Protective Husband ❌ Jungkook

By noonameyy

189K 14.6K 1K

Menikahi Komandan Kepolisian Korea Selatan, Jeon Jungkook bukanlah hal mudah. Nam Eunhye terpaksa merasakan s... More

Prologue [Season 1]
Episode 2: Your Doll?
Episode 3: Reverenge
Episode 4: Threat
Episode 5: Pregnant
Episode 6: Secret
Episode 7: True Love
Episode 8: The Ending
Sequel 1: Because I love you
Sequel 2: Papa Jeon
Sequel 3: Cemburu buta
Sequel 4: Papa Jeon pembohong ulung
Sequel 5: Possesif Papa
Season 2
Prologue [Season 2]
Episode 1: Two Wife
Episode 2: Lust
Episode 3: Lose You
Episode 4: The Devil Trap
Episode 5: Over Pain
Episode 6: Promise
Do you miss me?

Episode 1: The Chance

29.5K 1.6K 67
By noonameyy

"I hate you, Jeon Jungkook!"


Lagi-lagi aku mengerang kesal saat ia memberikan peringatan kepadaku untuk tidak ke mana pun saat ia pergi bertugas.

Ya, Pria tampan yang selama ini bersamaku adalah seorang kepala polisi. Aku tahu itu semua untuk kebaikanku tapi apa aku harus selalu berdiam diri tanpa bersosialisasi di luar. Mungkin aku akan benar-benar menjadi gila karena peraturannya.

Aku membenamkan wajahku pada bantal. Menutupi seribu kemungkinan bahwa ia akan datang dan lagi-lagi memberikan segala bualannya agar aku menuruti semua apa yang ia inginkan. Aku membenci hal itu.

Aku menggeliat saat merasakan tubuhku sedang di peluk dengan posesif hingga membuatku berbalik. Ia tersenyum menatapku penuh arti.

"Maafkan aku sayang soal yang tadi. Aku benar-benar hilang kendali, " ujarnya lembut sembari mencium pipiku sekilas.

Ia sangat tahu kelemahanku, pelukannya. Tanpa menjawab apa pun aku segera menenggelamkan kepalaku pada dada bidangnya. Menghirup aroma maskulin yang menguar dari tubuhnya yang kuyakini ia baru saja mandi.

Matahari mulai silau bersama cahayanya yang tampak membias membuat kaca bening tersebut tampak berwarna-warni.

Aku meraba tempat tidur di sebelahku. Lagi-lagi kosong. Sepersedetik kemudian bulir bening muncul dari pelupuk mataku.

Sejujurnya aku ingin bangun setiap pagi melihat Jungkook di sebelahku, memberikan morning kiss , membuatkannya sarapan. Tapi itu semua seperti mimpi di siang bolong. Bak pungguk merindukan bulan.

Kenapa aku harus jatuh cinta padamu Jungkook?

Aku selalu bertanya tanya teringat kejadian 5 tahun lalu. Kau mengubah segalanya dalam waktu kurang dari satu jam dan membawaku ke dalam duniamu untuk seumur hidup.

Semua itu berawal dari sebuah kisah yang sulit untuk di jelaskan. Ya, itu yang kupikirkan.

...

Flashback of Story

Sosok mungil itu berusaha keras menstater mobil sport miliknya. Namun nihil tak ada perubahan sama sekali. Ia mengambil ponselnya untuk menghubungi siapa pun yang di anggapnya bisa membantu.

"SHIT!" Ia kesal. Eunhye memukul setir mobil dengan kasar, tiba- tiba saja ia kehilangan sinyal.
Menghela nafas kasar, mau tak mau ia harus memeriksa mesin mobilnya. Meski ia harus mengorbankan tangannya kotor dan perjalanannya menuju pesta sahabatnya terlambat.

Dengan penerangan handphone yang terbatas, ia berusaha mencari kesalahan pada mobilnya. Tangannya lihai mengutak-atik mesin mobil tersebut hingga akhirnya ia mengetahui bahwa mobil tersebut kehabisan air karburator.

"Oh God, ke mana aku harus mencari air karburator di tempat seperti ini?" Eunhye tampak putus asa sembari mengelap keringat yang bercucuran di wajahnya.

"Geure, lebih baik aku segera mencari bantuan sebelum pesta SoEun berakhir." Ia segera menutup jok mesin mobilnya dan bergegas mengambil tas tangan.

Namun belum tiba-tiba saja, seperti seekor kelinci yang lemah. Tubuhnya limbung begitu saja saat sebuah benda tumpul mendarat mulus tepat di kepala belakangnya. Sekilas ia merasakan sakit yang amat pada kepala belakangnya. Hingga pada akhirnya merasakan kegelapan melingkupi dirinya.

Matanya mulai mengerjap, irisnya mencoba membiaskan cahaya dari silaunya sinar matahari yang masuk melalu celah rumah tua tersebut. Ia merasakan tubuhnya sakit lantaran ketika ia bangun , tubuhnya di ikat seutas tali dan mulutnya di lakban dengan erat.

Mata sipitnya , mencari-cari tahu dimaknakah ia berada. Otaknya mulai kembali bekerja , hingga menemukan dirinya sedang disekap.

"Hai, gadis bodoh," ujar seorang pria aneh dengan masker yang menutupi wajahnya. Mata pria tersebut menelisik keadaan Eunhye yang cukup berantakan. Dengan baju yang sedikit koyak serta tatanan rambut yang begitu berantakan.

Mata Eunhye melebar, ingin menantang pria tersebut. Tubuhnya berusaha bergerak ke sana-kemari, mencari cara agar ia terlepas.

"Percuma kau bergerak ke sana-kemari. Kau akan melukai kulitmu sendiri dan mungkin luka itu akan membekas. " Pria tersebut tertawa meremehkan.

"Mungkin saja gadis manja sepertimu akan menyewa dokter operasi plastik terbaik Korea selatan untuk mengoperasi bekas luka tersebut. Dasar gadis manja tapi ..., " pria tersebut mengantung ucapannya , satu tangannya muncul dari belakang sambil membawa sebilah benda tajam. "Sepertinya kau bukan membutuhkan dokter operasi plastik , melainkan dokter yang akan mengautopsi mayatmu!" Tawanya menggelegar seperti seorang psikopat.

Eunhye semakin mengerakkan tubuhnya ke sana kemari. Ia harus lepas dari psikopat ini jika tak mau namanya muncul sebagai Headline di koran terbesar Korea selatan karena menjadi korban pembunuhan.

"Tak perlu banyak bergerak cantik. Aku akan memberikan servis terbaik untukmu." Ia mendekat dan memainkan pisau lipatnya dengan lihai dan mengacungkannya.

"Appa tolong aku!" Eunhye setengah menjerit , ia berusaha berteriak meski ia tahu bahwa ia tak mengeluarkan suara.

"Tenanglah aku akan memberikanku karya seni terbaikku pada wajahmu yang cantik . Mungkin kita akan bersenang senang malam ini. Ya, aku akan membiarkanmu merasakan sayatan-sayatan yang indah ditubuhmu. Dan aku rela mati demi menyaksikan kau mati kesakitan."

Pria tersebut mulai mengusapkan pisau dinginnya ke wajah Eunhye. Dengan lihai ia memainkan pisau itu tanpa memperdulikan wajah Eunhye yang sudah pucat pasif.

"Aku mencintaimu, appa." Bak kata terakhir Eunhye mengucapkan mantra itu agar hatinya rela bahwa besok ia akan menjadi mayat.

SRAK!

BRAK!

Pria itu menghentikan aktivitasnya saat mendengar bunyi. Ia melirik Eunhye sekilas.

"Sepertinya akan ada sedikit gangguannya nona cantik . Aku akan mengurusnya terlebih dahulu." Pria tersebut mengambil sebuah kayu yang cukup besar.

Tanpa ia ketahui sebuah tembakan melesat ke udara , menimbulkan suara yang cukup memekakkan .

"Anda sudah berada di dalam sergapan. Mohon serahkan diri sekarang."

Pria tersebut segera menutup mata Eunhye dan membawanya bersama anak buahnya untuk segera melarikan diri.

Beberapa Jam yang lalu di tempat yang berbeda.

Pria paruh baya tersebut tak henti hentinya modar mandi di dalam kantor polisi. Seketika satu kantor polisi hampir saja riuh tak kala orang penting seperti tuan Nam Joon datang ke kantor mereka.

"Saya akan melakukan apa pun jika kalian bisa menemukan anak saya," ujarnya tegas.

Kepala polisi muda bernama Jeon Jungkook itu menghela nafas berat. Bukan kali pertama ia mengagani kasus seperti ini dan sungguh berlebihan jika pria paruh baya ini merusuh di kantornya.

"Saya ingin Anda, Komandan Jeon untuk menyelamatkan anak saya." Pria yang di ajak bicara itu hanya memandang kesal.

"Orang-orang saya akan menyelesaikan kasus ini untuk Anda tuan Nam," balas Jungkook ramah.

"Tidak. Hanya Anda yang bisa saya percaya. Bisa saja anak buah Anda tidak melakukannya dengan baik," ujar Namjoon khawatir.

"Ini bukan soal uang ataupun kekuasaan. Ini soal nyawa anak saya. Kalau Anda bersih keras memberikan tugas ini kepada anak buah Anda. Akan saya pastikan besok surat penurunan pangkat akan ada di meja kerja Anda. "

"Baiklah saya akan menyelesaikannya untuk Anda."

...

Jungkook memasang lengkap dirinya sebelum ia menyelesaikan kasus ini. Tentu saja ia tak akan sendiri melainkan bersama polisi lainnya. Namun khusus yang bersentuhan langsung dengan Eunhye ia yang akan melakukannya sesuai dengan perintah Nam Joon.

Decitan ban mobil polisi serta sirene terus menerus berbunyi untuk mengelabui pelaku. Di lain sisi Jungkook sudah menunggu di tempat lain. Ketika mereka lengah ia akan mulai beraksi.

Eunhye merasakan tubuhnya diseret serta di tarik ke dalam sebuah mobil sedangkan beberapa anak buah sang psikopat berusaha melenyapkan tanda bukti.

Melihat kesibukan mereka tanpa di nyana Eunhye segera mendendang alat vital psikopat tersebut hingga ia tersungkur dan kesakitan. Eunhye segera berlari menuju semak-semak tersebut tanpa peduli tubuhnya masih di ikat tali. Ia mengerahkan seluruh tenaganya yang tersisa untuk melarikan diri.

Eunhyemenggeliat berusaha menendang apa pun saat tubuhnya di rengkuh dari belakang oleh seseorang.

Dengan sigap tangannya yang lihai membuka ikatan yang melilit tubuh Eunhye. Mata Eunhye cukup terpana melihat pria itu di balik balutan seragamnya.

"Sepertinya aku pernah melihatnya," gumamnya dalam hati.

"Pangeran dari dalam mimpi...." Sedetik kemudian Eunhye merasa tangannya di genggam dengan posesif.

"Dalam hitungan ketiga -kita lari," bisiknya parau di telinga Eunhye.

Bak godaan yang begitu sensual Eunhye hampir saja lupa bahwa saat ini ia sedang menjadi korban penculikan. Bukan penculikan yang menakutkan namun penculikan hati yang begitu memabukkan.

Ia berusaha membawa dirinya untuk mensejajarkan langkah kakinya yang masih mengenakan sepatu hak tinggi. Kakinya diajak melangkah tanpa peduli rasa sakit. Ia dan pria yang membawanya kabur berusaha menerobos ilalang dan tanaman yang menjalar untuk menghindar.

Lama kelamaan nafas Eunhye mulai terengah engah, saat itulah ia sadar.

Siapakah yang menyelamatkannya?

Seketika ia melepas pegangan itu. Hingga pria yang menariknya seketika berhenti.

"Kau siapa?" tanyanya takut. Eunhyeberingsut menjauh.

"Mwo? Aku? Haruskah sekarang ? Kau bertanya pertanyaan yang tak penting seperti itu," ujar pria itu sembari mendekati Eunhye.

" Iya. Itu penting untukku. Bisa saja kau psikopat jahat." Eunhye semakin beringsut ke belakang.

"Aku Jeon Jungkook . Komandan polisi di Korea Selatan. Mendapat mandat penuh dari appamu untuk membawamu pulang dengan selamat, " ujarnya penuh penekanan di setiap kalimat.

"Kau bohong. Bisa saja kau berpura pura menipuku. Aku tak akan tertipu lagi," Eunhye membalikkan tubuhnya menjauh. Hingga lengannya di tarik kembali di tarik pria tersebut.

"Kau mau bukti apa supaya kau berhenti berbicara?" Jungkook menarik lengan Eunhye keras hingga membuat gadis itu meringis.

" Lepaskan aku!" teriaknya pada Jungkook.

Jungkook hampir saja melepaskan tangannya namun tiba-tiba saja mereka mendengar sebuah teriakan.

" HYA KEMANA KAU GADIS CANTIK ? AKU AKAN MEMBUNUHMU JIKA AKU BERHASIL MENEMUKANU!" ujar Pria tersebut .

Seperti seorang super hero yang berada di dalam cerita dongeng. Jungkook menarik Eunhye ke dalam dekapannya, menyembunyikan tubuh mungil itu sambil bersembunyi agar tak ketahuan.

Eunhye hampir saja lupa bagaimana caranya bernafas saat Jungkook dengan posesif memeluknya dan membenamkan wajah Eunhye pada dada bidangnya.

"Huuuwaa." Eunhye berteriak saat merasan seekor ulat bulu jatuh ke bahunya.

Jungkook menatap Eunhye kesal.

"Oh disini rupanya kau bersembunyi," ujar pria tersebut dan beberapa anak buahnya yang berada di belakang.

Jungkook mendengus kesal sembari menatap mereka.

"Tetaplah berada di sisiku," ujarnya pelan lalu segera menyerang mereka satu persatu.

Jungkook melayangkan pukulan dan tendangan pada mereka. Tubuhnya dengan gesit bergerak dan bodohnya ia lupa meletakkan dimana pistolnya yang berakibat, bagaimana jika penjahat itu yang menemukannya ?

Jungkook hampir saja mengalahkan mereka, hingga sebilah pisau berhasil mengoyak dan menyayat lengannya hingga mengeluarkan cairan kental berwarna merah.

" Hya, tanganmu!" teriak Eunhye panik.

Melihat kelengahan Jungkook, penjahat tersebut meraih lengan Eunhye hendak membawa gadis itu pergi. Namun Jungkook dengan mudahnya menendang penjahat tersebut dan membawa Eunhye pergi .

Lama mereka berlari hingga Eunhye merasakan kakinya sakit, akibat terlalu lama berlari.

"Aahhh Appo," ringisnya pelan.

Jungkook memperlambat larinya. Melihat Eunhye yang berusaha berlari dengan kesakitan, Jungkook berinisiatif melepas sepatunya untuk memakaikannya pada Eunhye.

"Apa yang kau lakukan? " ujar Eunhye saat Jungkookmelepas heelsnya dan memakaikannya sepatu bot miliknya.

"Cha ... kita lanjutkan berlari." Setelah selesai memakai sepatu Jungkook kembali menggenggam tangan Eunhye dan berlari.

Kicauan burung di hutan menemani suasana senja yang kian tampak. Dua sejoli yang tengah berjalan ini pun sudah tampak lelah.

"Hei, Jungkook. Apa kau tidak lelah? " tanya Eunhye sembari menarik tangan Jungkook.

Jungkook tak menjawab dan hanya diam. Sudah terhitung sepuluh kali Eunhye mengatakan hal tersebut. Namun tak satu pun di jawab oleh Jungkook.

Sedangkan tangan Jungkook masih betah berlama-lama menggandeng tangan Eunhye. Meski sedari tadi Eunhye berusaha melepaskan diri.

Melihat diamnya Jungkook membuat Eunhye merasa kesal sekaligus marah. Tak di pungkiri Eunhye merasa senang bersama Jungkook tetapi, Jungkook seperti sebuah bunga mawar yang berduri.

"Hiks .... " Satu-satunya jalan. Menangis .

Tak akan ada pria yang menginginkan wanita menangis , kecuali pria itu gila.

Mengira bahwa Jungkook pria waras ternyata merupakan kesalahan besar. Buktinya Eunhye sudah menangis sesenggukan dan Jungkook seperti pria tuli yang tetap berjalan tanpa memperdulikan kaki Eunhye yang sudah hampir patah.

Lelah menangis, Eunhye akhirnya memutuskan untuk mengikuti keinginan Jungkook meskipun nanti ia akan kehilangan kedua kaki indahnya.

Tak ayalnya bulan yang memberi mereka harapan di tengah gelapnya malam, muncullah setitik harapan.

Jungkook berhenti, ia menatap Eunhye penuh iba sedang Eunhye, gadis itu hanya diam tanpa mengucapkan apa pun. Jungkook melepas genggamannya.

Eunhye yang terkejut pun segera mengarahkan pandangannya pada Jungkook .

"Naiklah ke punggungku," ujar Jungkook singkat. Eunhye membelalakkan matanya terkejut.

Jungkook tanpa babibu, menarik Eunhye lalu mengendonnya di punggungnya. Seketika Eunhye merasakan kehangatan menjalar di tubuhnya.

"Istirahatlah di punggungku jika kau merasa lelah " mendengar Jungkook mengatakan hal tersebut Eunhye buru-buru melingkarkan tangannya pada leher Jungkook dan siap mencari posisi yang nyaman untuk tertidur.

Helaian daun tersebut gugur ke tanah, helaian lainnya tampak berjatuhan mengenai kepala Eunhye dan Jungkook. Kedua sejoli yang masih enggan bangun dari tidurnya itu merasakan hembusan angin sepoi yang menjalari tubuh mereka.

Hingga saat Helaian daun tersebut jatuh mengenai Eunhye barulah ia mulai terbangun dari mimpinya. Sekilas ia merasakan keanehan.

Suasana, situasi dan perasaan. Semuanya berbeda .Matanya mengerjap, melawan cahaya matahari yang mulai terang. Matanya perlahan mulai terbuka, hingga ia menemukan sosok pria tampan yang masih setia memeluknya dalam tidur yang begitu nyenyak.

Eunhye tersenyum saat mengingat begitu baiknya Jungkook saat membiarkannya menaiki punggung hangatnya dan membiarkan ia tidur di atasnya. Jangan lupa semalaman Jungkook memeluknya dengan posesif hingga tubuhnya merasakan kehangatan yang sama ketika Nam Joon, sang ayah yang memeluknya.

Melihat sosok yang tengah tidur terlelap itu, membuat ia merasa geram sekaligus gemas. Eunhye mengangkat tangannya, memainkan poni Jungkook yang mulai panjang. Tangannya menjalar untuk menyentuh setiap inci wajah pria ini.

Jungkook memiliki wajah sempurna dengan kedua kelopak mata yang indah . Bulu mata yang panjang. Hidung besar yang mengemaskan. Bibir tipis yang seksi. Tangannya berhenti pada bibir itu. Eunhye mengusapnya pelan sambil bergumam -

"Bagaimana rasanya jika aku menciummu Jungkook? " Eunhye tersenyum pahit saat mengingat perlakuan kasar Jungkook padanya.

Senyuman itu pudar seiring dengan kilasan balik perlakuan menyayat hati Jungkook padanya. Perlahan tapi pasti ia berusaha melepaskan pelukkan pria itu padanya.

"Bisakah kau diam dan berhenti menggangguku. Aku benar-benar lelah," ujar Jungkook pada Eunhye. Matanya enggan membuka tapi bibirnya sibuk berbicara.

"Baiklah tuan Jeon, lanjutkan tidurmu tapi bisakah kau melepaskan pelukanmu padaku, " balas Eunhye.

"Tidak. Anggap saja ini sebagai upah untukku karena semalam aku berbaik hati memberikanmu tumpangan di punggungku. " Eunhye membelalakkan matanya. Ternyata pria ini perhitungan sekali.

" Lanjutkanlah tidurmu, aku akan menunggu sampai kantukmu hilang." Eunhye mendengus kesal sambil mengalihkan perhatiannya melihat sekitar.

Tak berapa lama Jungkook terbangun, matanya melihat gadis itu tengah memperhatikannya dengan saksama.

"Aku tahu aku tampan nona," ujarnya parau.

"Kau sudah tidak mengantuk lagi . Bolehkan kau lepaskan pelukanmu ?" balas Eunhye.

"Tidak . Aku masih ingin memelukmu," ujarnya frontal.

"Hya aku akan mengadukanmu pada ayahku." Eunhye berusaha melepaskan pelukan Jungkook padanya.

"Jangan bohong jika kau juga suka pada saat aku memelukmu . Bukankah tubuhku sangat hangat dan seperti nya kau ingin merasakan bibirku seperti apa ? "ledek pria itu sembari menatapnya sensual.

Eunhye membulatkan matanya, Gadis itu tampaknya tertangkap basah. Melihat gadis itu hanya diam dengan segala keterpaksaan Jungkook melepas pelukannya . Gadis itu pun segera duduk di ikuti oleh Jungkook. Eunhye berusaha memalingkan wajahnya hingga mendapati kaki Jungkook terluka.

"Kakimu Jungkook," ujarnya terkejut.

"Gwancahana. Ini hanya luka kecil," elak Jungkook.

Eunhye teringat bahwa Jungkook tak memakai alas kaki saat mengendongnya. Jadi , ia lah yang membuat kaki Jungkook terluka di tambah luka di lengan Jungkook dan itu juga akibat dirinya.

Eunhye merobek gaunnya hingga membuat Jungkook memalingkan wajahnya karena merasa malu. Eunhye membalut luka kaki dan lengan Jungkook hingga membuat pria bermarga Jeon itu tersentak kaget.

"Kapan ayah akan menjemput kita ?" ujarnya pelan.

"Euhh." Jungkook sangat gugup saat berbicara dengan Eunhye. "Sebentar lagi," lanjutnya.

Selama menunggu Eunhye hanya diam sambil memeluk lutut . Hanya keheningan yang menjalari mereka berdua hingga suara serdadu datang menandakan bantuan datang terlambat.

Eunhye segera berlari menuju ayahnya saat mobil sang ayah menjemputnya.

"Appa!"Eunhye berlari ke dalam dekapan sang ayah. Gadis ini memeluk ayahnya dengan erat melepas rasa rindu.

Ia memendamkan wajahnya pada dada ayahnya, seperti seorang anak kangguru yang merasa terlindungi saat berada di dalam kantung ibunya.

"Appa ayo kita pulang . Aku benar lelah." Rengeknya.

"Baiklah putri kecil appa. Ucapkan terima kasih pada komandan Jeon."

"Terima kasih komandan Jeon Jungkook. Aku pulang dahulu. Kapan-kapan saja ya aku bisa merasakan bibir manis milikmu." seketika semua pandangan mengarah pada Jungkook . Menatap penuh arti.

End of flashback

...

Dari situlah semua berawal. Singkat seperti cerita dongeng, bahwa seorang putri di selamatkan oleh pangeran. Meski di akhir cerita sang pangeran hidup bahagia bersama sang putri berkebalikan dengan hal itu Eunhye hidup penuh dengan rasa sakit.

Satu tahun sudah umur pernikahan mereka. Eunhye masih mengingatnya dengan jelas jika Nam Joon, sang ayah. Mati di hadapannya dengan cara paling mengenaskan. Tak ayalnya mimpi buruk NamJoon melafalkan keinginan terakhir pada Jungkook.

Bahwa ia harus menjaga Eunhye apa pun yang terjadi. Eunhye merasakan setitik cahaya datang kepadanya bahwa ia akan di jaga oleh Super hero seperti Jungkook. Berkebalikan dengan fakta.

Benar, Jungkook menjaga Eunhye dengan sepenuh hati seperti mengurungnya dengan kemewahan berlimpah di dalam rumah berpagar besi yang tingginya hampir 3 meter.

Eunhye hanya seorang gadis yatim piatu bukan teroris kelas kakap yang harus di kurung bak tahanan yang akan di vonis mati. Rasa sesak pun menyelinapinya. Diam-diam Eunhye mempelajari rumah ini. Mencari cara agar ia lepas dan bisa menghirup udara bebas.

"Bahkan jika aku harus kehilanganmu. Aku akan melakukannya Jungkook." Eunhye bergumam sembari mematut dirinya di depan cermin. Walau bagaimana pun Jungkook harus tahu bahwa ia menginginkan kebebasan.

Setelah Jungkook berangkat bertugas, Eunhye segera menyusun siasat. Eunhye membuat keributan dengan mengatakan kalung berlian yang merupakan mahar pernikahannya hilang . Hal tersebut membuat seisi rumah kacau mencari perhiasan tersebut .

Di lain sisi Eunhye dengan lihai mematikan semua CCTV. Tali yang ia pasang untuk melewati pagar rumahnya sudah standbay menunggu.

Eunhye menaiki pagar itu bersusah payah lantaran selama ini , gadis itu hidup dengan kelimpahan dan tak pernah sekalipun mengetahui teknik memanjat .

Dengan segala upaya yang ia punya akhirnya , Eunhye berhasil turun meskipun dengan pendaratan yang tidak mulus karena baru saja pantatnya menyentuh ranting batang pohon yang menjadi pagar rumahnya.

Mengetahui bahwa Eunhye baru saja menghilang membuat seluruh tubuh Jungkook merasa kaku . Hampir saja ia melemparkan anak buahnya dari lantai atas sebelum Jin , orang kepercayaannya mengatakan bahwa Eunhye di temukan sedang berada di depan makan Nam Joon .

"Hiks appa aku merindukanmu." ujarnya dengan tangis yang membanjiri pipi.

"Aku benar-benar minta maaf karena jarang mendatangi makammu appa . Jungkook , pria yang appa percaya itu bukanlah pria baik . Ia mengurungku di dalam rumahnya dan mendatangiku pada waktu malam. Appa aku terlihat seperti gadis simpanan di matanya . Aku membencinya appa. Hiks . Pria itu jahat . Aku ingin ikut appa dan eoma saja. Hiks."

Mendengar semua penuturan gadis di hadapannya membuat api kemarahan yang hampir saja meledak berangsur angsur padam. Tangisan itu terdengar amat sangat memilukan .

"Appa aku sudah mengambil keputusan . Aku akan bercerai dengannya dan memulai hidup baru." Eunhye mengusap air matanya kasar . Matanya menatap penuh ambisi untuk meninggalkan Jungkook .

" Aku tak mengizinkanmu meninggalkanku Nam Eunhye." Eunhye berbalik dan menemukan sosok pria dengan rasa egois dan angkuh menatapnya dengan tatapan jahat dan mengerikan .

"Aku tak peduli jika kau tak mengizinkanku . Mulai saat ini aku tak butuh izin darimu." Eunhye menaikkan dagunya angkuh untuk melawan Jungkook . Suaranya ia naikkan tak peduli apa yang akan dilakukan Jungkook padanya jika ia melawan .

Tanpa peduli dengan teriakan Eunhye , Jungkook menarik gadis itu untuk keluar dari areal pemakaman .

"Jungkook lepaskan aku!" Eunhye berteriak kesakitan saat Jungkook dengan kasarnya menarik tangannya tanpa ampun.

"Lepaskan aku sekarang, kau sudah tuli ya?!" Jungkook melepaskan tangan itu lalu melemparkannya untuk masuk ke dalam mobil .

Jungkook memacu mobilnya laju dan tak peduli bahwa sedari tadi Eunhye hampir ketakutan .

"Hei, kau mau membuatku mati ya!" Teriak Eunhye ketakutan.

Tak berapa lama Eunhye dan Jungkook sampai di rumah milik Jungkook . Semua pelayan dan pengawal takut menatap Jungkook dan memilih untuk menghindar . Eunhye di tarik paksa menuju kamar.

"Lepaskan aku bodoh. Ini menyakitkan." Eunhye meringis saat Jungkook menghempaskannya ke kasur milik mereka. Dan memenjarakannya dengan kedua lengan Jungkook yang kokoh .

"Apa maumu Eunhye?" pertanyaan bagus yang dan mengintimidasi itu sukses meluncur dari bibir Jungkook.

