Stupid Wedding

By Chantiqe

938K 49.6K 1.4K

Ketika orangtuanya mengancam untuk mencoret namanya dan nama Adiknya dari daftar warisan, Dimitri terpaksa me... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16

Part 4

49.1K 3K 53
By Chantiqe

Dimitri menghempaskan file-file yang tersusun rapi diatas mejanya. Ia memerlukan satu truk balok es untuk mendinginkan tubuh dan kepalanya yang panas. ia marah sangat marah pada Syna bagaimana mungkin ada seorang peremuan yang menolak Dimitri Nolan. Syna perempuan bodoh yang tidak mau menikmati kehidupan mewah, Syna perempuan munafik. Tapi mengapa disaat yang sama ia juga marah pada dirinya sendiri, marah karena ia sadar ia sudah menyakiti perasaan wanita itu. marah karena harus lepas kendali pada Syna. ketika ia merenungi kata-katanya kembali, Dimitri sangat amat teramat malu.

"kau sibuk kakakku tersayang." Gadis kecil itu muncul dari balik pintu, Dimitri tersenyum, ia merentangkan tangannya dan gadis itu punl loncat ke pangkuannya. "kau terlihat cantik." Dimitri mendaratkan sebuah kecupan di puncak kepalanya. "jangan katakan kau mempunyai seorang kekasih, aku belum siap sekarang."

"jangan memperlakukanku seperti anak kecil." Scarla mengerucutkan bibirnya. Jarak usia mereka memang jauh, Dimitri 35 tahun dan Scarla baru 22 tahun. "kau akan selalu menjadi gadis kecilku."

"Tapi tidak jika kau sudah mempunyai istri, aku yakin kau akan lebih memperhatikan istrimu dibanding adikmu." Scarla bangkit dari pangkuan Dimitri, ia kemudian duduk di sofa. Mengangkat kakinya ke meja."tapi itu bukan masalah untukku, memang seperti itulah yang seharusnya terjadi."

"turunkan kakimu Scarla, dan bertindaklah seperti Lady." Scarla tumbuh menjadi gadis tomboy. Dimitri sedikit khawatir Scarla menyukai sesama jenis. Untungnya Scarla masih mempunyai sifat manja seorang perempuan.

"Aku mendengar syarat dari Mom dan Dad. Kau tidak perlu pusing kakak." Scarla mengindahkan ucapan Dimitri. "aku tidak perlu warisan itu. aku bisa bekerja."

"tidak sesederhana itu."

"sederhana kakak, kau berpikir terlalu rumit. Jangan biarkan mom dan Dad menang."

"Aku tahu, tapi aku tidak ingin warisan itu jatuh ke tangan Dylan."

"Dylan tidak seburuk itu, dia masih muda. Wajar dia masih suka bersenang-senang." Dylan dan Scarla seusia. Dan seperti anak orang kaya yang manja pada umumya Dylan selalu saja berfoya-foya. Hal yang paling Dimitri benci. Pada usia itu, Dimitri justru sedang mempersiapkan dirinya untuk menjadi orang sukses, selain menempuh gelar magisternya, Dimitri bekerja paruh waktu untuk membiayai hidupnya. "jangan membelanya."

"kau bisa menempuh jalur hukum untuk warisan itu."

"Aku tidak mau menjadi sorotan media. Itu membuat keluarga kita terlihat buruk. Aku bisa membayangkan kakek akan bangkit dari kuburnya dan mencekikku."

"itu tidak mungkin. kakek dikremasi, dia tidak mempunyai kuburan." Ungkap Scarla serius.

"ah apapun itu." sahut Dimitri kesal.

"ada tamu untuk anda sir." suara Eva di intercom menyela pembicaraan mereka. "aku sedang tidak ingin menemui siapapun eva."

"dia bersikeras sir, saya sudah katakan anda sibuk, tapi Nona Giovani memaksa ingin bertemu bahkan dia bersedia menunggu anda."

"katakan aku sibuk!" bentak Dimitri. Ia sedang tidak ingin bertemu dengan siapapun. Tapi tunggu dulu, tadi Eva mengatakan Gio..Gio..

"Tunggu Eva!"

"ya sir."

"siapa namanya?"

"Nona Syrina Giovani, sir." Seulas senyum tipis menghiasi wajah Dimitri.

"mengapa tidak kau katakan sejak tadi!"

"aku sudah katakan sejak tadi sir!" terdengar gagang telepon ditutup kasar oleh Eva, Dimitri terlonjak. Ia menggeleng, Eva memang karyawannya yang lain daripada yang lain.

"jadi tante Eva belum pensiun?" Scarla tersenyum geli, bisa membayangkan wajah Eva yang menyeramkan.

"aku masih membutuhkan Eva untuk menjadi penjaga pintuku."

Pintu diketuk, dan membuka beberapa menit kemudian. dan itu benar-benar Syna. Dimitri menyembunyikan kegembiraan, ia menunjukkan wajah tanpa emosi. tapi matanya tidak berbohong. Scarla bisa melihat tatapan takjub di mata kakaknya.

Scarla loncat dari tempat duduknya mendekati Syna. ia mengulurkan tangannya. "aku Scarla, adik Dimitri."

"Syrina." Syna menerima sambutan hangat dari Scarla, ia belum berani melirik ke arah Dimitri.

"dan kau pasti calon istri kakakku." Scarla myeringai.

"Mungkin saja." Jawaban pelan yang terdengar jelas di telinga dimitri. Mungkinkah Syna mengubah pikirannya?

"Scarla, bisa kau tinggalkan kami." Dimitri menyela. Scarla mengangguk senang kemudian pergi. Syna tidak percaya, Scarla dan Dimitri begitu berbeda. Dimitri pria dengan penampilan yang sempurna. Tapi Scarla, dia tidak terlihat seperti anak-anak dari kaum sosialita, Scarla sangat sederhana dan penampilan boleh dikatakan tidak terurus.

"Scarla tidak pernah mementingkan penampilan." Dimitri menjawab pertanyaan di kepala Syna." Scarla terbiasa dengan kehidupan sederhana sejak kecil. Begitu juga denganku hanya tuntutan pekerjaan yang membuatku harus mengikuti arus."

Dimitri bangkit dari tempatnya, mendekati Syna yang masih berdiri. Syna terlihat gugup tapi ia juga terlihat lelah. "aku rasa kau datang bukan untuk membicarkan Scarla." Dimitri melaimbaikan tangannya mempersilahkan Syna untuk duduk. "jadi katakan untuk apa kau menemuiku." Dimitri menumpu satu kakinya. Tangannya dilipat dan matanya memandang Syna penuh tanda tanya.

Syna menghela nafas. ia harus tenang. Hanya ini satu-satunya jalan. Tidak ada waktu untuk memikirkan perasaan malu dan harga diri yang terinjak-injak.

"Penawaranmu."ucapnya gugup."penawaranmu..." ulangnya lagi.

"ada apa dengan penawaranku."Tanya Dimitri tidak sabar.

"penawaranmu apakah masih berlaku."

Dimitri mengernyit, tingkah Syna membingungkan.

"apakah kau masih menginginkanku menjadi istrimu?" Tanya Syna, ia menunduk, tidak berani melihat raut wajah Dimitri. Dimitri menganga, tangannya terangkat, tapi ia bingung untuk menjawab.

"kau benar, aku perempuan murahan. Kau bisa membeliku untuk menjadi istrimu."

"jangan katakan itu, aku menyesal menghinamu pagi tadi Syna. tapi apa yang membuatmu menerima ajakanku." Dimitri tidak bisa menggambarkan betapa senangnya ia membayangkan Syna akan menjadi istrinya.

"Aku membutuhkan uang sepuluh milyar, aku harus membayar sejumlah tas dan baju yang kupakai saat ini." Syna menunjukkan tas kulit mewah yang tengah ia pakai. "jika aku tidak membayarnya sampai jam tiga sore ini, dia akan merusak namaku di media."

Kegembiraan Dimitri mendadak surut. Ia memang menawarkan kemewahan untuk Syna, tapi ketika Syna memang mengakui, Dimitri tiba-tiba menjadi muak. Memang tidak ada perempuan tulus di jaman sekarang. Dimitri menggeram, rahangnya mengeras. Ia ingin mengguncang tubuh Syna dengan harapan membuang semua ketamakan Syna.

"bagaimana jika sekarang aku menolakmu."

"maka aku akan hancur. Tapi aku tidak akan memaksamu." Syna merasa tulang-tulangnya lepas dari tubuhnya. Hancur sudah hidup dan karirnya. Mungkin ia akan kembali ke desa, menemani ayahnya dan mengurus kebun anggur kecil yang mereka punya.

"Maaf aku sudah menganggumu." Ucap Syna seraya berdiri. Bermaksud untuk segera pergi.

Dimitri mengumpat, tidak bisakah Syna lebih berusaha, setidaknya memaksanya seperti apa yang ia lakukan tadi pagi.

"kita belum selesai Syna." Dimitri menyugar rambutnya. Berhadapan dengan syna selalu saja memancing emosinya. "apa kau tidak menyimak dengan benar, aku menggunakan kata jika."

"kau akan menerimanya?" Tanya Syna penuh harap.

"aku tidak punya pilihan."

"Terimah kasih." Ucap Syna dingin. antara lega dan marah. marah oleh keadaannya yang tidak berdaya. Begitu juga denga Dimitri, ia marah karena ia akan benar-benar menciptakan seorang Lucifer dalam perkawinannya.

***

Syna memandangi cek yang diberikan Dimitri padanya. Jika David mempunyai bukti transfer ke rekeningnya, maka Syna pun akan memilikinya. Ia tidak rela memberikan sepuluh milyar kepada David, ia hanya akan mengembalikan sejumlah uang yang diberikan David padanya. dengan bukti transfer itu ia bisa mengelak kalau ia hanya meminjam uang David untuk sementara. Dengan pemikiran itu Syna pergi ke Bank. Ia begitu lega ketika semua urusan itu sudah selesai. Sisa uang itu akan ia kembalikan pada Dimitri. Mengapa ia begitu bodoh harusnya ia memikirkan ini sejak awal. Syna tersenyum penuh kemenangan. David tidak akan bisa mempermainkannya lagi. untungnya letak bank dan kantor Dimitri hanya berjarak lima belas menit. Menyelesaikan urusannya di Bank, Syna kembali menemui Dimitri.

Syna meletakkan bukti re-bank dari cek Dimitri itu di atas meja Dimitri.

"aku salah dalam menghitung nilai hutangku. Aku sudah memasukkannya kembali kedalam rekeningmu."

"itu kesalahan yang fatal, tambahan nilai nol dalam mata uang sangat berarti Syna." ada kesan menggoda dari ucapan Dimitri tapi ketika Syna memandang wajahnya, ia menjadi tidak yakin.

"jadi kau mempunyai hutang dengan David Edgar?"

Syna terkesiap. "darimana kau tahu?"

"sepuluh milyar bukan nilai cek yang sedikit Syna, pihak bank pasti menghubungiku untuk konfirmasi." Dimitri masih memandangnya tajam.

"aku memang meminjamnya dari David."

Dimitri menggeleng. Ia benar-benar sudah salah langkah dengan memilih Syna.

Dimitri menarik nafas panjang.

"jadi semua masalahmu sudah selesai?" Syna menggeleng. "satu masalah lagi yaitu denganmu. Dengan pernikahan kita."

"Apa masalahmu?" Mata Dimitri bertemu dengan Syna. menantang Syna dalam emosi yang sama.

"Aku hanya akan melahirkan seorang anak untukmu." Terdengar helaan nafas berat dari Syna. "begitu anak itu lahir, kita bercerai."

"tentu saja, itulah yang memang kuminta darimu."

"Tapi aku tidak mau tidur seranjang dengamu."

"tapi..." potong Dimitri, Syna menaikkan tangannya. "kita akan berhubungan dengan menghitung masa suburku. Kita akan menemui ginekologi untuk itu." Syna sengaja melakakan ini untuk menyadarkan Dimitri ia bukanlah pekerja seks walaupun statusnya sebagi istri mengharuskannya melakukan itu pada Dimitri.

Dimitri mengepalkan tangannya. emosinya seakan-akan meledak. "kau tidak berhak mengajukan itu. aku yang membayarmu, aku yang berhak mengaturmu."

"aku tahu. anggap saja ini permintaanku padamu." Syna tahu jika ia tidur setiap malam pada ranjang yang sama bisa dipastikan pertahanannya pasti runtuh. Dimitri akan tahu bagaimana lemahnya hatinya. Dimitri akan memergokinya menangis setiap malam.

Melihat Syna yang tidak berdaya, hati Dimitri tersentuh. Dan ia mengutuk hatinya yang begitu lemah."baiklah." sahutnya kemudian melemparkan sebuah map pada Syna.

"ini perjanjian sebelum kita menikah."

"apa isi map ini?" Syna hanya memegang tanpa membukanya.

"sudah kubilang, perjanjian pranikah." Dimitri mengambil map itu lalu membukanya. "bacalah dengan benar." Betapa ia memang bodoh, tentu saja ini perjanjian pranikah. Bukankah pernikahan mereka kelak hanya untuk menghasilkan seorang anak.

"aku tidak terlalu mengerti bahasa hukum kau jelaskan saja padaku." Ucap Syna memperhatikan kegelisahan Dimitri. Bukankah seharusnya ia yang gelisah saat ini. Dimitri berjalan menghadap ke dinding kaca yang menampilkan pemandangan gedung-gedung pencakar langit. Pria itu berdiri membelakanginya.

"Aku akan memberimu sejumlah uang sebagai simpananmu yang bisa kau ambil ketika kita bercerai. Tapi bukan hanya itu, kau juga akan mendapatkan tunjangan setiap bulannya. Dan aku harap itu cukup untukmu. Aku tidak ingin ada gugatan yang meributkan pembagian harta jika kita bercerai."

Syna mendengarnya dengan seksama, Dimitri sudah memperhitungkan semuanya. Ia menelan ludah.

"selama kita menikah kau tidak diperbolehkan untuk berhubungan dengan laki-laki lain. kau harus mematuhi setiap perintahku. Dan yang paling penting kau menjaga nama baik keluarga Nolan."

"aku mengerti. Dan tolong tambahkan klausul mengenai perceraian kita. "

"Tentu saja aku akan menambahkan sesuai dengan permintaanmu. Ketika kita mempunyai anak, kita akan bercerai enam bulan setelahnya. Kau bebas mengunjungi anak kita tapi hak asuh anak jatuh ke tanganku." Syna terdengar benar-benar seperti pekerja dengan jabatan istri. Syna meremas ujung roknya menahan gemuruh didadanya. Ia ingin berlari. Jauh dari Dimitri jauh dari orang-orang yang merendahkannya.

"Apakah ada yang ingin kau tanyakan?"

"Jika aku tidak boleh berhubungan dengan laki-laki lain setelah kita menikah, bagaimana denganmu? Aku tidak akan keberatan jika kau berhubungan dengan wanita lain, tapi aku minta kau merahasiakannya dari publik, aku tidak mau menjadi bulan-bulanan media."

Dimitri membalikkan tubuhnya, ia mengangguk kaku. Apa yang Syna katakan memang benar tapi tidak satupun yang sesuai dengan kata hatinya. Dimitri yakin ia sudah menggali lubang untuk kuburannya sendiri.

��8>z�0


Continue Reading

You'll Also Like

30.8M 1.8M 67
DIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 3 SUDAH TAYANG di VIDIO! https://www.vidio.com/watch/7553656-ep-01-namaku-rea *** Rea men...
6.6M 496K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...
96.8K 18.5K 52
🍁Teen Lit - Fantasy - Minor Romance🍁 [ Pemenang Wattys 2021 - Fantasy ] Sebagai anak terlantar, aku cukup optimis. Aku tidak tau kenapa, tapi aku s...