Pelangi ✖ idr

By cthxidr

54.8K 3.8K 195

Pelangi. Sebuah fenomena alam yang sangat indah. Semua orang menyukainya. Sangat menyukainya. Termasuk aku, g... More

Hai, para pembaca!
prologue
satu; sma
dua; jalan kaki?
tiga; gudang
lima; damai?
enam; dingin
tujuh; mencair
delapan; Oh malam, sampaikan sayangku untuk Dia.
sembilan; Awan
sepuluh; rahasia

empat; awal

4.1K 327 11
By cthxidr

Pelangi berhenti di salah satu meja kantin. Ia mendudukkan bokongnya dengan kasar. Steffi dan Bella yang sedang asik memakan makanan mereka menautkan alisnya.

"Napa lu?" tanya Bella.

"Bonyok gue. Masa mereka malah pengen gua di anter jemput sama si Iqbaal," ucap Pelangi.

"UHUK!" Steffi yang sedang meminum milkshake nya tersedak. "Demi apa?"

"Kok bisa?" lanjutnya.

"Gak tahu. Duh pusing gueee," Pelangi menenggelamkan kepalanya di lipatan tangannya.

Brkk...

Terdengar suara geseran kursi tepat disebelah Pelangi. Pelangi malas mendongak, karena ia benar-benar lelah.

"Geseran dong.." pinta orang itu.

Pelangi dengan cepat mengangkat kepalanya saat mendengar suara orang itu.

"NGAPAIN LO!?" yak. Suara Pelangi yang toa nya setengah mati keluar.

"Suara lu kayak apaan tau," komentar orang itu.

Pelangi menarik nafasnya, lalu membuangnya perlahan. "Lo dan temen-temen lo ini ngapain kesinii?? Haahh??"

"Numpang duduk lah,"

"Kan banyak kursi kosong." balas Pelangi tidak terima.

"Tapi gue maunya disini," balas Iqbaal dengan senyuman dipaksakan.

Pelangi memutar matanya lalu menyenderkan tubuhnya ke sandaran kursi.

Si Bella ama Steffi mah enak seneng ada si Kak Bian ama Kak Tyo. Lah gua, si Iqbaal, Anak Syaiton, kesal Pelangi didalam hatinya.

"Kak Tyo, kakak lomba Muharram ikut apa?" tanya Bella berbasa-basi.

Tyo menelan terlebih dahulu roti bakarnya. "Ya kayak biasanya, tahfidz."

"Kalo kak Bian?" tanya Steffi.

"Adzan lah," jawab Bian acuh.

Oh ya, Bian dan Tyo memamg dipanggil kak, karena mereka adalah kakak kelas. Tyo kelas XI, dan Bian kelas XII.

Iqbaal berdehem. "Gue gak ditanyain gitu?"

Kode.

"Gak penting," jawab Pelangi. Iqbaal menatap Pelangi datar. "Apa lo liatin gue kayak gitu."

"Galak banget, mak. Ntar pada takut loh. Iihhh," Iqbaal bergidik jijik.

Pelangi beranjak dari duduknya. "Bodo amat!" ucapnya lalu pergi meninggalkan meja itu.

Sambil berjalan, Pelangi memikirkan sebuah hal. Iqbaal kan sahabatan sama Kak Bian dan Kak Tyo yang notebenenya itu kakak kelas yang paling jago di bidang agama. Tapi ngapa tu anak berandalannya naudzubillah yak?

Kak Bian; jago Adzan sama Futsal. Orangnya cool, cuek gitu tapi asik.

Kak Tyo; hafalan tahfidz nya beeuhhh.. Bukan main. Gak ada tandingannya. Nilai tahfidznya A terus. Orangnya gak cuek, justru lebih Ramah.

Iqbaal? Anak Syaitonirodzim.

Pelangi terkekeh mendengar kata batinnya. Tak sadar ia sudah sampai dikelasnya.

Pelangi duduk di bangkunya. Menghela nafas berat lagi kala baru ingat, jika tempat duduknya berhadapan dengan Iqbaal.

Pelangi mengambil buku pelajaran yang sebentar lagi akan ia pelajari; Bahasa Inggris.

Saat sedang sangat serius membaca buku, Pelangi dikagetkan oleh sesuatu yang sangat menyebalkan.

Brak!

"Serius amat, mak." suara setan.

Dan kalian pasti sudah tau siapa itu.

Setan yang baru saja menggebrak mejanya dan mengangetkannya langsung duduk di bangkunya---tepat dihadapan Pelangi.

"Berisik lu, anak setan."

Dan seketika Iqbaal terbelalak mendengar penuturan Pelangi.

"Anjir anak setan. Eh gue ini anak baek ya, hafalannya bagus, pinter, jago olahraga, ganteng. Gak pantes dipanggil anak setan, pantesnya dipanggil anak malaikat." ujar Iqbaal panjang lebar.

"Oh."

Iqbaal tersenyum miring. "Ntar-" ucapan Iqbaal terpotong karena suara bel dan masuknya guru Bahasa Inggris.

"Good Afternoon!"

***

Pelangi melambaikan tangan ke arah Bella yang baru saja pergi dengan mobilnya. Kini, hanya tersisa ia sendiri.

Pelangi membaca kembali pesan yang dikirim oleh Mamanya tadi.

Mama: Pelangi, nanti kamu pulang sama Iqbaal ya. Iqbaal nya udah tahu kok. Mama gak bisa jemput kamu soalnya Mama sama Papa harus jemput Kak Bintang di Bandara.

Pelangi mengumpat kakaknya---Bintang---yang masih harus dijemput oleh kedua orang tuanya.

Kak Bintang kan udah kuliah. Masa iya masih pake dijemput segala, umpat Pelangi di batinnya.

Pelangi mengacak rambutnya dan membuang kasar nafasnya. Ia kembali mengumpat, namun tidak tertuju kepada Bintang, melainkan Iqbaal yang belum datang kesini.

"Si Anak Setan mana sih," gumam Pelangi sambil melihat ke kanan dan ke kiri.

Pelangi menghembuskan nafas beratnya. Jika 5 menit lagi Iqbaal belum datang, ia akan pulang sendiri. Dan besok, Iqbaal akan merasakan akibatnya.

"Loh? Pelangi? Belom pulang?" Pelangi berbalik. Ada Tyo disana.

Pelangi tersenyum kecil lalu menggeleng. "Belom, Kak. Harusnya si nungguin Iqbaal."

"Iqbaal? Dia udah pulang kaliii," ucap Tyo lalu menaiki motornya.

Pelangk terbalak. DEMI APAAA!??

"Mau bareng, gak?" tanya Tyo. Pelangi menggeleng. "Bener?"

"Beneerr.. Aku bisa naik angkot kok, kalo gak paling jalan kaki." jawab Pelangi.

"Oh yaudah, Kakak duluan ya." Pelangi mengangguk. Setelah Tyo sudah tidak terlihat, Pelangi menghentak kesal.

Ia berjalan keluar gerbang dengan wajah yang sangaaaat kesal. Sambil menunggu angkot, Pelangi membuka obrolan grupnya.

Squad Canci

Pelangi: gaiz

Pelangi: sumpah gue kesel bangeeett

Pelangi: bonyok gue kan ngejemput Kak Bintang di Bandara. Nah mama gue sms ke gue, katanya dia udah nyuruh Iqbaal jemput gue.

Bella: teruss, lo kesel kenapa?.

Steffi: karena disuruh pulang sama Iqbaal?

Pelangi: bukaaaan!1!1!

Pelangi: TAPI KARENA IQBAAL PULANG DULUAAANN!1! padahal gue udah 30 menit nungguin dia

Steffi: WAH PARAH PARAH

Bella: anjing si Iqbaal

Bella: terus lo pulang sama siapa?

Steffi: angkot?

Pelangi: tadi si di tawarin sama Kak Tyo mau bareng apa enggak. Tapi gue tolak

Bella: WHYYY!?!?!?

Bella: ADU ITU KESEMPATAN BANGET ANJIR. GUE MAH KALO JADI LO BAKALAN MAU DAH NGIII

Steffi: ye si Bella fangirling

Bella: anjir kamu stef :)

Pelangi: gue pulang jalan kaki tai

Pelangi: hp gue panas. Gue matiin dulu ya, babayyy

Pelangi mematikan ponselnya lalu ia masukkan kedalam kantung celananya. Kebetulan tadi ia memakai baju olahraga, bukan seragam SMA nya.

iqbaal tai.

enak bener gue di tinggal.

Saat sedang menggerutu, muncul motor ninja berwarna hitam yang berhenti disebelahnya.

Tanpa memperdulikan siapa pemilik motor itu, Pelangi pergi meninggalkan orang itu dengan langkah kesal.

Sang pemilik motor turun dari motornya dan langsung menyusul Pelangi sambil tertawa.

"Sendirian aja, neng?"

Pelangi tetap diam. Meski seseorang itu masih tetap berjalan di sampingnya.

"Mau ditemenin sama abang gak? Udah sore loh neng. Ntar kal--"

Pelangi menggeram. "Bacot anjing."

Iqbaal mengerjap-ngerjapkan matanya. Buset kaget gue, batinnya.

Pelangi berjalan lebih cepat. Iqbaal menyusulnya. "Ngi, ayo sinii, gue udah dikasih amanat sama nyokap lo buat nganter lo pulang dengan aman, damai, dan sehat sentosa."

bodo amat.

