Ini adalah kebiasaan Luke yang baru ketika ditinggal Velvet pergi kuliah: ia akan berlari kecil ke depan rumah, menghampiri abang tukang sate telur gulung yang mangkal tiap pukul satu siang. Seperti saat ini, ia keluar dari rumah Velvet, memakai topi Bintang-nya dan dengan senyum polos memberikan uang lima ribuan yang sengaja Velvet tinggalkan jika Luke perlu sesuatu.
"Pake saos ga?" tanya si Abang telur gulung pada Luke.
What did he say? gumam Luke dalam hati. Holy crap, I really need to learn Bahasa.
"Mas? Pake saos ga nih?"
"Sorry?"
Abang itu menoleh pada Luke, agak kaget saat melihat pria berkulit putih dan bermata biru di sampingnya. "Walah. Bule toh."
Lalu, dengan sigap, si Abang menunjuk-nunjuk botol saus di dekatnya. Luke mengernyit, lalu ia mengangguk dengan semangat.
"Thank you," kata Luke saat menerima pesanannya, lalu ia kembali masuk ke dalam rumah.
"Thank you, Mister!" seru si Abang itu keras, saking senangnya bertemu bule. Kalau saja ia tahu laki-laki yang baru ditemuinya itu vokalis band besar, entah ia akan berbuat apa. Membagi-bagikan sate telur gulung gratis mungkin.
Luke mulai terbiasa dengan suasana rumah Velvet. Di rumah yang bisa dibilang mewah itu, hampir semua tersedia. Luke bisa santai-santai sambil main ayunan di taman belakang, baca buku sepuasnya di perpustakaan kecil di bawah tangga, hingga berenang sendirian menunggu gadisnya itu pulang.
Tapi hari ini, ia hanya akan tidur-tiduran di kasur kamar Velvet, sambil mengecek akun media sosialnya satu persatu.
@lllukeisMYpenguin where are you? why aren't you with the boys? @lukehemmings
@leadersofthenotcomingbacks Location check:
• Ashton & Calum --> LA
• Michael --> Sydney
• Luke --> 404 Not Found
WHERE R UUUU? @lukehemmings
@tatanksudahtidakgalaw tweet us something luuuke @lukehemmings
Tung!
Michael
U doin good?
Melihat nama sahabatnya itu di push notification, Luke girang setengah mati. Beberapa hari terakhir ini, ia terlalu sibuk bersama Velvet hingga ia lupa mengabari teman-temannya.
Luke
Buddddy
I miss you x
Michael
Gross
Where r u?
Gosh I'm so worried you haven't told us how you doin
Luke
Velvet's home
Michael
You stayed there?
Like
From the very first time u arrived there?
Luke
Yeah
I snuck in tho
Her mum is not as friendly as I thought she would be
But Luke Hemmings melts hearts
And hers is soon to be melted too
Michael
Wtf you sound like u r going to date her mum instead
Hey buddy
Keep in touch, okay?
Luke
Surrrre
Love you mike
I mean it
Michael
Stop it
It's disgusting
Setelah menghabiskan sate telur gulungnya, Luke membuang plastik ke tempat sampah, lalu handphone-nya, lagi-lagi berbunyi.
Incoming call from Arzaylea...
"What do you want?" tandas Luke saat mengangkat panggilan telepon itu.
"Your new girlfriend is such a bi—"
"Shut up, Arz. I don't even need your opinion about her."
Arzaylea mendengus kesal. "And by the way, just so you know, I know where you're at right now."
"No, you don't."
"Jakarta, eh?" cibir Arzaylea. "Reunited with that Dentist?"
Luke menganga. "H-how c-could you know?"
"It's okay, Lukey. I won't tell anyone."
"Answer me, Arz. How could you know?"
"She's such a good writer too," kata Arzaylea, tidak menghiraukan pertanyaan Luke.
"What are you tryna say?"
Arzaylea tertawa kecil. "Check your timeline up, Luke."
Arzaylea memutus sambungan telepon itu, meninggalkan Luke yang kebingungan. Tak bisa ia pungkiri, hatinya terusik rasa penasaran. Lalu, ia membuka Twitternya lagi.
@kissmeluke LEAKED! Velvet's Poem —to Luke Hemmings?
Hampir semua akun yang me-mention-nya menyertakan foto itu. Tapi ia masih belum mau menyimpulkan bahwa tulisan itu benar-benar milik Velvet.
Jika pun iya, untuk apa? Dirinya jelas-jelas sudah berada di sini sekarang.
Luke menghela napas, sadar bahwa mungkin hubungannya dengan Velvet tidak akan berjalan semulus yang ia kira.
—
"Sushi time!" seru Velvet saat mendorong pintu kamarnya, membawa serta kantung Sushi Tei.
"Hi."
"Hi?" Velvet duduk di samping Luke, membuka pesanannya tadi.
"You wrote this?" tanya Luke sambil mengarahkan layar ponselnya pada Velvet.
Velvet tersentak. Foto yang ia post beberapa hari lalu itu, kini, telah tersebar luas. Ia bahkan hanya mem-post di second account-nya yang di-protect.
Siapa anjir yang cepu, batin Velvet.
Perempuan itu berdeham. "I did. That was when they first figured me out and you were still on tour. I didn't know how to express my feeling so I wrote it down instead."
"You must've been aware that their eyes are all on you now. Watch what you're doing," kata Luke dingin.
"Listen," ujar Velvet sambil meletakkan Dragon Roll-nya di kasur. "I posted it in my private account. How could it be leaked?"
"Just don't ever do that again, okay, Vellie?"
"But, Luke, I'm a writer."
"For God's sake, just don't!"
Mendengar suara pria di hadapannya itu meninggi, Velvet merasa terintimidasi. Ia beringsut mundur, lalu menunduk.
Stupid Luke, batin Luke saat melihat raut wajah takut Velvet. Ia lalu meraih tangan perempuan itu, mengelusnya lembut.
"I'm sorry," katanya. "It's for your own good, Vellie. Please understand that."
Velvet masih menunduk, sibuk mengaduk-aduk shoyu dengan sumpitnya. Luke menghela napas, lalu ia merampas sumpit itu pelan, menjepit salah satu sushi, mencelupkannya ke shoyu, dan menyuapinya pada Velvet.
"And I'm here now. Don't have to worry about anything," kata Luke lagi. "I'm all yours."
Velvet tersenyum samar. "This still feels like a dream to me."
"What?"
"Being with you. Being yours."
Terdengar suara derap langkah kaki, namun baik Velvet maupun Luke tidak ada yang menyadarinya karena sibuk makan sambil sesekali tertawa. Barulah ketika suara melengking seorang wanita menggema, keduanya panik bukan main.
"Vellie? Ada siapa di dalem?"
Lalu gagang pintu itu membuka.
—
jengjeng
mulmed anju megap2 gue liatnya