Transmigrasi Ke Dalam Novel

By Zuraprilly

482K 27.7K 432

[WARNING⚠⚠ Ada banyak adegan kekerasan dan Kata² Kasar, mohon bijak dalam membaca] ••• Achasa seorang gadis c... More

Achasa Orphee
Atecna Azurra Warren
Amira Salfira Rinjani
Peringatan Tecna
Masuk Sekolah
Teman Baru Dan Keributan
Gudang Dan Amira
Jebakan
Kebohongan Amira
Munafik
Masalah Lagi
Rei Arthur Davis
Dimas Jenna Clayton
Curhatan Gissel & Langkah Tecna
Teguran Untuk Bara
Di Jemput Tunangan
Keluarga Wijaya
Takdir Yang Tertulis
Bertemu
Takdir Berjalan
Pertemuan Pertama
Balas Dendam Cindy
Undangan
Cara Amira
Menjadi Pembicaraan
Persiapan
Acara
Penghinaan
Membatalkan Pertunangan
Pembicaraan
Di Jauhi
Nonton
Bertambahnya Musuh
Bincang Santai
Telepon Malam
Belanja Bersama
Lawan Ivana
Rahasia Menjijikkan

Pembunuhan

8.6K 486 1
By Zuraprilly

Tecna duduk diam di sofa yang berada di balkon. Semilir angin berhembus menerbangkan rambut nya.

Dia menatap kosong pada langit malam yang bertabur bintang serta cahaya bulan ikut meramaikan suasana di atas sana.

Dia rindu dunia nya. Dia rindu dengan dunia aslinya, tempat dimana dia dan keluarga nya hidup dengan bahagia.

Ini hanyalah dunia kertas.

Dia merindukan saat berkumpul dengan keluarga aslinya, rindu bermain dan bercanda dengan para sepupu nya.

Hati nya sedang gundah sekarang, dia kembali berpikir kenapa dia bisa berada di sini. Di tempat yang dia tidak tahu itu ada.

Dia mengutuk bajingan yang telah membawa nya kemari. Jika saja dia tahu siapa yang mengirim dia ke sini, dia akan membunuh mereka dengan kejam.

Dia masih bingung mengapa dia bisa masuk ke dalam dunia kertas ini hanya dengan membaca nya pertama kali. Dia hanya tidur sebentar dan wah dia sudah di sini. Sungguh ironi sekali.

Dia tidak memiliki siapa pun di sini, meski dia punya orang tua di sini, itu bukan orang tua aslinya. Meski dia punya teman di sini, mereka bukan teman aslinya, meski dia punya saudara di sini mereka juga bukan saudara aslinya.

Sebelum dia terkirim ke sini, jika dia sedang bingung, sedih, kesal, atau marah. Dia akan mencari ibu nya, dan mengeluh kesah kan isi hati nya pada sang Ibu.

Setelah itu ibu nya akan mengusap lembut kepala nya dan menyanyi kan lagu tidur untuk nya. Dia berada dalam pelukan hangat wanita itu hingga tertidur dengan tenang, melupakan semua masalah nya.

Tapi di sini berbeda tidak ada ibu nya di sini, yang ada hanya manusia di dunia kertas yang tidak pernah menunjukkan kalau dia seorang ibu dari anak anak nya.

Dia harus melampiaskan kekesalan ini, dia tidak sanggup lagi menahan kemarahannya akibat terdampar di dunia antah berantah.

Dia menyentuh benda yang sedari tadi tergeletak diam di atas meja samping tempat ia duduki.

Mengelus nya pelan dan mengangkat nya, menatap dengan lama. Cahaya bulan terpantul dari benda itu, terlihat sangat indah namun mematikan.

Itu adalah sebuah belati. Belati cantik yang ia desain sendiri bentuk nya, terdapat cetakan gambar di belati itu.

Seekor ular Viper yang sedang menganga. Memamerkan taring dan bisa nya. Terlihat cantik dan juga kejam.

Ini adalah simbol keluarga nya, keluarga aslinya, ular viper yang sangat berbisa.

Mata nya berkilat dingin, tidak lama dia berdiri dari duduk nya. Masuk ke dalam setelah menutup pintu balkon nya.

