The Author #Wattys2016

By LutfiaIhwaniUmar

36K 7.7K 1.7K

(Horror-Romance) Pernahkan kau terbangun disuatu pagi dan merasa bukan dirimu yang sebenarnya ? - Lutfia Ihwa... More

Prolog
What Did I Get Myself Into?
Can I?
Sorry
It Comes To Me
Take Me Home !
Help !!!
Am I Safe Now?
Home
It Follow
The Dream
When It Will Happen?
Silent Readers
Forbidden For Silent Readers !!!
Don't Come In !
When?
The Bathroom
He Can't Figure It Out
On The Way
The Parking Lot
The Rumor
The Class
The Attack
It Wants Me?
Hell No !!
What Is It ?
It Comes to me ?
How Can I Awake ?
Safe? I Hope
The Gothic Girl
She Think So
The Construction Area
The Jerks
The Stranger
This Is My Ending
Safe Love
Q & A The Author
The Death
Chasing Us
Four Months Pregnant
Runaway
Peter Wylan
Ride Home
Home Sweet Home
The Dinner
Nooo !!!
After Dinner
Outside
The Driveway
Why?
Bedroom
FYI
You Tell Me
Getting Worse
Unbelieveable
Nothing Normal
My Fault
Sick
Shower
Somebody Help Me!
Need Help
I'm (Not) Okay
My Body
Gross
Flashback
Nobody
Just A Nobody
Don't you remember?
Fell Asleep
Not Him
Next Book
Something New

Tells You

320 73 2
By LutfiaIhwaniUmar

Semuanya akan kembali normal?

Kuharap.

- Lutfia Ihwani Umar















Rechap :

Mata maria membulat. " Kau tertembak? " tangan Maria mulai menjalari tubuhku.

Aku menggeleng memberitahunya tidak.

Tapi kemudian tangan Maria menyentuh lebam biru di lengankhu.

Hhhhh.

Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak mengerang sakit.

" Apa ini? " tanya Maria. " Kau bilang kau tidak kena tembak, "

" Memang tidak. " jawabku. Karena kenyataannya, Peter yang hampir tertembak karenaku.

Maria menatapku tidak percaya. Kemudian tangannya meraup lengan kardigan panjang penuh debu di lenganku, menariknya hingga ke siku. Menampakkan luka lebam biru keunguan di sepanjang lengan.

Napas Maria tertahan. " Ini semakin parah. "

>>>>><<<<<

" You need to stop, " putusnya.

" Sudah kucoba! " aku sedikit berteriak. " Aku tidak bisa berhenti begitu saja. Setiap kali aku berhenti hal buruk terjadi. "

" Hal buruk tetap terjadi meski kau tidak berhenti menulis. " debat Maria. " Lebam itu. Kau kira itu bukan hal buruk? "

Aku terdiam.

" Dan jangan pikir aku tidak tahu tentang kotak make up di kamar mandi. "

Mataku membesar. " Apa kubilang tentang privasi?! " amarah mulai tersulut. " Kasar sekali kau masuk ke kamar dan menguak setiap inci rahasiaku,"

Maria menyentuh pipiku dengan telapak tangannya.

Kutampis tangan itu.

" It's not about the guys, right? Kau memakai make up sama sekali bukan untuk menarik perhatian mereka. "

" Apa yang kau tahu tentangku?! " sergahku.

" Aku tahu segalanya tentangmu. Kau benci make up, kau selalu membuka jendela dan melihat ke bintang sebelum tidur, kau punya tanda lahir di paha kirimu- aku tahu segalanya tentangmu, "

" Creepy. " kataku. " Kau baru bekerja di keluargaku dan kau sudah seperti pembunuh bayaran yang tahu setiap detail tentangku. "

Maria mendekatkan wajah dan telapak tangannya menyentuh pipiku yang lebam. " Kau menggunakan make up itu untuk menutupi- "

Ku alihkan pandangan. Hal yang paling kubenci adalah orang asing yang masuk ke kamarku dan mengacak barang pribadi.

" Lebam di pipimu. " jelasnya. " Kau menggunakan make up itu untuk menutupinya. "

Aku mendesah malas. Kuberitahu Maria sebaiknya dia keluar, aku mau mandi.

Tubuhku baru beranjak dari tempat tidur saat Maria menggenggam lenganku erat.

Aku meringis.

Hhhh.

" Kau lihat ini? " Maria menunjuk lebam di lenganku. " Ini sudah kelewatan. "

" I wish I know how to stop, "

" Kau tahu masih bisa berhenti sebelum semuanya bertambah parah, "

" Sudah sulit dihentikan. " gumamku.

" Apa? "

" Banyak sekali yang sudah terjadi hari ini. Kau tidak akan mengerti! " jelasku. " Hal - hal yang tidak bisa dijelaskan akal manusia terjadi. Insiden burung gagak, peneror-ran di lorong sekolah, aku yang hampir diculik dan diperko- "

" Diperkosa?! " sergah Maria.

" Hampir! " jelasku sebelum pikiran Maria mulai terbang ke arah yang tidak - tidak.

Maria menghembuskan napas lega. " Penjagamu bilang kau melarikan mereka saat mereka datang menjemputmu. "

Aku menggeleng. " Mereka yang datang kelamaan jadi aku pulang duluan. " alasanku. " Itu tidak bisa disebut pelarian, "

Maria menatapku dalam.

" Apa? " tanyaku canggung.

" I'm glad you okay. "

" I'm not okay. Nothing okay, " kataku. " Aku membuat seseorang hampir tertembak karenaku, membuatnya dalam masalah mengingat dia mungkin ikutan di incar oleh penculik bangsat- "

" Kau ingat wajah mereka? Penculik itu?  Kita harus lapor polisi jaga - jaga jika mereka mendatangimu lagi saat bodyguard-mu tidak disekitar. "

Tubuhku menegang. " Jangan libatkan polisi. " aku teringat Peter.

" Apa? Hal terbodoh yang dilakukan ketika dalam bahaya- adalah tidak melapor polisi. Bahkan anak tk tahu ketika mereka dalam bahaya, polisi tempat aman mereka. "

" Kau tidak mengerti, " ucapku.

" Katakan, apa yang tidak kumengerti? "

Aku berpikir. " Aku berutang padanya. Dia sudah menyelamatkan nyawaku dan orang tuanya akan mengirimnya ke sekolah militer jika dia terlibat dengan polisi lagi, "

Maria senyam - senyum.

" Dengar, Maria. Aku seperti berutang nyawa padanya. Dia mencegah peluru yang harusnya menembus tubuhku. Kemudian membawaku kabur, sembunyi, dan aku mungkin saja membuatnya masuk dalam masalah yang harusnya tidak dia masuki. Bagaimana jika dia ikutan di incar sama pria bangsat penculik sialan itu? "

Maria menatapku meminta penjelasan lebih masuk akal.

" Tidak perlu ada polisi, okay? Yang penting 'aku', masih dalam keadaan hidup dan suci sudah dirumah. "

Maria terkekeh. " Suci? Kau dan Greyson belum melakukan- "

-_-

Ugghhh  !!!

" Maria kau sungguh membuatku ingin- " aku kehilangan kata - kata. Terlalu marah. " Ughh! Jangan-membuatku-mengucapkan-kata mutiara yang kau benci. "

"  Sebenarnya apa saja yang kalian anak remaja lakukan sepanjang hari, hm? "

" Jangan berpikiran yang tidak - tidak, "

" Kau dan Peter pegangan tangan? Kencan? Waw, Greyson pasti cemburu. " Maria berbisik.

Cemburu? Yang benar saja. Tidak akan. " It's over. Me & Greyson. "

" Kau benar. Banyak sekali yang terjadi hari ini, "

Aku menatap Maria jengah.

" Perbaiki leluconmu. Tidak lucu. Kau dan Greyson putus? Yang benar saja, "

Air mulai mengisi kantung mata. " Bisa kita serius sekali saja? " suaraku gemetar.

Maria tercengang dan saat itu dia tahu aku tidak bercanda tentang mengakhiri hubungan dengan Greyson.

" Kenapa? S-sejak kapan? " tanya Maria tidak percaya.

Tidak percaya bahwa aku mengakhiri hubungan begitu saja.

Termenung dalam diam aku bilang, " 'Cause I love him. " kataku kecil. Tangisku pecah tanpa bisa kutahan.

Air mata yang tidak mampu lagi ku bendung jatuh begitu saja membasahi pipi.

Semua beban yang kutahan selama ini akhirnya keluar.

Semua masalah, air mata, tangisan yang harusnya keluar akhirnya keluar hari ini.

Masalah, beban, penyesalan, semuanya keluar bersama air mata yang tanpa bisa ditahan lagi membanjiri pipi.

" Untuk keamanannya. " kataku. Kutatap Maria dengan mata basah. " Kau ingat? Kemarin saat kau memanggilku makan malam tapi aku menolak karena mau menelepon Greyson? "

Maria mengangguk.

" Aku memutuskannya. Dengan cara pengecut, mengiriminya sms putus tanpa penjelasan apapun. " kataku. " Hanya putus, "

Maria memegang pundakku tapi ku usir.

" Aku terlalu pengecut bahkan untuk mengatakan 'putus' di depannya. "

Maria menarikku ke pelukannya.

Pelukan. Itu yang kubutuhkan sekarang. Pegangan untuk tetap hidup dan menjalani kehidupanku yang menyiksa.

Tidak akan lagi ada kehidupan yang normal.

Tidak ada yang akan baik - baik saja.



















.
.
.
.
.
.
.
.

Author's Note :

Maaf kepanjangan, pasti bosan ya?





Masih sibuk tapi masih sempat tekan publish. Hope you guys enjoy it.

Untuk yang mau lebih kenal aku follow:

Twitter : @Lutfia_Umar
Instagram : lutfia_ihwani_umar

.
.
.
.
.
.
.
.

COMMENT yang banyak, aku suka dapat comment.

BIAR AKU TAHU KALIAN PERNAH KE SINI.

SO I COULD KNOW THAT YOU GUYS WERE HERE.


VOTE

VOTE

VOTE

VOTE

VOTE

VOTE

VOTE




SEBARKAN CERITA INI !!!

- Lutfia Ihwani Umar


Continue Reading

You'll Also Like

9.8M 882K 51
#1 In Horor #1 In Teenlit (20.05.20) Tahap Revisi! Vasilla Agatha yang dijauhi orang tuanya dan tak memiliki teman satupun. Dia menjalani setiap har...
56.3K 6.7K 176
"Lin Shi adalah pendosa seluruh industri film!" "Lin Shi, aku ingin meminta maaf kepada seluruh penonton jaringan!" "Lin adalah pencuri tua, aku ti...
8.6K 1.1K 23
Renjun tau, bahwa ada diantara sahabatnya yang di karuniai sebuah hal istimewa tentang bagaimana mereka bisa melihat dunia yang tidak bisa di jelaska...
8.4M 519K 33
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...