Inkonfeso

By kimbabdancing

19.9K 1K 193

Choi Siwon--bertaruh banyak hal untuk seseorang yang dicintainya, bahkan meski harus merelakan hak hidupnya u... More

Bab 1; Siwon
Bab 2; Kyuhyun
Bab 4; 함께
Bab 5; Mungkin
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10; Secangkir Kopi
Bab 11; Seandainya
Bab 12
Bab 13

Bab 3; 운명

1.5K 96 14
By kimbabdancing

Cho Kyuhyun mengumpati belanjaannya setelah sampai di pom bensin untuk mengambil jeligennya. Dasar kurang ajar sekali, dipikirnya aku pengemis apa? Kyuhyun komat-kamit di sepanjang jalan menuju flatnya. Hampir saja ia pingsan karena sekarang perutnya kelaparan. Demi Tuhan, Kyuhyun benci orang kaya sombong!

Bagaimana pun Kyuhyun punya harga diri. Tidak seorang pun berhak atas kehidupannya sendiri. Tapi barusan, di E-Mart ia bertemu orang songong.

"Sulit dipercaya," Mulutnya kembali komat-kamit sambil menenteng kantong plastik dan jeligen bensin. Mirip orang depresi yang kehilangan mobil bututnya.

Ya, mobil butut. Kyuhyun hampir lupa menelepon bengkel untuk mengambil tebeng-tebeng di rumahnya. Kyuhyun rindu Zoozoonya. Tapi lagi-lagi ia ingat si berengsek di E-Mart tadi. Ia kembali mengumpat.

***

Mungkin dari sekian ribu kata di dunia ini yang indah, orang-orang lebih suka kata 'takdir'. Entah mereka bertemu atau pun berpisah dengan takdir. Terkadang semua yang harus dibuang jauh, itulah takdir. Mereka datang tanpa paksaan.

Sama halnya ketika Kyuhyun sampai flatnya. Kakinya bertarung dengan puluhan anak tangga besi yang nyaris keropos. Susahnya hidup di lantai atas memang seperti ini. Kyuhyun tahu betul, Jungnang tidak sebagus Gangnam atau pun Myeongdong. Apa-apa di Jungnang itu murah. Hidup di Seoul memang tidak semudah di Incheon atau di Jeonju. Serba mahal.

Jadi setelah Kyuhyun mendapati pintu flatnya sedikit menganga, ia berpikir sejenak. Aku ingat betul bahwa aku menutup pintu, tidak membiarkannya terbuka. Ini bukan musim gugur, angin tidak mungkin sekencang ini kecuali engsel pintu rusak.

Cho Kyuhyun ragu. Dengan perasaan was-was ia membuka pintu rumahnya dan tersentak. Seseorang dengan jaket kulit mahalnya sedang duduk di kursi dan menghadap jendela.

Kyuhyun terkesiap. "Siapa?" Ia bertanya lantang. Tapi tunggu, sepertinya postur tubuh pria asing itu malah terlihat tidak asing. Sepertinya Kyuhyun pernah melihat yang seperti itu.

***

Meskipun sedang kesal setengah mati--bagaimana tidak, seseorang menolak uangnya, dan itu terjadi pertama kali dalam kehidupannya--Siwon bersyukur bahwa Cho Kyuhyun orang miskin. Siwon tahu kelemahan orang yang hidup pas-pasan. Jadi ia bersyukur karena terlahir kaya. Setidaknya Siwon juga sedikit menyesal kenapa harus nilainya yang jadi korban. Ini salah gadis-gadis kampusnya.

Setelah Siwon menemukan rumah Cho Kyuhyun--yang artinya kaki Siwon harus bengkak gara-gara tangga curam yang sudah tua--Siwon mengetuk pintu rumah Kyuhyun.

"Halo," Ketuknya yang pertama. Tak ada sahutan.

"Permisi." Masih sama.

"Ya Tuhan...." Siwon bukan tipe pria yang sabar sebenarnya. Lakunya yang sedikit angkuh dan raut wajahnya yang manis sangat tidak cocok untuk ukurannya. Siwon sedikit kaku. Tapi bagi Changmin, Siwon satu-satunya teman masa kecil paling menyenangkan.

Choi Siwon tidak bisa meredam hasrat ingin menendang pintu rumah Cho Kyuhyun. Tapi tunggu, ia ingat kata-kata pria di E-Mart yang mengatakan tentang kesopanan. Ia berdecak sebal. Kenapa sial sekali aku.

Dengan perasaan gundah, Siwon mencoba memutar-mutar knop pintu--barangkali yang punya rumah sedang tidur di dalam atau semacamnya. Siwon mau tanggung jawab semisal apapun terjadi pada dirinya. Ia bersumpah. Tapi benar dugaannya. Rumah ini tidak dikunci. Jika Kyuhyun tidur, pasti ada di kasur dan jika Kyuhyun mandi, mungkin ada suara air bergemericik. Tapi kedua-duanya memiliki kemungkinan nol. Siwon sudah berkeliling dan hanya menemukan kamar Cho cerdas Kyuhyun itu berantakan. Siwon menemukan tebeng-tebeng bertumpuk di ruang tengah. Kamarnya--Siwon hanya mengintip--tidak ada orang.

Karena ia sendiri sudah janji untuk bertemu Cho Kyuhyun itu, mau tidak mau Siwon harus menunggu. Siwon berjalan ke arah kursi dekat jendela. Sempat terlintas dalam pikiran Siwon betapa indahnya langit malam di Jungnang. Jalanan yang tak seramai Gangnam, membuatnya ingin pindah rumah.

Tapi itu pikiran sesaatnya saja. Siwon tidak perlu repot-repot memikirkan hal yang tidak penting. Ia bisa liburan ke Jeju-do jika mau.

"Di mana sebenarnya Cho Kyuhyun itu?" Siwon geramnya setengah mati. Ia merogoh saku jaket kulitnya dan mengambil rokok. Mematikkan api ke rokoknya dengan tergesa.

"Tahu begini aku harusnya beli marshmallow." Siwon menghisap rokoknya dalam-dalam dan menghempaskannya ke udara. Ia nyaris batuk karena asap rokoknya sendiri ketika pintu tiba-tiba dibuka.

Siwon menoleh dan terkesiap--begitu juga dengan yang membuka pintu. Bahkan Choi Siwon hampir tersedak karena rokoknya.

"Siapa?" tandas si pembuka pintu.

Karena penerangan di ruang tengah redup, Siwon hanya mengeryitkan dahi.

"Siapa kau?" ulang si pembuka pintu sambil berjalan ke arah sumber lampu. Siwon ragu-ragu, ia membuka mulutnya. "Kau... Cho Kyuhyun?"

Perkataan Siwon keluar bersamaan dengan nyalanya lampu ruang tengah, dan betapa kagetnya Siwon melihat siapa yang datang.

***

Meskipun dengan gemetaran, tangan Kyuhyun memcoba menjentikkan saklar lampu di dekat kulkas tuanya. Ia berharap itu bukan perampok yang sedang merokok, menunggunya untuk melakukan pembunuhan. Kyuhyun ngeri sendiri memikirkan hal itu. Amit-amit.

"Kau... Cho Kyuhyun?"

Lampu terang dan dua pria itu kaget setengah mati. Siwon apalagi.

"K-kau?" terik mereka bersamaan. "Kenapa di sini?" Lagi-lagi bersamaa.

Siwon pikir ia akan bertemu dengan pria kolot dengn kacamat bulat yang tebal dan sering memakai baju yang dikancing paling atas. Ternyata...

Cho Kyuhyun menjatuhkan kantung plastiknya. "Ya?! Pergi kau!"

Siwon terbengong. Sial "Jadi kau Cho Kyuhyun?"

Mata mereka bertemu. Kyuhyun nyaris menghajar Siwon jika pria tinggi itu tidak mengucapkan kalimat bahwa ia kenal dirinya.

"Ya. Kenapa kau masuk rumah orang tanpa izin? Sial sekali aku bertemu denganmu." Kyuhyun memaki. Kyuhyun tidak peduli si kaya ini berada di kelas mana, yang ada di pikirannya adalah bagaimana ia harus menendang pria kurang ajar ini keluar.

Siwon melebarkan matanya. Yang benar saja. Harusnya aku yang bilang begitu. Sial sekali bertemu denganmu lagi. Siwon menggeleng. "Maafkan aku." katanya--tidak sepenuhnya--menyesal. Kenapa harus kau. Siwon terus-terusan merutuk. Tak jauh beda dengan Kyuhyun di sebrang sana, dalam hatinya.

"Kata-kata yang terlambat." Cho Kyuhyun tahu ada yang aneh dengan suaranya sendiri. Ia harus mengusir pria ini keluar.

"Aku butuh bantuan." Kata Siwon. Dengan berat hati ia harus mengakui di depan Kyuhyun, pria yang sebenarnya menabrak punggunganya di E-Mart tadi. Ini tidaklah seterang bayangannya. Ini pertemuan rumit, seperti sebuah benang kusut di antara benang-benang kusut.

Siwon harus mengakui dirinya salah. "Aku benar-benar minta maaf. Kuharap salah paham di antara kita bisa dilupakan."

Kyuhyun mendecih, memalingkan wajahnya pun memutar bola mata. "Jadi," Ia berbalik lagi, "apa yang membuatmu kemari?"

Akhirnya Siwon lega, ia menghirup napas dalam-dalam. Asap rokoknya masuk hidung. Dengan gerakan cepat ia mematikan putung rokok di sela jendela Kyuhyun. Cepat-cepat ia menepuk tangannya. "Kau... mau membantuku?"

Kyuhyun menajamkan telinga juga matanya.

"Orang-orang bilang kau cerdas," Siwon menggantung kalimatnya. Mencoba menebak ekspresi Kyuhyun.

"Lalu?"

"Aku minta maaf." Siwon menghela napas. "Nilaiku turun akhir-akhir ini. Jadi aku ingin kau jadi mentorku." Akhirnya...

"Aku akan bayar berapa pun yang kau mau." sambung Siwon.

"Berapa pun?" Kyuhyun tersentak. Benar-benar kelas atas. Tapi ia buru-buru menepis pikirannya.

"Kau boleh minta apapun. Apapun. Asalkan kau bisa mengembalikan nilaiku." Siwon mengambil rokoknya dari saku. "Kau... mau rokok?"

Dengan berbagai pertimbangan, Kyuhyun menatap Siwon tajam. Kemudian tatapannya beralih ke rokoknya. Kyuhyun menggeleng. "Tidak. Aku tidak merokok."

"Oh." Siwon menyimpan lagi rokok di sakunya. Mata mereka berremu lagi. Ada gejolak aneh yang memenuhi kerongkongan Siwon. Ia tidak nyaman.

"Jadi?"

Cho Kyuhyun sadar dari lamunannya. Ia harus mempertimbangkan antara hatinya yang ingin dan hatinya yang lain lagi berusaha mejaga rasa gengsinya. Tidak. Ia bukan akan mengemis, tapi bekerja. Ini kesempatan emas untuk membayar uang kuliah.

Kyuhyun menggeleng pelan, menyingkirkan pikiran-pikiran yang tidak perlu. "Eum. Berapa bulan?"

Akhirnya.... Siwon lega bukan main. Ia tersenyum sedikit dan membuat Kyuhyun mengeryit.

"Tapi ada syarat," imbuh Kyuhyun.

"Apa?"

"Berikan aku lima puluh ribu won per jamnya. Dan kita akan belajar selama tiga jam per hari. Bagaimana?"

Siwon tersemyum lagi. Dasar anak nakal. Butuh uang juga ternyata. "Oke. Apapun untukmu, Kyu."

Cho Kyuhyun tidak tahu sejak kapan mereka jadi akrab. Begitu juga yang dirasakan Siwon setelah memanggil Kyuhyun begitu.

"Aku Choi Siwon." Ia mengulurkan tangan. Dijabat ragu oleh Kyuhyun. Ternyata tangannya hangat. Beda dengan sikap angkuhnya beberapa waktu lalu.

"Aku Cho Kyuhyun."

"Aku tahu."

Mereka berdua tidak tahu jika nama adalah pengikat takdir mereka. Meskipun di antara mereka tidak yakin dengan sebuah pengikat ingatan.

TBC

Nb: anak-anak baik selalu memberi review ^^b

Continue Reading

You'll Also Like

371K 22.5K 27
"I'll do everything for you." -Lian ⚠️ mengandung kata kata kasar. Entah kesialan apa yang membuat Lilian Celista terlempar ke dalam novel yang baru...
213K 22.9K 43
Menyesal! Haechan menyesal memaksakan kehendaknya untuk bersama dengan Mark Lee, harga yang harus ia bayar untuk memperjuangkan pria itu begitu mahal...
93.5K 10.6K 32
"Tunggu perang selesai, maka semuanya akan kembali ketempat semula". . "Tak akan kubiarkan kalian terluka sekalipun aku harus bermandikan darah, kali...
735K 58.9K 63
Kisah ia sang jiwa asing di tubuh kosong tanpa jiwa. Ernest Lancer namanya. Seorang pemuda kuliah yang tertabrak oleh sebuah truk pengangkut batu ba...