Bad Romance

By Fallslikesnow

11M 393K 27.6K

[PART MASIH LENGKAP] [TELAH TERSEDIA DI TOKO BUKU] Nathaniel Adriano wirasetya adalah seorang cowok yang hobi... More

WAJIB DIBACA
Prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
21. Epilog
22. PENJELASAN KENAPA PART 23-EPILOG ENGGAK ADA.
[Bad romance next generation]
Pengumuman
ANNOUNCEMENT.
Announcement
C o v e r.
Apa coba tebak:)
-Info-
Bandung, ayo ketemu!
GIVEAWAY ALBUM EXO
GIVE AWAY NOVEL BAD ROMANCE
Pemenang give away!💖
[Part Kosong]
[Part Kosong]
[Part Kosong]
[Part Kosong]
[Part Kosong]
[Part Kosong]
[Part Kosong]
[Part Kosong]
[Part Kosong]
[Part Kosong]
[Part Kosong]
[Part Kosong]
[Part Kosong]
[Part Kosong]
[Part Kosong]
[Part Kosong]
[Part kosong]
Udah di republish ya geng
😱‼️Baca Wattpad Dibayar 100.000‼️😱

20

170K 9.4K 284
By Fallslikesnow

"Maaf, Ken. Tapi gue enggak bisa."

"I don't wanna mess it up," bisik gadis itu.

"But why, Kat? Everything seems so perfect. You and I, we're perfect."

Katya tersenyum pilu. Mereka tidak pernah sempurna, mereka tidak akan pernah.

Satu satunya alasan, karena nama Kenzo tidak pernah terukir dengan sempurna dalam hati Katya. Tidak bahkan setelah mereka menghabiskan nyaris satu tahun bersama.

Ini sudah kesekian kalinya Kenzo menyatakan rasa cinta, mengharap lebih dari sekadar hubungan tidak jelas seperti ini. Katya memang sudah jatuh cinta kepadanya, Kenzo tahu, tapi Katya lebih cinta pada masa lalunya yang tak kunjung kembali.

Ralat, masa lalunya yang entah akan kembali atau tidak.

Katya sudah lama menyerah, tentu saja. Ini adalah tahun ketiga tanpa kabar dari Nathan, dan dia sudah muak dengan segala yang berbau Nathan.

Dia pindah rumah, tinggal mandiri di sebuah apartmen kenamaan di Jakarta, hidup di antara hiruk-pikuk macetnya ibu kota.

Gadis itu nyaris lupa rasanya tinggal di tempat seperti rumahnya dulu yang telah dijual oleh kedua orangtuanya. Dan, Katya setuju itu.

Tempat-tempat di sana mengingatkannya akan banyak hal, termasuk Agatha dan rasa kehilangannya. Serta, tentang Nathan. Berada di sana hanya akan membuat rindunya menggila, dan dia tidak ingin itu. Dia ingin terlepas dari belenggu yang dinamakan cinta, rindu, dan rasa.

Dan mungkin, itu yang menyebabkan hubungannya dengan Kenzo gagal kali ini. Dia tidak ingin, lebih tepatnya tidak mampu terikat lagi.

Tidak, tidak oleh orang lain selain Nathan. Karena meski berusaha sekeras apa pun, hati kecilnya masih mengikat erat kepada Nathan. Karena meski dia menolak perasaan itu, Katya masih ingin Nathan kembali.

Katya masih ingin Nathan di sini.

Ah, Katya pikir, setelah berkali-kali dihadapkan dengan kenyataan yang tidak sesuai keinginan, dia akan jadi realistis. Tapi tidak, dia masih Katya yang dulu. Katya yang naif, Katya yang percaya pada hal-hal yang hanya ada dalam buku dongeng.

Katya bak putri di dalam menara. Terjebak, terbelenggu dalam dirinya sendiri, menunggu sang pangeran berkuda putih datang menyelamatkannya.

"I ... I'm so sorry ,Ken. But we can't be together," ujarnya nanar. Ditatapnya wajah Kenzo yang pucat dan lelah. Pemuda itu memalingkan wajah, lalu berujar dengan marah.

"Ini gara gara mantan kamu itu, iya kan?"

"Kenzo, this has nothing to do with him."

Katya tidak menyalahkan Kenzo untuk marah. Dia juga akan menjadi seperti Kenzo jika seperti ini kejadiannya. Kenzo terlalu baik, terlalu sabar untuk berada di sampingnya selama setahun ini, berusaha membuka hatinya yang tersegel rapat.

Katya tidak bisa egois dengan menahan Kenzo di sini meski dia akui dia merasa nyaman berada di dekat pemuda itu. Tapi pemuda itu pantas bahagia, dan bahagianya bukan dengan Katya.

"Oh, tentu aja ini ada hubungannya sama mantan kamu. Semua ini tentang mantan kamu, Kat."

"Ken -"

"Astaga, Katya. Stop being so naïve. He ain't gonna come back for you!" ujarnya.

Katya diam, tertunduk di tempatnya berdiri.

