Chain of Eclipse: Sacrifice B...

By moccaMetz

8.7K 703 141

Ketika sebuah dilema menimbulkan konflik... Penantian panjang untuk sebuah pertemuan... Kerinduan mendalam ya... More

Chain of Eclipse: Sacrifice Boy ~prologue~
Chapter 1 ~ Silver
Chapter 2 ~ Contract
Chapter 3 ~ Ultima
Chapter 4 ~ Longinus
Chapter 5 ~ Discover
Chapter 6 ~ Awaken
Chapter 7 ~ Overtake
Chapter 8 ~ Chased
Chapter 9 ~ Rush
Chapter 11 ~ Sacrifice
~epilogue~

Chapter 10 ~ Armageddon

386 50 9
By moccaMetz

"Mereka berjalan tanpa beristirahat sama sekali," ucap Naoe yang sedang berjongkok untuk melihat lebih dekat jejak kaki dari orang-orang yang sebelumnya melewati tempat itu.

"Benar, tidak ada jejak apapun selain jejak kaki mereka," Pachi mengangguk setuju.

"Sejauh apa mereka berjalan?" Rainy menyipitkan mata melihat ke depan, cahaya mentari mulai muncul dan menerangi hutan sunyi ini.

Mendadak terjadi getaran hebat di tanah yang mereka pijak, tidak ada yang mampu berdiri karena efek gempa itu sangat besar. Beberapa pohon di sekitar mereka tumbang, lalu secara serentak mereka dapat merasakan aliran kekuatan luar biasa yang lewat seperti angin.

"Kalian baik-baik saja?" Gradine melihat sekitar setelah gempa reda.

"Okay, aku tak apa-apa," Rainy berdiri dibantu Van Rider.

Naoe berdiri sendiri setelah menolak uluran tangan Nagiri. Gradine membantu Aghna, Pachi dan Ouza sama-sama memfokuskan indera mereka.

"Hey hey... kau pasti bercanda...," Rainy menelan ludah dan melotot melihat ke arah timur. Sesuatu yang luar biasa besar muncul. Arah tatapan Rainy kini menjadi arah semua orang menatap.

###

Bahkan seorang penjelajah waktu seperti Nemea hanya bisa ternganga mendengar tiga kalimat yang disebutkan Sophie. Drops of God, sesuatu yang bisa dibilang hanya sekedar kata, tidak mungkin ada di dunia yang hampir semua memungkinkan ini.

Drops of God merupakan satu hal yang tabu menurut semua orang. Drops of God adalah perwujudan dari sesuatu yang mutlak, absolute tanpa sanggahan. Satu Drops of God bisa di umpamakan gabungan dari empat Ultima, padahal satu Ultima saja dapat merubah dunia secara keseluruhan.

"Ini adalah secuil fragmen sekecil sub-atom dari kekuasaan Tuhan yang sebenarnya," Ikou merasa nafasnya sangat berat. Apa yang terlihat adalah sesuatu yang tidak mungkin, bahkan bisa dibilang tidak seharusnya ada.

Olle mendongak saat matahari pagi tertutup sesuatu yang tiba-tiba menghalangi cahaya, sebuah daratan super besar muncul di atas kepala mereka, jaraknya sangat dekat dekat dengan bumi, tidak lebih dari seratus kilometer dari permukaan tanah.

"Limbus Patrum?!" Olle tercekat.

Dalam keadaan yang sangat menengangkan itu, suasana di sekitar mereka berubah-ubah seperti channel televisi yang diganti secara cepat. Tiba-tiba mereka berada di tengah-tengah bangunan kota yang padat oleh penduduk, lalu berganti di tengah hutan belantara aneh dengan tumbuhan yang bisa berjalan, kemudian berganti ke sebuah reruntuhan dari gedung-gedung pencakar langit, bahkan mereka sampai di tengah padang gurun tandus tanpa kehidupan dan sangat panas.

"Distorsi dunia!" Ikou mendesis lirih.

"Dan kurasa itu bukan Limbus Patrum," Nemea meralat sambil menunjuk daratan yang muncul di atas mereka. Permukaannya penuh pasir seperti bulan, kawah mati menyelubungi sebagian besar dari daratan yang muncul.