"Lo mau gua digamprat ama bonyok lo? Ayolah ngi, tinggal gue anter kan, enak kali jadi lo, pulang aja ada yang nganter."

bodo amat dua.

"Pelangi yang galak, serem, gue jujur ya ngi, sumpah. Gue kan apa adanya, gak suka PHP."

bodo amat tiga.

"Yaelah ngi, motor gua udah jauh itu. Cape' nih gue, nyet. Lo ngambekan banget si buset."

bacot lu asu.

"Bodo amat ah ama lu. Ntar kalo gua ditanya ama bonyok lo, gue tinggal bilang Pelanginya gak mau, udah dikejar-kejar juga gak mau."

suka-suka lu ler.

Iqbaal berbalik menuju motornya. Tapi belum sampai, ia berbalik lagi menuju Pelangi.

Tangannya mengambil lengan Pelangi dan menghentaknya. "Pelangi!"

"Apaan sih?"

"Lo kenapa sih? PMS? ayo buruan gue anter elah." paksa Iqbaal.

Pelangi berusaha melepaskan cengkraman Iqbaal, tapi bukannya terlepas justru laki-laki itu mengeratkan cengkramannya.

"Gue-gak-mau."

"Lo-harus-kudu-mesti-mau."

"Lo kok seenaknya banget sih? Lo udah bikin gue nungguin orang kayak lo selama tiga puluh menit, dan sekarang dengan santainya lo maksa gue ikut anak setan kayak lo!? Gak-akan!" hentak Pelangi. "Lepasin tangan lo!"

Iqbaal menggeleng. "Kecuali lo mau ikut gue."

TAI SUMPAH LO.

"Fine. Gue ikut."

***

Line

Squad Canci

Steffi: HAHAHANJIR LO BEL
Steffi: ngakak

Bella: HAHAHAHA
Bella: GUE JG BEGE
Bella: HAHAHAHA NGAKAK ASLI

Pelangi: pada ngomongin apaan si

Steffi: scroll up kuyy

Pelangi: males. Ntar ae

Bella: oh y ngi, gimana tadi?

Pelangi: tadi si Iqbaal tiba-tiba dateng kyk setan  gitu
Pelangi: maksa ngikut dia pulang
Pelangi: gue udh ga mau ttp dipaksa

Steffi: gak ada kekerasan fisik 'kan?

Bella: stef lu ga nyambung dah

Pelangi: ...ga
Pelangi: eH ADAA
Pelangi: dia megang lengan gue kenceng bgt ampe merah :(

Steffi: WAH NGI
Steffi: ITU HARUS DILAPORKAN
Steffi: DENGAN tUDuHAN
Steffi: kDRT.

Bella: ANyiNK HAHAHA
Bella: KDRT HAHAHA
Bella: kekerasan..

Steffi: ...dalam..

Bella: ..rumah..

Steffi: ..tANGGA!

Pelangi: bacot anjeng.

Pelangi menaruh ponselnya sembarang. Memikirkan bagaimana hari-harinya selanjutnya. Berangkat dan pulang bersama Iqbaal. Huhh, rasanya lebih berat dari mengerjakan 20 soal kimia. Nggak seberat itu juga sih.

Sambil mendengarkan musik, Pelangi memejamkan matanya. Menikmati alunan musik yang terdengar. Semakin lama, Pelangi mulai mengantuk. Akhirnya, Pelangi tertidur dengan musik yang masih terdengar.

***

Pelangi sangat bersyukur, ketika ia keluar dari rumahnya, Iqbaal belum menampakkan dirinya. Ketika tahu itu, awalnya Bintang—Kakaknya—menawarkan untuk mengantarkannya berangkat ke sekolah. Namun Pelangi menolak dengan alasan tidak ingin merepotkan.

Pelangi menaiki Angkot yang akan membawanya ke SMA-nya. Sesampainya, Pelangi langsung menuju kelasnya. Duduk dan bermain ponsel.

Bella dan Steffi masuk ke kelas. Bella duduk di sebelah Pelangi, sedangkan Steffi di bangku kelompok dua. Semuanya berjalan seperti biasa. Bahkan hari ini, guru-guru sangat semangat mengajar karena sang biang onar tidak masuk sekolah. Siapa lagi kalau bukan Iqbaal.

Pulang sekolah. Pelangi berjalan kedepan bersam Bella dan Steffi. "Ngi, Iqbaal kemana?" Tanya Steffi.

Pelangi mengangkat bahunya, "Tadi pagi aja gua naik angkot."

Steffi dan Bella hanya manggur-manggut. Keduanya lalu pulang karena sudah dijemput. Hanya tinggal Pelangi. Pelangi berjalan menyusuri trotoar jalan. Saat melihat segerombolan anak SMA lain, Pelangi berniat mempercepat langkahnya. Namun, ketika mendengar nama Iqbaal disebut-sebut, Pelangi memelankan langkahnya.

"Gimana Iqbaal? Abis?"

"Nggak sampe abis, tiba-tiba warga misahin kita. Tapi ya lumayan babak belur lah tuh anak."

"Udah lo ancem?"

"Udah. Kita bikin perjanjian, kalau dia ngelanggar, temen ceweknya yang kemaren dia anter pulang bakal jadi milik kita."

Pelangi tercengang. Jadi alasan Iqbaal tidak menjemputnya dan tidak masuk sekolah karena itu? Tawuran? Dan, apa? Dirinya dijadikan bahan taruhan?. Pelangi tal habis fikir, bisa-bisanya ya.

Gadis berkuncir kuda ini pun membiasakan langkah kakinya. Berusaha membuang jauh-jauh pikiran tentang Iqbaal.  Sampai langkahnya terhenti ketika melihat sebuah ninja hitam terparkir di pinggir jalan. Karena penasaran, Pelangi coba mencari tahu dengan menyusuri taman untuk mencari keberadaan sang pemilik. Meminta penjelasan mengapa seharian ini dia hilang.

"Di mana sih," Pelangi menggeretu. Sampai akhirnya, Pelangi menemukan sang pemilik sedang bersandar di sebuah tembok bercat krem kusam. Pelangi berjalan menghampiri laki-laki itu, "Wah ini dia."

Iqbaal menoleh dan menemukan Pelangi sedang menyilangkan tangan di dadanya sambil bersender di tembok dan menghadap dirinya. "Eh ada pelangi-pelangi."

"Lo hampir mati karena nggak jempit gua tadi pagi. Untung ibu gua cepet ngalihin pembicaraan,"

Iqbaal nyengir. "Sibuk aku, yang."

Pelangi melotot lalu pura-pura muntah. "Iya ya, lo sibuk. Sibuk tawuran. Iya 'kan? Terus jadiin gua bahan taruhan gitu?"

Mata Iqbaal terbelak. Tahu darimana jing. "Ngom—"

"Mau seganteng apapun lo, sehebat apapun lo, dan sepinter apapun lo. Kalau bisanya cuman mainin cewek, berhenti jadi cowok aja lah mendingan."

Pelangi menurunkan tangannya dan beebalik, hendak meninggalkan Iqbaal. Tetapi lengannya ditarik hingga kembali menghadap Iqbaal.

"Gue nggak nge-iya-in mereka, Ngi. Gue bahkan udah nggak punya myawa buat denger semua omongan mereka. Untung ada warga yang bantuin gue. Coba kalau mereka telat sedetik aja, mungkin gua udah jadi mayat," jelas Iqbaal panjang lebar. Pelangi masih diam, luka hatinya masih basah. Lagi pula, perempuan mana yang tidak sakit hati jika diperlakukan seperti itu?

Iqbaal mengutuk para anak SMA yang menghajarnya. "Ngi," panggil Iqbaal. Pelangi diam dengan masih mengalihkan pandangannya ke arah kanan. "Gue lagi kesakitan loh ngi, masa lo nggak mau ngobatin gue."

"Gue juga sakit kok. Nggak mau ngobatin?" balas Pelangi sarkas. Iqbaal yang sudah pusing itu menyandarkan kepalanya ke dinding tepat di sebelah Pelangi.

"Ngi, masalah gua lagi banyak banget. Tolong ngertiin gua. Gua minta maaf kalau emang tadi pagi gua nggak nganter lo, terus jadiin lo bahan taruhan. Gue minta maaf. Tapi sekarang otak gue tuh—"

Tangan Pelangi menyentuh pundak Iqbaal. Membuat Iqbaal mengadah, menatap Pelangi yang masih mengalihkan pandangannya. Iqbaal tersenyum samar lalu menjatuhkan kepalanya di bahu kiri Pelangi.

***

Jum'at, 27 mei 2016
11:12 p.m.
a/n; WHOAAAAA. pada lumutan ya HUEHEHEHE. Nih gua lanjut nihh. Oh ya, buat grup yang kemaren maaf ya soalnya ada kicker huhu :( mau bikin baru lagi? add line; ranirosyadah27   . Vomments?

Continue Reading

You'll Also Like

86.2K 8.1K 32
Supaporn Faye Malisorn adalah CEO dan pendiri dari Malisorn Corporation yang memiliki Istri bernama Yoko Apasra Lertprasert seorang Aktris ternama di...
206K 22.2K 42
Menyesal! Haechan menyesal memaksakan kehendaknya untuk bersama dengan Mark Lee, harga yang harus ia bayar untuk memperjuangkan pria itu begitu mahal...
564K 57.4K 28
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
48.6K 6.6K 31
tidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pus...