Give Your Heart A Break (5 Se...

By hemmookie

19.8K 954 75

Luke Hemmings, lelaki dingin yang baru kembali dari Gold Coast setelah sebelumnya dimutasi oleh orang tuanya... More

Give Your Heart A Break (5 Seconds Of Summer)
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
ANNOUNCEMENT
Chapter 15
PENTING
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Penting Gerenting!!

Chapter 22

261 12 3
By hemmookie

Disconnected

~Author's POV~

             Calum menatap sekeliling, melihat bagaimana Chicago untuk pertama kalinya. Sebuah mobil menjemputnya, karena memang itu sudah di urus oleh manajer mereka. Keamanan Calum adalah nomor satu, setelah 5 Seconds Of Summer melejit karena menjadi band pembuka untuk konser One Direction. Ditambah Niall Horan yang sepertinya tergila-gila dengan mereka.

"Kita sudah sampai, tuan."

"Calum, panggil saja Calum." Calum sangat tidak nyaman dengan panggilan itu. "Aku belum 20 tahun, kawan. Jadi jangan panggil aku tuan."

           Sang supir tersenyum, lalu mengangguk. Calum tersenyum, lalu turun.

"Koper mu akan aku urus. Kau bisa meminta kunci hotelmu di dalam."

            Ucapan supir yang bernama Will itu membuat Calum mengangguk. Calum dengan cepat masuk, sebelum ada paparazzi yang memotretnya. Dia hanya sendiri di kota ini. Tanpa Luke. Tanpa Michael. Dan Ashton yang selalu menjaganya setelah kejadian berakhir hubungannya dengan Abby.

             Setelah mendapatkan kunci kamarnya, Calum bergegas masuk. Dan ketika masuk, hal yang di lakukannya adalah merebahkan diri. Penerbangan panjang dari London ke Chicago lumayan melelahkan. Tak lama, dia mendapatkan sebuah chat dari Becca.

BeccaO'Neil
Kau sudah sampai?

           Calum tersenyum. Tak ada alasan untuknya menunda membalas chat gadis itu.

CalumHood
Aku baru sampai di hotel. Kau merindukanku?

          Calum menaruh ponselnya di samping. Tak lama, terdengar ketukan pintu. Calum segera beranjak membuka pintu. Mendapati Will dan seorang petugas hotel membawa 2 kopernya dan satu ransel.

           Calum menyingkir memberikan jalan pada Will dan petugas yang menurunkan barang-barangnya dari troli. "Apa kau sudah ada janji dengan sahabatmu itu?" Will menatap Calum dengan ramah. Dia adalah sahabat manajer mereka yang memang tinggal di Chicago.

"Mungkin? Aku tidak tahu. Tapi sepertinya hari ini aku memilih beristirahat." Jawab Calum.

            Calum segera mengeluarkan beberapa lembar uang. Lalu memberikannya kepada petugas, yang kalau dilihat seumuran dengannya. "Untukmu, kawan."

            Petugas itu mengangguk dan mengatakan terimakasih. Calum tersenyum dan mengangguk.

"Baiklah, kalau kau butuh aku atau apapun, hubungi aku. Ah, besok malam aku mengundangmu makan malam ke rumah. Jangan lupa ajak sahabatmu."

              Ucapan Will membuat Calum tersenyum. "Tentu saja." Calum mengulurkan tangannya, dan bersalaman khas pria dengam Will.

"Kalau begitu istirahatlah."

            Setelah itu, Will pamit. Calum sendiri. Dia beralih ke ponselnya lagi. Dan melihat balasan dari Becca.

BeccaO'Neil
Great!!!! Aku memang merindukanmu. Oh, aku akan menemuimu besok saja. Kau harus beristirahat Cal-Pal...

             Calum tersenyum. Lalu segera mengetik balasan.

CalumHood
Aku diundang makan malam oleh teman manajer ku. Dia menyuruhku mengajakmu besok malam. Kau mau kan?

            Setelah itu, dia beralih ke chat grup yang dibuatnya dengan Luke, Ashton, dan Michael.

CalumHood
Aku sudah sampai di Chicago. Jangan khawatir. Aku baik-baik saja ;)

           Tak lama, balasan dari Becca muncul.

BeccaO'Neil
Tentu. Bagaimana kalau langsung setelah acara jalan-jalan kita besok langsung ke lokasi makan malam?

CalumHood
Baiklah. Jam berapa kita akan bertemu?

               Balasan dari grup chat, membuatnya beralih dan segera membaca.

MichaelClifford
Berita bagus, Calum sayang. Kuharap kau tidak melakukan hal bodoh!! Salam untuk Becca 😙

CalumHood
Jangan gunakan emot itu!!

LukeHemmings
Tanpa kalian di pantai, sepi sekali. Kuharap kalian bisa bergabung dengan kami tadi -Carrie xx

Ashxxx
Calum kami merindukanmuuuu -Aubrey

               Calum tersenyum ketika dua gadis itu muncul. Aubrey dan Carrie lumayan dekat dengannya.

CalumHood
Kita akan segera bertemu. Aku putuskan pulang ke Sydney minggu depan xx

MichaelClifford
Really?

Ashxxx
Senang mendengarnya kawan -Ash

LukeHemmings
Kami menunggumu, Cal -Luke

           Calum tersenyum. Tak lama, balasan dari Becca.

BeccaO'Neil
Aku akan menjemputmu. Katakan berapa nomor kamarmu, dan aku akan ada di depannya jam 9

CalumHood
321, jangan sampai terlambat!!

BeccaO'Neil
Aku mengerti tuan

           Calum tersenyum, lalu segera meletakkan ponselnya di nakas. Dia merebahkan dirinya dan mengistirahatkan tubuhnya.

---

             Calum merapikan rambutnya. Semuanya sudah siap. Tidak terlalu formal namun nyaman untuknya. Tak lupa, beanie hitam menghiasi setelah rambutnya rapi.

             Tak lama, ketukan terdengar. Calum dengan cepat segera membuka pintu, dan terlihat Becca dengan penampilan simpel. Croptop Sweater tipis berwarna putih dengan rambut panjang gelombang yang di urai. Cukup manis dan itu sangat pas untuknya.

            Calum sempat terpaku beberapa saat, sampai akhirnya Becca melambaikan tangannya di depan wajah Calum.

"Cal, kau baik-baik saja?"

"Uh-oh, ya. Masuk dulu, aku belum mengemas beberapa barangku."

          Calum melesat mencari dompet yang ada di ransel. Sedangkan Becca sempat tersenyum mengingat sikap Calum tadi. Becca segera masuk, dan menutup pintu. Becca menyusul, dan mendapati Calum tengah berjongkok di hadapan ransel.

"Apa tidak apa kau kesini sedangkan teman-temanmu pulang ke Sydney?" Becca duduk di tempat tidur sambil menatap Calum yang membelakanginya.

            Calum masih mencari dompetnya. "Awalnya mereka tidak setuju. Tapi aku meyakinkan mereka. Aku butuh sesuatu yang baru. Aku putuskan menerima tawaranmu untuk berkeliling Chicago." Calum akhirnya mengeluarkan dompetnya.

            Becca mengangguk mengerti ketika mendengar penjelasan Calum. Calum memutar tubuhnya dan menghadap Becca yang duduk. "Boleh aku menitip dompetku? Ranselmu sepertinya masih muat untuk benda ini?" Calum menunjuk dompetnya.

"Tentu." Becca mengangguk, dan membuka resleting ranselnya, dan memasukkan dompet Calum. "Bagaimana dengan ponsel?"

"Aku bisa menangangi benda kecil ini."

            Becca mengangguk. Setelah semua siap, Becca dan Calum segera berangkat menikmati Chicago hari ini.

---

           Becca dan Calum berlari terus setelah kejadian yang tidak terduga di taman. Beberapa remaja lokal mengenali Calum, dan berkata mereka akan menonton konser One Direction dan meminta Calum untuk menandatangani beberapa kertas yang mereka berikan. 

             Namun, bukannya semakin sedikit, gerombolan malah semakin banyak. Calum sendiri bingung. Dirinya hanya sendirian di kota ini, tanpa Luke, Ashton, Michael, bahkan manajer. Bodyguard saja tidak ada.

               Becca melihat raut wajah Calum yang sedikit khawatir dan panik. Dia berinisiatif untuk menarik tangan Calum dan berlari. Dan akhirnya seperti ini.

               Sepanjang berlari, Becca tertawa karena menganggap ini menyenangkan.  Becca terus menggenggam tangan Calum, tidak mau lelaki itu terpisah dengannya.

           Chicago yang ramai hari ini, membuat mereka menjadi dekat dan tak ingin terpisah. Hingga akhirnya, mereka berakhir di Lincoln Park. Taman paling populer di kota itu. Mereka memilih bangku taman yang kosong, dan mengistirahatkan tubuh mereka.

"That was hillarious." Becca memejamkan matanya sambil mengatur napas dengan kekehan yang sesekali terdengar. Tanpa sadar tautan tangannya sudah terlepas dari Calum.

            Calum tersenyum mendengarnya. Dia juga mengikuti untuk mengatur napasnya. "I'm sorry about that. Aku tak tahu akan sebanyak itu yang mengenaliku."

           Becca menoleh, lalu terkekeh. "Itu menyenangkan, Calum. Aku menikmati berlari bersamamu dari kejaran fans. That was crazy."

            Tanpa di sangka, hujan turun secara tiba-tiba. Membuat Calum, dengan sigap mengenggam tangan Becca erat, dan menariknya. Mereka sempat kaget, dan mau tidak mau berlari lagi untuk menghindari hujan. Namun, bukan mempercepat, Becca malah menarik tangan Calum, sehingga mereka kebasahan.

"Nikmati ini!!! Ini mengasyikkan!!!" Becca berteriak.

           Calum terkejut, dan dia hanya mampu menatap Becca yang memejamkan mata dengan senyuman diwajahnya. Dia membiarkan air membasahi semua yang ada di dirinya. Tak lama, segerombolan anak-anak menghampiri dengan riang. Mereka juga menikmati hujan seperti Becca.

             Calum yang melihatnya tersenyum ketika melihat Becca bermain hujan dengan anak-anak itu. Wajah riangnya membuat Calum nyaman dan hanya mampu menatapnya. Seolah itu menghipnotis.

               Hingga akhirnya, seorang anak menarik Calum hingga bergabung dengan Becca. Dan itu membuat Calum menikmati hujan dan terasa tanpa beban.

***

            Michael menatap langit di Sydney yang tampak mendung. Tidak cerah seperti biasa. Dirinya tidak bisa kemana-mana jika begini. "Sepertinya hanya aku yang tidak mempunyai teman kencan?"

             Entah bagaimana, dirinya mengingat Luke yang hari ini menikmati hari dengan Carrie, Ashton yang mempunyai janji makan siang dengan Aubrey, dan Calum yanh berada di Chicago untuk liburan dengan Becca.

               Michael mengambil hoodie dan segera memakainya. Michael keluar kamar dan turun ke lantai bawah. Dirinya mendapati Sang Ibu yang tengah menonton televisi.

"Mau kemana, sayang?"

              Michael menoleh, mendapati Ibunya menatapnya dengan senyuman. "Hanya jalan-jalan. Aku sudah lama tidak berada disini." Jawab Michael.

"Hati-hati. Aku tidak mau kau babak belur karena penggemar mu."

"Mom, aku memakai hoodie. Dan aku janji, tidak akan pulang dengan babak belur."

            Michael menghampiri Ibunya yang duduk di sofa. Lalu mengecup pipinya kilat dan keluar rumah. Michael langsung memakai topi hoodienya dan berjalan sambil memainkan ponsel. Dia melihat chat Calum yang belum sempat di respon siapapun di grup. Mungkin karena yang lain sedang sibuk dengan kencan masing-masing.

CalumHood
I like the summer rain
I like the sound you make
We put the world away
We get so disconnected

           Michael meresponnya dengan aneh. Lalu mengetik sesuatu. Sebelum di kirim, dia mendapati seorang gadis yang dia kenal, tengah mengerjakan sesuatu dengan laptopnya di taman dekat rumahnya.

Belinda Atwood.

              Michael ingin mengabaikannya. Karena sudah tidak ada alasan lagi untuknya menemui gadis itu. Namun, hatinya tidak bisa menolak untuk terus menatap gadis itu.

              Hingga akhirnya, sebuah skateboard tak sengaja membuat dirinya terjatuh karena kakinya menginjak benda itu. Membuat sebuah suara ringisan yang besar, "AW!!!"
 
               Belinda segera menoleh, dan mendapati seorang lelaki dengan rambut berwarna galaxy tengah duduk memegangi punggungnya.

Michael?

              Dia melihat ke kanan dan kiri, tidak ada orang. Belinda menghembuskan napas. Lalu bangkit menghampiri Michael. Saat sudah di hadapan lelaki itu, Belinda mengulurkan tangannya untuk membantu Michael.

            Michael yang mendapati ada sebuah tangan di hadapannya, mendongak. Mendapati Belinda yang menatapnya dengan senyuman tipis. "Kau baik-baik saja?" Lanjut Belinda.

             Michael seperti tercekat. Suaranya tidak bisa keluar.

Ada apa denganku?

               Michael tidak berbicara apapun, dan langsung menerima uluran Belinda.

"Apa yang kau lakukan sampai terjatuh?"

              Michael menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia merasakan semua ini menjadi canggung. Terlebih, mereka tidak berkomunikasi semenjak hubungan mereka berakhir. "Hmm, hanya berjalan. Dan..  tidak melihat papan itu di hadapanku." Jawaban Michael terdengar canggung.

             Michael sendiri merutuki ucapannya yang sedikit kikuk. Dia pun merutuki dirinya yang rindu setengah mati dengan gadis ini. Michael menahan diri untuk tidak memeluk gadis ini. Walau ingin, tapi dia tidak bisa. Tidak ada alasan baginya untuk melakukan itu. Dan dia merasakan itu untuk pertama kalinya.

"Oke? Aku akan kembali mengerjakan laporanku. Sampai jumpa."

           Belinda meninggalkan Michael yang hanya mampu menatapnya. Michael terpaku. Kemudian dia berlenggang menuju stan minuman yang ada di taman. Memesan dua minuman yang menjadi favoritnya dan gadis itu.

            Michael memutuskan menghampiri gadis itu. Saat di hadapan gadis itu, Michael mengulurkan salah satu kaleng. Belinda mendongak, mendapati Michael yang menatap ke arah lain. "Untukku?" Belinda memutuskan bertanya sambil menunjuk dirinya sendiri.

           Michael menunduk, mendapati Belinda menatapnya bingung. "Ucapan terimakasihku. Membantuku berdiri." Michael masih setia mengulurkan tangannya, sampai gadis itu mengambil alih kaleng.

"Terimakasih."

            Belinda tersenyum, lalu menaruhnya di sebelah laptop. Michael melihat, gadis itu kembali fokus kepada laptopnya.

Apa dia sudah benar melupakan aku? Secepat itu?

            Belinda menghentikan kegiatannya. Lalu beralih menatap Michael yang masih berdiri di hadapannya sambil menatapnya sendu. "Apa ada yang bisa ku bantu?" Belinda melipat kedua tangannya.

            Michael tersadar. Kemudian dia menggaruk tengkuknya lagi. Belinda tahu Michael dengan baik. Michael gugup saat ini. Namun, Belinda memilih menunggu Michael menjawab, daripada menggodanya seperti saat mereka memiliki hubungan spesial.

           Michael menatap Belinda. "Boleh aku di sini? Bersamamu? Mungkin menemanimu. Kulihat kau sendiri, jadi-"

"Tentu." Belinda memotong ucapan Michael. Itu karena kata-kata Michael hanya berputar dan terdengar bertele-tele karena penjelasan panjangnya yang bisa dinyatakan oleh kalimat pertama yang dia lontarkan sebelumnya. "Terimakasih sudah mau menemaniku."

              Michael terdiam. Kemudian di berdeham. Belinda masih melihat Michael yang tak kunjung duduk. "Kau tidak duduk?" Belinda menunjuk kursi di hadapannya dengan dagunya.

            Michael menoleh menatap kursi, dan berubah canggung. "Uh-oh, iya." Michael segera menarik kursi dan duduk disana. Dia sempat melirik Belinda yang langsung fokus mengetik di laptopnya. Dan setelah itu, sebuah kalimat lolos begitu saja tanpa Michael sadari, "Bagaimana kabarmu?"

           Pertanyaan Michael membuat Belinda menghentikan kegiatannya. Dia mendongak menatap Michael yang menatapnya lurus dan fokus. Jujur, Belinda merindukan ini. Dimana Michael menatapnya, duduk di hadapannya, membelikan minuman kesukaan mereka. Kegiatan ini memang tidak seberapa, tapi akan sangat berharga mengingat waktu yang mereka punya untuk bersama hanya sedikit.

              Namun, semua itu semakin sulit di dapat, semenjak mereka memutuskan mengakhiri ini. Dan Belinda bersyukur dirinya dapat bertemu Michael disaat laki-laki itu pulang ke Sydney. "Baik. Bagaimana denganmu?"

              Michael merilekskan tubuhnya. Mencoba tenang dan tidak gugup. Apa dia harus bayangkan dirinya dan Belinda masih dalam hubungan yang sama? "Lelah. Tentu. Liburan 2 minggu sepertinya tidak berarti untukku."

"Oh? Kenapa begitu?"

             Michael menaikkan kedua bahunya. "Calum tidak disini. Aku tidak mempunyai seseorang untuk pergi bersama."

"Dia di Chicago? Bersama Becca?"

"Carrie yang memberitahumu?"

            Belinda tersenyum, lalu kembali mengetik di laptopnya. "Kau tahu jawabannya, Clifford." Belinda mencoba rileks dan tidak canggung. Michael juga mulai merasa rileks melihat respon Belinda yang masih sama seperti dulu.

"Apa yang kau kerjakan?" Michael menatap Belinda dengan penasaran.

          Belinda melirik Michael sebentar, lalu fokus pada laptopnya dan tersenyum. "Laporan. Tugas kuliahku yang belum terselesaikan. Dua hari lagi harus ku kumpulkan."

           Michael mengangguk mengerti. Dia melihat Belinda yang luar biasa ketika mengerjakan sesuatu yang berhubungan dengan tugas. Belinda adalah seseorang yang mempunyai pandangan hidup sama dengan orang-orang, tapi seperti mempunyai pengaruh tersendiri untuknya. "Kau masih Belinda Atwood, anggota tim basket SMA."

             Belinda mendongak. Menatap Michael yang menatapnya dengan senyuman yang Belinda sangat rindukan. Jantungnya saat ini berdetak kencang. "Kau masih Michael Clifford yang mampu membuat jantungku berdetak kencang."

               Michael terdiam mendengar ucapan Belinda yang spontan. Michael berpikir sesaat, "Jika begitu, kenapa kau meminta kita mengakhiri hubungan ini?"

"Karena aku merasa kau tidak menyukaiku."

                Jawaban Belinda menjadi tamparan telak untuk Michael. Michael menatap Belinda, yang kini menatapnya sendu dengan senyuman getir. "Kau berpikir aku begitu?"

          Belinda tersenyum, kemudian menarik napas dan menghembuskannya. Menahan air mata yang akan keluar dari kedua matanya. "Aku bukan berpikir begitu, tapi aku memang merasakan kau tidak menyukaiku."

"Bagaimana kau tahu aku tidak menyukaimu? Katakan jawabannya!"

           Belinda meraih tangan Michael. Menggenggamnya. Mengelus punggung tangannya. "Kau melihat semua wanita ketika kita bertemu mereka. Aku merasa, kau tidak menyukai ku sebesar itu. Aku tidak mau membuatmu seperti terbebani karena ada aku. Aku ingim kau bebas, mengejar apa dan siapa yang kau inginkan."

"Kau yang aku inginkan."

