja!"

"Oke, kalian pulanglah, aku bermaksud mengusir," pijatan di jembatan hidung "Kashi, kau tahu jalan keluarnya kan?"

"Soraru, hidoi!"
"Ee, kau tidak mengantar kami pulang, Soraru?"

Soraru menggeleng cepat, jujur, mereka ada disini saja sudah cukup membuat parameter emosinya menaik. Yah, sekali lagi, Soraru benci diganggu, "Kalian mengganggu."

"Aku sudah tahu kau akan mengatakan itu, Soraru."
"Jaa~ Mafu-kun!"

'Blam!'

Soraru mengerang kesal, untung saja dua makhluk itu sudah tak terlihat. Soraru menyandarkan kepalanya pada pundak Mafu

"Aku tak tahu kau kuat juga."

Tangan Soraru menuruni celana Mafu dan dengan nakal menekan vibrator yang ia pasang pada lubang Mafu.

"Hnggh--"

"Bagaimana menurutmu kalau kita menyusul kakakmu?"

"M-maksud Soraru-san?"

Seringai terlukis, "Bagaimana kalau kita mulai pacaran?"

□□□

"Kashi,"

"Tumben kamu memanggilku dengan benar, Amatsuki."

Amatsuki menendang kaleng di depannya dengan ganas, antara bosan dan kesal.

"Mafu-kun terlihat aneh."

"Bukannya kau selalu bilang kalau dia memang orang aneh?"

"Sshh, tentu saja iya, tapi tidak seaneh ini. Apa kau yakin Soraru tidak melakukan apapun pada Mafu-kun?"

Kashitarou menghela napas sabar, Amatsuki yang terlalu khawatir kadang membuatnya menjadi cemburu sendiri.

"Berapa kali kita harus berdebat soal ini, Amatsuki. Orang itu memang bahaya, tapi ia hanya akan berbahaya jika dia... sedang menyenangi sesuatu...?"

Langkah Amatsuki berhenti, iris coklatnya menatap Kashitarou dengan terkejut.

"Aku akan menelpon Luz."

□□□□

Berita buruk; hpku disita dari kemarin, jadi saat pulang sekolah, daku langsung mengetik ini.
Berita bagus; akhirnya alur cerita ini maju (walau gak banyak)

Aaa makasih dah mendukung cerita ini---dan gak, cerita ini belum selesai.

Mungkin selanjutnya saya akan ngetik dear brothers...

Continue Reading

You'll Also Like

5.2K 416 8
Gabisa bikin deskripsi Pokokny yaoi😾💢 18+ 🍋🍋🍋🍋🍋 JANGAN SALAH LAPAK PLISS - KARAKTER DARI KEN WAKUI SAYA HANYA MEMINJAM SAJA - GAMBAR? DARI PI...
58.9K 5.3K 46
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
152K 15.3K 39
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
98.5K 17.7K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...