Chapter 18

38K 2.1K 6
                                    

#Happy Reading All.. :D

Luke berjalan diruang keluarga menuju kearah rak-rak untuk meletakkan Brendy, Wine,Wisky, Campanye yang ia kumpulkan dari berbagai belahan dunia.

Ia menarik rak itu dan terdiam menatap botol-botol minuman yang ada didalam rak, Luke melipat tangannya kearah dadanya sedangkan tangan kanannya menyentuh dagunya sambil berpikir botol yang mana yang akan ia pilih untuk dibuka.

"Disana kau meletakan minumanmu" Gumam Seseorang dari arah belakang, Luke memalingkan tubuhnya untuk mencari arah dimana suara itu berasal.

Alex sedang duduk disofa menatapnya dengan senyum jailnya yang menurut Luke sangat memuakkan.

Alex adik laki-lakinya memiliki postur tubuh yang sama dengannya, hanya saja raut wajahnya tidak sama dengan Luke, wajahnya seperti ayahnya Vincent tapi Alex mewarisi rambut merah milik ibunya Jeslyn, senyuman Alex menurut Luke hampir mirip dengan senyuman miliknya dan membuat Luke sedikit kesal.

Seluruh keluarganya dari keturunan Laki-laki mewarisi senyuman maut yang bahkan dapat membuat seluruh wanita didunia jatuh hati pada mereka dan Mereka berdua mendapatkannya dari Vincent ayah mereka.

"Sedang apa kau disini?" Tanya Luke kembali menatap rak winenya dan mengambil sebotol Wisky putih.

Alex hanya terdiam sambil mengesap susu bloody miliknya. "Well, aku hanya memisahkan diriku dengan Elise dan Solfie" Jelas Alex kembali mengesap susu bloody miliknya.

Luke mengangkat alisnya menatap Alex, tidak biasa Alex meninggalkan Elise dan Solfie sendirian biasanya Alex selalu bermain dengan mereka berdua.

Alex memiliki kemampuan untuk membuat para anak kecil menyukai dirinya, walaupun Alex hanya duduk diam namun anak-anak selalu datang menghampirinya dan mengajaknya bermain.

Bukan hanya Anak-anak, tapi seluruh hewan Liar dan Buas dengan mudah dijinakan oleh pria ini, Jarang seorang Vampire memiliki kemampuan seperti ini dan Luke mengakui bahwa Adiknya adalah Vampire Special.

"Kau sudah membalas surat dari paman Darren?" Guman Alex menatap Luke yang sedang menuangkan Wisky kedalam gelas dan menyodorkannya kepada Alex. Alex menolak.

"Tidak, aku belum sempat membalasnya" jelas Luke melangkahkan kakinya kearah Sofa yang berada tepat didepan Alex "kau tahu darimana dia mengirimiku Surat?" Tanya Luke sambil duduk berhadapan dengan Alex.

"Dia mengirimiku surat juga, dan memintaku untuk membantunya mengerjakan pekerjaan yang Collin tinggalkan" Jelas Alex menatap Luke yang terdiam membisu. "Didalam surat, dia juga memberitahuku bahwa dia mengirimi-mu surat yang sama."

"..dan kau membalasnya?"

Alex menganggukkan kepalanya "Aku membalasnya tapi.." jelas Alex terdiam sambil memikirkan kata-kata yang tepat untuk diberikan kepada Luke. "Aku berkata kau yang akan pergi"

"Apa?!" teriak Luke sedikit terkejut dengan perkataan Alex.

Alex terkekeh mendengar jawaban Luke. "Ya, dan kau akan pergi Luke" Jelasnya tenang.

Luke hanya terdiam tidak berbicara apapun, Luke merasa sepertinya Alex mengetahui seluruh jalan pikirannya.

"Kau tahu Luke, Collin sungguh menyayangimu dan aku rasa ia akan sangat berterima kasih kepadamu kalau kau mau membantu Paman Darren" Jelas Alex menambahkan kata-kata untuk meyakinkan Luke.

Tidak, dia tidak akan berterima kasih padaku, karena akulah yang mengakibatkan Collin tewas oleh para pemburu itu. Batin Luke sambil memperlihatkan wajah seriusnya.

"Baiklah" Gumam Luke tiba-tiba, Alex menatapnya dari balik cangkirnya dengan alis terangkat. "Aku akan membalas surat itu" Jelas Luke sambil bangkit berdiri meninggalkan Alex sendiri.

***

Rose menatap Meja makannya yang sudah tersedia banyak makanan, sungguh jarang ia melihat meja makannya penuh dengan makanan kesukaannya.

"Kau sudah bangun?" Gumam Marie sambil membawa piring berisikan beberapa potong roti panggang yang sudah di panggang garing.

"Mom?" Gumam Rose terkejut mendengar panggilan ibunya.

Ibunya menatapnya sambil berkacak pinggang "kau belum mencuci mukamu?"

"Belum.." jelas Rose sambil menatap ibunya dengan terheran-heran karena ibunya sudah mau berbicara lagi dengannya.

"Berbereslah, kemudian kita makan bersama" jelas Marie dengan tatapan lembut, Rose menganggukkan kepalanya dengan cepat dan pergi meninggalkan ibunya untuk mengganti pakaiannya.

Rose tidak memikirkan apapun selain ibunya mau berbicara lagi dengannya dan membuatnya sangat senang, ia bahkan mau melakukan apapun yang ibunya katakan kepadanya, apapun itu asalkan ibunya mau berbicara dengannya.

Rose melangkah turun menuju ruang makannya dan melihat Marie sedang duduk menunggunya untuk makan bersama.

"Aku sudah menyiapkan makanan kesukaanmu Rose, makanlah yang banyak" Gumam Marie sambil meletakkan roti panggang, telur mata sapi setengah matang, sosis, bacon, daging rusa yang sudah di panggang setengah matang diatas piring Rose.

Rose menatap daging rusa yang ibunya letakkan.

"..Er.. bukankah ini Rusa hasil tangkapan Dad?" Tanya Rose menatap daging itu tanpa menatap ibunya sedikitpun, Rose takut jika ibunya kembali marah padanya.

Marie hanya menganggukkan kepalanya menanggapi perkataan Rose. Rose ingin menanyakan kembali namun ia merasa lebih baik diam daripada membuat Marie marah dengannya lagi.

"Dia hanya meletakkan Rusa yang sudah rapi terpotong didepan pintu dapur, aku tidak bisa membiarkannya jadi aku memasaknya untuk sarapan pagi ini" Jelasnya sambil meletakkan beberapa makanan kedalam piringnya kemudian ia mulai memakannya.

Rose terdiam menatap ibunya kemudian ikut memakan makanan yang disajikan oleh ibunya.

#hai para reader, kalau kalian menyukai cerita Duke In Love #Vanderbit story aq minta tolong bantuan Votenya ya.. thanks all..
-Ai_Yaotome-

Duke In Love (Completed)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum