The Author #Wattys2016

By LutfiaIhwaniUmar

36K 7.7K 1.7K

(Horror-Romance) Pernahkan kau terbangun disuatu pagi dan merasa bukan dirimu yang sebenarnya ? - Lutfia Ihwa... More

Prolog
What Did I Get Myself Into?
Can I?
Sorry
It Comes To Me
Take Me Home !
Help !!!
Am I Safe Now?
Home
The Dream
When It Will Happen?
Silent Readers
Forbidden For Silent Readers !!!
Don't Come In !
When?
The Bathroom
He Can't Figure It Out
On The Way
The Parking Lot
The Rumor
The Class
The Attack
It Wants Me?
Hell No !!
What Is It ?
It Comes to me ?
How Can I Awake ?
Safe? I Hope
The Gothic Girl
She Think So
The Construction Area
The Jerks
The Stranger
This Is My Ending
Safe Love
Q & A The Author
The Death
Chasing Us
Four Months Pregnant
Runaway
Peter Wylan
Ride Home
Home Sweet Home
The Dinner
Nooo !!!
After Dinner
Outside
The Driveway
Why?
Bedroom
FYI
You Tell Me
Getting Worse
Unbelieveable
Nothing Normal
Tells You
My Fault
Sick
Shower
Somebody Help Me!
Need Help
I'm (Not) Okay
My Body
Gross
Flashback
Nobody
Just A Nobody
Don't you remember?
Fell Asleep
Not Him
Next Book
Something New

It Follow

679 179 55
By LutfiaIhwaniUmar


Entitas ini semakin kuat
Sementara tubuhku semakin melemah.

- Lutfia Ihwani Umar


















Rechap :

" Biar ku cuci sendi- " ucapanku terpotong saat melihat jejak telapak tangan darah berjari tiga di seprai tempat tidur.

Berjari tiga dengan kuku panjang.

Pembantuku kaget bukan main, mulutnya menganga lebar dan ditutup dengan telapak tangan.

Aku tahu jenis tatapan itu.

Jenis tatapan ketika kau melihat hal mengerikan untuk pertama kali.

Dugaanku benar. Aku sedang tidak halangan, dan darah ini bukan milikku.

Where is it come from? Jejak telapak tangan darah, berjari tiga.

Dan Maria benar lagi.
Entitas ini semakin kuat sementara jiwaku semakin melemah.

" Pergi panggil Maria, " perintahku.

>>>>><<<<<

Pembantuku keluar ruangan berlari seolah siap di terkam dari belakang.

" Nona, anda baik - baik saja? " pembantu yang lain masuk ke kamar tepat saat pembantu yang ku suruh memanggil Maria baru saja keluar.

Aku mengatakan pada mereka bahwa aku baik - baik saja dengan suara bergetar.
Lututku bergetar hebat. Aku ragu kenapa aku masih sanggup berdiri.

Kuperintahkan salah satu pembantu yang masih ada di kamar untuk memanggil beberapa bodyguard pribadi. Pembantu yang ku suruh bingung kenapa aku meminta di panggilkan bodyguard sementara aku baru saja bilang aku baik - baik saja dan aku dengan aman berada di kamar. Dan bodyguard di tugaskan menjagaku hanya ketika aku berada di luar rumah.

Aku mulai ketakutan. Dan aku tidak mau sendiri.

Kemudian Maria datang dengan napas yang menunjukkan dia baru saja berlari ke sini.

Maria menyuruh bodyguard pribadiku untuk berjaga di luar kamar kalau - kalau sesuatu terjadi. Maria menutup pintu dan hanya kami berdua dikamar menatap satu sama lain.

" Mana seprainya? " tanya Maria akhirnya. " Coba kulihat, "

Ku oper seprai tempat tidurku ke Maria.

Maria sama kagetnya dengan pembantuku yang lain ketika melihat jejak tangan yang panjang dari darah di sepraiku.

Maria menatapku. " Kau bermimpi lagi semalam? Seperti apa? Kau tidak menyentuh cerita terkutuk itu lagi, kan? "

Maria melimpahkan berbagai pertanyaan padaku dan aku membuang muka. " Aku bahkan ingin berhenti dari semua ini. Aku tidak menyentuh cerita terkutuk itu sejak Greyson disini. Dan aku tidak akan lagi menyentuh cerita terkutuk itu karena Greyson disini dan aku tidak mau- "

Kata - kataku terhenti digantikan dengan isak tangis.

Maria mendekat. " You okay? "

Aku menggeleng.

For the frist time in forever, Greyson disini. Meluangkan waktunya dari kehidupan entertainment untukku. Tapi hanya penampakan yang kulihat selama beberapa detik saat di puncak, aku sudah menghancurkan Greyson.

" Tentang Greyson? " tebak Maria.

Seperti anak kecil, aku mengangguk.

" Cinta memang sulit. "

" Tidak. Aku yang sulit! " kuberitahu Maria. " Aku yang sulit, terutama sejak teror ini dimulai. "

Maria menatapku. Dia hendak mengucapkan sesuatu sebelum kupotong. " Aku benar - benar lagi ingin sendiri sekarang. Berjaga saja di luar. Aku akan teriak jika ada sesuatu, "

Tanpa menolak, Maria keluar kamar.

Aku manjat ke tempat tidur dan mengirim pesan ke Austin.

Me : Menurutmu, aku benar - benar merusak semuanya? X-(

Austin Mahone : Se-mu-anya, L.

Austin Mahone : Aku mungkin bisa mengerti karena kau baru saja mengalami hal yang berat tentang orang tuamu. Tapi..

Me : Tapi apa? Tell me everything. Right here, right now!

Austin Mahone : Greyson gonna kill me if I tell you, X-|

Me : Tidak akan kubiarkan dia membunuhmu,

Austin Mahone : Jika ku beritahu, kau jamin Greyson tidak akan membunuhku? :-D lol

Me : :-3 Yeah,

Austin Mahone : Aku hanya ingin kau tahu bahwa Greyson sudah menyiapkan semuanya. Bahkan membicarakannya setiap saat (menyebalkan -_- aku tahu. Tapi disaat yang bersamaan, aku juga turut bahagia untuknya)

Me : Aku tidak mengerti o_O

Austin Mahone : Aku tidak mengharapkanmu untuk mengerti. Hanya saja kau memang orang yang paling tidak peka. Paling tidak bisa membaca suasana.

Me : I know I'm a bitch.

Austin Mahone : No at all ! You're obviously an angel, O:-)

Me : You think? :')

Austin Mahone : ;-) Aku sudah tahu sejak hari pertama kita bertemu :-)

Aku tersenyum menatap balasan pesan Austin. Dia mengatakan aku seorang malaikat. Dan kemudian aku teringat saat hari kami pertama bertemu.

Saat itu musim dingin. Salju mengguyuri kota New York dan aku sedang berkencan dengan Greyson.

Aku bersandar di pagar pembatas memperhatikan pemandangan laut dan Lady Liberty yang berdiri kokoh.

Greyson baru saja pergi membelikan kami minuman saat,

" Tolong aku! "

" Apa ?! "

Dia memutar tubuhku hingga menghadap ke patung Lady Liberty. Kemudian tangannya main rangkul pundakku.

Aku berusaha menyingkirkan tangannya. Tapi dia meremas pundakku cukup kuat.

Ugh, dia kira pundakku ini seonggokan daging yang keras hingga harus diremas keras - keras apa? -_-

Sekumpulan gadis berkerumun tepat di belakang kami mencari sesuatu dan si cowok misterius mengubah posisi tubuhnya lagi.

Dia mendorong tubuhku sedikit ke depan hingga aku bertemu dengan pagar pembatas dan dia memelukku dari belakang.

Apa yang dia lakukan ?!

" What the hell you're doing- "

" Pemandangannya indah, ya? " dia memotongku mengubah topik.

" Ih, sok kenal! " aku memutar leher menatap matanya. " Lepaskan pelukanmu, " perintahku.

" Beberapa detik lagi. " pandangannya masih melihat ke depan memperhatikan Lady Liberty yang di penuhi salju. Bahkan tidak melirikku sedikit pun yang memberi perintah untuk melepaskan pelukan.

Dia menenggelamkan wajahnya di pundakku dan memper-erat pelukan.

Nih orang nguji batas kesabaran kayaknya.

Rambut dark brown-nya menggelitik pipiku. Pipiku dan pipinya saling menyentuh dan aku merasa lebih hangat.

Saat kurasakan dia hendak mencium leherku, " Saat hitungan ketiga dan kau belum lepas- "

Kemudian tanpa ku duga dia melepaskanku bahkan sebelum aku sempat menyebut angka satu.

Dibelakang kami lebih tenang di banding sebelumnya. Tidak lagi ada sekumpulan gadis yang berisik lebih berisik dari nyamuk tengah malam.

Dia memperbaiki posisi jaketnya yang berinisial AM dan berbalik ke belakang. " Para hyena itu hampir membunuhku. "

" Excuse me? "

Dia menatapku " I'm Carter. "

" I don't ask your name. "

Cowok berwajah flat, bermata hazel, dengan warna rambut dark brown menganga, kehilangan kata - kata.

" Hey bro ! " sapa Greyson entah dari mana. Dia memberiku coffee dan bersalaman dengan Carter seolah mereka sudah lama kenal.

" Hey, lama tidak bertemu denganmu kawan. " sapa Carter.

Aku memperhatikan mereka berdua dengan tatapan bingung.

" Kau sudah bertemu pacarku? " tanya Greyson ke Carter.

Carter celingak - celinguk mencari gadis lain di belakang Greyson. " Dia belum datang? " tanya Carter bingung.

Greyson tertawa kecil dan menunjukku.

Carter terbatuk. " She's your girlfriend? " tanyanya menunjukku.

Ku tampis telunjuknya.

" Umm. .  Nice to meet you and thanks bunch for the help. " Carter menjulurkan tangannya.

" What help? " tanya Greyson.

" Nothing! " seru kami berdua dan Greyson mengerutkan kening.

Aku menatap Carter yang juga menatapku.

" Austin, Lutfia. Lutfia, Austin. " Greyson memperkenalkan kami berdua.

" Wait. You said your name is Carter? "

" Carter? " tanya Greyson bingung.

Aku dan Greyson menatap Carter- maksudku Austin- atau apalah namanya dengan bingung.

" It's Austin Carter Mahone, " jelasnya.

" Tadi kau bilang namamu Carter. " tuntutku.

" Itu keadaan darurat jangka pendek. "

Maksudnya?

Greyson menunjuk jaket Austin yang berinisial AM. " AM for Austin Mahone. " jelasnya padaku.

" Maaf, tidak kenal. " sambarku.

Greyson tertawa. " Salah satu lagunya Say You're Just A Friend. Pernah dengar? "

Aku menggeleng. " Tapi aku yakin salah satu temanku pernah menceritakannya. "

>>>>><<<<<

Maria mengetuk pintu kamarku.

" I'm not in the mood. " teriakku dari dalam kamar.

" It's time for dinner. "

" Not hungry. "

" Kau akan semakin melemah jika tidak makan, "

" Aku mau menelpon Greyson, aku akan makan kalau mau. "

Tidak ada jawaban pertanda Maria sudah pergi.

Aku menelepon Greyson. Tapi ketika Greyson mengangkatnya segera kumatikan. Aku tidak yakin sanggup melakukannya.

Kemudian Greyson menelepon balik.

Aku menatap layar ponsel. Bertanya - tanya pada diriku sendiri, haruskah ku angkat?

Ku akhiri panggilan dan mengirimi Greyson pesan.

Me : I think we should take a break </3

Aku menarik napas dan mengirimnya.

Beberapa detik, Greyson membalas.

Greyson Chance : What is it? Did I do something wrong?

Me : I just think that we should take a break,

Aku tidak mampu memutuskan Greyson dengan cara face to face ataupun suara hingga dengan pengecutnya, ku kirimi sms putus.

Aku tidak tahu tepatnya kenapa aku sampai memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengan Greyson.

Tapi hanya untuk berjaga - jaga, aku tidak ingin dia terlibat dalam masalah yang melilitku sekarang.

Aku tidak ingin dia ikut mendapatkan teror yang ku dapat. Biasanya, orang terdekat dari korban akan terkena dampaknya.

Orang terdekatku Greyson. Dan aku tidak mau dia terluka sepertiku. Aku tidak mau Greyson ketakutan karena teror yang menerorku juga ikut menerornya.

Aku melakukan ini untuk alasan keamanan.
Jadi kuharap Greyson tidak begitu membenciku.

Aku memperhatikan ponselku yang berdering. Panggilan dari Greyson.

Aku tidak mengangkatnya. Aku tidak mau membahas tentang topik apapun sekarang. Satu - satunya topik yang kupikirkan dikepalaku hanyalah bagaimana aku menghentikan semua yang telah ku mulai ?

Tanpa sadar, aku jatuh tertidur.

>>>>><<<<<

Belum jauh aku tertidur, aku bermimpi lagi.

Kali ini aku ada di rumah.
Tempatnya begitu familiar hingga tanpa berpikir, aku tahu aku ada di rumah. Di ruang tamu tepatnya.

Aku melihat sekeliling, menunggu apapun yang akan terjadi.

Tapi tidak ada yang terjadi.

Tidak seperti biasanya.

Kali ini tidak ada yang mengincarku.

Aku tidak tahu pasti apa motif permainan yang dimainkan dari entitas yang mengincarku.

Yang pasti, aku ingin entitas yang menerorku bahkan bisa kubilang ingin membunuhku tahu bahwa aku bukan bagian dalam permainan mereka. Mereka tidak memilikiku!

Aku memiliki diriku sendiri. Apa yang salah dengan itu?

Aku ingin entitas itu tahu bahwa mereka telah memilih orang yang salah untuk di jadikan korban.

Mereka telah memilih korban yang salah untuk di jadikan wadah dalam niat busuk terkeji mereka !





.

.

.

.

.

VOTE & COMMENT

BIAR AKU TAHU KALIAN PERNAH KE SINI.

SO I COULD KNOW THAT YOU GUYS WERE HERE.

VOTE

VOTE

VOTE

VOTE

VOTE

VOTE

VOTE

SEBARKAN CERITA INI !!!

- Lutfia Ihwani Umar


Follow »»»

Twitter : @Lutfia_Umar

Instagram : lutfia_ihwani_umar

Continue Reading

You'll Also Like

911K 7.1K 9
(FIKSI) Lulu,gadis manis bertubuh indah menikah dengan jin,bukan untuk "pesugihan" tapi untuk "perlindungan"
30.3K 801 44
•BUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA• Setelah meninggalkan tempat dirinya di lahirkan, Erlang pergi nge-kost. Tidak di sangka juga, Tetangga nya adala...
9.7M 183K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...
6.3M 484K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...