Mystical Savior

By Arisk_

43.5K 3.1K 269

Ren Katsuo telah ditakdirkan menjadi Pemimpin Pasukan Mistis «Savior» untuk mengalahkan monster yang pernah m... More

Prologue
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 17.2
Chapter 17.3
Chapter 17.4
Chapter 17.5
Chapter 18.2
Chapter 18.3
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 20.2
Chapter 20.3
Chapter 20.4

Chapter 18

538 35 3
By Arisk_

Pertarungan mereka masih berlangsung sengit. Akhirnya Akihisa berhasil memukul Akahito begitu kerasnya. Meskipun efeknya sangat berdampak besar bagi Akihisa, tapi hal itu tidak menjadi halangan baginya untuk mengalahkan Akahito. Demi melindungi serikat Sgemoru dan membalaskan dendam untuk kedua orang tuanya.

Suara beberapa pohon di belakangnya terbentur dengan kerasnya. Akahito terpental beberapa meter kebelakang saat terkena pukulan sihir yang sangat kuat dari Akihisa. Setelah terkena serangan tersebut, dengan perlahan Akahito mulai bangkit kembali.

Gelapnya malam masih menyelimuti dunia Naria. Pertarungan masih belum berakhir.

Akihisa mengatur napasnya kembali, dia hampir kehilangan seluruh energi sihirnya. Tubuhnya sangat lemas. Dia berpikir dengan serangan itu, dia berhasil untuk mengalahkan Akahito, namun dugaannya salah besar, dia masih bisa berdiri. Bahkan tak ada sedikitpun wajah Akahito yang memar atau luka di sekujur tubuhnya, pakaiannya masih sangat rapi dan tak ada yang robek sedikitpun.

"Apa hanya itu saja kemampuanmu?" Tanya Akahito. Dia masih belum puas bermain dengan Akihisa. Dia berharap Akihisa mampu memberikan pertarungan dan perlawanan yang lebih.

"Tchh..! Kurang ajar..!" Matanya dengan perlahan mulai menutup. Dia tak bisa melihat lagi di sekitarnya. Akihisa dengan perlahan mulai tergeletak pingsan di tanah.

"Uh.. Kalah?" Gumam Akahito dengan menggaruk dagunya.

Akahito melesat ke arah Akihisa yang sudah tergeletak. Dia tak ingin berlama-lama lagi, dia ingin segera membunuhnya. Dia sudah memegang pedang AoNoKuro milik Akihisa yang tertancap di tanah.

"Matilah dengan tenang.." Akahito mengayunkan pedangnya ke perut Akihisa.

Namun pedang itu [AoNoKuro] tak berhasil menancap ke perut Akihisa. Sebuah sihir dari Kiba mencegahnya untuk membunuhnya. Sihir ilusi dari Kiba berhasil membuat ayunan Akahito meleset.

"Oh.. sihir ini.." gumam Akahito. Dia tampak mengenal dengan sihir ini.

Kiyoma melesat tepat ke depan Akahito. Dia tak akan membiarkan Akihisa dibunuh begitu saja.

"Beraninya kau mengambil Akihisa..!"

Kiyoma mencoba memukul Akahito untuk mengalihkan perhatian tapi dengan mudah dia menghindar dan mundur ke belakang.

"Kiba-san! Sekarang!"

Kiba dengan cepat membawa Akihisa yang sudah sekarat. Kiyoma juga mengulur waktu hingga Akahito tidak membunuh Akihisa. Meskipun saat ini dia begitu takut untuk melawannya, namun demi sang raja, dia harus berani bertarung dan mengorbankan nyawa.

Mereka semua akhirnya berhasil melarikan diri dari hutan yang sudah datar akan tanah. Pertarungan yang dahsyat telah berakhir. Kebetulan juga, Akahito hanya mampu bertahan di dunia Naria hanya beberapa saat saja, jika melebihi batas waktunya, maka kekuatan sihirnya akan memakan dirinya. Itu karena dia masih belum sempurna.

Cuaca mulai pagi, setibanya di serikat Aflhim, tepat di rumah Hana. Hana begitu kaget saat melihat Akihisa yang kondisinya sangat sekarat. Luka memar di sekujur tubuhnya, bagian bawah bibirbya berdarah, pakaiannya compang-camping.

"Kiyoma-san! Kiba-san! Apa yang terjadi?!" Hana sembari memegang pipi Akihisa.

"Ini buruk! Cepat bawa Akihisa masuk ke dalam!" Ucap Kiyoma.

Kiyoma segera membaringkan Akihisa tepat di kasur Hana. Akihisa saat ini membutuhkan istirahat banyak untuk memulihkan kondisinya. Dia masih pingsan dan belum sadarkan diri.

Mereka bertiga akhirnya duduk di ruang tamu rumah Hana.

"Apa yang terjadi disana?! Kenapa Akihisa bisa-!" Tanya Hana. Dia gugup dengan kondisi Akihisa.

Kiyoma menceritakan semuanya apa yang terjadi pada saat malam itu, melawan duo combat dengan kekuatan barunya--yang mampu mengendalikan monster yang ada di dalam hutan itu.

Namun Hana penasaran dengan gadis yang sudah berada di samping Kiyoma tersebut, wajahnya masih tampak pucat karena insiden kemarin.

"Siapa gadis itu?" Tanya Hana lagi.

"Dia adalah Ameno, tanpa sengaja Akihisa kebetulan beristirahat tepat di kedai kopi miliknya. Dia sempat diculik oleh duo combat, karena sesuai berita yang beredar di serikat itu, mereka adalah penyihir mesum."

"T-tapi bagaimana Akahito bisa muncul di hadapan kalian?!"

"Kami tidak tahu. Setelah kami berhasil mengalahkan mereka.. tiba-tiba Akahito datang begitu saja."

"Ini buruk.. Aku tak mengerti kenapa Akihisa sangat ingin bersikeras untuk membunuh Akahito."

"Aku yakin.. saat ini dia akan baik-baik saja.."

****

Setelah kejadian malam itu, Ren memutuskan untuk kembali ke dunia manusia. Sekarang dia sudah berdandan seperti biasa, mengenakan kaos merah polos dengan celana jeans hitam. Tidak lupa juga, rambut hitamnya yang acak-acakan. Alasan dia tak menyisir rambutnya adalah dia tak punya sisir di rumah.

Dia segera bergegas menuju ke perusahaan yang bergerak di bidang desain tersebut. Setelah beberapa puluh menit sampai, banyak pekerjaan Ren yang belum sempat dikerjakan. Sekitar sepuluh pekerjaan yang belum dikerjakan olehnya. Meskipun banyak, namun Ren tetap memasang wajah datar dan malasnya. Dia menganggap remeh semua pekerjaannya itu.

Dia duduk di ruang kerjaannya, banyak barang-barang yang masih berserakan layaknya kapal pecah. Dia tetap mengacuhkan semuanya. Setelah kejadian beberapa bulan yang lalu, tepat disaat Natsumi menyatakan cinta padanya di Istana Serikat Sgemoru. Ren sudah jarang melihat Natsumi menghampiri ruangannya. Kini padangan Ren teralih kepada Natsumi yang sedang menggarap pekerjaannya, wajahnya tampak fokus menghadap layar monitor. Ren tersenyum sendiri sembari memandang wajah cantik Natsumi.

Namun beberapa saat dia menatap Natsumi, di belakangnya sudah ada Hasekura yang sedang berdiri melihatnya.

"Ren-san!" Panggil Hasekura.

"Eehh!" Kaget Ren. Dia langsung reflek menoleh ke Hasekura.

"Apa yang sedang kau lakukan pagi-pagi seperti ini? Seharusnya kau lanjutkan pekerjaanmu itu. Masih banyak lho."

"Diamlah, bodoh. Aku sedang melihat Natsumi."

"Hey bukannya kau sangat membencinya."

"Tidak. Aku tak membencinya. Hanya saja..-"

"Hayoo..."

