[KAISTAL] We Broke Up

By aeriwills

18.7K 1.5K 151

"The love that began on spring, ended on spring too." - Jung Soojung "We broke up on April Fool's Day and i t... More

First
Second
Third
Fourth
Fifth
Sixth
Seventh
Ninth
Tenth

Eighth

1K 110 18
By aeriwills

Sedari tadi yang Jongin lakukan hanya menundukkan kepalanya dalam-dalam. Sudah sekitar 10 menit berlalu sejak dia dan Seolhyun meninggalkan area pemakaman umum Hongdae.

"Oppa!" Seolhyun menyodorkan sebotol air mineral kepada Jongin.

Jongin mendongak, lalu menerima botol itu dengan senyum yang tersungging di bibirnya. Terkesan kuat, tapi tetap tidak bisa menutupi kerapuhan hatinya.

Seolhyun tidak perlu lagi terkejut saat melihat Jongin menangis seperti ini. Dulu ia sering melihat Jongin menangis. Walaupun tidak setiap hari, dan Jongin jelas tidak melakukannya secara terang-terangan. Tapi Seolhyun tahu itu.

Awalnya Jongin adalah lelaki yang tegar dan sumringah. Tapi sikapnya sedikit berubah sejak kematian ayahnya. Ya, sedikit. Setidaknya ia masih sama jantannya -atau mungkin lebih jantan saat ini seperti Jongin kecil dulu yang selalu rela berkelahi untuk melindungi Seolhyun saat ia di goda teman laki-lakinya. Ya, mereka berdua adalah teman masa kecil, rumah merekapun berdekatan. Tapi itu dulu, sebelum Jongin dan ibunya pindah kerumah ayahnya yang sekarang.

Mungkin perubahan itu karna ia merasa sangat kehilangan akan pria yang selalu menjadi inspirasinya. Terlebih lagi, dengan pernikahan ibunya yang secara tiba-tiba dengan sahabatnya sendiri yang notabene juga sahabat ayahnya.

"Hhhh... sudah tiga tahun aku tak bertemu denganmu, tapi kurasa tak banyak yang berubah darimu, oppa." Ujarnya sambil mendudukkan dirinya di samping Jongin di bangku pinggiran air mancur.

Jongin terkekeh kecil.

"Sepertinya aku selalu terlihat dalam keadaan tidak jantan saat bertemu denganmu."

"Tsk! Apa kau berpikir kalau lelaki itu selamanya tidak boleh menangis?"

"Kau salah besar, oppa. Adakalanya manusia memang perlu untuk menangis. Bukan karna dia lemah. Hanya untuk memperingan beban hidup saja."

"Sepertinya kau sudah dewasa ya." Jongin mengacak-acak rambut Seolhyun gemas. Senyumnya masih bertengger manis disana.

Gadis itu mencebikkan bibirnya.

"Oppa pikir aku selamanya akan menjadi anak kecil? Yang benar saja."

Jongin mengendikkan bahu.

"Siapa tahu? Kau kan 'si gadis manja berkepang dua'." Ejek Jongin.

"Itu kan sudah dulu, saat kita masih di bangku taman kanak-kanak. Rambutku sudah tidak dikepang dua sekarang, oppa tak bisa lihat?" Seolhyun berujar dengan mengerucutkan bibirnya. Rambutnya yang tergerai ikut berayun seirama dengan gerakannya saat menggeleng-gelengkan kepalanya.

Jongin jadi semakin gemas sendiri dengan tingkah Seolhyun. Gadis yang dulunya cengeng, kini telah berubah menjadi gadis yang sangat manis. Ya, setidaknya seperti iyulah anggapan Jongin yang telah menganggap gadis itu sebagai adiknya sendiri.

Dulu sekali, dimanapun ada Jongin, disitu selalu ada Seolhyun. Gadis yang usianya terpaut satu tahun lebih muda di bawah Jongin ini selalu saja bergantung dengannya. Sebutan 'gadis manja berkepang dua' tentu bukan asal-asalan Jongin buat untuknya.

Gadis kecil itu selalu saja merengek meminta bersekolah di sekolah yang sama dengan Jongin, dari masih taman kanak-kanak hingga sekolah menengah pertamanya. Sayangnya saat sekolah menengah atas mereka berdua mulai berpisah. Karena orang tua Seolhyun tak menyetujui keinginannya untuk terus mengikuti Jongin.

'Kau sudah besar, tidak sepantasnya terus bergantung dengan Jongin. Ia juga punya kehidupan sendiri, Seol.' Begitulah kiranya nasehat ibu Seolhyun. Dan akhirnya gadis itu menurut juga. Toh berbeda sekolah bukan berarti putus pertemanan, begitu pikirnya.

Dan jangan lupakan Sehun, ia juga mengenal Seolhyun, hanya saja tak sedekat Jongin. Ia jengah dengan gadis rewel seperti Seolhyun, maka dari itu sebisa mungkin ia menjauhinya.

Dan ia bersyukur sekali saat sekolah menengah atas ia dan Jongin tak bersama gadis itu lagi. Ditambah lagi dengan pertemuan Jongin dan Soojung. Sehun jadi semakin girang saja, karna akhirnya sahabat karibnya ini bisa mendapatkan gadis yang sifatnya tidak seperti gadis lainnya. Maka dari itu ia bersikeras untuk menyatukan mereka kembali.

"Oh ya, bagaimana kabar bibi? Sudah lama aku tak berjumpa dengannya. Aku merindukan masakan bibi." Ucap Seolhyun masih dengan nada sumringahnya.

"Ibu baik-baik saja. Kau ingin berkunjung kerumah? Tanya Jongin.

"Apa boleh? Terakhir kali aku kesana, kau...." Seolhyun ragu untuk melanjutkan pembicaraannya, berusaha menjaga mood Jongin yang sedang membaik.

Jongin tersenyum. Sedikit getir. Seolhyun bisa merasakan itu.

"Tak apa, dia memang seperti itu. Aku sudah bebal dengan semuanya."

"Oppa.." ujar Seolhyun lirih.

"Rotan takkan mematahkan tulangku." Jongin mengerling. Berusaha menghibur. Lebih tepatnya menghibur dirinya sendiri.

"Mm.. apa yang kau lakukan di pemakaman tadi, Seol?" Jongin mengalihkan pembicaraan.

Seolhyun mengerjap sejenak, ia tahu Jongin enggan untuk membahasnya. Lebih baik ia mengganti topik yang lebih ringan dengan menjawab pertanyaan Jongin itu.

"Aku hanya lewat, lalu tidak sengaja melihat oppa disana. Jadi kuputuskan untuk masuk."

"Ah, begitu kah? Kau mau pulang? Ayo aku antar. Atau kau mau berkunjung kerumah untuk bertemu ibu? Sepertinya dia juga merindukanmu." Tawar Jongin.

"Sepertinya option kedua saja, oppa." Jawab Seolhyun sambil tersenyum.

***

"Soojung-ah!!" Hyoyeon menghambur memeluk gadis yang selama ini ia kenal sebagai kekasih adiknya itu.

"Lama sekali kita tak bertemu, eonni merindukanmu." Ucapnya senang saat mendapati Soojung berkunjung kerumah keluarga Kim.

Walaupun Jongin dan Soojung sudah lama berpacaran, tapi Jongin tidak terlalu sering mengajaknya kemari. Bahkan dengan ibu Jongin saja Soojung baru bertemu sekali waktu itu saat di restoran. Karna saat Soojung berkunjung, selalu ada saja acara yang harus ibu Jongin hadiri sebagai istri dari CEO perusahaan keluarga Kim itu sehingga membuatnya tak bisa bertemu Soojung. Tapi Soojung memahami itu. Lagi pula dulu Jongin dan Hyoyeon sering menceritakan kedekatan mereka dengan ibunya.

"Ehem!"

"Apa yang noona anggap hanya Soojung saja disini? Lalu kami apa?" Sindir Sehun yang sedaritadi memang sudah berdiri di belakang Soojung. Lebih tepatnya sih Sehun, Chanyeol, Bakhyun dan juga Seulgi.

Ya, mereka berlima -minus Irene memutuskan untuk mengunjungi Jongin di rumahnya. Takut-takut laki-laki itu sedang sakit. Habisnya tadi siang saat Sehun menghubungi Hyoyeon, ia bilang bahwa Jongin sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja. Jadilah mereka kemari. Awalnya Soojung enggan ikut, tapi ia yak bisa menolak saat Hyoyeon sendiri yang memintanya kemari saat di telepon tadi.

"Tenang saja, ayahku sedang tidak di rumah. Kalian bisa masuk dan tunggu Jongin di dalam." Ujar Hyoyeon ramah saat mendapati muka Sehun yang seakan ragu untuk masuk.

Soojung dan Seulgi yang tidak tahu menahu tentang sifat ayah Jongin yang sebenarnya hanya bisa menatap kosong dan mengikuti saja apa yang teman-temannya lakukan.

"Memangnya kenapa jika ada ayah Jongin?" Bisik Seulgi pada Sehun. Yang ditanya hanya diam tak membalas.

"Apa Jongin sedang di luar, noona?" Giliran Chanyeol yang bertanya.

"Dia pergi ke Hongdae tadi pagi. Seharusnya dia sudah pulang. Tunggu saja sebentar lagi."

Sehun dan yang lainnya hanya mengangguk-angguk tanda mengerti. Kemudian mengikuti langkah Hyoyeon yang mempersilahkan mereka masuk.

"Kebetulan Ibu sedang ada dirumah. Kau bisa menemuinya Jung, eonni rasa ibu akan menyukaimu." Rangkulan Hyoyeon masih belum lepas juga dari pundak Soojung.

"Ya?" Soojung sedikit kaget dengan yang barusaja ia dengar.

Soojung mengembuskan napasnya pelan. Kedua matanya tertutup menahan kapalanya yang mulai pening.

'Tentu saja kemungkinan ibu Jongin berada dirumah itu ada, kenapa tidak terpikir olehku sejak tadi?' Batin Soojung. Sejenak ia meruntuki perkataannya saat menyetujui untuk pergi kemari.

"Kalian duduklah, aku akan memanggil ibu." Kata Hyoyeon sambil berlalu menaiki tangga.

"Wa..! Besar sekali rumah Jongin. Kau tak pernah bercerita padaku sebelumnya, Jung." Seulgi mengenggol lengan kiri Soojung. Sementara Soojung hanya tersenyum hampa.

"Babyseul.." Baekhyun menginterupsi. Sontak Smenutup mulutnya dengan tangan. Sadar bahwa mimik Soojung sudah tidak nyaman.

'Aku hanya ingin melihat keadaanmu. Setelah itu aku pergi.'

'Aku janji ini terakhir kalinya aku menginjakkan kaki dirumahmu.'

'Aku juga tak akan mengingkari janjiku pada ibumu. Jika itu untuk kebaikanmu, Jongin.'

Soojung sibuk berkelahi dengan pikiran dan hatinya. Di satu sisi Soojung sudah berusaha sekeras mungkin untuk tidak berhubungan dengan Jongin. Tapi di sisi lain hampir sebagian besar hati Soojung masih terlalu perduli dengan mantan kekasihnya itu.

Susah memang bagi Soojung untuk menyimpan semuanya sendiri. Tapi jika tidak begini, malah Jongin yang akan direpotkan.

Ceklek!

Suara pintu depan terbuka, membuat semua yang sedang duduk di ruang tamu menghadap kearahnya. Termasuk Soojung. Ia memandang sendu sosok Jongin yang datang dengan raut muka lelahnya.

Tak bisa dipungkiri, ia sangat lega saat melihat Jongin datang. Terlihat dari sudut bibirnya yang tertarik sedikit. Ingin rasanya Soojung segera menghampirinya, menyambut kedatangannya. Tapi apa daya, dia bukanlah siapa-siapa lagi. Disebut temanpun sepertinya Jongin enggan.

Yang bisa ia lakukan hanya bergeming di tempat duduknya. Terlebih setelah melihat kalau ternyata Jongin tak datang sendirian. Mengubah tatapannya menjadi hampa.

To be continued...

Continue Reading

You'll Also Like

741K 69.4K 49
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
161K 7.9K 28
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
651K 31.2K 38
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
1.2M 62.3K 66
"Jangan cium gue, anjing!!" "Gue nggak nyium lo. Bibir gue yang nyosor sendiri," ujar Langit. "Aarrghh!! Gara-gara kucing sialan gue harus nikah sam...