Affair of Me

By pandekata

516K 23.2K 2K

Ini untuk [21+] hanya kisah biasa tentang lelaki di puncak dan orang-orang sekitarnya. More

Prolog
BAB 1: Teman Baik
Bab 2: A New Game
Bab 3: Big Fish
Bab 4: The Tapes
Bab 5: Makan Malam
Bab 6: Bersua Dua Kali
Bab 7: Memilih Sepakat
Bab 8: Meraba Aral
Bab 9: Paket Berbilah Dua
Bab 10: Hampir Seperti Dulu
Bab 11: Klub Tarung
bukan update
Bab 12: Omong Kosong Pinggir Kolam Dingin
Bab 13: Mari Berkenalan
Bab 14: Si Pasangan Baru
Bab 15: The Mommies
Bab 16: Dulu Sekarang
Bab 17: Hari Itu
Bab 18: Folder Hitam
Bab 19: Karatnya Van Cleef and Arpels
Bab 20: A Void
Bab 21: Salah Langkah
Bab 22: I Just Want To Be A Good Girl
Bab 23: Selangkah Lebih Maju
Bab 25: Penjemputan
Bab 26: Memori Lamur
Bab 27: Membidik Fokus
Bab 28: Terjebak
Bab 29: Clear!
Bab 30: Cursor
Bab 32: Riding
Bab 31: Not A Bond Lady
Bab 33: Aghastya Rani
Bab 34: Lost
Epilog

Bab 24: Janji

5.6K 452 51
By pandekata


Emyrrumi yang hadir di pertemuan tertutup sepulangnya dari Abu Dhabi begitu berbeda. Asing, begitu yang dirasakan para sahabat yang sepakat tidak menyukai hal tersebut. Selain penampilannya yang memberi kesan garang, dia juga tidak banyak bicara saat mereka berkumpul di ruangan Alexey sementara para orang tua meneruskan pembicaraan di ruang konsul. Alexey dan Abraham sepakat bahwa daftar aib Sadjid yang ditemukan oleh Emyrrumi ini terlalu mudah terkuak. Bukti-bukti seakan bermunculan begitu saja, membuat Abraham berkata hati-hati tentang kemungkinan Wishnu Sadjid sedang difitnah.

Atau, sebagai pion, dibiarkan untuk diringkus sementara si Biang Masalah tetap nyaman bersembunyi memperhatikan Alexey.

Kalimat Abraham mengundang caci maki Maynard yang diamini Daud, bahwa pekerjaan mereka masih panjang.

"Apa mereka memprediksi juga langkah kita?"desis Caleb menggaruk keningnya sementara rokok di jarinya terus berganti sejak tadi.

Emyrrumi mengangguk, "Itu sudah pasti."

Daud merutuk, ia sedang ingin berkonsentrasi tapi memandang Emyrrumi membuatnya ingat Myanna yang belum ia temui sama sekali sejak dua minggu lalu.

"Apa yang lo pikirkan sekarang ini, Rum?"tanya Maynard yang suka sekali berkeliaran dekat jendela besar saat sedang berpikir.

"Nama asing yang terkait dengan Wishnu."

Alexey menoleh. Abraham menegakkan duduk dengan telinga makin tajam, hatinya tidak enak jika mendengar nama-nama asing yang baru. Lima tahun perantauannya memberi dia cukup waktu untuk tahu peta sesungguhnya. Boleh sedikit sombong bahwa ia tahu pasti di mana pusat-pusat kekuasaan berada. Sama seperti mereka, terlindungi dengan berlapis-lapis bualan kenyataan yang membuat malas dan skeptis orang-orang. Tameng yang dipakai agar awam tidak mempercayai keberadaan mereka.

"Ashura Asja dari India dan, bisa kalian tebak, korporasi yang besar di luar tapi ternyata milik saingan kita?"

Hati Abraham jatuh sampai ia sejenak merasa menggigil. Dengan lidah kelu ia berkata lemah, "Dahyang?"

Seketika Maynard menendang stool di dekat kakinya, "Danyang setan itu!"makinya.

Alexey mengatupkan mulut dan menatap tajam Emyrrumi.

"Kau melihat hubungan antara mereka?"

Emyrrumi mengangguk sementara Daud menunduk saja, mencoba berkonsentrasi pada masalah ini meski raut wajah Myanna terus melintas. Myanna yang melirik cemberut, Myanna yang membeliak setiap kali akan tertawa konyol. Myanna yang terengah mengerang tiap kali di bawahnya. Daud membeku. Apa Emyrrumi menatapi wajah Myanna yang seperti itu? Benak Daud sungguh berisi kegelisahan yang saling bertumpuk sekarang.

"Aku hanya menemukan mereka memiliki musuh yang sama."kata Emyrrumi pelan

Caleb menoleh memandang Daud, mengernyit sedikit heran mengetahui Daud tidak seperti biasanya. Suara Emyrrumi kembali terdengar,

"Archibald-Marais Holdings."

Abraham tertawa kecil. Fakta yang ada, Archibald-Marais adalah saudara mereka, sedarah dengan Alexey. Hubungan CorporatE dan mereka sangat erat karena kekeluargaan memang sangat berguna untuk bisnis mereka yang membentuk jaringan rumit.

"Seruni, hubungi Alisstair Beamount-Marais. Katakan Alexey Sergei Durunov perlu berbicara kekeluargaan dengannya."

Muka Maynard yang merah padam tidak membuat siapapun bertanya-tanya kecuali Santi yang tidak tahu bahwa di masa lalu orang yang Maynard sebut "danyang" nyaris merenggut nyawanya.

"Aku menarikmu dari semua ini, Maine. Kau bersama Abraham saja di sini mengamankan sisa-sisa Wishnu."gumam Alexey.

Yang langsung disambut geraman tak setuju Maynard.

"Jangan dendammu itu sampai menyeret ini terlalu pribadi, Maine."desis Daud.

Maynard tersenyum meremehkan, "Aku sudah bersiap untuk ini."

"Jangan besar kepala. Kita tahu bukan sekedar adu fisik yang menanti kalau berhadapan dengan orang-orang Dahyang."

Kalimat Abraham membuat Maynard menoleh, gusar karena merasa Abraham menganggapnya tidak begitu pintar. Ia mendengus,

"Sialan, Arba!"makinya.

Abraham mengedip saja dengan wajah tanpa ekspresi. Dia tahu cepat atau lambat, pasti akan berhadapan dengan mereka. Daud, Maynard dan Caleb juga Dyke serta Emyrrumi mungkin belum tahu secara pasti sisi sebelah mana dari Dahyang yang sangat berbahaya.

Dahyang. Sebuah korporasi saingan yang berusia nyaris satu millenium. Kerap berganti nama sesuai masa, tapi Abraham dan Alexey tahu kepemilikan masih digenggam di tangan yang sama. Mereka menjaga korporasi tetap kekeluargaan, sama seperti mereka. Tapi lebih tua dan tidak semata bertaburan aroma darah sebab persaingan bisnis jalur bawah tanah yang mereka kuasai. Dahyang sering dihindari orang-orang konstelasi New York – Shanghai – Dubai, sebab selain menggenggam rute tersembunyi, bau mistis selalu menyelimuti keluarga tersebut. Tersiar kabar bahwa sang Pemilik, si Kepala Keluarga, adalah seorang yang sama dengan Pemimpin Pertama. Dengan kata lain, pemilik Dahyang tetap dari dulu sampai sekarang. Usianya nyaris seribu tahun juga, jika kau memilih percaya.

