The Killers [ MarkBam ]

By Chumybam

20K 1.2K 195

Ini duniaku. Melihat darah berceceran dimana-mana, dengan tanganku yang memegang pisaunya. Mendengar suara te... More

Prolog
[ 1 ] Kill them!
[ 3 ] What??? Who???
[ 4 ] Dying
[ 5 ] How can?

[ 2 ] Dead! Hahaha

1.9K 212 42
By Chumybam

"Mark please, jangan bunuh mereka." Mark hanya berjalan lurus ke depan tidak peduli dengan kakak lelakinya yang sedang memohon sedari tadi. "Aku tidak peduli. Aku akan tetap mengikuti perintah Papa," kata Mark. "Tapi jangan keluarga Bhuwakul, please." Jaebum masih memohon sambil menarik lengan adiknya itu. Mark kesal dan menghentikan langkahnya. Ia memandang Jaebum dengan tatapan yang sangat tajam. "Siapa mereka sampai kau repot-repot untuk melarangku, huh?" tanya Mark pada Jaebum. Jaebum sedikit menunduk dan kemudian kembali menatap adiknya. "Ada kekasih ku disana." Mark membulatkan matanya tidak percaya. Tapi kemudian dia bersikap tidak peduli dan melanjutkan langkahnya. "Mark." Jaebum memanggil nama Mark dengan keras. Dia berlari menyusul Mark dan menahan lengannya. "Please."

"Maaf hyung, aku tidak bisa." Kata Mark seraya melepas pegangan tangan Jaebum. "Kalau kau ingin menghentikan ini semua. Proteslah pada Papa." Kemudian Mark berjalan menuju kamarnya meninggalkan Jaebum yang berlutut dan mengacak rambutnya yang membuat semakin berantakan.

***

Di malam hari saat tiba pada misi mereka. Mark bersiap-siap di kamarnya. Dia menyiapkan senjata apa yang akan di bawa malam ini. Membunuh tujuh kepala tidak begitu banyak. Tapi mengetahui kalau target dia adalah keluarga Bhuwakul yang super kaya. Tentu saja mark harus lebih hati-hati. Ia sedikit hawatir jika penjagaan di sana ketat dan banyak pengawal yang menjaganya. Mark memilah milih senjatanya dengan teliti. Setelah selesai, dia hendak keluar dari kamarnya hingga ketukan pintu mengangetkan dirinya.

"Masuk," kata Mark.

"Kakak," Seorang wanita cantik masuk begitu saja dan menghambur ke pelukan Mark. Mark yang belum siap dengan pelukan itu hampir terjatuh ke belakang. Tapi ia berhasil mengimbangi tubuhnya. Si wanita cantik berambut panjang dengan pakaian serba pink itu mencium pipi Mark bertubi-tubi membuat Mark mendorongnya.

"Kau ini. Hei, hentikan." Mark yang merasa dirinya sudah tidak perjaka lagi akibat ciuman buas itu mendorong si wanita dengan cukup keras membuat wanita itu menjauh beberapa senti dari tubuhnya. Wanita tersebut hanya menyengir pada mark sambil mengibaskan rambut panjangnya.

"Kenapa sih kak. Aku kan kangen," kata wanita cantik itu sambil mengerucutkan bibirnya. Mark memutar bola matanya malas. Jujur, dia juga kangen dengan wanita yang umurnya sedikit di bawahnya itu. Tapi setidaknya dia sedang ada tugas penting dan wanita itu dengan santai nya mengganggu semua aktifitasnya.

Mark mengusap rambut adik wanitanya dengan gemas. "Mina, jangan seperti itu lagi. Aku tahu kau rindu. Tapi tidak usah berkebihan seperti itu."

Seseorang yang di sebut Mina menunduk kesal. Ia cemberut. "Hei, jangan cemberut seperti itu," kata Mark seraya mengangkat dagu Mina ntuk mendongak menatapnya. Mina tersenyum dan mengecup pipi Mark sekali lagi. Adik kecil nya itu memang sangat manja padanya. "kapan kau kesini, hmm? Kenapa tidak memberitahu kakak?" Tanya Mark seraya duduk di tepian ranjanggnya. Mina mengekor dan ikut duduk di sebelah Mark. "Baru saja sampai," jawab Mina dengan senyuman manisnya. Mark mencubit pipi adiknya gemas.

Adik wanita dan Ibu nya Mark memang pergi ke LA sekitar seminggu yang lalu. Mereka ada urusan disana. Dan sekarang, mereka baru saja pulang. Mark merindukannya. Tapi mark harus menyelesaikan tugasnya malam ini juga.

"Kak, mau bunuh siapa kali ini? Aku ikut, ya." Mina memang seorang pembunuh seperti Mark. Bedanya, dia hanya menggunakan pistol jarak jauh tanpa suara yang membuat siapapun akan mati di tembaknya. Mina merupakan penembak jitu. Mark saja kalah dengan kehebatan adiknya itu.

"Tidak-tidak. Kau kan baru pulang. Istirahat saja." Mark menolak dengan keras. Mina menghentakkan kakinya sebal dan keluar dari kamar Mark begitu saja. Dia rindu menembak. Dia ingin melatih skillnya agar lebih baik dari sebelumnya. Dengan apa? Jelas dengan membunuh orang. Dia rindu membunuh.

Mark yang melihat kepergian adik cantiknya itu hanya menggelengkan kepalanya saja. Kemudian dia melangkah keluar kamar. Di depan markas mereka, para anggota yang ikut dalam misi kali ini sudah menunggu dengan tidak sabar. Saat Mark sudah datang, mereka sedikit membungkuk dengan sopan.

"Sudah kalian persiapkan semuanya?" tanya Mark dingin. Mereka menjawab 'sudah' dengan serentak. Anggota yang berjumlah lima orang termasuk Mark itu berjalan menuju mobil mereka dan mengendarainya menuju rumah sasaran mereka kali ini. Mark melihat para anggotanya kali ini merupakan orang-orang handal, bisa dipercaya, dan lumayan dekat dengannya. Mark pikir, misi kali ini akan berjalan lancar, sepertinya.

***

Tiba mereka di suatu rumah. Lebih tepatnya istana. Wajar jika banyak yang mengincar keluara ini. Rumahnya saja sangat mewah membuat orang-orang iri melihatnya. Mark mengumpulkan anggota kecilnya di suatu tempat yang gelap. Mereka sedikit jauh dari lokasi karena tidak mau mengambil resiko buruk nantinya. Mark mengulang strategi terbaiknya. Mereka menganggukkan kepalanya mengerti. Lalu, mereka semua berpencar dengn tugas masing-masing.

Andrew, si pembunuh kejam dengan sebuah pisau atau pun parang yang menjadi senjata andalan nya berjalan mengendap-endap lewat belakang. Youngjae si lelaki pendiam yang padahal sangat-sangat sadis, membawa pisau kecil dan sebuah pistol mini di sakunya sedikit mengintip lewat depan. Jangan salah, dia bahkan telah berhasil membunuh ratusan orang dengan senjata khususnya itu. Nayeon, perempuan satu-satunya dalam misi kali ini. Dia pandai membuat ramuan beracun. Otaknya yang jenius dalam ilmu kimia membuatnya di juluki Master Ramuan di "The Killers". Dan terakhir, Yugyeom, anggota termuda disini. Walaupun dia muda umurnya, tapi bentuk tubuhnya paling tinggi di antara mereka. Dia sangat kekanakkan dan sering melompat tidak jelas saat berhasil membunuh musuhnya. DIa sering menggunakan dua pedang di tangan kanan dan kirinya. Menebas kepala dan mencabik hati orang yang di bunuhnya. Lalu, ia simpan bersama kumpulan 'kepala' yang lain untuk menjadi koleksi nya. Kebiasaan Yugyeom yang mengoleksi 'kepala' manusia sangat tidak normal bagi Mark. Tapi, hal itulah yang membuatnya istimewa.

***

Mark berjalan pelan. Ia berusaha melangkahkan kaki nya dengan tidak ada suara sama sekali. Ia berjalan lewat samping kanan. Dari jauh, ia melihat penjaga rumah yang bolak-balik menjaga rumah mewah itu. Mark membawa senjata lengkap. Ada dua pisau tajam, pistol dengan peluru cadangan, dan racun mematikan di gantungkan di dekat saku nya. Nayeon berjalan berdampingan dengan Mark. Sedangkan tiga anggota lainnya berpencar mencari celah masing-masing.

Nayeon mengeluarkan salah satu ramuan andalannya. Dia membuka ramuan yang tersimpan di botol kecil itu dengan hati-hati. Saat di buka, kepulan asap keluar dari sana. Dan dia letakkan di dekat para penjaga itu. Mark dan Nayeon memakai masker hitam gelap seperti ninja. Tentu saja untuk menghindari racun yang menyebar dari dalam botol itu. Menit berikutnya, para penjaga mulai tumbang satu per satu. Nayeon jamin, mereka tidak akan membuka matanya sampai matahari terbit.

Kemudian, Mark dan Nayeon masuk dengan sangat mudahnya. Tentu saja dengan sebuah alat rahasia 'The Killers' yang dapat membuka pintu yang di kunci dengan jenis apapun. Mereka berjalan sedikit mengendap-endap. Saat sampai diruang tengah, Andrew, Youngjae dan Yugyeom sudah menunggu disana. Mereka berhasil mengurusi para penjaga sialan itu dengan caranya sendiri.

"Siapa disana?"

Terdengar suara seorang pria yang merka tidak tahu. Mereka bersembunyi di tempat yang aman. Kemudian, lampu ruang tengah di hidupkan. Mark sedikit mengintp dan melihat pemuda yang menurutnya sedikit lebih tua darinya. Youngjae melirik Mark membuat suatu kode padanya. Mark menoleh ke samping seraya menyuruh Youngjae untuk segera membunuh pemuda itu. Youngjae mengangguk. Dia mengambil pistol kecil andalannya. Dengan sedikit memicingkan matanya. Youngjae menembak pemuda itu tepat di jantung nya. Tembakan yang berasal dari senjata Youngjae tidak menimbulkan suara. Sehingga tidak berisik dan masih sepi seperti sebelumnya. Pemuda tersebut tumbang memgang jantungnya yang berlumuran darah. Dia terlihat seperti ikan yang kehabisan air. Darah berwarna merah pekat mengalir deras dari dada kirinya. Tangannya terkulai lemas dengan kedua matanya yang melotot sempurna.

Nayeon memeriksa keadaan pemud itu. Setelah dipastikan dia sudah tidak bernyawa. Mereka semua kembali berpencar mencari anggota keluarga lainnya. Mark menyeringai disela langkahnya. Ia telah berhasil membunuh satu kepala. Sisa enam lagi agar bisa mendapatkan apa yang ia inginkan.

***

Andrew masuk ke dalam sebuah kamar mencoba sehening mungkin agar tidak membangunkan orang didalamnya. Dia berhasil. Dan melihat seorang anak kecil sedang tertidur pulas dengan boneka beruang dipelukannya. Andrew melihat anak perempuan itu dengan tenang nya tertidur disana. Ini membuat tugas Andrew semakin mudah. Dia mengambil sebuah pisau tajam. Mendekati bocah tersebut. Setelah jaraknya hanya sekitar setengah meter saja. Dia membalikan tubuh bocah itu menjadi telentang. Bocah tersebut merasa terganggu dan membuka matanya perlahan. Ia kaget. Ada seorang yang tak dikenalnya berdiri menatapnya. Saat bocah itu mencoba untuk teriak. Pisau terlebih dulu menancap di perut malangnya. Bocah kecil tersebut memegang perutnya yang mulai bersimbah darah. Suaranya tidak bisa ia keluarkan dengan benar. Ia tergagap. Airmata bocah malang itu menetes melewati pipi tembam nya.

Andrew yang merasa belum puas dan ingin segera menyelasikan tugasnya kembali mengangkat pisaunya ke udara kemudian menancapkannya tepat di dada sebelah kiri bocah itu berkali-kali. Wanita kecil tersebut merintih tertahan. Darah mengalir dari setiap tusukan yang Andrew buat. Mengotori tempat tidurnya yang tadinya putih bersih menjadi merah darah dimana-mana. Bau amis pun menyapa ruangan membuat Andrew sedikit menyeringai di buatnya. Mata si anak kecil mulai terpejam, tangannya melemas dan terjatuh di kasurnya. Andrew tersenyum dan segera meninggalkan kamar tersebut.

***

Di lain sisi, Youngjae berhasil membunuh seorang laki-laki dengan pisau kecilnya. Dia tersenyum dan melangkah menuruni tangga. Yugyeom membawa kepala seorang nenek-nenek sambil bernyanyi dengan riang "La la la la, akhirnya, aku mendapatkan kepala seorang nenek. La la la la."

"Yugyeom." Mark memperingatkan Yugyeom untuk berhenti bernyanyi. Karena suaranya yang berisik itu akan membuat anggota yang lainnya akan terbangun. Yugyeom menurut. Dia mengelus elus kepala yang di bawanya dengan sayang. Mark berhenti sejenak. Anak buahnya berhasil membunuh empat orang. Berarti, tinggal tiga orang lagi yang masih hidup.

Tiba-tiba terdengar suara langkah orang yang keluar dari kamarnya membuat Mark dan para anggotanya sedikit kaget. Mereka menoleh ke asal suara. Disana ada pria dan wanita yang menganga meklihat orang asing berhasil masuk ke dalam rumahnya. "Siapa kalian?" Mark dan lainnya hanya terdiam. Saat ketika si wanita yang dari tadi berlindung di punggung si lelaki melihat bercak darah dimana-mana teriak sekeras mungkin. "Tidaaaakkk." Dia berteriak dan berlalri menghampiri pemuda yang tak bernyawa dengan darah merah yang mengotori bajunya. Si lelaki ikut berlari dan mengangkat tubuh pemuda tak berdaya itu.

Mark menyuruh anggotanya untuk diam. Mereka hanya menonton drama menyedihkan di depan mereka dengan seringai yang terlihat jelas dibibir mereka masing-masing. "Tidaaakk. Beer. Oh sayang, Beer. Bangunlah," racau si wanita sambil mengguncang guncang tubuh si pemuda yang di panggil Beer olehnya. "Kalian siapa, hah? Kalian pembunuh. Saya akan telpon polisi." DORRR. Suara tembakan terdengar. Mark kaget dan menoleh ke arah Youngjae. Dia menembak si lelaki yang mencoba melapor polisi itu dengan pistol yang bersuara. Mark melotot pada Youngjae karena dia sudah gegabah melakukan hal itu.

Si wanita berlari menyusul lelaki tersebut dan berteriak sekeras mungkin. Dia menangis meraung raung smabil memangku kepala laki-laki tadi. Lelaki tersebut sudah terkapar lemas di lantai. Kepalanya yang berhasil di tembak Youngjae mengeluarkan darah banyak sekali. Tangan si wanita yang ia coba untuk menghentikan darah yang mengalir tidak sanggup lagi menahannya. Darah keluar dengan derasnya menyebabkan bunyi aneh dari kepala si lelaki tersebut

Tak lama kemudian suara pintu sebuah kamar kembali terbuka. Mark memerintahkan pada anggotanya untuk diam. Muncul lah seorang laki-laki dengan piyama nya. Dia mnegucek matanya dan menyesuaikan cahaya yang masuk ke mata nya dengan mengerjapkan nya berkali-kali. Mark yang melihatnya hanya terdiam tak bersuara. Seketika lelaki manis itu membulatkan matanya sempurna karena melihat banyak orang didepannya. Dia mundur selangkah smabil menutup mulutnya yang menganga.

"Bambam, jangan keluar, cepat kabur." Teriak si wanita dengan sangat keras. Pemuda yang di panggil Bambam tidak bisa melangkahkan kakinya barang sedikitpun. Bagaimana tidak. Di matanya, ia jelas melihat Papa dan Kakak nya tergeletak bersimbah darah. Dia Shock. Kaki nya bergetar di iringi suara tangisan tertahan. Ia tambah terkejut, saat melihat kepala Grandma nya dipegang oleh seorang laki-laki gila di depannya. Ia tidak tahu apa yang telah terjadi disini. Yang pasti, keluarganya sedang terancam. Termasuk nyawanya sendiri.

Mark menghampiri pemuda manis itu. "Jangan mendekat." Pemuda manis bernama Bambam tersebut melangkahkan kakinya mundur. Ia menabrak apa saja di belakangnya. "Jangan sakiti anakku brengsek." Si wanita berusaha memukul kepala Mark dengan pot bunga keramik di tangannya. Tapi segera digagalkan oleh Yugyeom yang menebas perut sang wanita dengan pedang di tangan kanannya. Bambam menutup mulutnya tidak percaya. Ia melihat dengan mata kepala nya sendiri orang tua nya dibunuh secara kejam didepannya. Air mata Bambam terus mengalir seraya menutup mulutnya. Mark masih mencoba mendekatp pemuda malang di depannya. "Pergi kalian semua! Jangan mendekat!" Bambam menaikan volume suaranya. Tapi Mark malah mneyeringai didepannya. Di ambilnya pistol yang sedari tadi di simpannya dan mulai mengarahkannya ke kepala Bambam. Tapi detik berikutnya. Suara seseorang mengagalkan niatnya.

"Mark! Hentikan!"

Sontak mereka menoleh ke asal suara. Disana berdiri Jaebum dengan terengah-engah mencoba mengatur nafasnya. Mark melihat Jaebum bingung. Untuk apa dia kesini. Batin Mark bertanya. "Mark, please, jangan bunuh dia." Jaebum melangkah mendekat dan menarik lengan Mark untuk menjauh.

"Jaebum hyung." Terdengar suara pelan dari bibir si pemuda manis didepan Mark. Andrew, Yugyeom, Nayoen, dan Youngjae mengernyitkan dahi mereka bingung. Kenapa kakak nya Mark bisa kenal dengan pemuda dari keluarga Bhuwakul ini. Mark tidak mempedulikan apa yang dikatakan Jaebum. Pistol yang ia pegang ia dekatkan ke kepala Bambam. Bambam meringis dan memejamkan matanya takut. Mukanya memerah seiring tangisan yang keluar dari matanya.

Jaebum yang meihat kejadian ini geram dan marah. Ia tidak akan rela kekasihnya mati di tangan adiknya sendiri. Dengan kekuatan penuh, Jaebum mendorong tubuh Mari menjauh. Membuat Mark jatuh tersungkur di lantai. Anak buah Mark sedikit panik dan membantu Mark berdiri. Di saat Youngjae mengarahkan pistolnya ke arah Jaebum. Mark segera menghentikannya.

"Kau. Untuk apa kau datang kesini?" tanya Mark sedikit berteriak. Jaebum mengambil alih Bambam melindunginya di belakang punggungnya. "Dia kekasihku." Jawaban Jaebum membuat semua orang yang ada di sana terkejut. Jadi selama ini, kekasih Jaebum adalah seorang laki-laki. Pikiran mereka bertanya-tanya.

"Aku tidak peduli. Aku harus menghabisi nya," kata Mark mencoba mengambil Bambam dari Jaebum. Jaebum mebgeluarkan senjatanya dan mengarahkannya tepat ke kepala Mark. Nak buah Mark kaget tak percaya melihat pertarungan adik kakak didepan mereka. Dengan kode tersembunyi, anak buah Mark berhasil menjatuhkan senjata jaebum dan mengambil Bambam darinya. Andrew dengan tenaga nya yang kuat menahan tubuh jaebum yang terus menerus memberontak. Sedangkan Bambam berada di tangan Yugyeom. Melihatnya membuat Mark semakin menyeringai. Kali ini, dia mau sedikit bermain main.

Mark membisikkan sesuatu pada Nayeon yang membuat si wanita cerdik itu mengangguk mengerti. Kemudian, Nayeon mengeluarkan satu botol kecil berisikan ramuan yang selain Mark dan Nayeon, mereka tidak tahu itu ramuan apa. Tapi sejenak Jaebum tersadar bahwa yang dipegang oleh Mark adalah racun yang mematikan.

"No! Mark! Tidak! Maarrkkkk, jangan kau lakukan itu." Jaebum mencoba berontak dan meracau semakin keras. Sifat asli Mark mulai keluar. Mark tersenyum melihat orang-orang menangis dan memohon di depannya. Bambam berusaha melepaskan dririnya dari Yugyeom dengan sisa-sisa tenaganya. Tapi tidak berhasil. Mark menyeringai dan mendekat ke arah Bambam dengan tangannya yang mengenggam sebotol kecil berisi racun. Saat Mark berhasil mendekat, Bambam menatapnya sendu, tapi tak di gubris oleh Mark. Nayeon membaantu Mark untuk memaksa Bambam membuka mulutnya. Dengan paksaan yang begitu keras, mulut Bambam terbuka sedikit.

Mark tidak menyianyiakan kesempatan itu. Dia pun langsung meneteskan cairan tersebut ke dalam mulut Bambam yang membuat Bambam lemas seketika. Yugyeom melepas pegangannya. Bambam terjatuh dan berlutut. Kemudian mulutnya mulai mengeluarkan darah.

Jaebum panik. Dia teriak dan menangis sejadi-jadinya. Bambam tergeletak tak berdaya. Matanya terpejam merasakan perih di tenggorokannya. Darah segar keluar dari mulut Bambam. Bambam menangis dalam diam. Dia terbatuk batuk sambil memegang perutnya yang terasa sangat sakit. Darah yang keluar dari mulutnya makin lama semakin banyak. Hingga Bambam terasa sangat lemah, lemas, dan memejamkan matanya perlahan.

Mark tertawa puas dalam hati nya.

***

Cieee double update cieee..

Gapapa.. biar nanti gak usah update terlalu cepet lagi gitu, lol XD

Gimana? Sesuai kah sama dugaan kalian, hmm?

Kalau sesuai, ya bagus ^^ Kalau nggak, selamat menduga-duga kembali, buahaha XD

SAYA GAK AKAN LANJUT KALO VOTE ATAU COMMENT NYA MASIH DIKIT XD

SO, DON'T FORGET TO VOMMENT!

Lope lope chu chuu :*

����S�~϶


Continue Reading

You'll Also Like

460K 34.8K 40
Hidup Linka yang menurutnya flat semenjak keluar dari panti asuhan mendadak berubah saat seorang cowok datang dan mengaku sebagai anaknya. ** Linka t...
216K 19.5K 33
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
410K 33.2K 58
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
597K 28.5K 36
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...