Chapter 1

305K 10.1K 227
                                    

Senandung kecil beserta aroma masakan begitu memenuhi area dapur disertai dengan siulan burung-burung di pagi hari yang berterbangan didepan jendela dapur. Prilly nampak antusias dan begitu semangat menyelesaikan masakannya, senyumnya tidak pernah luntur. Mencoba mencicipi nasi goreng iganya, ia mengunyahnya sambil menilai-nilai apa yang kurang.



"Pas!" katanya saat tidak ada yang kurang dari masakannya. Segera ia mematikan kompor lalu mengambil piring dan menyajikan nasi goreng iga yang sudah matang pada 2 piring. Untuknya dan untuk suaminya, Ali.




Dengan senyum merekah, ia berjalan kemeja makan. Menyiapkan semua yang belum tersaji di atas meja makan setelah selesai ia segera membuka celemek yang masih melekat ditubuhnya. Disekanya keringat yang bermunculan di dahinya sambil tersenyum, menghembuskan nafas leganya sejenak lalu ia beralih untuk memanggil Ali yang belum juga keluar dari kamarnya.




Prilly menghela nafas panjang lalu dihembuskannya secara perlahan saat sudah berada didepan kamar Ali, tatapannya beralih pada pintu kamar disebalah Ali. Ia tersenyum getir, Bahkan sampai sekarang ia masih pisah kamar dari Ali, pernikahannya sudah menginjak tahun ke 7 namun Ali sama sekali belum membuka hati untuknya. Kembali berali menatap pintu kamar Ali lalu perlahan mengetuknya.




"Kakak?" Prilly memanggil Ali dari luar, ia mengigit bibir bawahnya saat tidak ada respon dari dalam. Apa Ali masih tidur?.





"Kakak bangun, sarapan sudah siap"

Prilly kembali mengetuk pintu kamar Ali kali ini lebih kencang.



KLEK!


Pintu kamar Ali tidak lama terbuka, ia tersenyum menatap Ali yang sudah rapi dengan pakaian Dokternya. Begitu tampan dan mempesona saat jas putih itu membalut tubuh atletis dan tegap dari Ali.


"Selamat pagi Kak" sapa Prilly lembut dan begitu manis dengan mata berbinar.

Tanpa berniat menyapa Prilly kembali dan enggan menatapnya, Ali berlalu dari hadapan Prilly dengan dingin.




Tubuh Prilly berputar saat Ali berlalu dari hadapannya, ia menghela nafas panjang melihat punggung Ali yang sudah menjauh dan turun dari tangga menuju lantai bawah. Ia mengekori Ali dari belakang. Setiap pagi selalu seperti ini.





"Kakak sarapan dulu, aku udah buatin nasi goreng iga kesukaan kakak"




Ali menoleh sejenak kearah meja makan, aroma nasi goreng iga menggerayang di indra penciumannya. Menoleh ke arah Prilly dengan datar dan dingin lalu kembali berjalan berlalu dari meja makan.



Sontak Prilly mengejar Ali. Ia ingin sekali masakannya dicicipi oleh Ali sekali saja, selama 7 tahun menikah Ali tidak pernah mencicipi semua masakan yang selalu ia buatkan untuk Ali.




"Kakak jangan pergi dulu, Kakak perlu sarapan" Prilly menahan lengan Ali membuat langkah Ali terhenti seketika. Ia menghembuskan nafasnya dengan kasar, tersirat kekesalan dari raut wajahnya.




"Kak?"



"Apaan sih! Gue gak laper" kata Ali ketus, ia menatap Prilly dengan tajam yang sontak membuat lengannya yang sedang menahan lengan Ali terlepas seketika. Ia menunduk takut.





"Tapi aku udah buatin kakak nasi goreng iga, sekali aja cobain masakan aku Kak" Prilly mendongak menatap Ali dengan mata berkaca-kaca sedangkan Ali menatapnya datar.





"Gue gak ada waktu buat nyicipin masakan lo! Lagian gue gak nyuruh lo buatin itu untuk gue! Gue udah bilang kalau gue gak bakal sudi buat nyicipin masakan lo!" ucap Ali penuh penekanan dan geram disetiap intonasi ucapannya.





CRY WEDDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang