Kiseki no Sedai Music (Kuroko...

By Asakura_Haruka

24.1K 2K 712

Ini semua demi kakakku. Jika tidak begini, aku juga tak akan mau kembali ke Jepang seorang diri dan mengganti... More

Prolog
Welcome to Kiseki no Sedai's Dorm
Teikou Academy
First Training With Murasakibara
Writing Lyrics? Bring it on, Midorima!
Lets Dance, Aomine!
Vocal Session with Kuroko
Kise Job
Stage On!
Who Are You?
Beach
Sick
Reason
Stake
Misunderstanding

Come Back to Japan

1.8K 201 61
By Asakura_Haruka

Seorang gadis berambut merah kehitaman nampak menyeret koper besarnya menyusuri Bandara Internasional Tokyo. Ia memakai kacamata hitam dan jaket panjang berwarna cokelat untuk menyamarkan penampilannya. Rambut panjangnya diikat dan diselipkan pada topi rajut yang dipakainya.

"Tsubasa!" Terdengar suara ringan memanggil gadis yang ternyata adalah Tsubasa itu.

Tsubasa menoleh dan mendapati Tatsuya Himuro berjalan kearahnya. Ia tersenyum hangat pada Tsubasa.
"Bagaimana perjalananmu?"

"Cukup lancar. Tatsuya-nii sendirian?" Tsubasa balik tanya setelah menjawab pertanyaan Tatsuya.

"Begitulah. Ayo ke apartemenku dulu. Taksinya sudah menunggu di luar." Tatsuya membantu Tsubasa membawa barang bawaannya dan berjalan ke luar bandara. Tempat dimana taksi yang Tatsuya pesan menunggu untuk membawa mereka ke apartemen Tatsuya.

***

Tsubasa terlihat takjub saat masuk ke apartemen Tatsuya yang berada di lantai tiga. Apartemen itu cukup luas untuk dihuni dua orang dan sangat rapi.

"Kupikir apartemen Tatsuya-nii lebih sederhana daripada ini." Komentar Tsubasa. Ia duduk mengistirahatkan tubuhnya di sofa ruang tengah.

"Sebenarnya Alex yang memesan apartemen ini untukku dan Taiga. Dia bilang kami harus nyaman selama kami tinggal disini."

"Tetsuya-nii baru masuk SMU 4 bulan yang lalu kan? Bagaimana sekolah di Jepang?"

"Tak lebih sulit dari di Amerika. Yah... walaupun Taiga punya masalah dengan mata pelajarannya."

Tsubasa tersenyum geli. Memang benar kakak kembarnya itu berbakat. Tapi untuk kecerdasan, Taiga masih dibawah rata-rata.

"Istirahat saja di kamar Taiga. Aku akan siapkan makan siang untukmu." Saran Tatsuya yang sudah menaruh koper milik Tsubasa di kamar Taiga.

Tsubasa mengangguk lalu berjalan ke kamar Taiga. Kamar itu bernuansa minimalis modern dan sangat rapi. Kadang ia begitu heran dengan Kakaknya dan Tatsuya. Mereka sangat memperhatikan kerapian dan disiplin. Mungkin itu efek yang ditanamkan Alex sejak mereka kecil.

Tatapan Tsubasa langsung tertuju di meja belajar Taiga. Ada dua buah bingkai foto yang dipajang disana. Yang satu adalah foto Taiga bersama Tatsuya, Alex dan Tsubasa. Sementara yang satunya lagi foto Tsubasa bersama Taiga yang diambil beberapa saat sebelum Taiga masuk SMU di Jepang. Tsubasa tersenyum kecil dan mengambil bingkai foto itu. Tsubasa agak kaget menyadari secarik kertas terselip di bagian belakang bingkai foto itu. Tanpa pikir panjang, gadis itu membaca isi kertas itu.

Ternyata itu adalah kertas tiket pesawat yang bertolak dari Tokyo ke New York. Dari tanggal dan tahunnya, jadwal penerbangannya adalah 17 tahun yang lalu. Tsubasa mengernyitkan dahinya bingung. Untuk apa kakaknya menyimpan tiket pesawat yang dari umurnya saja sama seperti umur mereka saat ini? Pertanyaan Tsubasa terjawab saat membalik tiket pesawatnya. Disana tertulis, Kagami Reiji

Hati Tsubasa mencelos. Kenapa nama ayah mereka tertulis di tiket pesawat itu?

"Tsubasa, makan malamnya sudah siap lho!" Panggilan Tatsuya nyaris membuat Tsubasa melonjak kaget.

Tsubasa kembali meletakkan bingkai foto itu dan berjalan menuju ruang makan tempat Tatsuya menunggunya.

"Masakanku memang tak seistimewa buatan Taiga, tapi rasanya gak kalah enak kok!" Celetuk Tatsuya saat Tsubasa mengambil tempat duduk dan mencicipi masakan Tatsuya.

Setelah makanan di piringnya habis, Tsubasa menatap Tatsuya ragu ingin menanyakan sesuatu.
"A-anooo... Tatsuya-nii..."

Tatsuya yang sedang membereskan piring kotor di meja makan, menatap Tsubasa.

"Ada apa, Tsubasa?"

"Uhm... apa mungkin Taiga-nii berusaha masuk Kiseki no Sedai karena... mencari Ayah?"

Tatsuya terlihat terkejut dengan pertanyaan Tsubasa. Sebelum akhirnya malah tersenyum tipis.

"Jadi... kau sudah menemukan tiket pesawat itu ya?" Tanya Tatsuya balik. Tsubasa mengangguk lemah.

"Yah... kurasa percuma juga menyembunyikannya darimu. Kau kan saudara kembar Taiga."

Tatsuya kembali ke tempat duduknya dan menatap Tsubasa serius.

"SebenarnyaTaiga sudah membicarakan hal ini padaku jauh sebelum kami ke Jepang. Dia bilang, dia ingin ke kampung halamannya dan mencari ayah kalian. Iapun membicarakannya dengan Alex dan Alex setuju. Akhirnya setelah lulus SMP, Taiga memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di Jepang. Alex menyuruhku mengikutinya karena mungkin Taiga butuh teman. Tapi karena Taiga tak ingin kau tahu, terpaksa dia bilang jika dia ikut program pertukaran pelajar selama tiga tahun di Jepang."

Tsubasa terdiam. Dia mengingat kembali cerita Alex dulu saat dia masih kelas dua SMP. Dia bilang, dia bertemu ayah mereka di taman Kota New York. Meminta agar Alex merawat Tsubasa dan Kagami yang baru berumur setengah tahun. Sementara dia sendiri punya urusan mendesak di Jepang yang harus diselesaikannya. Tanpa memberitahu secara pasti kapan dia bisa menjemput anak-anaknya lagi. Yang Tsubasa pikirkan saat itu adalah kenapa Alex mau menerima mereka? Padahal Alex bisa saja meninggalkan mereka di taman kota dan mati kedinginan.

Lain Kagami dan Tsubasa, lain juga Tatsuya. Orang tua Tatsuya adalah kerabat jauh Alex dan mereka tewas akibat kecelakaan mobil saat Tatsuya berumur 4 tahun. Tatsuya yang menjadi satu-satunya korban selamat dirawat Alex bersama Tsubasa dan Taiga yang sudah lebih dulu dia rawat.

"Lalu... apa Taiga-nii menemukan petunjuk soal Ayah?" Tanya Tsubasa pelan.

"Jepang itu luas Tsubasa. Kami tidak bisa menemukan petunjuk secepat itu. Tapi... untungnya salah satu teman sekolah Taiga punya apartemen kecil yang pernah dikontrakkan pada ayah Taiga. Sejak awal teman Taiga sudah curiga dengan kemiripan mereka. Namun sayangnya apartemen itu sudah ditinggalkan hampir dua tahun lamanya. Saat aku dan Taiga menggeledah apartemen itu untuk mencari petunjuk, yang kami temukan hanyalah tiket pesawat itu." Cerita Tatsuya.

Tsubasa terus mendengarkan cerita Tatsuya dengan penuh perhatian.

"Oleh karena itu, saat ada pendaftaran new member untuk Kiseki no Sedai, tanpa pikir panjang Taiga langsung mendaftar. Dia berpendapat, mungkin ayah kalian akan muncul di hadapan kalian jika ia terkenal di seantero Jepang." Tatsuya menghela nafas mengakhiri ceritanya. Sementara mata Tsubasa berkaca-kaca.

Selama ini, kakaknya terus berusaha mencari keberadaan ayah mereka. Tsubasa sendiri tidak tahu kenapa Taiga melakukan hal itu. Tapi Tsubasa yakin, salah satu motif Taiga adalah dirinya, adik kembarnya.

"Baiklah jika memang itu tujuan Taiga-nii. Aku akan menggantikannya. Dan berusaha menemukan ayah kami." Ujar Tsubasa mantap.

***

"Bagaimana? Cocok kan?" Tatsuya menatap Tsubasa puas begitu selesai memotong rambut panjang gadis itu.

Tsubasa sendiri menatap pantulan dirinya lewat cermin. Mirip. Itulah kesan pertama Tsubasa saat menyadari kini potongan rambutnya sama dengan kakaknya.

"Aku tahu jika aku dan Taiga-nii itu saudara kembar. Tapi... aku baru sadar jika kami benar-benar mirip jika seperti ini. Apa menurutmu Taiga-nii juga akan cantik jika rambutnya panjang?" Tanya Tsubasa dengan wajah polos. Membuat Tatsuya tersenyum geli.

"Yah... mungkin. Sebaiknya kita pergi sekarang. Kita harus membeli barang-barang untukmu selama kamu jadi cowok." Ajak Tatsuya.

Tsubasa mengangguk dan segera mengganti bajunya dengan celana dan kaos milik Tatsuya. Karena baju-baju milik saudara kembarnya agak kebesaran untuknya.

Mereka berbelanja di pusat perbelanjaan yang tak jauh dari apartemen Tatsuya. Setelah capek berjalan mengelilingi pusat perbelanjaan itu, Tsubasa memutuskan istirahat sejenak di bangku yang disediakan.

"Kamu capek? Biar kubelikan minuman ya?" Tawar Tatsuya.

"Iya. Terima kasih, Tatsuya-nii." Tatsuyapun pergi mencari minuman meninggalkan Tsubasa duduk di bangku sendirian. Tsubasa mengedarkan pandangannya. Menatap para pengunjung yang berlalu lalang melewatinya. Beberapa gadis malah melirik Tsubasa dengan tatapan tertarik.

Tatapan Tsubasa tiba-tiba tertuju pada seorang pemuda yang baru saja keluar dari toko buku. Pemuda itu berambut merah cerah dengan postur tubuh ideal dengan mata heterochrome yang menawan. Bahkan dari gelagatnya Tsubasa langsung tahu jika pemuda itu bukanlah pemuda sembarangan. Sedetik kemudian, pemuda itu menatap Tsubasa seolah tahu jika saudara kembar Taiga itu mengawasinya. Tsubasa yang kaget langsung membuang pandangannya kearah lain.

Namun tanpa diketahui oleh Tsubasa, pemuda itu berjalan ke arahnya dan berhenti tepat di depan Tsubasa.

"Ternyata kau lebih pendek dari dugaanku." Suara tajam nan datar itu memasuki gendang telinga Tsubasa.

Tsubasa mendongak dan kaget mendapati pemuda bermata heterochrome itu kini menatapnya tajam. Tsubasa susah payah menelan ludahnya. Entah kenapa aura pemuda di depannya ini agak menyeramkan.

"Asal talentamu tidak sependek tubuhmu, kurasa tidak masalah."

Tsubasa mengerutkan alisnya heran. Apa yang dibicarakan cowok ini? Pemuda itupun berbalik dan hendak melangkah pergi. Namun Tsubasa berdiri dan berusaha bertanya.

"Apa maksudmu? Memangnya kau ini siapa?"

"Aku tak perlu menjawabnya. Karena kau akan segera tahu." Setelah berkata begitu, si pemuda itu berjalan meninggalkan Tsubasa yang masih terlihat kebingungan.

***

Selama 3 hari tinggal di apartemen Tatsuya, Tsubasa harus rela diceramahi oleh sobat Taiga itu tentang apa-apa yang harus dilakukan Tsubasa selama ia menyamar menjadi Taiga. Hingga akhirnya tiba saatnya untuk membawa Tsubasa ke kantor agensi Kiseki no Sedai.

Tatsuya menemani Tsubasa ke kantor agensi itu untuk memastikan jika Tsubasa baik-baik saja. Saat mereka turun dari taksi, seorang pemuda sudah berdiri di depan gedung agensi seolah menunggu kedatangan Tatsuya dan Tsubasa.

"Tatsuya! Aku sudah bertanya-tanya kapan kau akan datang!" Ia menyalami Tatsuya dengan ramah.

"Senang bertemu denganmu, Nijimura-san." Tatsuya tersenyum pada lelaki yang dipanggilnya Nijimura itu.

"Tsubasa, dia adalah Nijimura Shouzo-san. Manager Kiseki no Sedai, sekaligus orang yang akan melindungi rahasiamu." Tatsuya memperkenalkan Nijimura pada Tsubasa.

Tsubasa mengulurkan tangannya.
"Kagami Tsubasa. Tapi kelihatannya selama disini saya akan menjadi Kagami Taiga."

Nijimura tersenyum dan menyambut uluran tangan Tsubasa.
"Aku sudah dengar kecelakaan yang menimpa kakakmu. Aku turut prihatin. Kuharap kau bisa menggantikannya sebaik mungkin. Dan... aku akan berusaha melindungi rahasiamu agar tak terbongkar."

"Terima kasih, Nijimura-san."

"Baiklah kalau begitu. Aku harus pulang. Kalau ada apa-apa, telepon saja aku. Nijimura-san, tolong jaga Tsubasa."

"Percayakan dia padaku."

"Hati-hati, Tatsuya-nii."

Tatsuya melambai pelan sebelum kembali masuk taksi. Setelah taksi itu menjauh, Nijimura mengajak Tsubasa masuk.

"Ayo masuk, Kagami. Sebaiknya kau bertemu dengan produser kami sebelum aku mengantarmu ke Dorm Kiseki no Sedai." Tsubasa mengangguk dan berjalan mengikuti Nijimura.

Kemarin Tsubasa diberitahu Tatsuya jika anak-anak Kiseki no Sedai tinggal di Dorm khusus. Awalnya Tsubasa agak keberatan tinggal di Dorm alias asrama milik Kiseki no Sedai karena takut rahasianya akan terbongkar. Tapi Tatsuya meyakinkan jika rahasia Tsubasa akan aman selama ia tidak bertindak mencurigakan.

Nijimura membawa Tsubasa pergi ke lantai tiga dan masuk ke sebuah ruangan. Ruangan itu seperti ruang kerja dengan setumpuk dokumen di atas meja dan beberapa lemari kaca yang berisikan kaset-kaset artis orbitan dari kantor tersebut.

"Kagetora-san, ini anggota baru Kiseki no Sedai." Nijimura memperkenalkan Tsubasa pada pria yang tengah duduk di ruang kerja itu.

Pria yang dipanggil Kagetora itu menatap Tsubasa dengan tatapan penuh penilaian.

"Kagami Taiga, mohon kerja samanya!" Ujar Tsubasa.

"Hm... boleh juga. Akashi sudah kau beri tahu jika Kagami datang hari ini kan?" Tanya Kagetora pada Nijimura.

"Sudah kok. Dia datang kesini bersamaku tadi. Mungkin sekarang dia ada di..."

Tok tok tok!

Terdengar suara pintu diketuk memotong ucapan Nijimura.

"Masuk!" Seru Kagetora.

Kenop pintu berputar pelan dan seorang pemuda masuk. Tsubasa melongo menatap pemuda itu. Dia kan cowok yang ditemui Tsubasa beberapa hari yang lalu dan mengatainya pendek?

Pemuda berambut merah cerah itu menatap Kagetora datar.
"Ada yang bisa saya bantu produser?" Tanya pemuda itu.

"Oh, anggota barumu sudah datang. Kagami, dia adalah Akashi Seijuro. Leader dari Kiseki no Sedai."

Tsubasa melongo. Berusaha memastikan telinganya masih berfungsi normal. Cowok mengerikan ini adalah Leader Kiseki no Sedai? Kenapa dari jutaan penduduk kota ini harus dia?!

"Aku tahu. Kami sudah pernah bertemu sebelumnya." Jawab Akashi.

"Baguslah kalau begitu. Minggu depan adalah konser pertamanya bersama kalian. Akan ada banyak media yang meliput konser itu. Karena konser itu juga akan mengungkap anggota ketujuh Kiseki no Sedai yang ramai dibicarakan publik. Kuharap kau bisa mengatur semuanya dalam waktu seminggu." Ujar Kagetora pada Akashi.

"Menurutku seminggu sudah lebih dari cukup, kecuali..." Akashi melirik Tsubasa,

"...kemampuannya payah."

Tsubasa mengepalkan tangannya. Berusaha menahan dirinya untuk tidak memukul cowok merah yang nyebelinnya minta ampun itu.

"Kalau begitu, kami permisi dulu. Aku harus mengantar Akashi dan Kagami ke Dorm." Pamit Nijimura.

Kagetora mengangguk.

"Hati-hati."

***

Continue Reading

You'll Also Like

827K 87.4K 58
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
62.2K 12.5K 14
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
198K 9.7K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
51.1K 3.7K 52
"Jika ada yang harus berkorban dalam cinta ini, maka itu cintaku yang bertepuk sebelah tangan" - Dziya Idzes "Sekat-sekat ruang yang tertutup layakn...