IQALA

By n_itaw

431 95 13

Hanya ada dua pilihan ketika seseorang khawatir akan masa depan, yang pertama ia akan memaksa menerobos ke de... More

Tak kenal maka ta teror 😆
Insiden
Janji
Senin pagi di ruang keramat
Tanggal 30
Darah biru, Darah rendah
Perawatan Teman
Batas Usia Produktif
Kartu Keramat
Obat Patah Hati yang lebih patah dari patah hati?
Panggung Dunia
Bye bye Patah Hati
Kavi Amila
Kehidupan malam
Pendekatan berkedok kesepakatan
5 Tahun untuk 5 menit
Simpul yang terbuka
Perburuan
Persiapan
Soft Opening
Wujud dari Asa?
Kita masih teman?
Suara Nurani
Jalan itu Ada
Rahasia Takdir Siapa Yang Tahu

Awal yang Baru

4 0 0
By n_itaw

Secara teknis, masalah Iqala sudahlah selesai. Ia bisa melunasi hutang-hutang ayahnya, terbebas dari jeratan debt kolektor dan rumahnya tetap ada.

Tapi sebenarnya itu belum selesai, ia tetap memiliki hutang itu meskipun yang sekarang jangka waktunya mengikuti jatah hidup Iqala di dunia.

Benar kata Gena, ia harus memulai lagi dari awal, menata lagi hidupnya yang kemarin sempat berantakan.

Kurang dari enam bulan lagi, usianya menginjak angka 27, dan sepertinya Iqala akan butuh waktu yang panjang untuk berdamai dengan semua yang terjadi di masa sekarang.

Beberapa minggu sudah berlalu sejak kejadian itu, ia mencoba menjadi Iqala yang seperti baik-baik saja namun versi lebih menutup diri dari orang-orang. Lebih berhati-hati dalam bergaul. Hubungannya dengan Kavi? Iqala sudah lebih menerima kemungkinan terburuknya, tapi ia tidak bisa lagi menyapa Kavi seperti sebelum mereka memulai usaha bersama.

Eca dan Jay masih terus memberi semangat dan selalu menemani Iqala saat di kantor. Gadis itu memang tidak sesedih sebelumnya, tapi wajah murungnya sesekali tertangkap pandangan mereka.

Kedua teman kerjanya itu sepakat untuk menunggu Iqala, mereka tidak memaksa dan mencari tahu apa yang sebenarnya dialami sahabat mereka itu. Yang jelas, mereka percaya Iqala bisa melaluinya walau tanpa sepatah kata pun membagikan masalahnya. Mereka menjaga dan mendukungnya dari belakang, Iqala tidak tahu, Eca dan Jay se-peduli itu kepadanya.

Hari ini Iqala memutuskan untuk mengambil keputusan besar, sebelumnya ia sudah meminta izin kepada Ayah untuk mewujudkan keinginannya, dan syukurlah Ayah merestui. Sejak Iqala bisa menyelesaikan masalah mereka, Ayah membebaskan Iqala mencari kebahagiaannya lagi.

Kini ia tengah berada di ruangan bu Ane, menjelaskan maksud dan tujuannya. Bu Ane awalnya tidak mengira, Iqala adalah karyawannya yang baik dan sangat bisa diandalkan. Iqala menceritakan singkat apa alasannya dibalik keputusan tersebut, meskipun tidak sedetail yang ia ceritakan kepada Gena. Kepada bu Ane atasannya itu, ia lebih menekankan pada masalah kejiwaannya yang terganggu.

Itu benar, walaupun masalah utamanya sudah berlalu, tapi runtutan kejadian di belakang sangat mempengaruhi psikisnya. Ia jadi sering gelisah tanpa sebab, sulit tidur, trust issue pada teman-temannya, bahkan ia merasa insecure dan mengalami krisis kepercayaan diri.

Bu Ane menghela napas membaca surat pengunduran diri Iqala, ia menyayangkan namun juga tidak bisa berbuat banyak. Dengan berat hati ia harus mengabulkan permohonan karyawannya itu. Bu Ane membubuhkan tanda tangannya di atas surat pengunduran diri Iqala.

Jangan ditanya bagaimana hebohnya Eca dan terkejutnya Jay mendengar keputusan Iqala yang tiba-tiba itu.

Seperti kepada bu Ane, Iqala memberikan penjelasan kepada Jay dan Eca secara singkat dan lebih menekankan pada psikologisnya yang sedikit cedera.

Eca memeluk sahabatnya itu dengan erat, ia tidak bisa membayangkan berada di posisi Iqala. “Gua udah lebih baik sekarang Ca.” Iqala berusaha menenangkan Eca.

“Gua Speechless Qal.” Jay berkomentar.

“Sory ya gaiss, gua Cuma gak mau nambahin beban kalian, kalian terlalu baik sama gua.”

Iqala merangkul Jay dan Eca bersamaan, ia belum pernah memeluk mereka seperti ini. “Terimakasih untuk segalanya, gua pamit.” Lirihnya.

Eca semakin terisak mendengar kata-kata perpisahan dari Iqala.

“Jaga diri dimana pun lu berada.” Ucap Jay.

Eca memeluk Iqala sekali lagi. “Pokoknya kalau gua nikah, lu harus dateng! Gamau tau.”

Iqala tersenyum tipis, “Okey, ditunggu undangannya sama Jay.”

Eca membulatkan matanya mendengar itu. “Dih enggak ya.” Iqala menyipitkan matanya,

“Gua rasa kalian bisa jadi partner yang oke sampe akhir hayat.” Ucap Iqala, ia bukan sekedar menggoda, tapi juga mendoakan ke dua sahabatnya itu.

Jay tidak berkomentar, ia hanya menghela napas.

“Baik-baik lu sama Eca, jagain.” Itu pesannya pada Jay, sebelum mereka benar-benar tidak bertemu lagi dalam waktu yang lama.

. . .

5 tahun Kemudian,

Ada pepatah mengatakan bahwa waktu adalah obat terbaik, gadis yang sudah menginjak kepala tiga itu setuju, siapa lagi kalau bukan Iqala Adreena.

lima tahun lalu dirinya mungkin berada di titik terendah. Ia kehilangan banyak hal termasuk pekerjaan yang selama bertahun-tahun menjadi tempat bergantungnya.

Setelah resign dari tempat kerjanya dulu, Iqala memilih berobat dan menjalankan terapi beberapa bulan sampai kejiwaannya stabil. Setelah itu, ia mencari pelarian ke pesantren di daerah jawa untuk mencari lagi jati dirinya dan makna hidupnya. Ia membuka diri ke tempat asing yang katanya berisikan orang-orang baik.

Kali ini ia tidak menyia-nyiakan kesempatan ke dua. Ia belajar dengan giat, mencari tahu apa yang salah selama ini ketika ia menjalani hidup. Sampai akhirnya ia bisa bangkit lagi, ia punya mimpi lagi dan memiliki tujuan hidup yang sebenarnya.

Ia bertemu banyak orang, dari mulai dokter yang merawatnya, para guru di pesantren yang menerimanya. Ia tidak ragu belajar dari orang-orang kecil, dari pedagang kaki lima. Ia mencari jawaban kenapa dulu bisnisnya bisa gagal. Bahkan dari orang random yang ia temui diperjalanan, semua itu ia serap dan menjadi pelajaran yang berharga.

Ia bertemu mentor-mentor yang mengajarkan banyak sekali ilmu tentang bisnis, belum lagi, ia bertemu orang-orang  yang mengajarinya betapa penting mempelajari financial Planning. Lima tahun terakhir, ia banyak sekali bertemu orang-orang hebat, orang-orang yang melatih ketajamannya untuk berhati-hati dan lebih bijak mengambil resiko dan keputusan.

Iqala sudah meninggalkan masa lalunya, ia tidak menutup diri lagi. Ia mencoba membuat relasi sebanyak mungkin. Menemukan banyak pengalaman baru, lalu mengasah keterampilannya hingga ia bisa survive, kemudian memiliki kehidupan yang lebih baik.

Satu hal yang Iqala sadari, ternyata usaha tidak pernah mengkhianati hasil. Ia kini paham mengapa dulu ia kehilangan banyak hal, dirinya tidak pernah bersungguh-sungguh dan selalu menginginkan hal yang instan tanpa mau mempelajari lebih dalam kala itu.

Kegagalannya di masa lalu ternyata menjadi tahapan untuknya bisa sampai di tittik yang sekarang. Tanpa itu semua, mustahil Iqala bisa memiliki pemikiran dan kehidupan yang lebih baik.

. . .

Sudah jadwalnya pulang ke rumah di Bandung, walaupun sudah 5 tahun Iqala tidak tinggal bersama Ayah, tapi ia sering mengunjungi ayahnya itu saat dirinya ada waktu kosong. Kehidupan Financial Iqala jauh lebih baik dari saat itu, ia kini menjadi seorang freelance Personal Assitant dari sebuah kantor di singapur yang sistem kerjanya remote. Tugasnya cukup relate dengan pekerjaannya dulu. Ia juga menjalankan bisnis tambak ikan dan sayur hijau yang dikelolanya di daerah jawa tengah.

Ia ingin membawa ayahnya ikut serta, namun Ayah lebih betah di Bandung. Di rumah, Ayah ditemani adiknya Ayah yang sudah tinggal sendiri juga. Ayah dan paman menghabiskan waktu dengan menjalankan bisnis grosir. Ayah yang semasa mudanya tidak pernah berani mewujudkan mimpinya, kini bisa terealisasi, meskipun tetap dibantu Iqala. Ternyata putri semata wayangnya memang bisa diandalkan.

Sore itu, Iqala tidak memberi tahu kepulangannya, Ia menggerek kopernya masuk ke halaman rumah. Paman yang tengah menyiram tanaman mendadak terkejut mendapati kepulangan ponakannya yang tiba-tiba.

“Assalamualaikum,” Ucapnya begitu membuka gerbang.

“Waalaikumsalam.” Paman langsung mematikan keran dan segera menghampiri keponakannya itu.

“E-eh kok gak ngabarin? Paman gak tahu kamu bakal pulang.” Adik selisih dua tahun dengan ayahnya tersebut bertanya keheranan.

Iqala tersenyum tipis, “Hihi surprise paman.” Jawabnya sambil melepas sepatu.

Paman mengambil alih koper Iqala, lalu membawanya masuk. Di dalam Ayah yang tengah memasak menghentikan aktifitasnya menyadari ada tamu yang datang.

Dan benar saja. “Maasyaallah anak ayah pulang.” Ia menghampiri putrinya dengan mata berbinar.

“Assalamualaikum ayah.” Iqala mencium tangan Ayah.

“Waalaikumsalam.” Jawab Ayah, “Ini kamu gak ada apa-apa kan? Kok tiba-tiba pulang, biasanya ngabarin dulu.” Ayah bertanya tanpa jeda sambil mengajaknya duduk.

Paman yang baru kembali dari menaruh koper di kamar Iqala menyela, “Surprise katanya.”

Iqala terekeh, pamannya menganggap itu serius, sedang Ayah melipat kening, menunggu jawaban Iqala.

“Temen deket aku nikah yah, gak enak kalau gak dateng.” Jawab Iqala sebenarnya.

Paman menyela lagi, “dududu..dudu, keponakan aku gak ingin juga kah.” Ia menggoda Iqala.

Ayah segera menghentikan itu, tidak mau putrinya kepikiran. “Hush.. nanti juga ada waktunya.” Ucapnya pada adik laki-lakinya itu.

“Yaudah kamu pasti cape, istirahat dulu. Ayah lagi buat makanan, nanti kita makan sama-sama.”

Iqala mengangguk, lalu pamit ke kamarnya.

Continue Reading

You'll Also Like

323K 9.7K 78
(Fixed/Fan-TL) Top idol group Stardust, whose members disappear like dust. The group that used to have seven members ends with four members... "Is...
970K 13.7K 32
Ferrari F1 Driver Charles Leclerc has everything he's ever wanted in the form of an amazing career, great friends and an amazing family. Camille Sin...
473K 16.8K 193
Won Yoo-ha, a trainee unfairly deprived of the opportunity to appear on a survival program scheduled to hit the jackpot, became a failure of an idol...
127K 4.6K 16
COMPLETED ~~~Fluffy romance~~~ Scary demon king meets his beautiful Struggling mate and her sister But, he's not actually scary. 🤗 °°°°°°°°°°°° "som...