love game

By AkiraYuuki3

437K 20.5K 774

Up ulang original story by akira yuuki 5 juni 2015. cinta itu hanya mainan dan permainan itu sangat mengasyik... More

pro
AWAL SEGALANYA
awal segalanya part 1
awal segalanya part 2 end
Playing?...... the begin !!!!!!
Playing ? ........ the begin 1 !!!!!!!!!!!!
Playing? ............... the begin 2 !!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Playing?......... the begin 3 !!!!!!!!!
Playing? ............ the begin 4 end !!!!!!
Hide and seek?....... who quickly...?!!!!!
Hide and seek?....... sera dan Kira ?!!!!
Hide and seek?........ dangerous!?
WAR..!!! .... PROSPECTIVE LAW AND THE LAW ?!!!
War!!! ... in the Indian ocean and unpredictable ...?!!
OLD SCORES AGAIN REVEALED !?!?!?!
REVENGE . MEETING AND SPLASHY EVENTS ?!!?
Park 2... back to school !!!
PARK 2 ... SCHOOL!! ... THE DEATH OF DARKNESS ?!!!
PARK 2 ... MY BABY BUTLER...!!!
PARK 2... No protective !!!
PRAK 2 ... TROUBBLE AND MEMORY ??!!
Park 2 ... Sera... who are you ?....
PARK 2 ... special .. moment hot.. secret...
Park 2 .... Special ... Juan Butler Story ... secret
Park 2 ... Two brother ... ?!!!..... peralihan ?!!!!
Park 3.... Love or Revenge .??
Park 3 .... Date of Death... ????
Park 3.... Past .... Family.... Secret ???
Park 3 .... Missing ... Baron ...??
Park 3... memory Kira...!!??
Park 3 .... love or revenge 1 .... Secret ???
Park 3.... Love or revenge 2... secret ?!!!
Park 3 ... love or revenge 3... secret ..??!!
Park 3.... Possible... ???
Park 3 .... Black and White.... !!??
Park 3... Chain... !!!
Park 4 ... Playing Begin..again !!!
Prak 4 ... welcome.. Sera. !??
Park 4.... memory ..?
park 4... Bloody... war... dangers!!?
park 4... Bloody... war... dangers 2 !!?
Park 4.... Innocent Sera....!
Park 5 . .... LOST MISS YOU???
Park 5 .... The End.... Game ( end ... st 2)
Park 5 .... The End.... Game ( end ... st 1)

Park 2 ... over game ... ???

7.1K 375 12
By AkiraYuuki3

SELAMAT MENIKMATI ... CHAPTER INI DIKIT DAH MENTOK. BOKU BENCI JIKA MEMBUAT SEDIKIT TAPI APA BOLEH BUAT. CHAPTER BERIKUTNYA ADALAH CHAPTER SPESIAL . MUNGKIN ADA YANG MENANTI PASANGAN MESUM SAMA TSUNDERE.

MAAF KAN BOKU JIKA MAKIN GAJE DAN BIKIN KENING MENGKERUT.

SELAMAT MEMBACA.

><><><

OVER GAME >>???

" hanya melihat-lihat... Arster ada disini... hanya menyambutnya." Senyum Kira.

"As...?."

Kira tiba-tiba saja sudah berada dihadapan Sera. dan menatap tajam Sera.

"aku sudah katakan jangan memanggil nama kecil As dengan mulut jalangmu." Senyum dingin Kira. melayangkan tamparan pada Sera, namun ditangkis Sera dengan mencenangkap pergelangan tangannya dengan meremas kuat.

" dengar jalang... aku bukan dia yang tak bisa melawanmu..." dingin Sera. menyungingkan senyum mengejek. Kira membalasnya sama... lalu menghentak tangannya. Melangkah mundur.

" menarik... menarik... mereka tak bisa melawan ku Karena ada papa dibelakangku.. tapi ... ini akan jadi hal yang menarik ... jika kau melawanku karena... siapa yang bisa menentang kehendak Baron... hahaha..." Tawanya dinginnya.

Menaikkan alisnya Sera tidak tahu harus menghadapi Kira bagaimana. Yang jelas dia tidak takut dengan aura gelap yang dirasakannya pada Kira. mereka sama-sama dari kegelapan.

" pisau itu adalah hadiah untukmu ambil saja... itu pisaumu... bukan.. lain kali kulitmu akan terlepas dari dagingmu." Tawanya seolah ucapannya itu hanya sekedar ucapan saja. Berjalan kebalkon dan menghilang.

Sera menatap kepergian Kira. tamu tak diundang itu telah pergi, menghadapi manusia yang terlihat seperti iblis dari pada malaikat. Bibir Sera melengkung.

" hehehe... memang... menghadapinya memang aku... bukan kau." Tatapnya pada cermin yang ada disampingnya. Wajah dicermin terlihat sedih dan memancarkan ketakutan.

" lihat... kau saja tidak bisa menghadapinya... apa yang bisa kau lakukan demi As... selain aku... hahahaha." Tawa menghinannya pada cermin itu. Bayangan dicermin bukan lah pantulan dirinya melain diri Sera yang menunduk merasa tak berguna. Sera merasa menang dan mendengus senang. Lalu pergi dari kamar. Bayangan dicermin masih tersisa dengan mendongah menatap kamar yang kosong air matanya mengalir. Penyesalan yang datang terlambat.

' As...'

><><><><><><><><><><><

Arster tersentak dia tertidur sejenak dimeja kerjanya bersandar pada kursinya kakinya menopang meja dan tangannya terlipat dibelakang kepalannya. Dia tertidur dikantornya. Ini jarang terjadi padanya.

Matanya mengkerut saat melihat sosok yang benar-benar ingin dibunuhnya. Ayahnya dengan santai duduk disofa menyeruput kopi yang ada dijari jemarinya.

" kau sudah bangun." Santai sang ayah.

" mau apa kau kemari." Kasarnya dengan rahang mengeras.

" melihat kemajuanmu... apa tidak boleh ayah melihat perkembangan pesat anaknya." Senyumnya.

" aku bukan anak kecil... yang bodoh seperti Ferdio." Tajam Arster. Dia tertidur dan tak menyadari ayahnya masuk, ini kesalahan besarnya. Kelengahan yang difaktori focus pada satuhal dan melupakan banyak hal. Ambisi Arster untuk mendapatkan rahasia keluarga, dan keinginannya mendapatkan Sera. membuatnya terkadang lupa. Tapi sekali lagi dia diingatkan oleh kehadiran ayahnya yang tiba-tiba. Bahwa akan terjadi hal buruk sebentar lagi.

" apa anak kesayangan ayah ini berniat menghabisiku lagi." Ucapnya tanpa basa-basi.

" ini baru anakku.. anak emasku." Santai Thorin. Dengan senyum tersungging. Rahang Arster makin mengeras. Tidak suka. Sejak kecil kebenciannya sudah mendarah daging. Tekat dan ambisinya lah yang membuat ayahnya melihatnya dan dengan bodohnya memberikan seluruh asset-asetnya. Meski begitu bukan thorin namannya dia masih punya asset lain yang dirahasakannya. Asset berharga milik keluarga Baron.

" kau bertemu dengan baby... bagaimana dia sehat... apa dia masih mengerang seperti kucing garang. ... biar ku tebak pasti masih begitu." Dengan nada acuh tak acuh. Arster hanya menaikkan alis setelah memutar bola mata. Dia tahu maksudnya siapa. Arster cukup terkejut saat Baron dengan santainya menceritakan sedikit masa lalu dengan ayahnya yang bajingan ini.

" masa kami muda dia sangat manis... sama seperti anaknya sekarang.. polos dan sexy.. mengingat dia mengerang atas ranjang dengan aku menindihnya." Cukup terkejut saat ayahnya menatakan kata vulgar itu. Dia tak menyangkan akan sejauh itu hubungan mereka.

" lalu kenapa kalian bermusuhan." Dinginnya seolah acuh.

" hem... itu sudah jadi turunan kita sejak kakekmu." Ucap santai Thorin.

" itu kau dengannya bukan aku dan Sera." desah dingin Arster seolah berbisik tajam.

" ya... tapi pada akhirnya... kalian akan senasib dengan kami. Dulu." Menganguk setelah itu Meminum kopinya dan berdesah.

" nah... aku datang bukan hanya itu... sampaikan salam ku padanya. Temui aku di sana, dia tahu tempatnya. Jika dia ingin barang itu kembali." Perlahan nadanya berubah dingin dan tajam.

Arster meraih pistolnya namun tidak jadi karena mengingat ini masih dikantornya. Dan Arster tidak suka mengotori kantornya dengan darah tua Bangka dihadapannya.

" aku bisa membunuhmu jika kau tidak keluar dalam hitungan detik." Geram Arster. Menodongkan pistolnya, Mengancam.

" kau pikir aku kesini sendirian." Acuh Thorin.

" tidak tentunya tapi kau sendirian diruanganku." Menganggukan kepalanya. Sinis dengan seringai lalu tangan sebelahnya meraih pistol disaku jasnya dan mengarahkan kebelakangnya.

" jangan coba-coba. Kau pikir aku tak merasakan dirimu Ferdio." Dingin Arster. Menodong Ferdio yang ada dibelakangnya. Pipi Ferdio tertempel moncong pistol Arster. Tangan Arster kini dipenihi pistol yang mengacung berlawanan arah.

" kakak pengecut sepertimu bisa apa... sejak kecil kau tak pernah bisa unggul dariku. Yang unggul darimu hanya kesombongan dan kebodohanmu." Hina Arster berdiri dari kursinya dan masih menempelkan moncong pistolnya pada pipi Ferdio. Ferdio bersembunyi dibelakang Arster. Sejak tadi. Saat ayah dan anak itu berbicara.

" kenapa kau tidak berpikir menyewa pembunuh bayaran.. tidak punya uang ... apa usahamu bangkrut... hahaha pantas saja Sarah sampai menjual Jhova padaku... bukankah ayah selalu memberimu uang.." dinginnya, membelakangi Ferdio yang berkeringat dingin. Dan melirik ayahnya.

" ayah seorang yang murah hati... kenapa tidak minta padanya."

" diam..kau anak jalang..."

" masih bisa berbicara kasar... aku tidak segan pada kau, meski kau kakakku." Dorong Arster kedepan.

DOR

Ferdio tersentak saat peluru itu hampir mengenai kakinya dia menatap marah pada Arster. Arster bisa saja mengenai kepalanya. Tapi dia lebih memilih melubangi lantai kantornya.

" datang lagi Ferdio... tanpa bantuan ayah... kau pengecut dan pecundang sampah." Hina dingin Arster.

Ferdio belum pernah dipermalukan didepan ayahnya. Dia gagal. Dia selalu meremehkan Arster dalam segalahal dan selalu kalah dalam segalahal.

DOR

Mata Ferdio membelalak dan menatap keatas dimana keningnya mengeluarkan darah. Arster melebarkan matanya pistolnya tidak mengacung padanya, dia berbalik dan menatap ayahnya menodongkan pistol. Dia tak percaya ayahnya melakukannya. pandangannya buram dan gelap

" ayah??."

" yang tidak berguna sebaiknya disingkirkan." Dingin Thorin

BRAAAK

Arster mengkerut kening menatap mayat kakaknya mati ditangan ayahnya.

" seharusnya aku membunuhnya dari dulu." Sinis Thorin

"Kau takkan mengotori tanganmu hanya untuk membunuh anakmu." Artser tidak percaya. Dia tak boleh terkecoh. Tidak. Ayahnya licik dan dia tahu itu.

" aku terpaksa mengotori tanganku. Sudah muak dengan anak yang tidak berguna." Menginjak mayat Ferdio dan mengoyangnya.

" what the fucking hell" teriak Revan masuk dan mendapati apa yang terjadi.

" halloo bocah keluarga Diosirius."

Revan menatap horror pria tua dihadapannya kakinya menginjak mayat, wajah Revan membelalak saat tahu siapa mayat itu. Dia tak percaya ini. kunjungannya kekantor Arster untuk meminta tolong akan penjagaan mamanya selama mereka dalam proses persidangan cerai dan papanya itu sangat dia yakini akan melakukan segala cara untuk tidak bercerai dengan mamanya. Dan dia kekantor Arster untuk menyewa orang-orangnya menjaga mamanya. Dan yang dia dapat adalah pemandangan tak biasa dimana ayah dan anak saling berhadapan dan mayat yang tergeletak dibawah kaki ayah Arster , Revan tahu itu.

Revan tidak dapat berbuat banyak, karena ini masalah keluarga.

" keluar selangkah saja timah panas dikakimu Revan." Ancam Arster. Revan mendengus.

" sialan... kau jangan libatkan aku dalam urusan ayah dan anak." Makinya kesal lalu berjalan menuju meja kerja Arster dan duduk dikursi yang diduduki Arster.

" apa boleh buat... ayah tidak sendirian, dia baru saja menghabisi pion tak bergunanya." Santai Arster.

" dasar keluarga gila." Gerutu Revan dalam hati. Kesal.

" memang pion tidak berguna ada gunanya juga... mengalihkan perhatianmu sejenak.. ah... bagaimana dia ya... apa baik-baik saja." Gumam Thorin masih memainkan mayat Ferdio.

Memutar bola mata dan menodongkan pistolnya.

" menyentuknya kubunuh kau..." geram Arster.

" itu bukan aku... berdoa lah kekasihmu masih dalam keadaan hidup." Jijiknya pada darah yang menciprat disepatunya.

" hubungi Baron apa Sera baik-baik saja." Panic dingin Arster memerintah Revan.

" kenapa?." Kesal Revan.

"karena bocah diosirius... Kira ada dirumah Baron. Saat ini." santai Thorin.

PRAAAK...PRAAAK BRUK..BRAAK

Kaca jendela anti peluru pecah. Oleh benturan keras dari beberapa orang yang menerobos masuk dibelakang Arster dan Revan.

" yooo." Sapa pemuda bergaya emo dan dibelakangnya wanita beroppai besar.

" semua sudah siap papa." Ucap manja wanita itu. Mengelayut mendekati Thorin.

suara mesin jet terdengar dari luar dan Arster mendengus kesal dengan kebiasaan ayahnya yang selalu heboh jika ingin pergi.

Thorin melangkah dengan melewati Arster dan dikawal oleh kedua orangnya. Arster tidak banyak gerak karena sudah jengah dan berharap orang tua itu pergi.

" bereskan mayatnya. Dan ganti rugi akan kantorku yang berantakan." Kesal Arster. Duduk dimeja kerjanya dengan menyilangkan kakinya dan menenteng pistolnya seolah itu mainan. Kebiasaan ayahnya memang menyebalkan dan menatap mayat kakaknya. Memdengus, paling tidak masalah tidak berguna berkurang. Sarah akan mencari pria kaya lain. untuk dijadikan budak uangnya.

" kak Arster... apa mainan barumu itu manis... boleh tidak aku mencicipinya." Ucap girang Emo yang langsung mendapat todongan pistol.

" menyentuhnya kupastikan kau kukuliti" ancam Arster.

" hiiih... papa kakak... menyebalkan." Rengeknya. Menuju jet mengikuti Thorin masuk.

Memutar bola mata. Arster menembakkan timah panas yang dihindari langsung oleh Emo. Dan timah itu menacap manis di dinding. Membuat lubang sedalam 5mili disana.

" hehehe tidak kena... papa kakak menembakiku." Adunya.

" ayo masuk sudah cukup sapanya... ada tempat yang harus papa kunjungi."

" oke ... hihihi." Melangkah menuju jet dan setelah ya jet itu terbang keatas dan menghilang cepat beberapa menit kemudian.

" apa setiap berkunjung ayahmu tidak melakukan kehebohan menyebalkan ini." dengus kesal Revan mendekati, berjongkok didepan mayat Ferdio.

" itu boneka..." dingin Arster.

" apa...?" membalikan badannya. Tidak percaya.

" Ferdio hanya boneka... ayah sudah berniat untuk menghabisinya. Dan memperlihatkannya padaku. Bahwa bisa saja aku atau Chrisan yang berikutnya." Dengus Arster. " dia pikir aku takut dengannya... aku sudah tak bisa mendiamkan ini lagi." Dingin Arster.

" aku menghubungi Baron.... Sera baik-baik saja." Tidak menatap Arster malah meneliti mayat Ferdio.

" kurasa mayatnya akan laku dipasar gelap." Gumam Revan.

" ya ..." balas Arster. " lalu kau sebenarnya mau apa kemari." Tanya Arster.

" ah... aku lupa... bisa minta anak buahmu beberapa untuk menjaga mama." Santainya berdiri membersihkan debu yang tak ada dicelananya dan bokongnya.

Menaikkan alis. " berapa orang.?." tanya. Santai menuju luar jendela menatap kebawah. Melihat beberapa anak buahnya mendongah keatas.

BRAAAk

Dobrakan pintu...

" apah... bos baik-baik saja." Sengal salah satu anak buahnya. Dan mendapati keadaan ruangan itu cukup berantakan.

" kebetulan ... bereskan-."

Tik...tik...tik...

Bunyi detik jam entah dari mana. Namun Revan membelalak mengetahui sumbernya.

" LARI" teriaknya berlari mendekati Arster dan menerjangnya mereka jatuh bersama bunyi. Boom yang keras

BOOOOM

Anak buah Arster terlempar kebelakang dan saat mendapat perintah lari dari Revan dan sedangkan Arster dan Revan bergantung pada sepanduk yang kebetulan ada disisi bangunan tak jauh dari mereka lompat.

"fucking hell.. dia akan membayar ini." keras Arster.

" BOS... BAIK-BAIK SAJA." Teriak anak buahnya dibawah.

" apa mata kalian melihat aku baik-baik saja." Kesalnya.

Kukus mengepul hitam didalam kantornya. Tak berapa lama ambulance datang bersama pemadam kebakaran.

" dia akan membayar ini..." geramnya. " beraninya meledakkan kantorku." Kesalnya.

Matanya kesal melihat beberapa anak buahnya terluka. Namun ringan karena bahan peledak itu hanya menghancurkan mayat Ferdio.

" ini caranya membersihkan hah." Kesalnya lagi.

" bersyukur saja ayah mu tidak meledakkan seluruh isi gedung." Gerutu Revan yang kena imbasnya. " kenapa aku membiarkan kau hidup." Kesalnya lagi mengaruk kepalanya.

Arster terkekeh melihat kelakuan Revan.

" kenapa aku selalu terlibat masalahmu... aku masih ingin hidup dan menikah dengan Rey." Tunjuknya

" aku juga ingin hidup dan membuat Sera mengerang dibawahku tiap hari." Balasnya

Memutar bola mata. " sialan..." gerutunya memaki.

"what the hell ... Kehebohan apa yang terjadi disini." Kejut seseorang dengan makian

" Chrisan..." mereka berbarengan menyahut orang yang berada dihadapannya.

" dimana kau menyembunyikan babyku." Dengusnya.

><><><><

SEGINI DULU ...

MAKIN GAJE ... MAKIN MENGKERUT KENING GOMENE...

SO VO+MENTNYA...

MINNA - SAAN  OoO.>

Continue Reading

You'll Also Like

55.3K 4.7K 39
Cerita pertama author jadi maaf kalo aneh
73.2K 6.7K 71
Ini hanya kisah Boboiboy dan (Name) yang dinikahkan pada umur 17 tahun dengan dalih perjodohan. Lantas bagaimana kisah mereka kedepannya? Warning...
24.2K 1.6K 35
Siapapun yang menyakiti orang terdekatku akan merasakan dekatnya kematian. -freya Ini Hanya Fiksi Jangan Dibawah Kedunia Nyata JADWAL UP (SEBISANYA D...
31.6K 1.9K 41
ยก!SEBELUM BACA FOLLOW DULU!ยก โš  Lapak bxb, GA SUKA? minggat sj. Bara : Top Asta : Bottom Dimasta Rakaliel, cowok manis yang diberi julukan bad boy t...