[ 3 ] What??? Who???

1.7K 200 36
                                    

Melihat Bambam yang bersimbah darah. Mark menyeringai dan tersenyum pada anggotanya. Mereka masih memperhatikan Bambam lamat-lamat. Jaebum menangis meraung-raung. Air matanya keluar dengan derasnya seraya berlutut memohon untuk dilepaskan. Baru kali ini hatinya merasa sangat teriris. Orang yang sangat ia cintai meregang nyawa di depan matanya. Bambam masih memegangi perutnya yang terasa sangat sakit. Badannya kejang tiba-tiba dengan mulut yang terus mengeluarkan darah segar. Bau amis mulai menyeruak di sekitar ruangan. Membuat Mark menampilkan senyum nya lagi dan lagi entah kenapa.

"Maarrkk! Sialan! Lepaskan aku!" Jaebum mencoba berontak dari pegangan Andrew. Mark memberikan kode pada Andrew untuk melepaskannya. Tangan Andrew pun melonggar. Seketika Jaebum langsung berlari ke arah Bambam. Di ambil nya kepala Bambam dan di taruh di pangkuannya. "Bam, bertahan, please." Jaebum mencoba menahan darah yang keluar dengan telapak tangannya. Tapi tidak berhasil. Bambam menatap Jaebum dengan sayu. Dia sangat lemas dan mulai kehabisan banyak darah. Kemudian, matanya mulai menutup. Jaebum tambah panic. Di guncang nya tubuh Bambam berkali-kali, tapi tidak ada respon. Dia menangis sambil teriak dengan histeris.

Mark yang melihat drama di depannya merasa muak. Dia menyuruh para anggotanya untuk keluar meninggalkan rumah yang seratus persen sudah tidak berpenghuni lagi. Mereka pun bergegas meninggalkan Jaebum bersama mayat-mayat di rumah besar tersebut.

***

Keesokan harinya hot news tentang keluarga Bhuwakul yang tewas tanpa menyisakan satu kepala pun tersiar dengan ramai nya. Orang-orang membicarakan siapa pembunuh kejam yang tega membunuh satu keluarga tanpa ampun seperti itu. Pria paruh baya yang sedang menajamkan matanya ke layar persegi itu pun menyeringai. Kemudian, ia matikan televisi yang penuh dengan berita Bhuwakul tersebut.

Di panggilnya seseorang lewat sambungan telepon. "Panggil Mark kesini." Tak lama kemudian, ketukan pintu terdengar. Laki-laki paruh baya itu menyuruhnya masuk. Lalu, seorang lelaki tampan bernama Mark masuk dengan wajah tanpa ekspresinya. Dia langsung duduk tanpa di perintah. Ayahnya berdiri dan mendekat ke arah Mark. Di tepuk nya bahu kanan Mark berkali-kali. "Aku sangat bangga padamu, Mark," katanya. Mark mendongak menatap pria tua itu, lalu dia tersenyum lembut padanya. "Aku akan melakukan apa pun yang Papa perintahkan."

***

"Dari mana saja kau?" Jaebum masih terdiam. Dia tidak menjawab pertanyaan konyol itu. Wajahnya gelap. Tidak ada kehidupan disana. Dia seakan kehilangan jiwa nya. Pria tua yang bertanya pada Jaebum menatap anak pertama nya itu dengan heran. "Kau tuli. Dari mana saja, hah?" ulang si pria tua itu. Jaebum menatap ayahnya dengan tatapan seperti es. Dia tertawa menyedihkan disana. "Berhentilah melakukan pekerjaan tidak berguna seperti ini!" Jaebum membentak tepat didepan muka ayahnya, membuat si pria paruh baya itu terkejut dan sangat marah.

BUKK

Jaebum jatuh tersungkur karena pukulan yang sangat keras mendarat di wajahnya. Dia memegang sudut bibirnya yang mengeluarkan darah. Ayahnya mendekat dan berjongkok menatap Jaebum. "Kau memang tidak berguna. Berbeda dengan adikmu." Jaebum yang mendengarkan kata-kata ayahnya membuang ludah penuh darahnya ke samping. Dia tersenyum menentang ayahnya. Si pria tua beridiri, memilih untuk tidak membunuh anaknya di sini. Dia pun meninggalkan Jaebum yang masih tersungkur menahan sakit.

***

Uang yang lebih dari cukup, bahkan mungkin terlalu banyak sudah berhasil Mark genggam. Dia senang dan merasa hidup kembali. Dia mengajak sahabatnya untuk mengadakan pesta di markas mereka. Tentu saja dengan mengundang para wanita jalang di dalamnya.

"Kau persiapkan saja semuanya, Gyeom," perintahnya pada Yugyeom. Yugyeom tersenyum dan melompat lompat mendapat perintah dari tuan nya itu. "Yey, baiklah. Semuanya terserah ku, kan?" Mark hanya mengangguk. Kemudian dia menggeleng gelengkan kepala nya saat melihat Yugyeom yang berlari sambil melompat dan menghilang dari pandangannya.

The Killers [ MarkBam ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang