Imagine With Mingyu ✔

By darchogyu

75.3K 5.9K 371

Mingyu, Bagaimana jika aku jadi pacarnya? Mustahil, sih. Tapi, kalau berimajinasi jadi pacarnya boleh 'kan... More

Jealous ?
Study or Not ?
Sick
Locked
Author Note
Late
Rain
Date
Author Note (2)
Hiccup
Let's Play
Bike
Let's Play (2)
Basketball
Jogging
Author Note (3)
Because Of You
comeback ?
You Are

Cake

13.8K 813 52
By darchogyu

( Y/N ) POV
➡ Your Name ⬅

Hari ini aku ingin menghabiskan waktuku untuk menonton drama di apartemenku, sendirian.

Bagiku, lebih baik menonton drama sendiri daripada menonton drama bersama orang lain.

Cklek...
Pintu apartemenku terbuka.

" Ternyata kau ada disini! " Ucap Mingyu tanpa salam langsung mengomeliku tidak jelas.

" Daritadi aku memang ada di sini. " Ucapku.

" Kau ini tak berperasaan! " Umpatnya kesal, sebenarnya dia ini kenapa?

" Dari dulu aku memang begitu! " Ucapku acuh padanya, mataku tetap tertuju pada TV-ku.

" Ck... " ia berdecak, lalu ia melipat tangannya di dadanya lalu duduk di sebelahku.

Tak lama kemudian, ia merebut remote TV yang ada di tanganku dengan cepat.

" Yakk... kau ini kenapa? " Ucapku hampir berteriak.

" Hey, aku ini sedang marah padamu! Bukannya peduli ini malah asyik nonton TV ! " Omelnya sambil menyembunyikan remote-nya

"Lalu jika kau marah aku harus apa? "

" Setidaknya kau menanyakan apa yang membuatku marah dan membujuk-ku untuk tidak marah lagi padamu. "

" Baiklah... apa yang membuatmu marah ? " Tanyaku menuruti apa yang ia katakan.

" Aku marah karena menunggumu membukakan pintumu setengah jam. Aku sudah memencet bel dan memanggil namamu berkali-kali tapi kau tak membukakan pintumu, sampai akhirnya aku mendengar suara TV-mu dari dalam apartemenmu. Dan ternyata kau ada di dalam " jelas Mingyu tanpa jeda.

" Ah... jadi karena itu kau marah? "

" Iya-lah, sekarang aku mau tanya. Kenapa kau tidak membukakan pintumu? "

" Jujur saja, aku tak mendengar suara bel tadi. " Ucapku berkata jujur. Aku memang tak mendengar suara bel daritadi.

" Bohong... "

" Aku tidak bohong, aku sungguh tak mendengar bel-nya. "

" Terserah. "

" Baiklah, aku mengaku aku salah, jadi tolong jangan marah, ya? Aku minta maaf " ucapku se-manis mungkin padanya sambil menyodorkan tanganku padanya, ia melirik sekilas lalu menjabat tanganku sekilas juga.

" Jadi, kau memaafkanku ? "

" Iya.. "

" Kalau begitu, bisakah kau mengembalikan remote-nya ? " Tanyaku

" Kau ini, bukannya memikirkanku kau malah memikirkan remote-mu "

" Lalu aku harus apa lagi? "

Oh Tuhan... Mingyu benar-benar merepotkan!!!

" Lakukan apapun yang membuatku tidak marah lagi padamu! "

" Bukankah kau memaafkanku tadi ? "

" Tapi bukan berarti aku tak marah lagi padamu "

" Baiklah, kau mau apa? Akan ku turuti semua permintaanmu. "

" Semua? " Tanyanya dengan mata yang berbinar-binar dan senyum yang lebar.

"Kalau begitu, aku ingin kau ikut aku!"

Mingyu menarikku ke arah dapur apartemenku.

" Kenapa kau membawaku ke sini? " Tanyaku penasaran.

" Apalagi kalau bukan memasak? " Ucapnya tersenyum.

" Masak? Kok masak, sih? "

" Kenapa? Kau 'kan bilang kalau kau akan menuruti semua yang kuinginkan? "

" Tapi aku ingin menghabiskan waktuku untuk nonton TV hari ini "

" Kalau begitu, pilih salah satu. Aku atau TV? "

" TV. " Jawabku lancar tanpa keraguan.

Mingyu melotot padaku, mengisyaratkan agar aku memilihnya.

" Baiklah... baiklah, aku pilih Mingyu."

Mingyu tersenyum lebar. Lalu ia mulai menyiapkan bahan-bahan untuk memasak.

" Nona cantik, tolong aduk adonan yang itu, ya? Tanganku sedang sibuk memotong coklat" ucapnya lalu menunjuk wadah yang berisi adonan dengan dagunya.

Aku langsung mengambil adonan tersebut dan mengaduknya.

" Ini sudah kau masukkan semua 'kan bahannya? " Tanyaku

" Tentu saja, " ucapnya, tangannya sibuk memotong coklat.

" Ah... lebih baik coklat atau keju, ya? " Tanyanya.

" Aku lebih suka coklat" ucapku

" Tapi aku suka keju " ucap Mingyu.

" Terserah kau saja! "

Aku merasa seseorang sedang mengawasiku. Lalu aku menoleh pada Mingyu.

Ternyata ia yang sedang mengawasiku.

" Apa yang kau lihat? " Tanyaku padanya.

" Aku melihat istriku sedang mengaduk adonan. "

" Istri? Pacaran aja baru seminggu " ucapku lalu tertawa.

" Tapi cepat atau lambat, kita pasti akan menikah" ucapnya optimis.

" Ekspektasi berbanding terbalik dengan kenyataan. "

" Apa maksudmu? Kau tidak mau menikah denganku? "

" Di suatu hubungan pasti ada perpisahan 'kan? Bisa saja kita putus di tengah-tengah? " Ucapanku membuat Mingyu mengerucutkan bibirnya.

Kulirik Mingyu yang ada di sebelahku. Ia tampak mulai murung, tapi tangannya sibuk memotong keju dan coklat.

" Kusarankan padamu agar tidak melamun jika sedang melakukan sesuatu, Mingyu " ucapku.

Aku membuyarkan lamunan Mingyu, lalu ia mulai kembali memotong keju dan coklatnya.

Tak lama kemudian, ia kembali melamun lagi.

Mingyu memang susah untuk dibilangi.

" Aw.. " Mingyu merintih. Kulihat tangannya bersimbah darah.

" Yakk... apa yang kau lakukan? Bukannya memotong coklat dan keju kau malah memotong jarimu! " Omelku setelah melihat jarinya terluka.

" Aduh... sakit... " keluhnya merintih kesakitan sambil memegangi jari telunjuknya.

" Sini biar ku obati! " Ucapku menarik Mingyu.

Aku mengambil peralatan p3k.

" Makanya, kalau melakukan sesuatu harusnya kau tidak melamun. " Ucapku sambil mengobati jarinya, jujur saja aku sebenarnya takut dengan darah apalagi darah orang lain, tapi bagaimanapun Mingyu butuh bantuanku 'kan? Jadi mau tidak mau aku harus menolongnya.

" Sakit..." ucapnya masih merintih seperti anak kecil yang jatuh dari sepeda.

" Tahan sebentar sakitnya. "

" Tapi ini sakit... "

" Ya, aku tahu... "

" Memang kau merasakannya? "

Aku diam, aku memang tak merasakannya tapi aku melihat Mingyu merintih saja sudah ikut merasa sakit.

" Tuh 'kan, darahnya tidak mau berhenti-henti. "

" Namanya juga kepotong " ucapku.

" Jariku tidak hilang 'kan? " Tanyanya khawatir.

" Kalau hilang pasti dari tadi kamu sudah kubawa ke rumah sakit. "

Mingyu berhenti merengek.

" Udah tidak sakit? " Tanyaku

" Ya, masih-lah. Kamu ini gimana? " Ucapnya menahan sakit, kulirik matanya berkaca-kaca.

" Kau menangis? "

" Iya, memang kenapa? " Tanyanya ketus, ia benar-benar seperti anak kecil. Aku hanya terkikik pelan.

" Laki-laki kok nangis? "

" Sakit tau! "

" Itu 'kan salahmu sendiri melamun sambil memotong coklat "

" Ini salahmu! " Ucapnya hampir berteriak.

Dia ini kenapa? Kenapa ia malah menyalahkanku? Dia sendiri yang hampir membuat jarinya hilang.

" Kok aku? "

" Kamu yang buat aku kepikiran tadi, jadi aku melamun terus. Aku takut putus sama kamu di tengah-tengah"

" Aku 'kan bilang 'bisa saja' ? Bukan berarti nanti akan terjadi beneran"

" Tapi sama saja " ucapnya.

Kulihat darahnya sudah tidak keluar lagi dari jarinya.

" Darahnya udah berhenti. Kamu di sini saja! Biar aku yang lanjutkan membuat kuenya. "

" Tapi kau 'kan tidak tahu resepnya? "

" Kau 'kan ada di sini, Kim Mingyu! "
Ucapku menghela nafas ku.

" ... jadi kau bisa memanduku untuk membuat kue " lanjutku.

" Iya juga ... " ucapnya lalu terkekeh.

Aku melanjutkan mengaduk adonan yang belum selesai kuaduk tadi.

Tak lama kemudian, Mingyu memelukku dari belakang.

" Jika kau memelukku seperti ini, kau malah membuat kuenya tidak jadi-jadi" ucapku menengok ke atas tepatnya ke arah Mingyu, tubuh Mingyu jauh lebih tinggi dariku jadi aku harus menengok ke atas untuk melihatnya.

" Kalau begitu aku juga ikut membantu! " Seru Mingyu lalu melepas pelukannya.

"... jadi, apa yang harus aku lakukan, nona cantik? " Lanjutnya dengan pertanyaan.

" Kenapa kau malah balik tanya? Kau 'kan yang tahu resepnya! "

" Ah... iya aku lupa " ucapnya lalu menyengir.

" Lebih baik kau tidak usah membantu. "

" Tak apa, lagipula 'kan hanya jariku yang sakit, hatiku jangan! " Ucapnya lagi-lagi bercanda.

" Terserah kau saja! "

" Hasil dari pekerjaan tangan kiri lebih buruk daripada tangan kanan, loh! " Ucapku setelah meliriknya mencetak adonan dengan tangan kirinya.

" Apa kau lupa? Aku ini 'kan kidal "

Ah, iya juga. Mingyu 'kan kidal. Jadi wajar kalau ia menggunakan tangan kirinya.

" Ah... iya aku lupa "

" Main tebak-tebakan, yuk! Aku bosan! " Ucapnya lalu menampilkan deretan giginya.

" Terserah kau saja! "

" Aku yang tanya, kamu yang nebak! " Ucapnya antusias.

" Baiklah, apa pertanyaannya ? "

" Kenapa cicak merayap? "

" Karena takdir"

" Salah, "

" Kok salah? "

" Karena jawabannya aku cinta kamu!"

Lagi-lagi ia menggombal, telingaku sudah kebal mendengar gombalannya.

" Pertanyaan selanjutnya... " ucapnya lalu diam beberapa detik.

" Coba tebak, apa cita-citaku? " Tanyanya melanjutkan ucapannya.

" Mana aku tahu cita-citamu. "

" Tapi kau 'kan bisa menebaknya? "

" Tidak tahu "

Mingyu tersenyum lalu memiringkan kepalanya dan mendekatkan wajahnya padaku.

" Jadi ayah buat anak-anak kamu! "

Aku memutar bola mataku.

" Kalau begitu, pertanyaan selanjutnya... " ucapnya melanjutkan tebak-tebakannya.

" Ah... Mingyu, kue nya sudah matang. Jadi permainan tebak-tebakannya berakhir " ucapku lalu meninggalkan mingyu.

" Ayolah... ini yang terakhir. Aku janji! " Ucapnya memperlihatkan jari kelingking kirinya.

Aku tak menjawab, karena sibuk mengurusi kuenya.

" Apa bahasa Inggrisnya ' Aku Cinta Kamu ' "

" Yang itu, sudah mainstream, Kim Mingyu! " Ucapku karena aku tahu apa yang akan terjadi jika aku menjawabnya.

" Kalau begitu- "

" Bukankah kau bilang itu tadi yang terakhir? " Tanyaku

Mingyu berdecak. Lalu ia diam dan hanya melihatku memberi cream pada kuenya.

Tak lama kemudian, ia mulai membuka mulutnya.

" Will I marry me? " Tanyanya dengan bahasa inggrisnya yang jelas-jelas salah artinya, namun ia terlihat percaya diri dengan ucapannya.

" Lebih baik kau perbaiki dulu, bahasa Inggrismu " ucapku tertawa.

" Jadi yang bener apa? " Tanyanya dengan wajah polos.

" Will you marry me? " Ucapku membenarkan bahasa Inggrisnya.

" Of Course. Why not? " Ucapnya tersenyum lebar, rupanya wajah polos yang ia pasang hanya pura-pura saja. Dan aku baru tersadar bahwa aku-lah yang mengatakan kata-kata itu.

Mingyu mengerucutkan bibirnya, ia mengisyaratkan agar aku menciumnya.

Aku tersenyum.

Rupanya ia pintar juga.

Aku mendekati wajahnya, ia tampak menutup matanya.

Cup..

Aku mengecup pipinya.

Ia membuka matanya lebar-lebar, seperti mengatakan ' kok-pipi-sih-??? ' aku tersenyum,

Tak lama kemudian aku tertawa, wajahnya benar-benar lucu saat seperti itu.

Mingyu tersenyum,

" Ternyata kau jauh lebih pintar daripada aku, ya! " Ucapnya tersenyum.


❇❇❇

End

❇❇❇

Halloo, aku tau pasti amburadul ini ff nya, hehehe :'v.
Jujur aja, ini ff baru aku. ^///^
Jadi bahasanya hancur, feel nya gak dapet :'v. Tapi aku harap kalian tinggalkan voment habis baca ff aku yang amburadul ini :'v.
💞 Love u all 💞

darchogyu

Continue Reading

You'll Also Like

193K 21.8K 78
Ini Hanya karya imajinasi author sendiri, ini adalah cerita tentang bagaimana kerandoman keluarga TNF saat sedang gabut atau saat sedang serius, and...
7.3M 415K 50
⚠️FOLLOW DULU SEBELUM BACA! ⚠️Rawan Typo! ⚠️Mengandung adegan romans✅ ⚠️Ringan tapi bikin naik darah✅ Neandra Adsila gadis cantik yang berasal dari d...
1.2M 8.5K 18
Berisi cerita pendek dengan tokoh yang berbeda-beda! ⚠️Mature content with a sex, deep kiss, and vulgar words⚠️ ⚠️Setiap cerita bisa membuatmu sange...
308K 388 4
21+