Ada seekor tikus yang perlu di buru nya.

.

.

.

Malam sunyi,

Terlihat seorang pria yang sedang berjalan sempoyongan sambil memegang botol kaca berisi alcohol.

Jalan terlihat sangat sepi, hanya ada cahaya bulan yang menerangi jalanan.

Pria itu bergumam tidak jelas dan meminum alcohol nya, terkadang dia akan tertawa tidak jelas sedetik kemudian dia akan mengutuk dengan keras.

Karena pengaruh alcohol mata nya buram tidak jelas saat melihat jalan, pria itu berhenti dan menyipitkan mata nya menatap kejauhan.

Dia seperti melihat ada seorang bertudung hitam sedang berjalan pelan ke arah nya, terlihat sangat tidak pantas di jam sedini ini.

Pria itu menyeringai bodoh, akibat pengaruh alcohol otak nya menjadi lebih berani. Pria itu berpikir dia akan merampok uang seseorang yang sedang berjalan sendiri ke arah nya itu.

Dia bisa menggunakan uang itu untuk membeli alcohol dan bermain judi lagi, memikirkan uang itu membuat nya sangat tidak sabar.

Dia mendengus, kemudian berjalan lebih cepat ke arah seseorang bertudung yang sedang mendekati nya.

Orang bertudung itu dengan keras menabrak bahu pria bodoh itu, membuat pria itu mengumpat marah dang ingin menghajar orang yang berani menabrak dia.

Tapi orang itu mengelak ayunan botol nya dan berlari pelan menjauh dari nya. Hal itu membuat pria itu geran dan mengejar orang bertudung itu meski dia sempoyongan.

"Sialan! Kemari kau! Berani sekali kau menabrak paman ini!!" teriak nya mengejar orang itu.

Orang bertudung itu berlari ke arah gang sepi dan gelap tidak jauh dari sana. Gang itu buntu dan tidak ada jalan keluar selain jalan yang ia masuki tadi.

Pria bodoh itu melihat orang yang menabrak nya terdiam bingung di ujung jalan. Dia mendengus remeh, dan meminum alcohol nya.

Pria itu bergerak maju, "tidak ada jalan keluar, Nak. Sebaiknya kau menyerah kan uang mu pada ku, lalu paman ini akan mengampuni mu." ucap pria itu mengancam.

Dia semakin dekat dengan orang bertudung itu, saat dia akan mengayunkan botol nya ke kepala orang itu. Tiba tiba saja dada nya di tendang kuat oleh orang bertudung itu hingga ia menabrak dinding gang.

Kretekk

Terdengar bunyi aneh dari dada pria itu tidak lama dia memuntahkan seteguk darah.

Uhukk uhukk

Pria itu memegang dada nya yang sakit, seperti nya tulang rusuk nya patah akibat tendangan kuat itu.

Dia sangat marah, saat dia mengangkat kepala nya dan ingin berteriak. Kepala nya di tendang ke samping hingga beberapa gigi nya copot keluar.

Sebelum dia mengambil nafas, rambut nya di tarik ke atas memperlihatkan pipi nya yang lebam, pria itu menyipitkan mata nya menatap orang yang telah menghajar nya.

Orang di depan nya memakai jaket hitam besar menutupi seluruh tubuh nya, di ikuti dengan tudung dan juga masker yang berwarna hitam juga.

Dia tidak tahu siapa orang misterius yang ada di depan nya, yang bisa dia lihat hanya mata berwarna biru lautan yang sangat dingin dan tajam menatap mata nya.

Membuat nya diam membeku karena ketakutan, mata itu sangat menyeramkan terlihat niat membunuh di sana. Dia sangat menyesal karena  memprovokasi mahkluk kejam di depan nya.

"S, siapa kau? K,, kenapa kau menghajar ku?" ucap pria itu terbata-bata dada nya sangat sakit hingga dia kesulitan bernafas.

Tulang pipi nya yang sedikit bengkok juga membuat nya sulit untuk berbicara dengan normal.

Orang di depan nya tidak menjawab, malah dengan kejam nya dia menghantam kepala pria itu ke dinding dengan keras.

Bugg

Pria itu berteriak kesakitan, kepala nya sangat sakit dan juga pusing. Dia menarik nafas nya dengan susah payah.

Dia menjauh dengan ketakutan dari orang bertudung hitam itu, "J,,jangan..tolong ampuni...aku.." ucap nya bergetar.

Orang itu tidak mengindahkan permintaan pria itu, dua mendekat secara perlahan yang mana membuat pria itu semakin ketakutan.

Orang itu kembali mendekat dan menarik rambut pria itu. Dia dengan kejam menyeret pria itu ke ujung gang yang lebih gelap.

Pria itu sedikit berteriak namun dia langsung terbatuk batuk karena tersedak darah nya sendiri, dia mencoba memberontak, kepala nya sakit.

Namun tidak berhasil, orang itu malah menambah kekuatan menarik rambutnya. Kaki nya di ayunkan untuk melambatkan orang ini, tapi tetap saja tidak berhasil.

Tubuh nya di campakkan ke dinding, dia dengan lemah memegang dada nya dan menatap kaki yang sudah berdiri di depan nya.

Dia tidak menyangka akan mati sekarang, betapa sial nasib nya.

Orang itu kembali menarik rambut nya dan membuat nya duduk bersandar di dinding dengan paksa.

Pria itu menatap ke atas, nafas nya sudah tersendat-sendat.

"Ini hari kematian mu." suara sedingin es terdengar dari orang bertudung itu.

Pria itu membelalak terkejut saat mendengar suara perempuan. Orang yang menyiksa nya adalah seorang perempuan, dia tidak menyangka akan bertemu dengan perempuan yang begitu kejam.

Tecna menatap dingin pria yang akan mati di depan nya. Pria yang sangat menyedihkan.

Tecna mengeluarkan belati tajam dari kantong jaket nya. Bilah itu bersinar di malam yang sunyi dan dingin ini.

Pria itu ketakutan, dia ingin bangkit dan berlari namun,

Krekk

"Arghh..."

Tecna dengan kejam menginjak tulang keting pria itu sampai terdengar bunyi  seperti patahan.

Pria itu menangis menahan rasa sakit pada kaki nya, dia tidak bisa berlari kabur.

"Orang seperti mu, tidak pantas hidup." ucap Tecna dingin.

Tecna mengusap bilah belati nya pelan, kepala nya miring menatap lama pria di bawah.

Dia memencet sesuatu yang terdapat di gagang belati itu, tidak lama keluar sedikit cairan tidak berwarna pada bilah belati.

Itu adalah racun ular viper yang ia peras secara langsung dan menyimpan nya dalam belati, saat ingin memakai nya dia hanya perlu menekan tombol kecil di gagang itu.

Racun itu menetes me tanah, menatap itu pria malang itu hanya bisa berteriak ketakutan namun kembali tersedak oleh darah yang ada di tenggorokan nya.

Tecna sangat suka melihat mangsanya bergetar ketakutan dan tidak bisa melakukan apa-apa selain menunggu kematian nya dengan pasrah.

Dia tidak terlalu suka menyiksa mangsa nya dengan brutal, dia hanya akan membuat mangsa nya lemah tak berdaya dengan beberapa gerakan.

Setelah itu,

Sett

Tenggorokan pria tersayat sedikit oleh belati Tecna, hanya sedikit daging yang terbuka namun sudah cukup untuk setetes racun di sana.

Pria itu memegang tenggorokan nya terkejut, dia membelalak kan mata nya saat dia tiba tiba merasakan rasa nyeri yang sangat menyakitkan.

Tecna menyaksikan racun itu perlahan lahan berkerja, bekas sayatan itu terlihat membiru, darah nya menetes sedikit demi sedikit.

Pria itu memegang leher nya dengan kuat, kaki nya bergoyang tak tentu arah, mulut nya terbuka mengeluarkan lidah nya, mata pria itu terbalik ke atas.

Badan nya kejang kejang dan semakin membiru.

Tidak lama pria itu berhenti bergerak.

Tecna menyaksikan semua dengan tenang, mata nya terlihat dingin dan acuh tak acuh seakan dia tidak baru saja menghilangkan nyawa seseorang.