Tentu Abraham dan Alexey tidak percaya. Tapi isu tersebut menandakan keberadaan mereka sudah tidak bisa diganggu gugat sama sekali di muka bumi ini. Nama mereka Gollatesin dulu sekali. Orang-orang mereka mahir mengintimidasi dan berani membunuh. Dengan darah yang sudah membasuh lengan sampai siku begitu, isu hamba setan tentu tidak mengherankan. Fakta yang mengharuskan mereka berkali lipat mawas diri. Kalau mereka bermaksud melemahkan CorporatE lewat Sadjid, maka jadikanlah ini perang.

"Siapa dari Sadjid yang ternyata dekat dengan mereka?"tanya Emyrrumi tiba-tiba.

Emyrrumi tidak mengenal orang-orang Dahyang sama sekali, membuatnya gusar karena tidak bisa meramalkan musuh macam apa mereka. Dirinya adalah orang yang sudah pasti berhadapan langsung dengan mereka. Dilihatnya Dyke gusar sambil berkerut kening.

"Ada apa, Dyke?"

Dyke menggaruk lehernya, "Dahyang ini, apakah milik orang yang selalu dijuluki Sang Penyihir?"

Alexey tertawa sinis, "Ya. Sudah pernah dengar dari mana?"

Dyke tertawa hambar, "Oh baiklah, Lexi. Aku memilih tidak ambil kesempatan konfrontasi dengan mereka. Keluarga ibuku sangat tidak menyukai mereka. Orang-orang yang mengancam tapi tidak pernah kita ketahui wajahnya."

Alexey tersenyum simpul, "Aku paham. Kita memang buta sama sekali tentang mereka kecuali draft bisnis mereka. Wajah mereka memang tidak pernah kita tahu karena nama-nama yang tercatat di Dahyang hanyalah orang-orang suruhan."

"Jelas sebagai tempat membasuh tangan mereka, Lex."komentar Emyrrumi.

Abraham dan Daud menoleh memandang Emyrrumi. Sejenak Alexey tertegun, menyadari Emyrrumi yang akan menangani urusan ini.

"Saudara Dubaimu mungkin tahu siapa dan seperti apa Dahyang, Rumi."

Emyrrumi mengernyit. Kuasa para Emir saudaranya di sana cukup membuatnya yakin bisa dengan mudah mencari tahu jati diri Dahyang. Caleb berdehem,

"Jadi, kesimpulan ini nyata?"

Daud menatapnya, "Apa maksudmu?"

"Seteru kita yang sesungguhnya bukan Sadjid?"

Daud tertawa kecil, "Begitulah. Aku sendiri perlu bicara banyak dengan Arba dan Lexi perihal ini."

Abraham mendengus, "Sesibuk apa kau sampai tidak memahaminya?"

Daud menggerutu, "Aku bukan tidak paham kalau Dahyang milik si Penyihir ini saingan terbesar kita. Tapi, masalahnya, kau dan Lexi selalu menyisakan pertanyaan yang tidak bisa kujabarkan setiap kali bicara tentang mereka."

Caleb dan Dyke menggeleng, sementara Emyrrumi menunduk dengan mata yang fokus pada puncak-puncak gedung. Telinganya berkonsentrasi penuh untuk mendengar lebih lanjut apapun yang akan dikatakan Alexey atau Abraham.

"Aku memilih tidak tahu saja. Kau, Dyke?"cetus Caleb.

"Ya, aku sepakat denganmu. Jadi, Lexi, perintahkan saja apa yang harus kami lakukan."

Alexey mengangguk, "Memang lebih baik begitu. Mereka terlalu pribadi untuk kami, merujuk pada keluarga buyutku."

Abraham diam saja memandang Daud. Persaudaraan dalam korporasi memang saling bersilangan. Dia punya sedikit darah moyang Alexey dalam dirinya, setelah pernikahan simpang siur antar keluarga terdahulu. Tapi tidak dengan Daud. Konsekuensinya, Daud terkadang sering ketinggalan berita keluarga. Terlebih lagi Daud, belakangan ini, terlalu sibuk bermain-main dengan topeng yang ditampilkan. Topeng seorang lelaki penikmat hidup yang menololkan diri supaya tidak dikenali saingannya. Mungkin karena terlalu lama berakting kini dia mulai lengah betulan, sekaligus menjadi tolol.

"Aku tetap ingin terlibat, Lex."imbuh Maynard.

Abraham masih memandang Daud. Emyrrumi masih menunggu. Akhirnya Alexey menghela nafas,

"Baiklah. Caleb dan Dyke akan bersama Abraham di sini menyelesaikan urusan Sadjid."

Hening.

"Maine, karena kau mungkin sekali gelap mata saat bertemu keparat itu, kau akan bersama Daud. Rumi dan aku akan menapaki jejak mereka. Saudara-saudara Dubaimu masih berkumpul, bukan?"

Daud berdecak, "Aku menuntut penjelasan, Ba."

Abraham melirik sinis, "Kita akan bicara banyak malam ini. Aku jamin."

Alexey tertawa kecil, "Pastikan dia tidak berniat bunuh diri setelahnya, Ba."

Daud memandang sebal Alexey, "Kau suka mendapati aku bodoh ya?"

Alexey mengangguk jujur dan kembali bicara pada Emyrrumi, "Apakah memang sengaja? Menggelar acara berdekatan dengan Daud?"

Emyrrumi tertawa, menoleh Daud sekilas lalu memandang Alexey, "Kami sudah merencanakannya duluan. Daud saja yang tiba-tiba menyelisip."

Daud mengernyit, "Apa?"

Abraham menggeleng gemas,"Dia urusanku, Lex. Aku pastikan patah hatinya tidak mengganggu urusan ini."

Daud mengerutkan kening kesal sementara tawa Caleb dan Dyke terdengar.

"Siapa yang patah hati? Aku sedang sangat ceria bersiap menggelar pesta pertunangan tiga hari lagi."

Maynard menyahut, "Hah! Manusia tolol! Ini satu-satunya aib lo, tapi sangat fatal."

Daud menoleh. Dilihatnya Abraham memandangnya dalam-dalam,

"Kau akan bertunangan tiga hari lagi?"

Daud mengangguk. Sangat tidak mengerti tujuan Abraham bertanya.

"Dan Mia menikah dengan Rumi bulan depan."timpal Alexey datar.

Demi apapun, Daud mematung pucat. Otaknya berputar mencernanya tapi hatinya tidak kompromi. Perlahan ia menoleh pada Emyrrumi yang tetap memandang lurus ke luar. Bagi Daud, ini jelas sebuah lelucon yang tidak lucu. Matanya mengedip cepat, terasa panas. Goyahnya dia sampai melorot lemas jelas membuat prihatin semuanya kecuali Emyrrumi yang kini bagai Penyamun tukang curi perempuan di benak Daud.

"Bukan salahku kalau kau bertindak terlalu lambat. Menganggap mudah segalanya juga berpikir Mia akan selalu memaafkanmu, Daud."ujar Emyrrumi tajam.

Daud diam memandang Emyrrumi. Perasaannya campur aduk.

"Baiklah, Rumi. Madame belum memberi kepastian kapan hari besarmu. Jadi pastikan saja Mia aman dari perhatian Dahyang."ujar Alexey.

Abraham menghela nafas, "Kau juga. Pastikan model lintas negaramu itu selalu dalam perlindungan kita."

Maynard menghela nafas, "Apa usulku akan didengar oleh kalian, Lovebirds? Untuk menangguhkan semua pertunangan atau pernikahan sampai kita berhasil memastikan siapa penguasa Dahyang?"

Emyrrumi menggeleng sementara Daud diam saja dengan pikiran kosong. Alexey mendengus dengan Abraham yang tak melepas matanya dari Daud barang sedetik juga.

