Early wedding

By lestarie88

1.3M 21.7K 1.2K

More

Early wedding
Chapter 1a
Chapter 1b
Chapter 1c
Chapter 1d
Chapter 1e
Chapter 1f
Chapter 1g
Chapter 1h
Chapter 1i
Chapter 1j
Chapter 1k
Chapter 1l
Chapter 1m
Chapter 1n
Chapter 1o
Chapter 1p
Chapter 1q
Chapter 1r
Chapter 1s
Chapter 1t
Chapter 1u
Chapter 1v
Chapter 1w
Chapter 1x
Chapter 1y
Chapter 1z
Chapter 2a
Chapter 2b
Chapter 2c
Chapter 2d
Chapter 2e
Chapter 2f
Chapter 2g
Chapter 2h
Chapter 2i
Chapter 2j
Chapter 2k
Chapter 2n
Chapter 2 o
Chapter 2 o
Chapter 2p
Chapter 2Q
Chapter 2R
Chapter 2S
Chapter 2T
Chapter 2U
Chapter 2V
Chapter 2W
Chapter 2X
Chapter 2Y
Chapter 2 Z
Volume 3
Vol 3 halaman 2
Vol 3 halaman 3
Vol 3 halaman 4
Vol 3 halaman 5
Vol 3 halaman 6
Vol 3 halaman 7
Vol 3 halaman 8
Vol 3 halaman 9
Vol 3 halaman 10
Vol 3 halaman 11
Vol 3 halaman 12
Vol 3 halaman 13
Vol 3 halaman 14
Vol 3 halaman 15
Vol 3 halaman 16
Vol 3 halaman 17
Vol 3 halaman 18
Vol 3 halaman 19
Vol 3 halaman 20
Vol 3 halaman 21
Vol 3 halaman 22
Vol 3 halaman 23
Vol 3 halaman 24
Vol 3 halaman 25
Vol 3 halaman 26
Vol 3 halaman 27
Vol 3 halaman 28
Vol 3 halaman 29
Vol 3 halaman 30
Vol 3 halaman 31
Vol 3 halaman 32
Vol 3 halaman 33
Vol 3 halaman 34
Vol 3 halaman 35
Vol 3 end

Chapter 2m

13.9K 210 12
By lestarie88

-->

"Habisnya, kau ini. huh...setelah liburan musim panas kemarin kau jadi berubah. Setiap aku tanya pasti jawabanmu selalu sama. Kau kenapa sih?!" sewot Mine.

"Aku tidak apa-apa Mine."

"Tuh kan, huh...ya sudah kalau tidak mau cerita."

Mine cemberut sambil memainkan sendok es krimnya. Yuri diam saja sambil memandangi wajah sahabat kecilnya itu. Mau bagaimana lagi, ia tidak mungkin bercerita ini-itu pada Mine. Bisa-bisa dia heboh sendiri dan pingsan bila tau apa yang Yuri sembunyikan.

"Maafkan aku Mine," kata Yuri dihati.

Ia memutar otak supaya bisa membuat Mine tersenyum kembali padanya.

"Emm...Mine kita jalan-jalan ke mall yuk? Sudah lama bukan, kita tidak belanja bersama."

"Aku sedang tidak punya uang," jawab Mine ketus.

Ternyata ia masih kesal pada Yuri.

Beberapa detik kemudian Yuri tersenyum penuh misteri ia meletakan beberapa lembar uang yen di atas meja kemudian berlari sambil menarik tangan Mine.

"Yuri chan... lepas, kau mau membawaku kemana?!" teriak Mine.

Yuri tidak menjawab, ia malah terus menarik tangan Mine.

Yuri berhenti di pinggir jalan kemudian memberhentikan mobil taksi. Ia membisikan sesuatu pada supir taksi itu, kemudian mobil pun melaju.

Mine terus bertanya sepanjang jalan kemudian senyumnya mengembang saat tahu Yuri membawanya kemana.

"Kyaa...Yuri chan, ayo cepat kita masuk!!" teriak Mine tidak sabar.

Yuri segera membayar taksi kemudian pasrah karena tangannya di tarik oleh Mine kesana kemari.

Mereka pergi Ke wahana bermain di daerah Tokyo. Mine mengajak Yuri menaiki semua wahana permainan, demi melihat senyum bahagia sahabatnya ia rela di ajak kesana kemari. Naik permainan yang itu kemudian naik lagi permainan yang ini. Padahal ia sudah mual menaiki permainan yang berputar-putar seperti itu.

"Mine chan ayo kita pulang," Yuri sudah lemas.

"Sebentar lagi Yuri chan aku masih mau naik itu."

Mine menunjuk sebuah bianglala besar, padahal mereka sudah menaikinya sebanyak tiga kali tadi.

"Hari sudah sore Mine, paman dan bibi Hanowa akan khawatir nanti. kapan-kapan kita kesini lagi."

Mine melihat jam tangannya.

