Early wedding

By lestarie88

1.3M 21.7K 1.2K

More

Early wedding
Chapter 1a
Chapter 1b
Chapter 1c
Chapter 1d
Chapter 1e
Chapter 1f
Chapter 1g
Chapter 1h
Chapter 1i
Chapter 1j
Chapter 1k
Chapter 1l
Chapter 1m
Chapter 1n
Chapter 1o
Chapter 1p
Chapter 1q
Chapter 1r
Chapter 1s
Chapter 1t
Chapter 1u
Chapter 1v
Chapter 1w
Chapter 1x
Chapter 1y
Chapter 1z
Chapter 2a
Chapter 2b
Chapter 2c
Chapter 2d
Chapter 2e
Chapter 2f
Chapter 2g
Chapter 2h
Chapter 2i
Chapter 2j
Chapter 2k
Chapter 2m
Chapter 2n
Chapter 2 o
Chapter 2 o
Chapter 2p
Chapter 2Q
Chapter 2R
Chapter 2S
Chapter 2T
Chapter 2U
Chapter 2V
Chapter 2X
Chapter 2Y
Chapter 2 Z
Volume 3
Vol 3 halaman 2
Vol 3 halaman 3
Vol 3 halaman 4
Vol 3 halaman 5
Vol 3 halaman 6
Vol 3 halaman 7
Vol 3 halaman 8
Vol 3 halaman 9
Vol 3 halaman 10
Vol 3 halaman 11
Vol 3 halaman 12
Vol 3 halaman 13
Vol 3 halaman 14
Vol 3 halaman 15
Vol 3 halaman 16
Vol 3 halaman 17
Vol 3 halaman 18
Vol 3 halaman 19
Vol 3 halaman 20
Vol 3 halaman 21
Vol 3 halaman 22
Vol 3 halaman 23
Vol 3 halaman 24
Vol 3 halaman 25
Vol 3 halaman 26
Vol 3 halaman 27
Vol 3 halaman 28
Vol 3 halaman 29
Vol 3 halaman 30
Vol 3 halaman 31
Vol 3 halaman 32
Vol 3 halaman 33
Vol 3 halaman 34
Vol 3 halaman 35
Vol 3 end

Chapter 2W

13.6K 229 29
By lestarie88

"Ryu, kau terla...what?!" Kenzie menghentikan makiannya.

Yoshi menabrak punggung Kenzie karena tiba-tiba temannya itu berhenti berjalan.

Sambil mengelus keningnya Yoshi berkata, "aww, kenapa berhenti tiba-tiba? Kepalamu keras sekali. Sakit tau?"

"Ryu tidak ada disini. Lihat, mereka tidur satu ruangan?" tanya Kenzie tidak percaya pada apa yang telah di lihatnya.

"Apa? awas, minggir sedi-kit..."

Yoshi berjalan melewati Kenzie.

Beberapa kali ia mengucek matanya sampai akhirnya memutuskan untuk berjalan mengelilingi kamar.

"Benar-benar tidak ada tembok pembatasnya."

"Tempat tidurnya ada dua?"

"Emm..ya, ada dua. Boneka ini pasti punya Yuri." kata Yoshi menegaskan.

ia menyentuh hidung boneka Yuri sambil berkata dihati, "hmm..ternyata perkiraanku benar".

"Tapi bukankah pintunya ada dua?!" Kenzie masih tidak percaya.

"Ya, pintunya ada dua. lemari, meja belajarnya juga ada dua. Hanya saja...ruangan ini tidak ada tembok pembatasnya, benar-benar tidak ada."

Yoshi berjalan bolak balik untuk memastikan.

"Apa aku sedang bermimpi? Yoshi tolong pukul aku, pukul..!" seru Kenzie tidak sabar.

'Buuuk...'

Yoshi memukul perut Kenzie hingga terjatuh.

"Sakit?"

"Cih, kenapa kau memukulku keras-keras hah?!" sewot Kenzie.

Yoshi tersenyum sambil membantu temannya berdiri, "aku anggap jawabanmu 'iya' Berarti kau tidak sedang bermimpi tuan Hiromasa Kenzie."

Kenzie tidak menjawab, ia masih meringis.

"Yuri, tolong ambilkan handuk!!"

"Sstt...diam-diam, itu seperti suara?"

"Ryu!" pekik mereka bersamaan.

"Yuri tolong cepat sedikit, aku mulai kedinginan!" teriak Ryu sekali lagi.

Kebiasaan buruk, lagi-lagi ia lupa membawa handuknya ke kamar mandi.

"Kok sepi? Apa Yuri tidur? Wah celaka."

Ryu menepuk keningnya setelah merasa tidak mendengar jawaban apapun dari istrinya.

Biasanya Yuri akan berteriak kesal kepadanya karena ia selalu lupa membawa handuk bila hendak mandi.

'Tok-tok-tok'

Pintu kamar mandi di ketuk. Ryu merasakan kejanggalan yang kedua.

"Sejak kapan istriku mengetuk pintu kamar mandi? Biasanya ia akan berteriak memanggil namaku. Apa dia sedang marah padaku?" tanya Ryu di hati.

'Tok-tok-tok'

Sebelum membuka pintu Ryu kembali berpikir. Sebuah perkiraan terlintas di otaknya, mungkin saat ini istrinya itu hendak mengerjainya.

Senyuman jahil tiba-tiba terlukis sempurna di wajahnya.

Ryu membuka pintu perlahan. Kepalanya mengintip sedikit. Sebuah handuk biru muda berada tepat di hadapannya.

Sambil tersenyum super jahil, Ryu menarik masuk handuk berikut tangan orang yang memegangnya.

Satu detik

Dua detik

Tiga detik

"Huwaaa....!!"

'Bak-Buk-Bak-Buk-Brak'

"Aaggh..."

'Bak-Buk-Brak-Brak-Bak-Buk-Bak-Buk-brak'

"Aaww, ampun-ampun-aww...tolong..!!"

Kenzie dan Toru menelan ludah pelan mendengarnya.

Mereka tahu, siapa yang berteriak-teriak minta tolong dari dalam kamar mandi.

Tak lama kemudian pintu kamar mandi terbuka.

Sebelah mata Yoshi nampak membiru, ia keluar dari kamar mandi sambil memegangi pinggang dan perutnya.

Sebelum keluar dari kamar mandi Ryu melilitkan handuk di pinggangnya. Ia cepat-cepat menyusul langkah Yoshi untuk memapahnya.

"Yuri?!" seru Ryu.

Ia menghempaskan teman yang dipapahnya begitu saja karena kaget.

Sekali lagi Yoshi meringis kesakitan.

Ryu berlari mendekati Yuri yang tengah terbaring di atas sofa putih ruang santai.

"Matanya tertutup, dia..."

"Dia hanya pingsan, tidak usah khawatir" kata Toru menenangkan, baru kali ini ia melihat wajah Ryu tegang karena cemas seperti ini.

Mata hitamnya menjadi sayu mendengar kata-kata temannya.

"Yuri, bangun. Apa kau mendengarku? Bangunlah, jangan buat aku menjadi cemas. Ayo bangun, aku mohon bangunlah," bisik Ryu di telinga Yuri.

"Ryu tenanglah, dia hanya pingsan. Sebentar lagi juga siuman, kita tunggu saja."

Toru kembali menenangkan kemudian menariknya duduk di sebelah Yoshi.

Seakan kekuatannya melemah, Ryu menyandarkan kepalanya di sofa.

Matanya terus menatap cemas ke arah Yuri yang masih terbaring pingsan di dekatnya.

"Aww...pake perasaan dong!" teriak Yoshi.

"Iya-iya, cerewet" gerutu Kenzie sambil kembali menempelkan handuk yang basah oleh air es di sebelah mata Yoshi.

Ryu melirik Yoshi.

"Maaf yah, kau membuat aku kaget tadi."

Yoshi berusaha tersenyum, tangannya menepuk-nepuk pudak Ryu. Tadi Ryu benar-benar kaget saat tahu bahwa yang di tariknya masuk itu seorang pria, bukan istrinya. Beberapa jurus karate pun keluar menghajar si pria sampai Ryu tersadar bahwa orang yang dipukulinya ini adalah sahabatnya sendiri.

"Jadi, kau tinggal seatap Seatap dengannya?" tanya Kenzie hati-hati.

Ryu tidak menjawab, ia yakin teman-temannya sudah tahu yang sebenarnya.

"Kau berani tinggal dengan gadis remaja yang baru kau kenal tanpa ikatan?" Yoshi bertanya.

Ryu kembali melirik Yoshi. Mau bagaimana lagi, rahasianya telah terbongkar.

"Kami sudah menikah."

"Apa?!" pekik ketiga temannya bersamaan.

"Kami sudah menikah, tiga hari sebelum libur musim panas kemarin berakhir."

Hening, ketiga teman Ryu masih memproses kata-kata yang baru saja mereka dengar.

"Ha..ha..kau jangan bergurau Ryu, dia itu masih kecil. Lagi pula bukankah kau baru mengenalnya?" suara tawa Yoshi membuat Ryu meliriknya tajam.

Yoshi yang melihatnya pelan-pelan menghentikan tawa pura-puranya.

"Bagaimana bisa? Setahuku kalian belum pernah pacaran bukan?" tanya Kenzie tidak percaya.

"Benar, sejak dulu kau tidak pernah punya kekasih bukan?" Toru ikut-ikutan bertanya.

"Memang."

Ryu berdiri menghampiri Yuri.

"Lalu?"

"Orang tua kami yang merencanakannya. Aku diberitahu mendadak, begitu juga dia."

Continue Reading

You'll Also Like

76K 3.3K 20
~Kejarlah dia sesukamu. Kelak jika kau lelah, berhentilah. Aku yang akan memijit kakimu.~ ---------- Sudah bukan rahasia lagi kalau Pinky jatuh cinta...
ICY By inno

Random

1.5K 188 8
Apa jadinya namja dingin nan swag menyukai yeoja tomboy yang tak kalah dingin darinya? Dan yeoja itu adalah saudara kembar sahabatnya sendiri. Apaka...
127K 4.4K 20
"SMA itu masa terindah didalam hidup lo!" Gitu sih kata orang... Tapi, gak buat Nina, siswi kelas 11 SMA Harum Bangsa. Ya gimana tidak?! Kebayang gak...
85.6K 3.7K 18
"Karena kamu manis dan pahit... seperti coklat"