"Lexi, mari kita sepakati lagi. Biar Caleb dan Dyke yang ada di sini, kau, Maine dan Rumi merapat dengan keluarga-keluarga luar kita, --"

"Lalu kau menyambangi Dahyang bersama Daud di dalam negeri? Sekaligus mengasuhnya yang jelas sekali sedang shock begitu?"potong Alexey cepat.

Daud tidak bereaksi. Pikirannya kalut. Myanna mengiyakan Emyrrumi? Terus saja pertanyaan-pertanyaan tersebut terngiang dalam benaknya. Ada yang sangat salah. Seharusnya Myanna bersabar, menanti dirinya menyodorkan si Lelaki Pilihan. Ia menatap Abraham bingung. Lelaki yang ia pilih itu Abraham, jangan sampai Alexey yang terlalu dingin. Bisa membuat Myanna tersiksa.

Abraham mengangkat alis. Daud tercekat, mukanya panas dengan amarah yang muncul. Menoleh pada Emyrrumi, Daud berekspresi dingin.

"Tidak akan aku biarkan."

Emyrrumi tertawa sumbang, memandang Daud lurus-lurus,

"Terlambat, Kawan. Kau sudah diberi satu dekade untuk meraih Mia. Waktumu sudah habis sekarang. Tuhan sudah terlalu kesal padamu sementara Mia ingin melangkah hidup di jalur yang wajar."

Daud bergeming, hatinya hancur. Takdir sedang tidak bersepakat dengannya, memilih berpihak pada Emyrrumi. Alexey berdehem,

"Sudah kubilang dari awal, aku tidak mau tahu. Tetaplah kalian berdua fokus pada korporasi meski sekarang sedang ingin saling bunuh."

Abraham masih memandang Daud, sambil menyalahkan dirinya sendiri. Ia sengaja berkata agar Daud menjaga Myanna dulu. Bukan tanpa alasan sebab ia yakin benar keduanya saling jatuh cinta. Abraham hanya tidak ingin menjadi penghalang. Menyengaja berkata demikian supaya Daud betul-betul mendekat pada Myanna. Pikir Abraham Daud terlalu cerdas untuk tidak memahami perasaan Myanna dan dirinya sendiri. Sialnya Abraham lupa kalau Daud terkadang tidak masuk akal, sangat teguh pada janji yang ia ucapkan meskipun sambil lalu. Tidak pernah sama sekali Daud menarik kembali pernyataan, apalagi sebuah janji. Abraham ingat, Daud bahkan bersumpah menjaga Myanna untuk dirinya sampai waktu itu tiba. Jadi, sekarang Abraham betul-betul merasa sebagai pengacau. Sungguh terkadang sebuah kebaikan bisa menjadi salah dan berujung petaka. Mungkin harusnya dulu, Abraham cuma perlu jujur meminta Daud mengakui hatinya pada Myanna.

Andai saja mereka tidak keterlaluan beradab, suka sekali berbicara dalam kalimat-kalimat bersayap yang ambigu. Cukup sederhana saja dengan kejujuran yang tulus, hidup bisa menjadi lebih mudah dan damai karena segalanya jelas tanpa resiko salah arti.

*****


HAIM with If I Could Change Your Mind, band cewek keren. musikal masa kini rasa dulu.

Continue Reading

You'll Also Like

6.1K 696 33
Jill memilih kabur sebagai bentuk protes atas hal-hal buruk yang dilakukan orang tua atas nama masa depan. Sebuah insiden mempertemukannya dengan Ra...
240 55 20
Penolakan cinta yang dilakukan oleh Indriana Roselline terhadap kakak kelasnya, Daniel Pramono rupanya menjadi awal dari sumber masalah percintaan de...
1.9M 93.7K 56
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
86.4K 7.2K 40
[COMPLETE] Mingyu dan Wonwoo punya kisah cinta yang rumit--tidak, bukan kisah cinta milik mereka. Mereka hanya dua insan yang bahkan tidak saling men...