"Bulan... tidak mungkin!" Olle melotot.

"Tidak, bulan masih ada," Nemea menunjuk siluet bulan sabit di pagi hari yang masih terkena cahaya matahari. "Kekuatan Eir menciptakan bulannya sendiri, ukurannya lebih kecil dari bulan sebenarnya."

Dalam potongan pemandangan yang ada di sekitar mereka, salah satunya merupakan keadaan di dunia mereka berasal. Tentu saja hal itu tidak luput dari mata Nemea.

"Sepertinya bulan baru ini tidak hanya muncul di dunia Seribu Satu Malam saja," Nemea bergidik ngeri. "Bulan baru ini terlihat di dunia kita dan Underworld, juga beberapa dunia yang tersambung dengan dunia kita."

"Apa yang harus kita lakukan...," Olle tidak mempercayai matanya sendiri, kejadian ini terlalu besar untuk diterima akal, tidak ada logika yang mampu menjelaskan apa yang sedang terjadi.

"Eir...," hanya Sophie yang tidak peduli pada kejadian besar ini, karena hanya Eir yang berada di pikirannya. Sophie mulai berjalan maju menuju bibir tebing, Olle yang mengetahui tindakan Sophie langsung menyusul.

"Aku... harus... menyelamatkan Eir," Sophie bersikeras untuk tetap melangkah meski tangannya dipegang Olle.

"Kita harus segera bertindak," Nemea ikut maju. Tapi Ikou memegang bahu Nemea untuk menghentikannya, Nemea keheranan.

"Ya, kita harus bertindak," Ikou memperlihatkan wujud First Fallen-nya, "tapi tugasmu berbeda."

"Tugasku?"

"Ya, tugasmu adalah...," Ikou menunjuk ke atas, "gunakan Time Paradox untuk mencegah kehancuran, hentikan bulan buatan itu."

Nemea mendongak dan menghela nafas, "tuan malaikat jatuh, bisakah aku dapat tugas yang lebih... ringan?"

"Itu adalah tugas yang paling ringan," Ikou melangkah mendahului Sophie yang tercegah Olle.

"Okey," Nemea mendecih lirih.

"Olivier Citraum...," Ikou memanggil nama lengkap Olle.

"A-apa?" Olle tergagap, dirinya mengira Ikou akan marah lagi karena dia menyentuh Sophie seenaknya. Sophie sendiri menghentikan usahanya untuk melepaskan diri dari genggaman Olle.

"Persiapkan Heaven Punishment."

"Baik," Olle menyanggupi tanpa pikir panjang, keadaan tidak memungkinkan untuk bertanya.

"Aku juga harus melakukan sesuatu!" Sophie akhirnya berontak dan mendekati Ikou, amarahnya meluap tanpa kendali. "Kau boleh membenciku sekarang! Silahkan tinggalkan aku! Tak usah perdulikan aku lagi! Tapi aku mohon... aku harus melakukan sesuatu untuk Eir... dia anakku, dia lahir dari rahimku, aku tidak mau meninggalkannya sendiri."

"Ikutlah... denganku," Ikou terdengar ragu, meski begitu Ikou melebarkan sayap hitamnya dan mengulurkan tangannya ke belakang. Sophie mengatur nafas, amarahnya cukup menguras emosi.

"Ikou...," Sophie mendekat, tangan Ikou dipegangnya.

Ikou terbang dengan menggandeng tangan Sophie, mereka langsung menuju altar di puncak kuil tempat Eir berada. Nemea melirik Olle yang tidak bisa melepaskan pandangannya pada Sophie. Nemea menggeleng pelan sebelum menghilang dari tempatnya berdiri.

Harsh Raevath tertawa singkat saat Ikou dan Sophie mencapai altar yang cukup luas di puncak kuil. "Philosopher Stone, Pandora Box, Time Paradox dan dua Incarnation yang memiliki kekuatan setara Ultima, hebat... hebat. Sepertinya karyaku telah diakui, hahahaha."

"Kembalikan putraku!" suara Ikou sangat dalam dan terkesan mendesis, aura hitam kelam menguar dari tubuhnya. Ujung dari pedang berlekuknya terseret di lantai saat Ikou mendekati Harsh. Sophie ikut mengacungkan pedang petir kegelapan pada Harsh.

"Oh, apakah dia benar-benar anakmu? Aku tak pernah mendengar ada malaikat buatan yang mempunyai keturunan," Harsh tidak terlihat takut meski di depannya ada dua orang yang sangat kuat.

"Kembalikan Eir!" Sophie membentak, lantai batu teraliri aliran listrik hitam.

"Kau benar-benar ibu yang galak, anakmu nanti menangis lho," Harsh malah menunjukkan wajah mengejek.

Ikou mengangkat tangan kiri horizontal mengarah pada Harsh, bulatan kecil berpendar hitam yang muncul dari telapak tangan Ikou menimbulkan efek magnet bagi apapun yang ada di depannya. Harsh menahan tubuhnya agar tidak terseret masuk ke bulatan itu.

"Akira!" Harsh memberi perintah saat dirinya sudah tak sanggup lagi. Akira Mitsurugi yang sedari tadi berada di sebelah Eir segera melompat dan menerjang Ikou.

Sophie menangkis serangan tangan kosong Akira yang mengarah ke kepala Ikou. Sophie terkejut, meski senjatanya adalah salah satu senjata langka dan terkutuk, Akira tidak terpengaruh sama sekali. Akira merangsek maju, telapak tangannya mencengkeram udara kosong dan berbenturan dengan aliran listrik skala besar Accursed Olympus.

Ikou menutup telapak tangan kirinya hingga bulatan hitam tadi hilang, Ikou melakukan serangan dengan posisi berdiri yang masih tetap sama. Serangan Ikou sangat tenang, hanya tangan kanannya yang bergerak untuk menebas Akira dengan keris Mpu Gandring.

Akira melompat mundur dengan memanfaatkan ledakan benturan antara serangannya dan senjata Sophie, serangan Ikou berhasil dihindari. Sophie berdiri tepat di samping Ikou yang masih berdiri tegak seakan tidak terjadi apa-apa.

"Hahaha, kalian pasti merasakan kekuatannya," Harsh merangkul bahu Akira, tidak ada ekspresi apapun dari sahabat Naoe itu. "Dua King Soul ada dalam dirinya, bukankah itu hebat!?"

Ikou mulai tersulut emosi, Ikou yang mengetahui tentang Akira tentu saja tidak bisa menerima apapun yang telah Harsh lakukan pada Akira. Sebagai teman seperjuangan dan sahabat, Ikou tidak bisa memaafkan perbuatan Harsh.

"Hyaah!" Sophie malah tidak mau menunggu, tanpa pikir panjang Sophie menerjang. Harsh didorong mundur oleh Akira, serangan petir hitam Sophie mampu dimentahkan dengan kekuatan pelindung jiwa Lucifer yang Akira miliki.

"Jiwa Lucifer dan Mammon pernah singgah di tubuh pria ini, dia kuat, punya keinginan besar dan gigih memperjuangkannya. Tidak salah jika dia bisa bangkit kembali dari ketiadaan, hahahaha," Harsh tertawa keras, tidak dapat dipungkiri jika Harsh bangga pada dirinya sendiri.

"Diam!" Ikou melemparkan proyektil kegelapan sekecil kelereng saat Akira harus bertarung dengan Sophie. Serangan itu mengarah pada Harsh.

"AAARRRGGGHH!" Harsh terlambat menghindar, bibirnya yang berdarah ditutup dengan tangan. Harsh beruntung, serangan itu tidak menembus kepalanya dan hanya melubangi pipinya.

Akira tidak bisa menolong Harsh karena kekuatan Sophie bisa mengimbanginya. Harsh mundur lebih jauh untuk mendekati Eir yang masih meringkuk tak bergerak di bulatan sihir warna-warni. Ikou berjalan pelan tanpa peduli pertarungan Sophie dan Akira.

"Aku bersumpah akan menyiksamu dalam kegelapan abadi," Ikou mengangkat kerisnya, ujung keris mengarah pada Harsh yang kesulitan bicara.

"Hargghaahhargh, bunuh aku, bunuh saja! Tapi kau juga akan kehilangan anakmu! Kekuatanmu tidak akan cukup untuk menghentikan kekuatan penghancur anakmu sendiri!"

Ikou melihat lingkaran sihir dimana Eir berada, Ikou menyadari jika dirinya tidak akan mampu menembus lingkaran sihir itu untuk mengeluarkan Eir. Harsh merangkak lebih jauh, Ikou yang fokus pada Eir tidak lagi memperdulikan Harsh.

"Eir!" teriakan Sophie membuat Ikou menengok. Sophie sudah tidak sabar, saat dia berhasil memukul mundur Akira, Sophie langsung menerjang lingkaran sihir. Akira yang tidak terluka ikut melompat untuk mengejar.

"Hentikan!" Ikou terlambat, cahaya menyilaukan muncul dari tubuh Eir. Sophie dan Akira terlempar menjauhi pusat altar, Ikou berusaha membuka matanya yang terisi warna putih. Hanya Ikou yang masih mampu berdiri.

"Eir...," Sophie tergagu. Eir melayang dengan posisi berdiri, tangannya membentang lebar. Mata, mulut dan rambutnya mengeluarkan cahaya putih bersih yang mampu menerangi Eternal Darkness di sisi kuil, tepat di atas kepalanya, bulan kecil yang tadi muncul mulai turun perlahan.

"Huuaaaahh!" Akira melotot sesaat setelah cahaya itu berlalu, Akira berguling sambil memegang kepala dan menjambak rambutnya kasar. Aura jiwanya seakan tertarik keluar, dua jiwa raja dalam dirinya mencoba untuk menjauh dari cahaya dari Eir.

"Tidak bisa!" tiba-tiba Nemea muncul di samping Ikou. "Aku tidak bisa menghentikan bulan buatan ini."

Olle ternyata dapat menyusul setelah distorsi dunia dan Eternal Darkness hilang dari area sekitar kuil. Olle mencengkeram tombaknya erat, belum pernah sekalipun dirinya merasakan aliran kekuatan sebesar ini, bahkan belum pernah ada yang dapat menceritakan kekuatan seperti yang dia lihat sepanjang sejarah.

"Hahahahahahaha, saksikanlah! Kehancuran semua dunia tepat di depan mata kalian!" Harsh masih sempat tertawa puas.

"Eir!!!" Sophie ingin meraih Eir, tapi tidak mampu mendekat lebih dari sepuluh meter. Alur bening seperti putaran angin topan menyelimuti Eir dan mencegah siapapun mendekatinya.

Tepat diluar reruntuhan kota, bala bantuan yang baru datang langsung disuguhi pemandangan luar biasa. Bulan yang muncul menggelapkan seluruh tempat itu, dari puncak kuil raksasa yang tersisa, muncul cahaya yang menembus bagian permukaan bulan.

"A-apa ini... bulan?" Rainy tergagap.

"Akira!" Naoe melihat beberapa orang yang berada di puncak kuil. Naoe melompat jauh menuju puncak kuil melewati jurang reruntuhan. Dengan cepat yang lain menyusul Naoe, mereka melompat atau terbang dengan kemampuan masing-masing.

"Akira!" Naoe menghampiri Akira yang terus memegangi kepalanya. Ada aliran jiwa yang memaksa keluar dari tubuh Akira. Nagiri dan Tera membantu Naoe untuk menenangkan Akira.

"Sophie!" Rainy mendekati Sophie yang tidak mau menyerah untuk mendekati Eir sampai bajunya compang-camping dan beberapa bagian tubuhnya terluka. Rainy ingin menarik Sophie, hanya saja perbuatannya sia-sia karena Sophie tidak mau berhenti.

Pachi dan Ouza menghampiri Ikou, mereka sudah bisa menduga apa yang terjadi. Ikou hanya diam karena tidak tahu harus apa, bahkan dengan kekuatan sejatinya, Ikou tetap tidak mampu meraih Eir. Olle didekati Gradine, bahunya dipegang erat.

"Cucuku... kenapa..., kenapa kau ingin menghancurkan dunia...," Aghna jatuh berlutut, Harsh yang sudah tidak berdaya menertawakan kehadiran Aghna.

"Hahaha! Karena dunia ini sudah tidak diperlukan lagi! Hahahaha."

"Kacau...," Nemea bergetar hebat. Dirinya memang bisa kembali ke masa lalu, tapi masa yang kini sedang terjadi akan tetap terjadi apapun yang dia lakukan. Kekuatan dari satu Ultima tidak akan cukup untuk merubah takdir yang tercipta dari Drops of God.

"Jangan menyerah!" Rainy berteriak, tindakan Rainy menjadi terbalik. Kini Rainy mengikuti Sophie untuk menerjang pusaran topan bening yang melindungi Eir. Hati Rainy tergerak oleh kesungguhan Sophie demi Eir, karena itulah Rainy ingin menggerakkan hati yang lain.

"Percuma saja! Hahaha, percuma, apapun yang akan kalian lakukan, dunia tetap akan hancur!" Harsh mencoba menurunkan motivasi Rainy.

"Dunia tidak akan pernah hancur selama masih ada kami!" Rainy tersenyum optimis, Rainy mengeluarkan pedang emasnya dari kehampaan. "Excalibur!"

"Hyaaah!" Rainy mendorong pedangnya untuk menembus pusaran topan. Sophie mengikuti perbuatan Rainy, Accursed Olympus digunakan untuk melindungi diri sekaligus mendorong pusaran topan.

Ikou yang melihat hal itu akhirnya ikut melakukannya dengan keris Mpu Gandring. Pachi dan Ouza mengikuti Ikou, mereka menggunakan kekuatan kegelapan. Satu-persatu dari mereka mengikuti Rainy, mereka mendorong pusaran topan dari berbagai sisi dengan kekuatan atau senjata mereka.

"Akira?!" Naoe terkejut saat Akira ikut menahan pusaran topan. Akira sudah sadar meski jiwanya sangat lemah saat ini, baru saja dua King Soul terpisah dari tubuhnya karena efek kekuatan Eir.

"Hey sobat," Akira memaksakan senyum.

"Haaaaahh!" Ikou yang memiliki kekuatan terbesar terus maju mendahului yang lain, kulit tubuhnya tersayat oleh kekuatan Eir yang meluap-luap. Sophie juga memaksakan diri hingga bisa masuk lebih jauh ke pusaran topan. Hanya Nemea dan Olle yang berhasil menyusul karena kekuatan mereka setara.

"Eir... Eir...," keris Ikou mulai retak, tapi mata Ikou kini lebih cerah, sedikit lagi dirinya dapat menyentuh putranya. Ikou melepaskan kerisnya.

"Eir!" Sophie ikut melepaskan Accursed Olympus tepat ketika dirinya sudah berada di depan Eir. Bersama Ikou, Sophie memeluk Eir. Mereka menangis bahagia, untuk pertama kali setelah beberapa tahun, keluarga kecil itu bersatu.

Nemea menggigit bibir, air matanya tumpah meski seluruh tubuhnya kesakitan demi melindungi Ikou dan Sophie. Olle lega, amarah dan segala obsesinya pada Sophie musnah melihat tangis bahagia Sophie. Olle bersumpah dalam hatinya, kali ini dirinya harus melindungi Sophie dan Eir apapun yang terjadi.

"Mama... papa...," suara Eir terdengar. Ikou dan Sophie mendongak, Eir membuka matanya lebar dan tersenyum polos. Kedua orang tua Eir tidak bisa lagi menahan diri, mereka memeluk Eir lebih erat seakan tidak mau lagi berpisah.

"Eir...," ucap Ikou dan Sophie bersamaan.

*==</>==*

satu chapter lagi...

17 10 15


Continue Reading

You'll Also Like

13.4M 1.1M 81
β™  𝘼 π™ˆπ˜Όπ™π™„π˜Ό π™π™Šπ™ˆπ˜Όπ™‰π˜Ύπ™€ β™  "You have two options. 'Be mine', or 'I'll be yours'." Ace Javarius Dieter, bos mafia yang abusive, manipulative, ps...
15.5M 875K 28
- Devinisi jagain jodoh sendiri - "Gue kira jagain bocil biasa, eh ternyata jagain jodoh sendiri. Ternyata gini rasanya jagain jodoh sendiri, seru ju...
9.7M 183K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...
1M 75.2K 34
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...