"Aku ? Aku mau kita bercerai ."Jungkook membulatkan matanya mendengar tuturan Eunhye. Matanya kembali berapi api mendengar hal tersebut.

Jungkook mendekatkan wajahnya hingga hidung mereka saling bersentuhan . Mata mereka saling bertemu . Semakin dan semakin dekat Jungkook menempelkan bibirnya untuk membungkam Eunhye mengucapkan hal yang lebih menyakitkan .

Hatinya terluka saat Eunhye mengatakan perpisahan kepadanya. Jungkook merasakan peredaran darahnya berhenti mengalir sangkin khawatirnya pada Eunhye . Jungkook melumat bibir Eunhye tak peduli bahwa gadis itu semakin kehabisan oksigen.

Hingga Jungkook merasakan Eunhye mendorongnya lalu ia melepaskannya dan menatap mata Eunhye dengan sendu.

Matanya berubah menjadi penuh kelembutan. Tangannya terulur mengusap kepala Eunhye dengan pelan. Alih-alih tegar , Jungkook malah mengeluarkan cairan bening dari pelupuk matanya hingga air mata itu jatuh mengenai Eunhye .

"Maafkan aku, hye-ah . Aku benar-benar menyakitimu," ujar Jungkook pelan. Sedangkan Eunhye hanya bisa diam terpaku melihat Jungkook menangis .

"Aku benar-benar mencintaimu. Kumohon jangan pernah tinggalkan aku.... " Eunhye terpana mendengar Jungkook mengatakan hal tersebut.

Tangannya terulur menghapus bulir bening itu. La menangkup wajah Jungkook dan mencium bibirnya dengan penuh kelembutan.

"Kenapa kau menangis, Jungkook ? " ujar Eunhye.

"Aku takut kau meninggalkan aku. Aku tak bisa kehilangan . Selama ini aku berpikir dengan semua harta yang kupunya kau akan bahagia dan alasanku mengurungmu di dalam rumah ini karena aku takut terjadi sesuatu padamu. Kau tahukan komandan polisi sepertiku banyak memiliki musuh." Jungkook mengutarakan pendapatnya sembari menatap Eunhye sendu.

"Tapi kenapa kau tidak pernah memberikan waktu untukku. Kau hanya sibuk dengan pekerjaanmu. Aku selalu tidur tanpamu begitu juga bangun. Aku ingin kau lah orang pertama yang kulihat saat aku tertidur dan terbangun." Eunhye memanyunkan bibirnya.

Keinginannya untuk berpisah seketika hilang terhapus bersama air mata Jungkook yang ia usap .

"Maafkan aku. Aku akan berjanji untuk membahagiakanmu dan tak membuatmu kesepian , tapi urusan pekerjaan ... " Jungkook mengantung ucapannya . Ia tahu bahwa pekerjaannyalah yang membuatnya seperti ini .

"Kalau begitu aku mau little Jeon hadir diantara kita.... " Mata Jungkook membulat. Garis bibirnya melukiskan lengkungan cantik seperti sebuah senyuman manis .

"Baiklah jika itu keinginanmu." Jungkook berdiri dan membuka kancing seragamnya.

"Jangan sekarang. Ini masih siang!" Eunhye segera beranjak dan lari keluar kamar . Melihat tingkah aneh Eunhye pria itu terkekeh pelan .

Otaknya kembali bekerja mengingat permintaan bodoh Eunhye yang menginginkan seorang bayi hadir di kehidupan mereka. Memikirkan apalagi yang harus ia lakukan untuk menjaga Eunhye dan buah hatinya nanti. Sudahlah ia tak mau berpikiran buruk lagi .

Toh Eunhye akan tetap berada di dalam sisinya dan ia pasti akan menjaganya dengan baik.

Tbc.

Edited 29 Januari 2018

Continue Reading

You'll Also Like

488K 49K 38
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
186K 15.5K 26
Ernest Lancer adalah seorang pemuda kuliah yang bertransmigrasi ke tubuh seorang remaja laki-laki bernama Sylvester Dimitri yang diabaikan oleh kelua...
198K 9.8K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
55.1K 8.5K 52
Rahasia dibalik semuanya