           Michael menatap Belinda lembut. "Kau yang selalu mengerti aku, Belle. Kau tempatku mencurahkan segala keluh ku disaat Ibuku tidak disampingku. Kau segalanya bagiku, Belle. Aku minta maaf jika sifatku yang brengsek itu mengganggumu. Tapi apa kau tahu? Aku seperti hampa semenjak hubungan kita berakhir."

           "I love you, Belle. So much. Give me the second chance." Michael kini sudah berlutut di hadapan Belinda.

          Belinda terdiam. Menatap Michael agak ragu. "Jangan lakukan hal yang tidak bisa kau lakukan."

"Aku bersumpah. Demi dirimu, aku akan mengubah sifat brengsek ku, menjadi seseorang yang-"

"Hentikan, Michael. Aku tidak mau membebanimu."

"You're not."

           Michael memegangi tangan Belinda erat. "Aku berjanji, untuk menjadi orang yang lebih baik untukmu." Michael menatap Belinda memohon.

            Belinda menatap Michael. Genggamannya mengerat. Tangan kiri Belinda mengusap pipi Michael. Belinda memajukan wajahnya, dan mengecup dahi Michael. "I trust you."

***

            Luke dan Carrie terlihat serius dari balik semak. "So, that's it? They're back together?" Luke menatap Carrie yang masih serius menatap dua orang yang mereka kenal.

"I guess so."

             Luke masih bersedia menatap Carrie yang masih belum menatapnya. Lalu, Luke menatap lurus lagi. Dua orang itu kini berpelukkan. Luke menoleh lagi, melihat Carrie yang tersenyum. Melihat itu, Luke tidak bisa menahannya. "Let's go, babe. Biarkan mereka menikmati ini."

           Carrie menoleh, kemudian mengangguk. Mereka meninggalkan tempat itu sambil bergandengan. Selama berjalan, mereka hanya melempar lelucon yang sesekali membuat mereka saling tertawa.
  
           Luke bahkan tidak merasakan tatapam beberapa remaja yang mengenali wajahnya. Dunia ini seakan hanya ada dia dan Carrie saja.

"Kau tahu, gerombolan gadis itu sudah melihat kita sejak tadi."

          Luke menghentikan langkahnya. Begitu juga Carrie, yang memang sudah di rangkul Luke, entah sejak kapan. Luke menoleh kepada gerombolan yang tengah berbisik dan menatapnya sesekali dengan wajah senang. Lalu dia mendapati beberapa wajah yang tampak menatap Carrie tidak suka. "Kita pergi saja."

           Luke merangkul Carrie pergi dari sana. Carrie hanya menatap Luke bingung. "Why?" Carrie memegangi tangan Luke yang merangkulnya. Jari-jarinya memainkan jari-jari Luke.

"Mereka tidak menyukaimu."
 
            Carrie menatap Luke, yang kini menatap lurus dari balik kacamata hitam lelaki itu.

"Aku tidak mau mereka menatap tajam dirimu. Aku tidak suka dengan fans yang tidak mendukung hubungan ku." Luke masih menatap lurus, karena memang dia tidak mau menatap Carrie.

              Carrie masih diam. Kini dia menatap jalanan. Lalu tersenyum mendengar ucapan Luke.

"Biarkan hari ini kita jauh dari segalanya. Aku ingin menikmati hidup ku yang seharusnya. Menikmati hari yang memang seharusnya kita jalani secara normal. Tanpa label ketenaran yang aku punya."

***

            Ashton menatap Aubrey yang sedang mengeluarkan teflon dan beberapa telur. "What are you doing?"  Tanya Ashton dengan senyuman bingung di wajahnya.

"Preparing our lunch?"

             Aubrey berhenti sejenak, tampak berpikir. Kemudian menggeleng. Dia memasukkan kembali telurnya. Lalu mengeluarkan beberapa bahan yang lebih banyak.
  
            Ashton tersenyum melihatnya. Kemudian menghampiri gadisnya. "Apa yang ingin kau buat?"

              Aubrey menatap Ashton dengan senyuman miring. "Bukan aku, kita." Ralat Aubrey yang kini sudah menaruh bahan-bahan di konter. "Dan kita akan membuat burger. Yang mudah saja. Aku tidak ingin yang terlalu memakan waktu."

            Ashton terkekeh. Kemudian memeluk Aubrey dari belakang. "Kenapa kita tidak memesan pizza?"

"Membuang uang. Aku tidak suka."

          Aubrey melepaskan tangan Ashton dan langsung memberikan sebuah tomat dan setoples acar. "Potong itu. Aku akan menyiapkan daging. Oh, kau mau keju di burgermu?"

"Yes, please."

"Get it."
 
             Aubrey langsung beralih ke daging giling. Dia menuangkam ke mangkuk besar dan mencampurkan dengan bumbu. Aubrey mulai beraksi dengan tangannya untuk mengaduk rata daging dan bumbu yang sudah di tuang.

            Ashton tersenyum melihat itu. Kemudian dia beralih memotong tomat dan acar yang Aubrey berikan sebelumnya.

"Oh, Ash."

          Ashton yang sibuk dengan tugasnya menoleh. "Yea?"

"Potong sama rata, oke?"

          Ashton terdiam, kemudiam mengangguk kaku. "Okay."

"Thankyou, hun."

          Ashton terdiam. Namun terkekeh melihat Aubrey yang mengingkan semuanya serba sempurna. Menurutnya sifat Aubrey yang satu itu unik sekali.

---

          Ashton menatap daging yang sedang di panggang Aubrey. Namun dia menatap Aubrey. "How long until we can put the cheese above?" Ashton menunjuk daging yang bahkan belum ada 10 menit disana.

          Aubrey menatap Ashton heran, lalu terkekeh. "Oh, darling. Be patient, okay?" Aubrey menggelengkan kepalanya sambil menatap daging sekarang.

          Ashton tersenyum. "I know. I just wanna hear your voice. You were focus with this." Ashton menunjuk daging yang sedang di panggang. "Dan aku senang mengetahui suaramu masih ada."

           Aubrey mendongak menatap Ashton sambil tersenyum. "I don't know why I can fall in love with you, Ashton Fletcher Irwin."

"I love you more, Aubrey Scarlett Turner."

             Disaat itu, Aubrey mengecup bibir Ashton singkat dan kembali fokus pada daging. "We can put the cheese, now!"

             Ashton dengan segera menaruh keju mozarella di atas daging itu. Selama memanggang, mereka mengobrol bahkam bercanda dengan melontarkan lelucon satu sama lain. Hingga burger siap di sajikan.

"We forget about the cola." Aubrey menepuk dahinya pelan.

             Ashton tersenyum. Kemudian berjalan menuju kulkas dan membukanya. "You mean, this?" Ashton mengeluarkan sebotol minuman soda yang sudah dia beli sejak awal dan menaruhnya saat Aubrey sibuk mencampur daging dengan bumbu-bumbu.

"How..." Aubrey memilih berhenti, dan menghampiri Ashton. Di kecupnya Ashton kilat.

"Magic." Ashton terkekeh. "You know, this is fun. I could do this all day."

"Let's eat." Aubrey mengambil alih soda itu, dan menaruhnya di meja.

Continue Reading

You'll Also Like

203K 17K 61
Awalnya Algi kira semua orang berlebihan, tapi pas udah hadapan langsung sama orangnya kena juga jebakan Betmen nyaa huhhh!! ⚠️ -Fiksi yaaa -BXB ...
704K 56.7K 61
Kisah ia sang jiwa asing di tubuh kosong tanpa jiwa. Ernest Lancer namanya. Seorang pemuda kuliah yang tertabrak oleh sebuah truk pengangkut batu ba...
70.9K 7.8K 83
Sang rival yang selama ini ia kejar, untuk ia bawa pulang ke desa, kini benar-benar kembali.. Tapi dengan keadaan yang menyedihkan. Terkena kegagalan...
75.5K 10.3K 36
Jake, dia adalah seorang profesional player mendadak melemah ketika mengetahui jika dirinya adalah seorang omega. Demi membuatnya bangkit, Jake harus...