"Dia enggak akan ada lagi buat kamu, Kat. Cuma ada aku. Aku yang bakal ada di sini, bukan dia. Bukan Nathan."

Katya tahu. Katya tahu Kenzo baik. Katya tahu Kenzo akan ada di sini sampai akhir. Tapi dia tetap tidak bisa. Sebut Katya bodoh, toh selama ini dia memang selalu jadi seorang gadis bodoh.

"I need you to leave, Ken."

Mata pemuda di hadapannya membelalak. "Wait, what?"

Gue minta maaf, Ken."

Kenzo menatapnya tak percaya. "Lo ... apa?"

"Gue minta maaf, dan gue rasa kita enggak bisa lanjutin ini lagi. You don't blong to me." Katya berujar dengan lirih. Kenzo terdiam terpaku, sebelum akhirnya mengambil langkah pertama keluar apartmen Katya.

Ini bukan pertama kalinya. Sebelumnya, entah berapa pemuda yang harus Katya patahkan hatinya karena dia tidak sanggup melupakan Nathan yang entah berada di mana.

Gadis itu tak tahan. Maka, tanpa ambil pusing, dia mengambil tasnya, mengunci apartmentnya, dan berlari menuju basement, mengemudi.

Tak tanggung-tanggung, gadis itu memilih Bandung sebagai tujuannya. Sudah lama dia tidak berziarah ke makam Agatha. Dan kali ini, dia tidak lagi punya pelarian selain abangnya itu.

Gadis itu memacu kendaraannya secepat yang dia bisa, nyaris tidak perduli lagi bahwa dia harus kuliah besok.

****

Dia berjalan di antara rerumputan basah oleh embun, serta bunga-bungaan yang berserakan di sana.

Mendaki bukit kecil, dia lantas berhenti di bawah sebatang pohon kamboja, menatap sendu pada batu nisan berukir nama abangnya.

"Halo, Agatha," bisiknya. Gadis itu membungkuk, lalu duduk di sisi makam itu setelah menaruh sebuket bunga lily di atasnya.

"Apa kabar? Gue kangen," ujarnya. "You know, there's a nice guy out there. He loves me, and he really is a caring person.

"But I messed everything up. Oh, God, i'm so dumb." Gadis itu menunduk, menyembunyikan airmatanya yang diam diam menetes.

"Why can't I get him out of my freakin' mind, Ga?!" Suaranya pecah menjadi isakan tertahan. "Gue capek kayak gini terus. Harus berapa lama lagi gue kayak gini, hah? Harus berapa tahun lagi gue nungguin dia yang enggak tentu bakal balik, Ga?

"Bang Toyib aja enggak gini-gini banget, kan Ga?" ujarnya frustrasi.

Lalu, terdengar suara tawa meledak di belakangnya, tawa yang sangat dia kenal. Tawa yang sudah lama tak didengarnya.

Gadis itu berbalik, lalu terbelalak saat melihat siapa yang berada di belakangnya. Untuk sesaat, seperti baru saja melihat hantu, gadis itu hanya terpaku di tempatnya.

"S ... surprise?" Pemuda itu terkekeh. Katya masih membeku. Kekehan itu, berapa lama dia tidak mendengarnya? Dia bahkan tidak ingat.

"Kat, are you alright?" Pemuda itu bergerak mendekat, berdiri di hadapan gadis cantik bak boneka. Lalu, tanpa aba-aba, gadis itu menghambur memeluknya.

"Whoaa, Kat. Calm down."

"Dio!" Katya memukul bahunya. "Lo tahu dari mana gue ada di sini?" tanyanya.

Dia mengedikkan bahunya dengan ekspresi tengil andalannya. "Seorang kakak selalu punya cara buat mengawasi adiknya," ujarnya seraya mengedipkan sebelah mata.

Oh astaga,dari mana Dio belajar jadi pemuda tengil? Kembalikan Dio yang dulu!!

Katya berdecak.

"Emmm, jadi, apa yang bikin lo ke sini? Maksud gue, ini bahkan bukan weekend, Kat."

Katya terkekeh. "Just some ... random stuffs."

Dio menatapnya serius. "Hm. Gimana kalau kita ngebahas apa yang kelewat selama setahun ini sambil ngopi?"

Katya tertawa. "Seriously, Di? Ngopi? You sound like my father."

Pemuda itu terkekeh. "I'll take that as a yes."

Keduanya tak banyak berbicara di mobil, karena Dio lebih memilih sibuk dengan handphone-nya.

Dio yang taat peraturan sekarang bermain handphone sambil menyetir? Katya tidak tahu itu. Terakhir kali Katya meninggalkannya, Dio masih sangat memperhatikan rambu-rambu lalu lintas.

Oh ya, Katya dan Dio. Dio benar-benar menepati janjinya. Dia benar-benar menjadi sayap pelindung Katya, melindunginya sebaik Agatha melindunginya. Yah, setidaknya, sampai Katya memutuskan untuk pindah ke Jakarta dua tahun lalu.

Mereka punya waktu satu tahun untuk saling mengenal lebih dekat, dan nyatanya, mereka memang lebih cocok menjadi sepasang kakak-beradik dibandingkan berpacaran.

