CRY WEDDING

By putstories_

7.8M 288K 12.2K

Kadang hati tidak sejalan dengan logika. Kadang Cinta membuat seseorang akan melakukan apapun demi cintanya w... More

Prolog
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
INFO!
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
INFO (2)
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
I MISS YOU.
Chapter 35
KLARIFIKASI
PENJIPLAKAN CERITA CRY WEDDING OLEH @CHANYEOL_ARE_ROSE
CHAPTER 36
Chapter 37
Chapter 38

Chapter 1

305K 10.1K 227
By putstories_

Senandung kecil beserta aroma masakan begitu memenuhi area dapur disertai dengan siulan burung-burung di pagi hari yang berterbangan didepan jendela dapur. Prilly nampak antusias dan begitu semangat menyelesaikan masakannya, senyumnya tidak pernah luntur. Mencoba mencicipi nasi goreng iganya, ia mengunyahnya sambil menilai-nilai apa yang kurang.



"Pas!" katanya saat tidak ada yang kurang dari masakannya. Segera ia mematikan kompor lalu mengambil piring dan menyajikan nasi goreng iga yang sudah matang pada 2 piring. Untuknya dan untuk suaminya, Ali.




Dengan senyum merekah, ia berjalan kemeja makan. Menyiapkan semua yang belum tersaji di atas meja makan setelah selesai ia segera membuka celemek yang masih melekat ditubuhnya. Disekanya keringat yang bermunculan di dahinya sambil tersenyum, menghembuskan nafas leganya sejenak lalu ia beralih untuk memanggil Ali yang belum juga keluar dari kamarnya.




Prilly menghela nafas panjang lalu dihembuskannya secara perlahan saat sudah berada didepan kamar Ali, tatapannya beralih pada pintu kamar disebalah Ali. Ia tersenyum getir, Bahkan sampai sekarang ia masih pisah kamar dari Ali, pernikahannya sudah menginjak tahun ke 7 namun Ali sama sekali belum membuka hati untuknya. Kembali berali menatap pintu kamar Ali lalu perlahan mengetuknya.




"Kakak?" Prilly memanggil Ali dari luar, ia mengigit bibir bawahnya saat tidak ada respon dari dalam. Apa Ali masih tidur?.





"Kakak bangun, sarapan sudah siap"

Prilly kembali mengetuk pintu kamar Ali kali ini lebih kencang.



KLEK!


Pintu kamar Ali tidak lama terbuka, ia tersenyum menatap Ali yang sudah rapi dengan pakaian Dokternya. Begitu tampan dan mempesona saat jas putih itu membalut tubuh atletis dan tegap dari Ali.


"Selamat pagi Kak" sapa Prilly lembut dan begitu manis dengan mata berbinar.

Tanpa berniat menyapa Prilly kembali dan enggan menatapnya, Ali berlalu dari hadapan Prilly dengan dingin.




Tubuh Prilly berputar saat Ali berlalu dari hadapannya, ia menghela nafas panjang melihat punggung Ali yang sudah menjauh dan turun dari tangga menuju lantai bawah. Ia mengekori Ali dari belakang. Setiap pagi selalu seperti ini.





"Kakak sarapan dulu, aku udah buatin nasi goreng iga kesukaan kakak"




Ali menoleh sejenak kearah meja makan, aroma nasi goreng iga menggerayang di indra penciumannya. Menoleh ke arah Prilly dengan datar dan dingin lalu kembali berjalan berlalu dari meja makan.



Sontak Prilly mengejar Ali. Ia ingin sekali masakannya dicicipi oleh Ali sekali saja, selama 7 tahun menikah Ali tidak pernah mencicipi semua masakan yang selalu ia buatkan untuk Ali.




"Kakak jangan pergi dulu, Kakak perlu sarapan" Prilly menahan lengan Ali membuat langkah Ali terhenti seketika. Ia menghembuskan nafasnya dengan kasar, tersirat kekesalan dari raut wajahnya.




"Kak?"



"Apaan sih! Gue gak laper" kata Ali ketus, ia menatap Prilly dengan tajam yang sontak membuat lengannya yang sedang menahan lengan Ali terlepas seketika. Ia menunduk takut.





"Tapi aku udah buatin kakak nasi goreng iga, sekali aja cobain masakan aku Kak" Prilly mendongak menatap Ali dengan mata berkaca-kaca sedangkan Ali menatapnya datar.





"Gue gak ada waktu buat nyicipin masakan lo! Lagian gue gak nyuruh lo buatin itu untuk gue! Gue udah bilang kalau gue gak bakal sudi buat nyicipin masakan lo!" ucap Ali penuh penekanan dan geram disetiap intonasi ucapannya.





Prilly kembali menunduk, menahan air matanya yang akan mengalir, tanpa dipinta air mata itu mengalir begitu saja saat rasa sesak mulai menyebar ke ulu hatinya. Begitu perih dan menohok hingga berdenyut perih.





"Kak--"





Ali tidak mau berdebat panjang dengan Prilly, ia kembali berjalan meninggalkan Prilly masuk kedalam mobilnya lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.






Prilly tersentak, ia mengadah sambil menyeka air matanya, menghirup udara sebanyak-banyaknya berharap rasa sesak itu hilang. Ia berjalan ke arah meja makan, menatap getir 2 piring nasi goreng iga yang sudah tersaji diatas meja makan lengkap dengan krupuk udang.



"Sampai kapan kakak seperti ini terus kak?" air matanya kembali mengalir, ia terduduk di atas kursi meja makan. Memakan nasi goreng iga dalam tangisnya.


*****



"Ibu punya buah apel 5 lalu ibu berikan pada Riki 3 buah, berapa sisa buah apel ibu sekarang?"


"2 buah ibu guru"

"Yeay benar, Jihan pintar" Prilly bertepuk tangan kecil sambil tersenyum. Ia berjalan ke arah Jihan lalu memberikan permen lolipop pada Jihan.


"Sesuai janji ibu, kalau ada yang bisa jawab akan ibu kasih permen lolipop"



"Ibu guru, Keke juga mau lolipop. Jihan terlalu sering mendapatkan permen lolipop, Keke belum pernah" bibir Keke mengerucut membuat Prilly tersenyum gemas melihatnya, ia mengelus puncak kepala Keke yang duduk didepan Jihan dengan lembut.



"Kalau Keke mau permen lolipop Keke harus bisa menjawab pertanyaan ibu guru"




"Izal juga mau ibu guru"


"Kiki juga mau"


"Rosa juga mau ibu guru, mau 2"




"Huuuuuuuuuu"


Seruan semua murid TK didalam kelas membuat Prilly menggeleng sambil tersenyum.



"Sudah-sudah jangan berisik, ibu guru masih banyak stok permen lolipop jadi kalian semua pasti akan kebagiaan, asal--"

Prilly berjalan kedepan kelas, ia menyebar senyum manisnya pada murid-muridnya yang begitu dia sayangi.



"Asal apa ibu guru?" tanya Resa penasaran.




"Asal kalian harus menjawab pertanyaan ibu guru, baiklah kita kuis lagi"


"Yah kuis lagi" keluh semua murid yang membuat Prilly menggeleng.



"Hai-- ibu guru tidak pernah mengajarkan kalian untuk mengeluh, harus semangat dong katanya mau permen lolipop, ibu janji bagi yang bisa menjawab pertanyaan ibu akan ibu beri 3 permen lolipop sekaligus" hibur Prilly yang sontak membuat mata mereka semua berbinar dan kembali duduk penuh semangat menyimak pertanyaan Prilly.




Aksi mengajar itu larut begitu saja, gelak tawa Prilly tidak bisa tertahankan saat melihat murid kesayangannya begitu antusias menjawab pertanyaannya. Hingga bel pulang berbunyi dan akhirnya Prilly menyuruh murid-muridnya berkemas untuk pulang.



"Ibu guru apa Uncle ganteng itu akan menjemput ibu guru lagi?" pertanyaan Jihan membuat Prilly yang sedang mengemas bukunya kedalam tas seketika menoleh sambil tersenyum padanya.


"Memangnya kenapa? Jihan kangen sama uncle Randy?" tanya Prilly lembut yang dibalas anggukan antusias dari Jihan.



"Hmmm, uncle--"


"Permisi ada ibu guru Prilly disini" suara berat dan lembut membuat Jihan dan Prilly menoleh kearah pintu.



"Uncle Randy" sorak Jihan yang membuat Randy tersenyum sedangkan Prilly menggeleng sambil tersenyum melihat tingkah menggemaskan dari Jihan, ia kembali memasukkan buku kedalam tasnya.



"Hai gadis kecil yang cantik, kenapa belum pulang?" tanya Randy saat berada dihadapan Jihan sambil mengelus puncak kepalanya.

"Bunda belum datang uncle jadi aku disini sama ibu guru" jelas Jihan yang membuat Randy mengangguk sambil tersenyum.




"Ibu guru kenapa tidak menyapaku? Aku sudah ada disini? Mau pulang tidak hmm sombong sekali" ucap Randy yang membuat Prilly terkekeh sambil menggeleng.



"Apaan sih Ran"



"Ibu guru dan uncle pacaran ya?" pertanyaan Jihan yang tiba-tiba membuat Prilly terbatuk sedangkan Randy menjadi salah tingkah.


Prilly tersenyum lalu mengelus puncak kepala Jihan.

"Uncle itu hanya sahabat ibu guru sayang, ibu guru sudah menikah jadi tidak mungkin kita berpacaran" jelas Prilly lembut.


"Sekarang kita pulang, bunda Jihan pasti sudah menunggu diluar" Randy menggendong Jihan lalu mereka berjalan keluar kelas. Sesekali gelak tawa terdengar saat Jihan menceritakan keusialan ayahnya terhadap bundanya dan juga kasih sayang ayahnya terhadap bundanya.

Sesaat Prilly larut dalam cerita Jihan, ia tersenyum getir di dalam hati. Apa ia bersama Ali bisa menjadi keluarga harmonis seperti keluarga Jihan?.


*****

"Ran apa aku tidak merepotkanmu? Kamu selalu menjemputku saat aku sudah selesai mengajar, apa pekerjaanmu tidak terganggu?" tanya Prilly saat mereka sudah berada didalam mobil Randy.




Randy melirik sekilas ke arah Prilly lalu tersenyum.


"Untuk sahabat aku kenapa harus merepotkan. Lagian pekerjaanku tidak banyak, cuma mengawasi bawahanku lalu meeting selebihnya aku bebas bisa melakukan apa saja" jelas Randy yang membuat Prilly tersenyum.



"Makasih ya Ran"



"Apaan sih pake makasih segala, aku udah gak bisa menghitung berapa kali kamu berterima kasih sama aku, sudahlah Prill telingaku masih normal dan ingatanku masih kuat kok" kata Randy dengan tawa kecilnya membuat Prilly ikut tertawa.



"Prill?"



"Hmmm"



"Gimana hubunganmu sama Ali? Apa masih sama?" pertanyaan Randy sontak membuat Prilly tersenyum luka.

Randy menghela nafas, dari gelagat Prilly, Randy sudah tau apa arti senyuman itu.



"Sampai kapan Prill?"



"Sampai kapan apanya Ran? Semuanya baik-baik saja, aku bahagia bersama Ali, aku yakin Ali juga bahagia bersamaku" ucapan Prilly berbalik pada kenyataannya. Hanya ia saja yang bahagia namun Ali nampaknya tidak.




Randy menghela nafas panjang, sebagai sahabatnya tentu Randy menginginkan Prilly bahagia dalam nyata bukan bahagia yang dibuat-buat. Prilly selalu mengatakan ia bahagia bersama Ali tapi nyatanya tidak. Ali selalu membuatnya menangis dan sedih, jelas itu selalu terlihat karna Randy selalu melihat mata Prilly sembab dan bengkak saat pagi ia mengekori Prilly ke taman kanak-kanak. Nampaknya cinta sudah membuat Prilly jatuh kedalam jurang yang dalam dan begitu menyakitkan.


"Aku harap seperti itu"

"Aku bahagia Ran, percayalah"


"Iya, aku percaya Prilly" ucap Randy sambil tersenyum membuat Prilly ikut tersenyum lega.



Sakit itu biar dia yang menanggung, Prilly yakin Ali akan mencintainya. Entah kapan, Prilly begitu menantikan saat itu. Saat dimana Ali kembali mencintainya, seperti cintanya yang tidak pernah pudar untuk Ali. Semua hanya perlu proses, ia akan berjuang.




*****

Akhirnyaaa Chapter awal bisa di publish, semoga suka bagi pecinta baper hehe
Jangan lupa vote+comentnya yaa buat penyemangat hihi

With love,


Continue Reading

You'll Also Like

PENGASUH By venta

Fanfiction

73.5K 8.5K 58
Pusat organisasi pembunuh bayaran telah terbongkar dan menjadi buron oleh negara. Salah satu cabang dari organisasi ini, memilih untuk membanting set...
254K 34.8K 24
Sederhana saja. Hanya tentang kehidupan tiga bersaudara putra Pak Bratadikara yang akan membuatmu harus memutuskan antara dua pilihan, yakni mengingi...
44K 7.6K 17
Lisa dan Jennie adalah pasangan yang sudah satu tahun menikah, dan memiliki anak di usia Lisa yang tergolong masih cukup muda. Lisa masih berumur del...
528K 25.3K 35
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...