Mystical Savior

By Arisk_

43.5K 3.1K 269

Ren Katsuo telah ditakdirkan menjadi Pemimpin Pasukan Mistis «Savior» untuk mengalahkan monster yang pernah m... More

Prologue
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 17.2
Chapter 17.3
Chapter 17.4
Chapter 17.5
Chapter 18
Chapter 18.2
Chapter 18.3
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 20.2
Chapter 20.3
Chapter 20.4

Chapter 8

1.2K 128 9
By Arisk_

Tiga puluh menit kemudian, Mizuo akhirnya sampai di tempat kejadian. Dia melihat Hana yang sudah tergeletak lemas.

"Hana-sama! Kau baik-baik saja?!" ucap gadis berambut blonde itu.

"Iya aku baik-baik saja."

Begitu terkejutnya Mizuo ketika melihat bagian selatan serikat Atherium telah luluh lantah. Dia juga belum tahu bahwa naga emas suci berhasil dikalahkan. Sangat sulit Hana untuk mengatakannya, tanggung jawab menjadi seorang penyihir memang tidak mudah. Penuh tanggung jawab yang besar untuk melaksanakannya.

"Apa yang sebenarnya terjadi disini?" Tanya Mizuo.

"Serikat Atherium.."

"Mizuo.. sebaiknya hentikan pertanyaanmu sekarang. Hana masih lemah," ucap Hasekura.

"Tidak apa-apa, Hasekura. Aku akan mengatakannya," potong Hana.

Hana dengan perlahan menceritakan kejadian yang menimpa dirinya dan bagian selatan Atherium itu. Mulai dari Great Shamian Wolf sampai dari Penyihir Kegelapan bertopeng, Goro Daiki.

Selang Mizuo mendengar cerita itu, terasa mustahil baginya. Hana adalah penyihir yang cukup kuat. Tapi dia juga belum pernah melihat betapa lebih kuatnya Goro.

Mizuo masih menatap Hana dengan tatapan tidak percaya. Apalagi Hana terlihat tak membawa tongkat itu.

"Dimana tongkatmu?" Tanya Mizuo.

"Tongkatku telah diambil olehnya."

"Jadi penyihir kegelapan itu.." gumam Mizuo.

"Sekarang bagaimana dengan nasib Atherium?" Tanya Hasekura.

"Karena itulah.. Dunia Naria membutuhkan kalian semua. Aku akan mengurus semuanya.
Sekarang kalian boleh pulang.." ucap Hana.

Hana menyuruh Hasekura dan Akari untuk pulang. Tapi mereka tidak mau meninggalkan Hana karena kondisinya yang masih lemah. Hasekura merubah posisi duduknya dengan mengangkat kaki kirinya dan kedua tangannya melingkar ke lututnya.

Dengan berhubung di bumi [dunia manusia] kini sudah mulai larut tengah malam, mereka memutuskan untuk kembali ke dunia manusia.

"Baiklah. Hasekura-chan, ayo kita pulang.."

"Uhm.. baik.." Hasekura mulai berdiri dari kursi kayunya.

"Mizuo antarkan kami pulang.." seru Akari.

Akari meminta untuk Mizuo mengantarkannya. Tapi mereka harus pulang sendiri karena mereka adalah sudah bagian dari dunia Naria. Mereka harus menemukan dimana jalan untuk pulang.

Hana hanya memberikan satu bocoran saja. Percaya dengan sihir.

Mereka hanya mengangguk kepala. Dengan perlahan mereka mulai meninggalkan Hana dan Mizuo.

Mereka berjalan dan terus mengelilingi sekitar selatan Atherium yang sudah cukup hancur itu. Yang mereka lihat hanya ada pepohonan tinggi dan beberapa gubuk yang masih selamat.

Selama dua puluh menit mereka mencari, mereka bersandar dibawah pohon yang rindang itu karena kelelahan.

"Hey Hasekura. Kita sangat kewalahan untuk mencari jalan keluarnya. Menyebalkan."

