The Impossible Dream

By phoenix_phoe

96.3K 4.8K 307

Sebuah mimpi yang tidak pernah akan bisa diraihnya. Dan tidak pernah pantas untuk didapatkannya. Wanita jahat... More

The Impossible Dream
Prolog
Part 1
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12

Part 2

7.6K 351 11
By phoenix_phoe

Louise mendengar intruksi yang diberikan wanita yang meneleponnya tadi dengan jelas. Dia menghela nafas berat ketika melihat foto serta data pria yang diamatinya sekarang. Pria itu tampan dan maskulin. Terlihat pria itu sedang terlibat pembicaraan serius dengan seseorang membuatnya dengan leluasa mengamatinya dari balik kaca mata hitamnya.

Belum, belum saatnya untuk menghampiri pria itu. Louise hanya ingin mengetahui lebih jauh bagaimana sikap pria itu serta cara menaklukkannya nanti. Terngiang perkataan dingin wanita itu dibenaknya.

" Aku tidak tahu mengapa Roberts memilihmu, namun mungkin karena ciri-ciri fisikmu mirip dengan  cinta pertama pria itu. Meskipun aku sendiri ragu dengan dirimu yang bagiku hanyalah seorang pelacur murahan. Namun kuingatkan, untuk tugas kali ini jangan pernah bersikap seperti sebelumnya. Kamu harus bersikap sebagai wanita polos dan ceria. Sikap murahanmu singkirkan jauh-jauh dan jangan dengan mudah membiarkan pria itu mengajakmu berhubungan seks.''

Louise merasakan emosi naik ke dadanya namun ditahannya. Demi Tuhan, karena siapakah selama ini dia bersikap murahan seperti itu? Membiarkan pria-pria itu meraba dan meremas tubuhnya serta menciumnya padahal dia merasa jijik luar biasa. Seks? Mendengar kata itu saja membuatnya seketika merasakan ketakutan dan gemetar mengingat kembali rasa sakit yang hampir tidak tahan ditanggungnya. Tidak usah disuruh pun, Louise tidak akan pernah membiarkan siapapun menyentuhnya lagi.

" Jangan khawatir. Aku bisa mengatasi semuanya," jawabnya sedingin mungkin dan memutuskan pembicaraan.

 

Gerald Balckwell, renungnya dalam hati sambil membaca seksama data pria itu. Pria itu tampan dan menarik meskipun memiliki kesan serius. Dilihatnya pria itu bangkit dari duduknya dan berjabatan dengan pria yang tadi berbicara dengannya dan meninggalkan restoran tersebut.

Louise mempunyai perasaan pria ini berbeda dari pria yang sebelumnya pernah dia incar. Pria lainnya meskipun memiliki istri maupun kekasih namun masih saja merayunya membuat Louise lebih mudah menutup hatinya untuk mencapai tujuannya. Namun, informasi yang dibacanya serta kesan yang didapatnya membuatnya merasa Gerald tidak sama dengan pria tersebut.

Louise menyesal karena jika memang benar pria itu seperti dugaannya, harus terjebak masuk ke dalam permainan yang disusun Robert. Setelah menghabiskan minumannya, Louise bangkit dari duduknya. Dia harus bersiap-siap untuk malam ini, malam pertemuannya dengan pria tadi.

 *******

Semua berjalan dengan lancar, bahkan terlalu lancar membuat Louise merasakan sentakan rasa bersalah yang segera disingkirkannya ketika berbicara dengan Gerald. Pria itu persis seperti dugaannya, baik dan gentelman. Sosok pria yang pasti akan didambakan wanita manapun. Meskipun begitu, pria dihadapannya ini  tidak menimbulkan getaran dihatinya seperti pria misterius yang ditemuinya beberapa bulan yang lalu.

Wanita itu menggelengkan kepalanya mengusir bayangan pria misterius tersebut dari benaknya. Dia harus berkonsentrasi dalam misi menaklukkan pria dihadapannya ini.

" Jadi Miss Connor, bagaimana dengan pendapatmu?" Pertanyaan pria itu membuatnya tersentak dari lamunannya dan memandang pria itu dengan agak bingung karena tidak mendengar sama sekali dari tadi.

Pria itu tersenyum simpul membuat wajahnya bertambah tampan. Tidak pernah sebelumnya dia bertemu dengan wanita seperti ini yang malah melamun saat mereka berbicara. Padahal setiap wanita yang dia temui selalu bersikap terang-terangan meggodanya membuatnya jijik duluan dan tidak berniat mengenal lebih jauh lagi.

Tapi , wanita dihadapannya ini berbeda. Ada kesan polos pada dirinya dan gaun yang dikenakannya makin membuatnya terlihat muda dan lugu. Untuk pertama kalinya, Gerald merasa ingin mengenal serang wanita lebih jauh lagi. Berbicara dengan wanita ini membuatnya teringat dengan seseorang dimasa lalunya dan tanpa sadar matanya berubah sendu.

Hal itu tidak lepas dari pengamatan Louise." Maafkan aku, Mr.Blackwell. Aku sedang memikirkan sesuatu tadi."

" Gerald, panggil saja aku Gerald," pria itu mengoreksi ringan.

" Dan Anda harus memanggil saya Louise juga , jadi apa yang Anda tanyakan tadi?"

" Aku hanya ingin mengatakan bahwa aku berterima kasih dengan temanmu yang tidak bisa datang dan menyuruhmu menggantikannya sehingga mempunyai kesempatan untuk bertemu denganmu."

Tanpa disadarinya, Louise merasa wajahnya memanas. Tidak pernah dalam hidupnya ada seorang pria yang berbicara selembut ini padanya. Dan perilaku pria dihadapannya membuatnya merasa bahagia.

Sisa malam itu dihabiskannya dengan pria itu dengan bahagia serta perasaan bersalah. Pria itu terlalu baik untuk dimanfaatkannya. Andai saja dia bertemu dengan pria itu dalam keadaan lain.. Andai saja dia dilahirkan bukan sebagai Louise Connor... Semua pengandaian itu hanya bisa disimpannya dalam hati. Untuk pertama kali dalam hidupnya, Louise Connor merasakan hatinya yang selama ini keras dan dingin mencair seiring sikap Gerald padanya.

Usai makan malam, Gerald menawarkan diri untuk mengantarnya pulang namun wanita itu menggeleng sambil tersenyum sedikit," Ayah dan ibuku sedikit kolot. Jika mereka melihatku pulang diantar olehmu, maka..." Louise tidak melanjutkan namun dari tatapan Gerald dia tahu pria itu mengerti maksudnya.

" Aku mengerti," ucap pria itu." Mungkin lain kali kalau begitu? Aku tidak pernah merasakan keinginan seperti ini pada wanita manapun namun aku merasa ingin mengenal dirimu lebih jauh lagi."

Mata Louise melebar karena tidak menyangka rencananya berjalan begitu mulus. Namun dengan cepat dia teringat perannya dan menunduk tersipu.

" Aku tidak yakin... Kita baru saja bertemu..." dengan patah-patah dan agak ragu, wanita itu melanjutkan lagi masih dengan kepala menunduk. Lalu dirasakannya genggaman pada tangannya.

" Aku tahu mungkin ini masih terlalu cepat namun setelah sekian lamanya aku merasa tergerak dengan seorang wanita dan aku tidak ingin menyia-nyiakannya. Aku harap kamu mau keluar lagi bersamaku lain kali untuk mempererat hubungan kita lebih jauh. Apakah kamu keberatan, Louise?''

Louise terdiam. Benaknya berkecamuk hebat karena perasaan bersalah yang semakin menderanya. Pria ini berbeda. Selama ini, Louse mampu menyingkirkan hati nuraninya dan bersikap dingin serta tidak perduli karena tahu pria -pria yang dijebaknya dulu semuanya bajingan dan brengsek. Namun, pria ini berbeda dari semua pria itu. Memikirkan itu membuatnya begitu berat untuk menipu Gerald.

Namun, bayangan Laine berkelebat dibenaknya. Dan wanita itu memejamkan matanya dengan letih. Dia tahu biar bagaimanapun, dia harus melakukannya. Dengan berat, dia menganggukkan kepalanya dengan pelan membuat pria itu spontan memeluknya membuatnya terkesiap seketika. Pelukan pria ini begitu nyaman dan menenangkan dan tidak membuatnya jijik sama sekali. Mungkin karena pria ini tidak mempunyai maksud buruk padanya sehingga dia tidak merasa terancam ataukah dia merasakan sesuatu kepadanya?

Sambil memejamkan matanya berusaha mengusir semua itu, Louise tahu hanya satu hal yang bisa dilakukannya untuk pria itu. Jika rencananya berhasil dan dia berhasil mendapatkan pria itu, dia bersumpah akan membahagiakan pria itu dibalik ketidaktahuannya selama mereka bersama.

***********

Waktu enam bulan sudah berlalu sejak pertemuan pertama mereka dan hari ini mereka resmi menjadi pasangan kekasih. Louise mengakui, meskipun dia tidak merasakan debaran dihatinya serta cinta namun dia dihatinya tumbuh perasaan sayang kepada pria itu. Satu hal yang Louise sadari, meskipun Gerald mengakui mencintainya namun sering kali ketika pria itu menatapnya, dia merasa pandangan pria itu menerawang jauh seolah pria itu menganggapnya seseorang yang lain.

Apakah pria itu melihatnya sebagai cinta pertamanya yang sudah meninggal? tanyanya dalam hati. Jika memang begitu, dia tidak akan peduli karena justru bagus pria itu tidak mencintainya. Paling tidak dia tidak akan begitu tersakiti jika semuanya terbongkar nanti.

Pria itu memperlakukannya dengan penuh kasih sayang dan bahkan pria itu tidak pernah meminta sesuatu yang paling ditakutinya. Meski Louise berbohong dengan mengatakan ajaran keluiaranya yang kukuh untuk menjaga kegadisannya sebelum menikah namun pria itu tidak pernah melakukan hal yang lebih jauh selain hanya menciumnya sekilas. Dan itu membuatnya lega. Meskipun ciuman pria itu tidak membuatnya jijik namun Louise tidak yakin dengan tindakan yang lebih jauh lagi. Dan lebih baik Gerald tidak mengetahui kecacatannya sebagai seorang wanita.

Setahun mereka menjalin hubungan, pria itu mengajaknya berlibur ke Paris, sebuah kota yang cocok untuk sepasang kekasih yang dilanda asmara. Namun justru bayangan pria berambut gelap dengan sort mata tajam yang memenuhi benaknya. Dimanakah pria itu sekarang? Dia bahkan tidak mengenal pria itu bahkan namanya namun mengapa bayangan pria itu begitu kuat melekat dibenaknya.

Sentuhan ringan dibahunya membuatnya menoleh dan mendapati Gerald berdiri disampingnya sambil tersenyum." Aku mencarimu dari tadi. Apa yang sedang kamu lakukan sendiri disini?" tanyanya lembut.

Louise menggeleng lembut sambil memandang ombak yang berdebur dari tempatnya berdiri saat ini. Mereka sekarang sedang berada diatas kapal pesiar menghadiri pesta kesuksesan sahabat Gerald di Paris  yang semakin terkenal dengan lukisan yang baru-baru ini diluncurkan dan langsung mendapat pujian dari semua seniman terkenal. Pesta ini sendiri diadakan oleh salah satu pemilik galeri tempat lukisan pria itu dipajang. Luke Cavendish, menurut Gerald pria itu tidak terlalu menyukai segala macam hal berbau pesta apalagi yang menyebabkan dia menjadi pusat sorotan.

Mereka baru saja hendak melangkah kedalam ketika pandangan mata Gerald tertumbuk pada sesosok pria yang tidak asing sedang berdiri menatap kejauhan didekat dek. Tanpa ragu lagi, Gerald langsung meraih tangan Louise dan menggengamnya berjalan menuju arah pria itu. Malam yang gelap membuat Louise hanya bisa samar-samar melihat siluet pria itu dan tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas ketika mereka sampai didekat pria itu.

" Luke," seru Gerald nyaring sontak membuat pria itu menengadah kearah mereka. Dan ketika Louise bertatapan dengan mata gelap yang tajam itu, tubuhnya membeku seketika. Gerald seolah tidak menyadari perubahan Louise karena kegembiraannya bertemu dengan sahabatnya.

Hati Louise berdebar tidak karuan. Pikirannya berkecamuk hebat dan merasakan keinginan yang teramat kuat untuk melarikan diri dari tempat itu sekarang juga sebelum pria itu mengenalinya. Bagaimana mungkin dari sekian banyaknya cara, dia akhirnya bertemu kembali dengan pria itu dengan cara seperti ini bahkan gawatnya lagi, pria itu adalah sahabat baik Gerald, pria yang sedang ditipunya sekarang?

Memikirkan itu membuatnya gemetar dalam hati. Pandangannya yang tadi diturunkannya ke lantai perlahan naik dan mendapati pria itu masih menatapnya. Pria itu mengingatnya, pikirnya dengan sebuncah rasa senang yang tidak bisa disingkirkannya namun perasaan itu langsung hilang tidak berbekas ketika merasakan kebencian dan rasa jijik yang tidak ditutupi ketika memandangnya.

" Louise, inilah Luke, sahabat baikku yang sudah kuanggap sebagai saudara laki-laki. Dan Luke, Louise Connor, kekasihku," Gerald memperkenalkan mereka tanpa menyadari ketegangan yang melingkupi mereka.

Louise tersadar terlebih dahulu dan mengulurkan tangannya dengan kaku. Pria itu menatap tangannya sebentar dan akhirnya membalas uluran tangannya."Aku mempunyai seorang teman yang mengingatkanku padamu, Miss Connor. Aku bertemu dengannya beberapa bulan yang lalu di New Orleans. Kalau tidak salah namanya Felicia."

Dalam hati pertahanan Louise hampir guncang. Pria itu sengaja mengungkit kejadian malam itu sekarang bahkan nama yang digunakannya saat itu. Dari mana pria itu mengetahuinya?

Gerald mendekati mereka sambil tersenyum mengejek kepada Luke," Sobat, kalau kamu ingin merayu wanita gunakanlah alasan lain yang lebih bagus dan jangan terapkan cara ini pada kekasihku."

Pria itu tertawa namun Louise bisa melihat kilatan peringatan dan bahaya dimatanya ketika menatapnya," Ketahuan juga oleh dirimu. Aku hanya ingin memastikan Miss Connor yakin dengan pilihannya padamu. Siapa tahu dia akan menyadari keburukamu dan bahwa aku lebih sempurna darimu?" ejeknya pelan membuat Gerald tersenyum manis padanya.

" Jangan bermimpi, sahabatku. Louise berbeda dengan wanita-wanita yang kamu kencani selama ini."

" Oh ya?" Entah kenapa mendengar nada suara Luke membuat perasaan Louise semakin tidak enak seolah pria itu menyindirnya secara tidak langsung.

"Benar, Louise adalah wanita yang jujur dan polos dan dia memilihku karena dia mencintaiku."

" Bagaimana kamu bisa yakin kalau dia mencintaimu, sobat? Padahal mungkin saja dia mengincar rekening bankmu," Suara Luke terdengar agak tajam membuat Gerald sedikit mengernyit dan memandang sahabatnya.

" Cukup, Mr. Cavendish. Aku tidak berniat mendengar penghinaanmu lebih lanjut lagi. Kutekankan padamu aku menjalin hubungan dengan Gerald karena murni dan tulus bukan seperti anggapanmu barusan. Jadi, jangan menarik kesimpulan n sembarangan hanya karena aku hanyalah wanita biasa dan miskin."

Louise mengalihkan pandangannya pada Gerald dan berkata," Maafkan aku Gerald, namun kurasa aku kembali ke kamarku dulu." Tanpa menunggu jawaban lagi dari keduanya, wanita itu berjalan dengan anggun menuju ke dalam.

Begitu sampai di kamarnya, wanita itu terduduk dengan lemas di ranjangnya. Bagaimana mungkin dunia ini begitu sempit. Pria itu bahkan mengetahui nama samarannya saat itu. Apa yang akan terjadi setelah ini? Apakah pria itu akan mengatakan semuanya kepada Gerald nanti?

Wanita itu bimbang dan takut dengan apa yang akan dibicarakan kedua pria itu sekarang. Jika rencananya gagal sekarang, Louise tidak tahju hukuman apa yang akan diterimanya karena Robert Adams tidak pernah mau menerima kegagalan.

Louise memejamkan matanya berharap semua ini bisa segera berlalu hingga tanpa sadar terlelap. Bahkan didalam mimpinya mata gelap yang penuh kebencian itu terus menghantuinya.

TBC

Halo, ada yang kangen dengan cerita satu ini ga? Semoga ada ya...^^

Setelah dipikir-pikir akhirnya saya tidak jadi menunggu hingga UTM kelar baru melanjutkan proyek ini. Tapi bagi yang berharap part ini akan penuh bagian Luke & Louise akan kecewa karena part ini masih terlalu awal menceritakan pertemuan Louise dgn Gerald. Jadi kalau masih datar dan membosankan dimaafkan ya...

Untuk UTM masih belum tahu akan diupdate jadi mohon kesabarannya menunggu.

Kritik dan sarannya ditunggu ya... ^^

Tenggggggg kyuuuuuuuu....... allll..............

 

 

 

 

Continue Reading

You'll Also Like

125K 8K 34
HALO SEMUA INI WP PERTAMA SAYA JADI DI SINI ITU SAYA BUAT WP TENTANG BL DARI FLIM SHINBI HOUSE KEBETULAN DI FLIM ITU ADA ENAM KARAKTER YANG SAYA SHIP...
511K 47.7K 15
Side Story Asher Kendrix S2. Keluarga Cemara ? Keluarga Asher Kendrix. Anak yang beruntung ? Asher Kendrix.
53.9K 4.6K 18
⚠️❗ WARNING ❗⚠️ cerita bromance / brothership ⛔ gak suka, skip aja, gak usah baca Haechan x nct 127 . Tertanda Sayap Kiri . "Di ujung perjalanan kkn...
1.8M 177K 52
- please ini cerita jamet, jadi tolong jangan berkomentar yang menggantung negatif nya. Ini di publish untuk menambah pengalaman di cerita selanjutny...