Bab 7

1.2K 85 10
                                    

Choi Siwon sudah berbaring di kasur super keras yang baru ia rasakan selama hidupnya. Punggungnya sakit tetapi dia tetap memejamkan matanya demi membuat orang yang sedang meneriakinya itu jengah sendiri. Tapi bukan Kyuhyun namanya kalau menyerah begitu saja agar Siwon berhenti membuat kekonyolan di flatnya.

Padahal baru tadi siang mereka terlihat baikan. Tapi malam ini Siwon mulai lagi dan membuat Kyuhyun sangat kesal.

"Hey, parasit! Bangun dari kasurku!" Kyuhyun menendang berkali-kali spring bed yang sudah lama tidak ia jemur di panas matahari. Tidak apek sih, hanya saja sudah semakin membuat busanya mengeras.

"Kenapa kau ini selalu membuatku kesal? Kau ini benar-benar!"

Siwon masih dengan posisi wenaknya; berbaring, mensedekapkan lengannya di atas dada dan terpejam. Kyuhyun kesal setengah mati, jadi ia mulai merangkai kata-kata lembut yang menusuk.

Kyuhyun bersedekap, menatap tajam ke arah Siwon. "Kau kan punya banyak uang! Kenapa tidak pergi ke hotel atau pulang ke rumahmu sana!" ujar Kyuhyun setengah menggeram.

Siwon membuka sebelah matanya, mengintip Kyuhyun. "Sudah kubilang aku tidak akan pulang," kemudian ia membuka semua matanya, "sshh... tapi kau benar, aku punya banyak uang."

Siwon bangun dan duduk di bibir ranjang. "Bagaimana kalau aku menginap di sini dan membayar uang sewa seharga sewa flatmu selama setahun? Sshhh... atau dua tahun?" Matanya melihat Kyuhyun seolah menggoda pemuda itu.

Kyuhyun tercengang. Benar, ia tidak bermimpi. Siwon baru saja mengatakan bahwa Kyuhyun akan kaya dalam semalam. Dan yang selama ini ia anggap mustahil, tiba-tiba saja menjadi sebuah kejadian tak terduga. Kyuhyun harus senang, bukan karena dia mata duitan--meskipun sedikit--tapi ia hanya ingin menikmati hari-harinya tanpa memikirkan uang.

"....atau kau mau lebih?" Kyuhyun hanya menangkap sebagian yang dikatakan Siwon terakhir kali sebelum syarafnya tercengang. Cho Kyuhyun harus melayani Siwon seperti seorang raja. Dan itu fakta tragisnya.

"Oh tentu saja, kau harus tetap tinggal. Apa kau perlu mandi? Mandi dengan air hangat, misalnya?" Ucapan Kyuhyun mendadak lembut membelai. Siwon sedikit kaget, tapi ia merasa senang, setidaknya ia tidak akan kembali ke rumah malam ini. Tetapi ia hanya sedikit khawatir tentang kartu kreditnya, jadi, setelah ia kabur dari rumah, Siwon menarik lima puluh persen uang di atmnya dan belanja banyak makanan di E-Mart sebelum menuju flat Kyuhyun. Dan ia lega sekali ternyata si cerewet Kyuhyun malah membuatnya senang, bahkan mengembalikan moodnya.

***

Setelah sekian lama Siwon berbaring di kasur super keras itu, tak sedikit ia mengeluh tentang punggungnya yang kram. Kyuhyun hanya mendecih sambil mendekap lengannya di depan dada.

"Ya, ChoKyu, kau bisa pijit bahuku?"

Kyuhyun mendecih, "Sudah kuduga. Kau memang tidak cocok berada di antara rakyat miskin, Pangeran!" Ia menekan kata Pangeran dengan giginya yang nyaris beegemeletukan.

"Nadamu seperti pacar yang cemburu." Siwon cengenges kemudian Kyuhyun memukul bahunya.

"Ya, ChoKyu---"

"Diamlah, Pangeran! Kau mau seisi kompleks ini mengira bahwa aku mencabulimu?" Evil smirknya menghajar habis muka Siwon sampe ia akan ketawa terbahak. Tapi tatapan Kyuhyun yang mematikan itu seolah berkata bahwa aku-akan-mencekikmu-sampai-nyawamu-di-ubun-ubun.

Siwon bergidik, "Berhentilah membuat lelucon dengan wajah konyolmu, ChoKyu!"

Hendak Kyuhyun melayangkan lagi tinjunya, tapi Siwon lebih terburu untuk tertawa terpingkal sambil memegangi bahunya--yang kekar.
Dan malah semakin membuat Kyuhyun geram. Jadi entah bagaimana, sejak ia bertemu Siwon, Kyuhyun tak sedetikpun tak memikirkan pemuda itu. Tak sedetik pun, dan itu konyol kan? Terlalu dramatis.

Siwon berhenti tertawa saat Kyuhyun malah mengabaikannya dan berlalu pergi. Sepertinya ia ingin mengecek barang-barang Siwon yang ia bawa tadi.

Siwon duduk di bibir ranjang sambil memijit bahunya. Ia dian sejenak sebelum menyusul ChoKyunya di dapur--kecil--pemuda kurus itu.

"Kau beli telur?" tanya Kyuhyun saat melihat Siwon keluar dari kamarnya.

Siwon mengensikkan bahu, "Kupikir kau suka telur."

"Good." Kyujyun berjalan ke arah rak dan mengambil mangkuk plastik ukuran sedang, kemudian melihat lagi isi kantong plastik milik Siwon.

"Dusuklah sambil menonton TV, kau pasti lapar, aku jago membuat omelet gulung." Katanya sambil memunggungi Siwon yang sedang tersenyum ke arahnya.

"Aku yakin kau memang jago, Kyu."

"Tentu saja," ia tersenyum, "pergilah menonton TV!"

"Oke," Siwon pun berlalu dengan perasaan lega bahwa dia tidak salah pergi ke tempat ini.

Kemudian Siwon duduk dan menonton acara yang membosankan, ia berteriak seperti orang kesal, "Kyu, channel X nomor berapa? Aku ingin nonton Superman is Back nih! Acaranya nggak seru semua."

"Tujuh belas."

"Oke."

Saat Siwon baru memindah channelnya, ponsel pintar miliknya berdering. Dengan perasaan biasa saja ia merogoh saku ripped jeansnya agak longgar. Saat layar di depan mata, napsu nontonnya lenyap seketika. Itu Changmin, dan ia tidak ingin mengangkat panggilan itu. Perlahan pun ia mendengar samar-sama suara telur digoreng dan bau wanginya tanpa permisi melewati hidung Siwon. Dan ia mual.

Siwon benci jika moodnya mendadak buruk begini. Ia mematikan TV dan HPnya secara bergilir. Kemudian ia bangkit dan menuju ruang paling favoritnya dari flat Kyuhyun, jendela yang menghadap langsung ke langit dan di bawah sana gemerlap jalanan malam di Jungnan. Ia suka sekali flat Kyuhyun, melebihi ia suka aroma malam.

Samar-samar ia mendengar langkah kaki Kyuhyun mendekatinya.

"Sebentar, Kyu. Aku ingin menikmati ini dulu." ucap Siwon tanpa membalikkan tubuhnya.

Tiba-tiba Kyuhyun berhenti dan memandangi punggung Siwon yang tampak kesepian di tengah angin malam. Ia menatap Siwon yang menghela, dan seolah beban pikirannya dapat dibaca oleh dirinya.

Dan kemudian ia ingin meraih pemuda itu, ingin membuat rasa kesepiannya menguap. Bahkan rasa inginnya itu ingin sekali ia amalkan. Tapi gengsinya memutar balikkan hatinya yang nyaris teguh.

Kyuhyun sedikit berbatuk untuk mengusir keheningan, "Tapi telurmu akan kesepian dan dingin. Dan itu tidak baik."

Siwon berbalik cepat, ia tersenyum dan hampir tertawa pelan, "Kau benar, ayo kita makan."

Dan itu jawaban paling melegakan yang pernah Kyuhyun dengar hingga detik ini. Entah sejak kapan otot pipinya menarik sudut bibirnya untuk tersenyum.

TBC

Nb: anak-anak baik pasti memberi review ^^

InkonfesoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang