Duke In Love (Completed)

By Ai_Yaotome

2.8M 152K 1.8K

#1. Vanderbilt Story Part 1-11 :public Part 12-end : private Hidup selama bertahun-tahun dengan harta, p... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
Chapter 60
Chapter 61
Chapter 62
Chapter 63
Chapter 64
Chapter 65
Extra Part

Chapter 37

33K 1.8K 13
By Ai_Yaotome

#Happy Reading All :D

Rose melangkahkan kakinya turun dari bukit dekat dengan tempat tinggalnya dulu, ia tahu tidak seharusnya dirinya mencuri seekor kuda dari istal milik Luke tanpa memberitahukan pengurus kuda dikediaman itu dan membawanya ketempat Peter hanya untuk menemui Marie ibunya.

Rose mencoba menatap sekeliling tempat tinggalnya untuk berjaga-jaga agar ia tidak terlihat oleh orang lain terutama Peter.

Rose yakin dirinya tidak melihat adanya tanda-tanda Peter akan datang kesana dengan cepat Rose berlari menuju tempat tinggalnya dulu, membuka pintu rumahnya dan melangkah masuk kedalam untuk mencari Marie.

Rose merasa seisi rumahnya terlihat berbeda sebelum dirinya pergi meninggalkannya dan Rose berani bersumpah ia menyengitkan hidungannya dengan kuat ketika ia mencium aroma alkohol yang kuat dari dalam ruangan.

"Mom?" Gumam Rose sekali-sekali dengan suara sedikit pelan, jujur ia takut jika Peter datang menghampirinya.

Rose kembali melangkahkan kakinya menuju keruang dapur dan ia tahu dari mana aroma alkohol itu berada, seluruh aroma Alkohol keluar dari arah ruangan itu.

Sekali-sekali Rose menelan ludahnya untuk menutup kegugupannya, Ia kembali melangkahkan kakinya perlahan hingga dirinya berdiri tepat dipintu dapur melihat sesosok pria yang ia kenal.

"Peter!" Batin Rose penuh ketakutan, ia tahu seharusnya dirinya tidak datang kemari sendirian mengingat Peter pernah berusaha membunuhnya tapi tidak mungkin ia duduk diam dengan tenang dikediaman Luke sedangkan Marie mungkin saja sedang dalam keadaan terancam.

Tapi untuk membawa Marie keluar bersama denganya sekarang ia tidak yakin akan berhasil, Rose tahu dirinya harus keluar sekarang dari ruangan itu sebelum Peter menyadari kehadirannya.

"Peter.." Gumam suara pria dari arah pintu masuk, Rose berani bersumpah jantungnya seakan berdetak kencang mendengar suara pria itu, Rose menatap kesegala arah dengan penuh kepanikan sebelum akhirnya ia bersembunyi tepat didalam lemari berisikan peralatan memburu Vampire milik Peter.

"Peter" Guman pria itu yang Rose yakini suara itu adalah suara milik Ben, Rose menahan nafasnya ketika Ben sudah berada tepat didepannya, Rose dapat melihat dari sela-sela lemari, Ben terlihat sedang mencari Peter kesegala arah, kemudian kembali melangkahkan kakinya kearah dapur.

"Oh my God!.. apa yang kau lakukan Peter?" Tanya Ben tidak percaya dengan apa yang ia lihat, Peter terlihat mabuk karena minuman keras yang ia habiskan dan Rose berani bersumpah ia menghabiskan lebih dari 10 botol.

Peter mengangkat kepalanya menatap kearah Ben sambil memperlihatkan senyumannya.

"A..aapa yang ka..ahu lahukan dihini?" Guman Peter sedikit tersadar dan Rose benar-benar yakin Peter menghabiskan lebih dari 10 botol alkohol karena Rose tahu Peter termaksud pria yang kuat minum Alkohol dan jika pria itu sampai berbicara seperti itu sudah pasti ia meminumnya dalam jumlah banyak.

Rose mengutuk semuanya karena dirinya tidak bisa keluar dari tempat persembunyiannya didalam lemari, ia bahkan tidak bisa melihat Ben dan Peter dengan jelas hanya suara yang bisa ia dengar.

Peter kembali mengangkat kepalanya dan tangannya untuk kembali mengambil botol bir yang ada didepannya.

"Tidak.. jangan minum lagi" Gumam Ben mengambil botol bir itu sebelum Peter mengambilnya.

Peter menatap kearah Ben dengan mata sayupnya, terlihat jelas pria itu benar-benar mabuk.

"Ke..kemhalikan botol ihu" gumam Peter tidak jelas namun ia meraih botol bir dari tangan Ben dan meneguknya kembali.

"Peter! Aku bilang hentikan" Teriak Ben mengambil botol bir itu kembali dari Peter hingga membuat isi botol itu keluar membasahi pakaian Peter dan melemparnya menjauh hingga botol itu pecah diatas lantai.

Peter hanya menatapnya dengan tatap penuh kesedihan. "Ja..jang..an menggan..gguku Ben"

Ben menghela nafasnya "Dengar, aku tidak akan mengganggumu jika kau tidak hidup seperti ini" Jelas Ben berkaca pinggang menatap kearah Peter yang hanya terdiam terpaku menatapnya.

"Aku tahu kau sedih karena kehilangan Marie, tapi tidak dengan cara seperti ini untuk menghilangkan rasa sedihmu" Guman Ben sambil menepuk pundak Peter dengan pelan namun pria itu hanya terdiam menatapnya.

Rose berani bersumpah nafasnya berhenti dalam lima detik pertama ketika ia mendengar kata Kehilangan Marie.

A..apa yang terjadi dengan Mom? Kenapa Ben berkata kehilangan Marie pada Peter? Gumam Rose dalam hati, ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan, ia sungguh ingin tahu apa yang terjadi dengan Marie.

Rose tahu dirinya sungguh bodoh kalau keluar dari tempat persembunyiannya tapi ia sungguh ingi mengetahui apa yang terjadi dengan ibunya.

Rose mulai mencoba membuka pintu lemari tempat persembunyiannya untuk mencoba meminta penjelasan dari Ben dan Peter mengenai Marie ibunya.

***

Luke melangkahkan kakinya menuju ruang kerjanya, ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan nanti jika ia bertemu dengan Rose tapi yang ada dipikirannya hanya satu yaitu melihat Rose tersenyum kepadanya.

Rose tersenyum? Batin Luke memikirkan kemungkinan terbesar bahwa Rose tidak mungkin tersenyum padanya dan gadis itu hanya akan marah besar jika mengingat apa yang telah ia lakukan kepadanya semalam.

"Tidak, ia membutuhkanku" Guman Luke meyakinkan dirinya sendiri sebelum ia melangkahkan kakinya kembali menuju ruang kerjanya.

Luke membuka pintu ruang kerjanya dan menatap kedalam, dirinya terdiam membisu karena tidak melihat Rose duduk ditempat biasanya.

Sebuah buku novel tergeletak diatas meja didepan sofa, terlihat jelas buku itu baru saja dibaca oleh seseorang.

Luke mengalihkan pandangannya menatap ruang kerjanya untuk mencari sosok Rose disana tapi tidak, ia bahkan tidak merasakan adanya tanda-tanda seseorang didalam ruangan itu kecuali dirinya.

Luke melangkahkan kakinya dengan menuju kearah tali bel pemanggil pelayan, tidak butuh waktu lama untuk Luke memangil seorang pelayan karena Broughton sudah mengetuk pintu ruang kerjanya.

"Silakan masuk" Gumam Luke dari kursi kerjanya.

"Permisi Sir, Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Broughton, Luke menatap pelayan itu dengan lekat sebelum ia berbicara.

"Tadi kau bilang padaku Rosslyn ada diruang kerja sedang membaca buku, apa kau yakin Broughton?" Tanya Luke dengan suara sedikit tegas karena jujur ia berusaha untuk menahan dirinya agar tidak terlihat panik didepan pelayannya.

"Yes Sir, Madam membaca buku diruang ini Sir, hanya saja penjaga Istal baru saja memberitahu kepada saya bahwa Madam memakai seekor kuda untuk berpergian" Gumam Broughton menjelaskan semua informasi yang ia miliki.

Luke memukul meja kerjanya dengan keras, pandangan matanya menatap kearah Broughton penuh dengan amarah dan kecemasan yang bercampur menjadi satu.

Luke tahu tidak seharusnya ia bersikap seperti ini kepada pelayannya tapi dirinya bahkan tidak menyadari apa yang ia lakukan sekarang, ia sudah sangat cukup cemas mendengar Rose berkuda sendirian.

"Dia.. dia berkuda?" Tanya Luke mengulang kata-kata Broughton untuk meyakinkan dirinya bahwa ia tidak salah dengar.

Broughton menganggukkan kepalanya dengan tegas menjawab pertanyaan Luke.

"Brengsek!, kenapa kalian membiarkannya berkuda sendirian tanpa pendamping?" Tanya Luke kesal,

ia tidak tahu apa yang ia cemaskan namun Luke yakin dirinya tidak begitu cemas jika Rose meninggalkannya yang menjadi kecemasannya adalah bahwa gadis itu kembali kerumahnya untuk membawa ibunya kemari bersama dengannya.

"Para pengurus tidak ada yang tahu Sir jika Madam mengunjungi Istal untuk berkuda" Gumam Broughton menjelaskan pertanyaan Luke kepadanya.

Luke menekan keningnya dengan kencang terlihat jelas ia sedikit pusing dengan semua yang terjadi. Luke mengalihkan pandangannya menatap kearah Broughton kembali.

"Tolong siapkan kuda untukku, aku akan membawanya kembali" Gumam Luke kepada Broughton.

"Apa anda membutuhkan pendamping Sir?" Tanya Broughton dengan tenang, Luke menggelengkan kepalanya dan membuat Broughton menganggukkan kepalanya kemudian keluar dari ruang kerja Luke untuk menyiapkan kuda untuknya.

#Semoga dichapter ini alur critanya makin seru, Thanks buat yang udah setia menunggu ceritanya dan sudah memberikan Votenya juga..

-Ai_Yaotome-

Continue Reading

You'll Also Like

4M 543K 62
DALAM TAHAP REVISI! Irenica Lucia De Vony, putri kedua dari keluarga Marquess Dylon De Vony. ia berakhir tragis dengan mati konyol di tangan keluarga...
865K 111K 64
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] #Fantasi-Historia-Romance 'Love Rose' cerita yang kukarang saat masih SMA dulu. Berisi tentang percintaan antara Grand Duke...