"Jadi, Kat, lo bakal cerita soal siapa cowok ini atau enggak?" Mulainya setelah mereka memesan minuman.

Keduanya duduk di hadapan jendela besar Dream's Window, berhadapan dengan rasa rindu terpancar di antara keduanya.

"He's .... nothing," ujar Katya.

"Mm-hm," ujar Dio sarkastis.

"Maksud gue, dia ... dia ...."

"Dia enggak sanggup ngegantiin posisi Nathan? Gue ngerti," potong Dio.

"Enggak gitu. Gue cuma -"

"Lo belum bisa lupain dia, kan? Gue tau." Dio kembali memotong.

"Apa sih Di, bukan gitu, gue -"

"Lo masih enggak mau ngaku juga kalau lo masih cinta?"

Katya mendengus. Dia benci ini. But mostly, dia benci semuanya karena Dio benar. Sekali lagi, Dio benar. Katya masih cinta Nathan, seberapa keras pun ia menolaknya.

"Kalau seandainya dia benaran balik lagi, apa lo bakal nerima dia, Katya?"

Katya menyeruput latte favoritnya, lalu tersenyum padanya. "Is that even a question?"Dio balas tersenyum, lalu jeda lama terdengar di antara mereka. "Okay, then," katanya seraya menyilangkan tangannya di depan dada. "Sekarang, gue punya hadiah buat lo."

Katya memiringkan kepalanya, tanda dia tidak mengerti. "Hadiah?"

Mendadak, dari panggung kecil di tengah kafe terdengar suara dehaman. Tentu saja itu merupakan hal yang tidak wajar, live music hanya tersedia pada malam hari.

"Lagu ini saya persembahkan buat perempuan yang sangat berarti buat saya," ujar suara bariton tersebut. "Perempuan paling setia, yang tetap berdiri di samping saya meskipun saya mendorongnya menjauh."

Katya tahu benar suara siapa itu. Gadis itu berdiri dari tempatnya, lalu menatap panggung kecil tempat piano dan penyanyinya berada.

Lalu, matanya bertemu dengan mata pemuda itu. Untuk sesaat, atmosfer di sekitar mereka membeku. Untuk sesaat, dunia ini hanya diisi oleh mereka.

Suara lirih pemuda itu terdengar.

Hello, it's me, I was wondering

If after all these years you'd like to meet to go over everything

They say that time's supposed to heal, yeah

But I ain't done much healing

Hello, can you hear me?

I'm in California dreaming about who we used to be

When we were younger and free

I've forgotten how it felt before the world fell at our feet

There's such a difference between us
And a million miles

Hello from the other side

I must've called a thousand times

To tell you I'm sorry, for everything that I've done

But when I call you never seem to be home

Hello from the outside

At least I can say that I've tried

To tell you I'm sorry, for breaking your heart

But it don't matter, it clearly doesn't tear you apart anymore

Hello, how are you?

It's so typical of me to talk about myself, I'm sorry

I hope that you're well

Did you ever make it out of that town where nothing ever happened?

It's no secret
That the both of us are running out of time

So hello from the other side

I must've called a thousand times

To tell you I'm sorry, for everything that I've done

But when I call you never seem to be home

Hello from the outside

At least I can say that I've tried

To tell you I'm sorry, for breaking your heart

But it don't matter, it clearly doesn't tear you apart anymore
(Hello-Adele)

Alunan sendu itu berhenti di sana. Dan lagi, tatapan mata mereka berserobok. Gadis itu tak sanggup menahan air matanya yang mengalir begitu saja.

Aliran itu bertambah deras saat pemuda itu bergerak mendekat. Tubuh gadis di hadapannya berubah kaku, lidahnya bahkan terlalu kelu untuk sekadar mengucap kata halo.

"Katya ...?"

"N-Nathan?"

****

ANJIR TERNYATA SELISIHNYA JAUH JUGA YA JUMLAH PART DI WP SAMA DI BUKU. Tp tenang kok geng jd beda tuh bukan karena diapus apusin cuma emg dipadetin ajaaah

Continue Reading

You'll Also Like

27.3M 1.7M 65
Sudah Difilmkan, 12 Juli 2018 💝 #1 Fiksi Remaja - 3 Januari 2016, 7 Februari 2016 "Raja marah?" meski seratus persen yakin dengan jawaban cowok itu...
3.7M 13K 5
[Telah Terbit dan Tersedia di Dreame] Perkenalan yang singkat terjadi antara Veyla si ratu judes SMA Taruna dengan Jevan cool boy nya SMA Taruna. Yan...
1.6M 62.6K 52
"Dasar anak pir'aun lo, balikin first kiss gue sekarang juga" bentak Keyra "Ehh curut gue tadi kan Refleks ngambil itu lo" bela Regan "Kan bibir gue...
11.2M 162K 22
Bagian yang tidak di hapus dalam cerita ini adalah part-part yang tidak ada di novel, selebihnya ada di novel dan tanda baca untuk part yang masih ad...