"Iya. Aku juga kelelahan sekali.. Padahal disini juga sudah larut malam."

Hasekura mulai mengingat perkataan Hana.

Harus percaya sihir. Itu adalah kunci utama untuk keluar dan pulang dari dunia Naria.

Hasekura berdiri dan menghadap pohon itu. Dia memejamkan matanya sejenak dan berkata "Aku percaya sihir."

Tangannya mulai meraih batang itu dan alangkah anehnya. Kedua tangannya menembus pohon itu lalu dia membuka matanya sejenak.

Dia sudah berada di depan bangunan tua angker seperti yang dilakukan saat siang tadi [dunia manusia].

"Wow.. aku kembali.."

Hasekura mencoba membuka pintu itu lalu masuk kembali di dunia Naria. Akari masih menunggu.

"Diaa.. menghilang!"

"Akari-san! Aku sudah menemukan jawabannya!"

"Apa?! Jadi kau tadi tembus ke dalam pohon itu!"

"Coba kau pejamkan kedua matamu ke gubuk itu."

Akari melihat gubuk di depannya yang letaknya tidak jauh dari dirinya. Dia berjalan menghampiri gubuk itu.

Dia mencoba melakukan sesuai intruksi dari Hasekura. Dia begitu percaya dengan Hasekura karena hal yang dilakukannya tadi benar-benar berhasil.

"Lalu.."

Hasekura menyuruh Akari untuk mencoba memahami isi dunia Naria. Sesuaikan dirinya terhadap dunia Naria. Dan yang lebih penting lagi..

Percaya..

Percayalah dengan sihir..

"Baiklah aku percaya dengan sihir!
Terima kasih, Hasekura-chan!"

Hal yang dilakukan oleh Akari sama halnya dengan Hasekura. Hanya saja Akari beda tempat atau lokasi dengan Hasekura.

"Jadi.. sudah pulang ya?
Sama-sama!"

Hasekura juga melakukan hal yang sama.

Sudah sampai di depan banguan angker itu, dia melihat Ren yang masih belum pulang, tampaknya dia sedang menunggu sesuatu. Hasekura pun lalu menghampiri Ren.

"Ren-san! Kenapa kau tidak pulang?" Sapa Hasekura.

"Aku hanya menunggumu.."

"Menunggu..ku?"

Ren menatap Hasekura dengan tatapan tajam dan berkata..

"Sekarang ayo kita pulang!" Dia menghela nafas panjang.

"I-iyaa.. maaf telah membuatmu lama menunggu."

****

Waktu sudah pagi, sekitar pukul tujuh lebih dua belas menit. Ren mendengar suara ponselnya berdering keras.

Saat di terbangun, dia melihat siapa yang menghubungi pagi-pagi sekali menurutnya. Ternyata suara deringan itu hanya alarm yang ada di ponselnya. Alarm itu sudah hampir sepuluh kali bunyinya.

"Apa aku seperti itu?" Dia bergumam tidak percaya.

Kesiangan lagi, itu yang biasa dilakukan oleh Ren. Namun tidur kesiangan sudah hal yang biasa untuk Ren. Terkadang dia malah pernah bangun sampai jam sepuluh pagi.

Dia beranjak dari kasur dan mencari sesuatu untuk dimakannya. Perutnya sudah keroncongan karena lapar. Dia segera menuju ke lantai bawah untuk ke dapur.

Sampai di dapur, dia membuka kulkas.

"Hmm... telur dan sosis."

Dia mengambil sosis siap jadi itu lalu membuka kemasannya. Lagi-lagi dia memakan makanan yang sangat membosankan.

Dia melihat sejenak dalam kemasan itu dan tertulis..

Selamat! Anda telah mendapatkan satu unit mobil dari produk SoNak!
Tukarkan kemasan ini di toko terdekat!

"Hadiah mobil.. hmm.. buang saja. Aku hanya ingin diskon besar-besaran di mall."

Dia membuang kemasan itu ke dalam tong sampah di sebelah kulkasnya itu. Setelah dia makan sosis, dia segera bergegas mandi seperti biasanya.

Tidak ada rencana apa-apa untuk hari ini. Dia akan bekerja seperti biasa.

Setelah berdandan rapi seperti mau pergi ke acara pesta pernikahan, rambut acak-acakan dengan muka kusut tanpa semangat.

Dia segera pergi bekerja.

Di tengah perjalanan sendiri, dia selalu memikirkan kata-kata dari Hana. Yang ditakdirkan untuk menjadi Pasukan Mistis.

Namun, hal itu sulit juga untuk dipercaya. Jika ada dunia lain seperti dunia Naria. Rasanya seperti mimpi memang, dia terus memikirkan hal itu dengan memegang dagunya.

"Apa benar aku akan menjadi Pasukan Mistis?"

Tapi dia saat ini tidak ingin bekerja, melainkan dia berbelok ke salah satu Mall untuk pergi berbelanja pakaian.

Banyak toko yang berjajar disana. Dia hanya bingung melihat pakaian mana yang akan dibelinya, bukan masalah penampilan ataupun kualitas pakaian--tapi dia hanya mencari harga diskon yang paling tinggi.

Diskon 12%, 15% bahkan sampai 25% tidak membuatnya tertarik. Dia ingin melihat diskon hingga mencapai 99,9%

"Kenapa harga di jaman sekarang mahal ya? Coba saja kalau gratis."

Dia begitu bosan melihat tidak ada diskon yang cukup heboh. Dia berjalan terus sambil melihat orang-orang yang berteriak lantang untuk menawarkan barang dagangannya.

Tanpa sengaja dia melihat sosok wanita sedang membeli sebuah kaset DVD yang cukup mirip dengan Hana. Ren lalu memegang kedua pundaknya lalu memanggil Hana dengan keras.

"Hana! Bagaimana kau bisa ada disini!"

Wanita itu mendorong Ren kebelakang. Bahkan wanita itu tidak mengenal siapa Hana. Dia menatap Ren aneh.

"Siapa kau?! Aku tidak mengenalmu!
Pergi sana!" Bentak wanita yang mirip Hana itu.

"Jadi.. kau bukan Hana ya?"

"Hana darimana! Aku tidak mengenalmu bodoh!"

"Maafkan aku.."

Ren itu menatap wanita itu aneh, dari fisik dan wajahnya sudah benar-benar mirip dengan Hana. Ayolah, ini hanya pikirannya saja. Dia masih terbayang akan kejadian kemarin.

"Kenapa kau melihatku seperti itu! Pergi!"

Bentakkan dari wanita itu membuat Ren tersadar sedikit. Ren berjalan meninggalkan wanita itu, dia kembali meratapi kebosanannya. Entah kenapa dia tak ingin bekerja hari ini.

"Bahkan tidak ada satupun diskon disini.
Ohya.. aku harus menghubungi Hasekura," gumam Ren.

Dia mencoba mengambil ponselnya di saku celananya, tapi alangkah sialnya--ponsel yang sudah ada di genggamannya langsung direbut oleh anak kecil. Bahkan Ren pun juga tidak mengenali bocah tersebut.

"Ponselku.. kembalikan bocah! arghhh!" Teriak Ren dengan mengacak-acak rambut pendeknya. Kenapa kesialan ini harus terjadi padanya.

Continue Reading

You'll Also Like

2.9M 185K 46
[Part lengkap] Blur : Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang...
68.7K 7.2K 15
Bagaimana jika seorang gadis pekerja keras meninggal saat ia tertidur, hal itu terjadi karena kebakaran di rumahnya akibat kosleting listrik dan buka...
977K 105K 62
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟒) ⚠ (PART KE ACAK!) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀ...
100K 3.2K 52
Bagaimana rasanya menikah dengan iblis? Kenyataan itu benar benar gila DEVIL Denial Villen adalah nama siluman yang menjadi pengantar dongeng anak-an...