CRY WEDDING

By putstories_

7.8M 288K 12.2K

Kadang hati tidak sejalan dengan logika. Kadang Cinta membuat seseorang akan melakukan apapun demi cintanya w... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
INFO!
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
INFO (2)
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
I MISS YOU.
Chapter 35
KLARIFIKASI
PENJIPLAKAN CERITA CRY WEDDING OLEH @CHANYEOL_ARE_ROSE
CHAPTER 36
Chapter 37
Chapter 38

Chapter 10

208K 8.3K 101
By putstories_

Kini Prilly nampak lebih bisa menerima keadaannya setelah kejadian bunuh diri itu. Disatu sisi ia masih teringat akan ucapan Ali terakhir itu. Ali mencintainya?. Prilly tidak percaya semua itu, bukannya Ali selalu mengatakan padanya kalau mencintai Prilly adalah haram untuk Ali, lalu bagaimana bisa Ali mencintainya dan mengungkapkannya malam itu padanya. Prilly masih bisa merasakan kecupan lembut Ali dipelipisnya, malam itu ia bisa merasakan kalau pelipisnya basah karna air mata Ali.

Kenapa Ali menangis?. Harusnya Ali merasa bahagia karena sudah membuat Prilly benar-benar menderita dengan kebutaannya. Menyakiti hati Prilly tiada hentinya hingga puncaknya kesabaran Prilly habis pada hari itu, rasa cintanya berubah menjadi kebencian yang teramat dalam dan semua ucapan Ali kala itu selalu menggerayang dihatinya, memunuhi lubang kesakitannya yang sulit ditutupi lagi dan terjadilah kejadian yang mengakibatkan dirinya buta.




Prilly merasa kosong saat ini, semuanya sudah berakhir. Ia tidak bisa melanjutkan obsesi gilanya untuk memiliki Ali, ia juga wanita biasa yang ingin hidup bahagia dan tentunya bukan hidup bersama Ali karena Prilly tidak pernah merasa bahagia bersama Ali selama 7 tahun itu. Dulu ia masih bisa menahannya karena selalu meyakini kalau Ali pasti bisa menerimanya pada kemudian hari dan mereka akan menjadi keluarga bahagia nantinya tapi nyatanya tidak. Bahkan sebelum kejadian ia jatuh ditangga itu, ia seakan ditampar dengan keras oleh ucapan Ali kalau ia tidaklah berguna untuk Ali, saat itulah ia sadar. Sadar akan siapa posisinya dihati Ali, ia mundur dan merasa lelah dengan semua ini. 7 tahun ia berjuang dan Ali tetap menganggapnya tidak berguna. Ucapan Ali itu membuatnya seakan sadar dan kembali kedalam jalan kenyataannya, kenyataan kalau ia selamanya tidak akan berguna untuk Ali. Lalu untuk apa semua ini dipertahankan?. Cukup sudah wanita tidak berguna dan penuh obsesi gila ini berjuang, ia ingin hidup selayaknya orang-orang, hidup bahagia tanpa ada kesakitan dan kepedihan yang menancapi hatinya.



Suara pintu terbuka membuat Prilly terperanjat, ia nampak was-was, tidak mau kalau yang datang adalah Ali. Entahlah mendengar suara Ali seakan menjadi petir yang mengelegar dihatinya. Ketakutan, kepedihan, kesakitan, sesak seakan merasuki jiwanya, suara Ali adalah suara yang paling mengerikan untuknya. Walaupun saat ini suara Ali begitu mendayu lembut padanya tetap saja ia takut, takut kalau Ali menyakitinya lagi. Menyakiti dengan ucapannya yang akan menambah luka dan lubang semakin banyak dihatinya.




"Prilly, kamu udah bangun" suara Randy membuat Prilly menghela nafas lega, ia tersenyum lalu wajahnya nampak mengadah mencari-cari Randy, semuanya masih nampak gelap untuk Prilly, sia-sia saja kepalanya mengadah mencari sosok Randy karena pada akhirnya yang ia temukan semuanya pasti gelap dan kosong.




"Randy, kamu dimana?" Prilly bertanya sambil menggerak-gerakkan tangannya mencari-cari Randy.




Randy tersenyum, ia berjalan kearah ranjang Prilly. Duduk disampingnya lalu mengambil tangan Prilly yang bergerak mencarinya.




"Aku disini" kata Randy lembut, ia mengelus puncak kepala Prilly dengan penuh kasih sayang dan iba.




Prilly tersenyum "Aku mencarimu, kamu dari mana saja? Kenapa ninggalin aku?" rajuk Prilly mengerucutkan bibirnya kesal.




Randy terkekeh geli, ia menghela nafas sejenak lalu tersenyum penuh arti.


"Tadi aku habis membicarakan tentang operasi matamu bersama Dokter, mereka bilang kamu bisa kembali melihat. Setelah diteliti ternyata kamu hanya perlu operasi memperbaiki saraf mata kamu yang terganggu. Operasinya akan dilaksanakan besok, pihak rumah sakit sudah mempersiapkan operasi maksimal untuk kamu, aku yakin kamu pasti akan sembuh" ucap Randy bahagia yang membuat senyum Prilly merekah.




"Bernarkah? Ya, Tuhan. Randy aku senang sekali" Prilly berhamburan kepelukan Randy, ia tersenyum bahagia. Ia akan kembali melihat dan Prilly sudah tidak sabar sekali.



Randy tersenyum lembut, ia mengelus rambut Prilly dengan penuh perasaan. Ia juga bahagia sekali, akhirnya Prilly akan bisa melihat lagi dan Prilly tidak akan murung lagi seperti biasanya.


"Aku bisa melihat lagi Ran, aku-- aku seneng banget" tidak terasa Prilly menangis haru, rasa bahagia akan bisa melihat lagi membuncah dihatinya. Itu tandanya ia akan bisa mengajar lagi, bertemu dengan murid-murid kesayangannya.




Randy melonggarkan sedikit pelukannya, ia menghapus jejak air mata dipipi Prilly.

"Aku juga bahagia sekali. Oh iya, tadi Jihan kesini tapi tadi kamu lagi tidur"



"Jihan? Dimana dia sekarang? Dengan siapa dia kesini? Aku kangen murid aku yang satu itu"



Randy tersenyum "Tadi aku mampir kesekolah, memberitahu pihak sekolah tentang kondisi kamu, terus aku ketemu Jihan, dia nampak cemas sama kamu terus dia mau ketemu kamu. Karena kamu masih tidur jadi Jihan bermain di taman rumah sakit sekarang" jelas Randy yang membuat Prilly mengangguk.


"Terus pihak sekolah bicara apa aja? Apa mereka keberatan karena aku terlalu lama tidak masuk"



"Pihak sekolah tidak keberatan sama sekali, mereka mengkhawatirkanmu. Mereka sudah tidak sabar menunggu guru baik hati ini kembali kesekolah untuk mengajar" Randy mengacak rambut Prilly sambil terkekeh membuat Prilly tersenyum.



"Ran" panggil Prilly, raut wajahnya terlihat serius.



"Ya?"


"Besok aku akan dioperasi dan kalau operasinya berhasil, aku akan kembali melihat. Sekarang kondisi aku sudah sangat baik hanya bagian mata aja, terus kalau aku udah bisa melihat lagi otomatis aku sudah diperbolehkan pulang, aku-- aku-- kamu mau bantuin aku?" kata Prilly serius.



Randy nampak menyerngit "Aku pasti akan bantuin kamu tapi bantuan apa?"



Prilly menghela nafas "Aku mau kamu carikan aku apartemen, aku tidak mau pulang sama Ali. Please bantuin aku"

Randy terjengkat terkejut, matanya membelalak. Bagaimana bisa?.


"Tapi Prill--"


"Ran, Please" sela Prilly memohon dengan raut wajah sungguh memohonnya.



Randy menghela nafas panjang, ia mengusap wajahnya gusar.

"Ya" jawab Randy akhirnya membuat senyum Prilly merekah, ia kembali berhamburan kepelukan Randy.


"Makasih Ran, kamu memang sahabat terbaik aku"


Randy tersenyum, ia mengangguk. Mungin Prilly butuh waktu untuk bisa kembali kerumah Ali. Ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi saat ini. Biarlah Ali memperjuangkan Prilly agar bisa kembali padanya, mungkin ini waktunya Ali berjuang untuk Prilly. Agar ia juga dapat merasakan kalau perjuangan itu sangatlah pahit.




*****

"Anak manis sedang apa disini?" Ali tersenyum pada Jihan yang sedang duduk dikursi taman dengan wajah ditekuk sedih.


Jihan mendongak medengar suara Ali, ia ikut tersenyum saat melihat Ali tersenyum padanya. Matanya meniliti Ali, seorang dokter tampan dengan senyum manis namun Jihan dapat melihat kalau dokter dihadapannya ini sedang menanggung beban, walaupun seperti itu wajah tampannya tidak hilang sama sekali. Seperti seorang pangeran berkuda putih didalam buku dongeng yang pernah ia baca bersama ibu gurunya.

"Panggil saja uncle" ucap Ali lalu duduk disamping Jihan.


Jihan mengangguk "Uncle, aku harus memanggil uncle dengan sebutan uncle dokter karena uncle adalah dokter ganteng" kata Jihan dengan senyum lucunya.


Ali tersenyum "Boleh juga, namamu siapa?" tanya Ali.


"Jihan, panggil aku Jihan" jawab Jihan.


"Jihan, aku akan memanggilmu Jihan cantik karena kamu cantik"



Jihan nampak tersipu mendengar ucapan Ali membuat Ali terkekeh geli melihatnya.



"Sedang apa kamu disini? Siapa yang sakit?" tanya Ali lembut.


Jihan nampak kembali murung "Ibu guru aku sakit, sudah hampir sebulan ibu guru tidak mengajar, sekarang aku mau ketemu ibu guru, tapi ibu gurunya sedang tidur. Aku kangen ibu guru"



Ali nampak mengangguk "Memangnya ibu guru kamu sakit apa? Kenapa lama sekali tidak sembuh?"

"Kata uncle ganteng sih ibu guru jatuh terus koma tapi sekarang udah siuman"



Kini kening Ali menyeringit mendengar ucapan Jihan.

"Boleh aku tau siapa nama ibu gurumu"


Jihan mengangguk " Prilly, ibu guru aku yang cantik dan baik hati"


Ali ternganga mendengar jawaban Jihan, jadi gadis kecil yang mungil disampingnya ini murid Prilly.


"Uncle aku harus kembali keruangan ibu guru, mungkin ibu guru sudah bangun. Sampai jumpa lagi uncle dokter"

Jihan berlalu dari Ali dengan tergesa. Sedangkan Ali menatap punggung Jihan yang mulai menjauh. Pasti Prilly guru yang sangat baik, lihat saja muridnya begitu menyayanginya. Ya, Tuhan bagaimana bisa Ali menyia-nyiakan wanita sebaik Prilly.

*****

"Tapi Ran, gue--"


"Li, ini keinginan Prilly. Mungkin dia sedang ingin waktu sendiri, gue yakin nanti juga dia bakal balik lagi kerumah sama lo, saat ini dia masih belum bisa serumah sama lo, gue rasa dia sedikit trauma dengan kejadian itu. Gue harap lo bisa mengerti" sela Randy.





Ali mengusap wajahnya dengan kasar, ia berkali-kali menghela nafas sesaknya. Prilly tidak mau tinggal serumah dengannya lagi, rasa rindunya tidak bisa dibendung lagi. Ali tidak bisa jauh dari Prilly, ia takut Prilly tidak akan bisa menerimanya kembali.



"Tapi dia masih istri gue Ran, kalau dia pisah rumah sama gue. Gue--gue takut dia gak bakal mau balik lagi, gue-- gue takut dia-- dia minta cerai pada akhirnya, gue gamau Ran" kata Ali serak dan parau, tersirat nada ketakutan yang teramat dalam. Begitu menyedihkan hati pendengarnya.




Randy menatap Ali iba, ia tau ini akan berat untuk Ali. Namun bagaimana lagi, ia tidak bisa memaksa Prilly. Mungkin memang kali ini Ali harus berjuang.




"Gue udah nyakitin dia terlalu jauh, dan sekarang mungkin dia nyerah sama gue, tapi sungguh gue gamau kehilangan dia" suara Ali tercekat dan sesak. Hatinya bergemuruh luka.



"Lo gak usah khawatir Li, lo hanya perlu perjuangin Prilly kalau lo gak mau kehilangan dia, gue yakin Prilly bakal balik lagi sama lo, karna gue rasa masih ada cinta Prilly untuk lo, mungkin saat ini cintanya sudah tertutupi oleh rasa menyerah merjuangin lo" kata Randy tulus.




Ali mengigit bibir bawahnya, hatinya kembali terluka, luka yang begitu menyakitkan hatinya, hingga tidak ada yang bisa mengobatinya selain cinta yang begitu tulus dari Prilly. Dan cinta tulus itu ia sia-siakan begitu saja dan kini penyesalan itu seakan meledak dihatinya menimbulkan rasa sakit yang teramat dalam.


"Besok Prilly akan dioperasi, dia juga minta sesuatu saat ia selesai operasi"


Ali menatap Randy dengan sendu "Apa?" tanyanya serak.


Randy menghela nafas panjang "Prilly, dia-- dia minta saat dia kembali membuka matanya, dia tidak mau lo ada hadapannya"



Hantaman keras mendarat didada Ali, begitu menohok hatinya. Sakit dan perih. Itu tandanya Prilly benar-benar membencinya. Matanya berkaca-kaca penuh luka, bibirnya bergetar. Rasa sakit seakan begitu menusuk-nusuk hatinya.


"Gue harap lo bisa mengerti, kalau gitu gue permisi keruangan Prilly"



Randy berlalu dari Ali. Meninggalkan Ali yang sedang meresapi rasa lukanya. Tangisnya pecah seketika, ia tidak bisa menerima kenyataan ini.


"Kamu tau sayang, rasanya sakit sekali. Aku tidak bisa membayangkan rasa sakit ini kamu alami setiap hari"



*****



Operasi Prilly berjalan dengan lancar, hanya perlu waktu 4 jam Dokter ahli mata terbaik menangani kasus dimata Prilly. Kini waktunya Prilly membuka perban dimatanya, melihat hasil operasinya.



Randy menatap Prilly tidak sabar, harapannya operasi ini benar-benar menghasilkan sesuatu yang terbaik. Sedangkan Ali benar-benar menghilang saat ini, tidak tau saat ini Ali berada dimana. Diruangan ini hanya ada beberapa dokter dan juga Randy yang sedang menunggu salah satu dokter itu membuka perban Prilly.




"Coba buka perlahan matanya, jangan terburu-buru. Perlahan saja" intruksi sang dokter saat perban berhasil dilepaskan.



Prilly menurut, perlahan matanya mulai terbuka. Sedikit demi sedikit dengan hati-hati, hingga ia menemukan kekaburan saat matanya sedikit terbuka.

"Kerjapkan mata anda" intruksi dokter lagi.



Mata Prilly mengerjap, kini matanya terbuka sempurna. Semuanya terang dan tidak ada lagi kegelapan yang ia rasakan.

"Randy" Prilly tersenyum kearah Randy dengan mata berbinar. Ia dapat melihat Randy dengan jelas.

Randy tersenyum "Prilly, kamu bisa lihat aku?" ia berjalan menghampiri Prilly.

"Aku-- aku bisa lihat lagi"

Prilly terharu, ia mengerjap-ngerjapkan matanya tidak percaya. Senyumnya tidak pernah hilang sama sekali, ia bahagia.


Dokter nampak tersenyum lega "Operasinya berhasil"


Semuanya nampak tersenyum lega. Prilly berhamburan kepelukan Randy, menumpahkan kebahagiaannya.



Sedangkan disisi lain Ali tengah berdiri mengintip pada kaca pintu yang sedikit terbuka. Ia menyeka air mata harunya, ia tersenyum dengan senyuman penuh arti. Gadisnya kembali tersenyum bahagia. Sedikit dihatinya terasa lega, namun masih ada yang kosong dihatinya. Senyuman itu diperuntukan untuk Randy bukan untuknya. Ia tersenyum pahit, dadanya terasa sesak dan perih. Tapi tidak masalah untuk Ali yang terpenting kini Prilly bisa kembali tersenyum, walaupun bukan karenanya tapi itu sudah membuatnya bahagia. Perjuangannya akan benar-benar dimulai, apapun akan ia lakukan agar bisa bersama Prilly kembali. Memiliki anak dan hidup bahagia, seperti mimpi yang pernah Prilly katakan.



"Aku begitu merindukanmu, sekarang aku tau bagaimana rasanya menahan rindu, sesakit ini"



*****


Finallyyy akhirnya bisa next chapter jugaaa hehe

I'm sososory aku update lola, karena aku susah banget bagi waktu antara menulis dan pribadi. Dan juga aku masih ada banyak kerjaan menulis di IG, bener-bener menguras otak haha

Menulis di IG masih bisa ditangani karena hanya sedikit waktu sedangkan kalau di wattpad harus benar-benar pake waktu yang banyak dan benar-benar menguras isi otak bgt wkwk

Tapi tidak usah khawatir aku akan selalu sempetin nulis di wattpad kok sampak cerita ini ending dan bikin cerita baru lagi hehe

Sampai chapter ini masih mau dilanjut? Mau gak? Kalau mau kasih vote+comentnya yaa hehe

With Love,


Continue Reading

You'll Also Like

256K 35K 24
Sederhana saja. Hanya tentang kehidupan tiga bersaudara putra Pak Bratadikara yang akan membuatmu harus memutuskan antara dua pilihan, yakni mengingi...
43.3K 4.7K 11
Bagaimana jadinya jika dua orang yang dulunya mencoba untuk saling membunuh kini justru dipertemukan dengan takdir yang sangat berbeda?
103K 9.9K 22
[Update: Senin-Selasa] "I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian...
178K 19.5K 23
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...