"Pergi sana! Aku mau lanjutkan pekerjaanku dulu!" Bentak Ren. Dia segera mengusir Hasekura agar tak mengganggunya lagi.

"Itu tak masalah. Tapi kalau kau ada masalah dengannya. Kau bisa meminta bantuan padaku."

Hasekura pun berjalan meninggalkan ruangan Ren. Dia sudah menyadari bahwa Ren sekarang mempunyai benih cinta kepada Natsumi. Namun karena saat itu juga, dimana Natsumi menyatakan cintanya dulu, Ren menolaknya karena alasan sifatnya yang sangat buruk itu.

Saat ini juga, Natsumi sangat bersikap keras pada Ren. Dia sedikit galak dan pemarah saat melihat Ren, namun dibalik sifatnya yang seperti itu. Dia masih menyisihkan sedikit hatinya untuk memaafkan Ren.

Kini Hasekura pun langsung menghampiri meja Natsumi. Apalagi tempat Natsumi sangat terbuka sehingga bebas dilihat oleh siapapun.

"Natsumi.." panggil Hasekura.

"Ada apa, Hasekura?" Tanya Natsumi lembut.

"Lihat itu," Hasekura menunjuk tepat ke meja Ren. Ren masih sedikit mengintip Natsumi. Bagaimana tidak, setengah wajahnya masih terlihat di mata Hasekura.

Natsumi menoleh ke belakang dan menatap balik Ren.

"Aku tak peduli! Aku sudah membencinya! "

"Natsumi.."

"Kenapa kau ini?! Jika kau ingin menanyakan hal itu saja lebih baik kau pergi!"

"Yah.. wanita selalu benar. Selalu benar."

"Ren sudah berubah. Dia terlihat lebih tampan jika seperti ini. Akhir-akhir ini dia sangat baik. Dia juga sering bantu orang kok."

"Membantu apanya?! Yang ada malah nyusahin!"

"Baiklah terserah kau saja. Tapi jika kau perlu bantuan. Datang saja ke aku."

"Ya. Ya. Baiklah."

Hampir seharian bekerja, Ren tak ada hentinya selalu melihat wajah Natsumi. Dia selalu melihatnya sampai lupa makan, mandi bahkan buang air. Tetapi Natsumi masih teringat pada waktu itu, dia masih mengingat beberapa hal yang membuatnya sedikit kecewa terhadap Ren.

Terlebihnya lagi, Ren pada saat SMA adalah pria yang terkenal sangat cuek semenjak kedua orang tuannya meninggal. Tapi untungnya, dia adalah pria yang paling terkeren di sekolahnya. Padahal masih banyak pria keren yang ada di sekolah itu.

Natsumi masih membutuhkan waktu untuk sendiri. Dia tak ingin hatinya tersakiti lagi karena perkataan Ren dulu. Meskipun dia pernah menciumnya, bukan berarti Ren suka dengan hal itu.

Hatinya masih kacau.

"Ngapain sih si Ren itu? Aku jadi bosan.." ucap Natsumi sambil menghela napas berat.

Continue Reading

You'll Also Like

2.2M 119K 42
(BELUM DI REVISI) Aline Putri Savira adalah seorang gadis biasa biasa saja, pecinta cogan dan maniak novel. Bagaimana jadi nya jika ia bertransmigra...
95.6K 3K 51
Bagaimana rasanya menikah dengan iblis? Kenyataan itu benar benar gila DEVIL Denial Villen adalah nama siluman yang menjadi pengantar dongeng anak-an...
155K 17.1K 26
Cover by pinterest •not bl🙅🏻‍♀️ Ayash menyia-nyiakan kehidupannya karena terlarut dalam kesedihan. Pria berusia sembilan belas tahun itu menjadi p...
1.8M 101K 25
❝Apakah aku bisa menjadi ibu yang baik?❞ ❝Pukul dan maki saya sepuas kamu. Tapi saya mohon, jangan benci saya.❞ ©bininya_renmin, 2022