Waktu sudah menunjukan pukul lima sore. Benar juga apa kata Yuri pikir Mine mereka sudah pergi dari jam 6 pagi. Ayah dan ibunya pasti khawatir sekarang karena mereka berdua tidak membawa handphone.

"Kau benar, ayo kita pulang."

Mine menggengam tangan Yuri. Mereka berdua berjalan melewati tempat parkir sambil mengobrol dan tertawa kecil. Kemudian Mine berlari meninggalkan Yuri sebentar untuk membeli minuman. Kebetulan di seberang mereka ada kios kecil.

"Awas!!!" teriak seseorang disertai dengan mendorong Yuri ke arah dalam jalan trotoar.

"Brengsek, pakai matamu bila menyetir!!" teriak pria yang tadi mendorong Yuri.

Lagi-lagi sebuah mobil hampir menyerempetnya.

Benar-benar hari sial pikir Yuri.

Mine yang sedang berjalan di kejauhan terkejut melihatnya. Ia menjatuhkan dua botol air yang di pegangnya kemudian berlari mendekati Yuri yang tengah terduduk di pinggir jalan.

"Yuri chan... Kau tidak apa-apa?" tanya Mine khawatir.

Yuri sedikit meringis tetapi kepalanya menggeleng.

Kemudian Mine beralih pada seorang pria tinggi yang tadi telah menyelamatkan temannya.

"Maaf, terimakasih anda telah menyelamatkan teman saya. Anda tidak apa-apa bukan?" tanya Mine pelan-pelan.

Pria itu cuek saja seolah tidak mendengar, ia sibuk membereskan bunga lily yang berserakan di jalan.

"Hei, aku bertanya padamu" kata Mine lagi.

Ia kesal, kenapa pria itu lebih mementingkan bunga-bunga yang di bawanya dari pada melihat keadaan Yuri atau melihat orang yang mengajaknya bicara.

"Apa? Oh maaf, aku tidak apa-apa" katanya dalam posisi menunduk, ia masih sibuk mengumpulkan bunga-bunga itu.

Yuri menoleh ia seperti mengenal suara itu.

"Kenzìe?!" kata Yuri ragu-ragu.

Pria itu menoleh kemudian mata agak sipitnya membulat.

"Yuri? Dengan siapa kau kemari? O ya, kau tidak apa-apa kan?" tanyanya khawatir.

Bunga-bunga yang tadi di bawanya masih di pegang olehnya.

"Bersama temanku, Mine kenalkan dia Kenzie."

"Hai," kata Kenzie singkat.

Mine masih bengong dan terpesona melihat penampilan Kenzie yang nampak keren sore ini.

"Ah Kenzie, maafkan temanku yah. Dia memang begitu, terimakasih aku aww..aww..."

"Yuri kau tidak apa-apa?" kata Kenzie dan Mine bersamaan.

"Tidak-tidak aku baik-baik saja."

Yuri menarik napas kemudian mencoba berdiri kembali.

"Biar ku antar pulang" kata Kenzie.

"Jangan-jangan, nanti merepotkan. aku tidak mau mengganggu, kau terlihat seperti akan kencan. Aku tidak apa-apa, sungguh..."

Kenzie terdiam sebentar memandangi bunga di tangannya.

Mine terus menatap Kenzie tanpa kedip.

"Kalau begitu, aku akan menelepon Ryu supaya ia datang menjemputmu."

"Jangan-jangan, kami naik taksi saja. Iya kan Mine?"

Yang di tanya malah menautkan alisnya, yuri menghela napas dan bersiap-siap menjawab pertanyaan dari Mine nanti.

Kenzie berpikir sejenak.

"Baiklah kalau begitu, tunggu disini aku akan carikan taksi."

Kenzie cepat-cepat berlari mencari taksi.

Ia juga segera mengeluarka n ponselnya.

Setelah memencet sebuah angka dan menunggu sebentar terdengar jawaban dari seseorang di sebrang.

"Ya, moshi-moshi, Ryu kau dimana?

Gadismu terluka,

iya tadi...." Kenzie menjelaskan semuanya kepada Ryu.

"Ok, kau tenang saja. Aku akan mengikuti taksi mereka sampai aku melihat mobilmu.

Ah, tidak apa-apa kita kan teman.

Iya, akan ku pastikan gadismu selamat sampai ia bertemu denganmu.

Ok, sampai jumpa."

Kenzie memutus teleponnya.

Continue Reading

You'll Also Like

13.6K 958 28
Pramudikta Wira tidak pernah jatuh cinta segila ini. Lalu pada Anastasia, gadis yang menderita depresi pasca gagal menikah dan tunangannya menghilang...
2.4M 114K 54
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
5.1K 888 21
Holly Fadden punya alergi terhadap lawan jenis. Bencana datang ketika sobatnya, Sarah, mengajak Holly berlibur di cottage pinggir pantai Australia ta...
1.2M 52.3K 24
Quality: Raw Rate:21+ Status: 27 to 27 Started: 01 September 2016 End: 25 Desember 2016 Bagaimana jika rencana pernikahan yang sempurna, ga...