Pria itu mati dengan mengenaskan, Tecna tidak mau menghabiskan terlalu banyak tenaga. Dia hanya ingin merasakan kepuasan setelah melampiaskan amarahnya. Kebetulan dia bertemu dengan pria malang ini.

"Kau pantas mendapat ini." ucap Tecna datar sebelum berbalik menjauh dari mayat mengenaskan pria itu.

Tecna menatap ke atas, tidak jauh dari sini terdapat gedung apartemen yang cukup tinggi dan besar.

Dia melihat pada jendela lantai yang paling atas yang lampu nya telah mati, tapi intuisi nya yang tajam mengatakan ada seseorang di sana.

Tapi Tecna tidak peduli, dengan diam dia berjalan meninggalkan gang sepi dan gelap itu.

Tidak ada yang tahu dia telah membunuh di sini.

Di atas sana seorang pemuda menyaksikan semua adegan pembunuhan itu dengan tenang, tidak ada rasa takut dan panik pada nya.

Pemuda itu tersenyum miring, "menakjubkan." ucap nya.

Melihat dengan kejam nya pembunuhan itu membuat mangsa nya tidak berdaya tanpa bernafas sedikit.

Dia hanya iseng melihat daerah sekitar bawah, karena baru saja menyelesaikan pekerjaan nya. Tidak di sangka dia menyaksikan pertunjukan yang sangat mengasikkan.

Dia menatap lekat pada mayat itu, "Besok pasti akan gempar melihat ini." ucap nya acuh setelah itu pergi meninggalkan jendela.

...

Pagi yang cerah,

Terlihat seorang wanita sedang menyapu halaman rumah nya, keadaan nya tidak begitu baik.

Wajah nya penuh dengan luka dan lebam. Tangan nya bahkan terdapat beberapa luka bakar berbentuk bulatan kecil.

Dia terlihat sangat menyedihkan namun tidak ada rasa sakit di wajah nya, seperti luka itu tidak berarti apa apa baginya.

Dengan tenang dia menyapu semua sampah daun di halaman nya.

"Permisi." terdengar suara membuat nya mengalihkan pandangan nya pada pintu rumah pagar nya.

Dia terkejut melihat dia orang pria berseragam polisi menatap nya dari depan pagar.

Segera dia meletakkan sapu nya di tanah dan segera berjalan menuju ke dua polisi itu. Dia membuka pagar nya dan mengizinkan polisi itu untuk masuk.

Pagi ini cukup terik, mata hari terlihat di atas sana.

"Ada yang bisa saya bantu, pak?" tanya wanita itu bingung, sangat menyedihkan melihat wajah yang penuh luka lebam, itulah yang di pikirkan para polisi.

"Apa benar pria bernama, Biman Toro. Adalah suami anda?" ucap polisi itu.

Wanita itu segera mengangguk, "Benar pak, ada apa? Suami saya membuat masalah?" tanya nya takut.

Polisi itu menggeleng, "suami anda di temukan tidak bernyawa di sebuah gang sempit yang tidak jauh dari sini." ucap polisi itu.

Wanita itu tertegun diam, badan nya membeku sekilas kilatan aneh terdapat di mata nya namun itu hilang detik kemudian.

Wanita itu terduduk lemah setelah mendengar suami nya telah mati. Dia menangis sedih memanggil-manggil sangat suami.

Polisi itu menatap, sudah biasa mereka melihat kejadian seperti ini.

"Ibu harus pergi melihat jenazah suami ibu, sebelum dikebumikan. Dan kami akan segera menyelidiki kasus kematian suami ibu." kata polisi itu sebelum pergi kembali ke kantor.

Wanita itu terdiam, tidak lama dia bersiap untuk pergi.

.

.

.

"Saya menghentikan kasus penyelidikan suami saya, Pak." ucap Maryam kepada polisi.

Polisi itu heran kenapa memberhentikan kasus nya.

"Tapi Bu, kita harus tahu siapa yang melakukan Pembunuhan ini terhadap suami ibu agar ibu dan keluarga tenang." ucap polisi itu menyarankan.

Maryam menggeleng menolak, "Tidak perlu pak, bahkan jika saya tahu pembunuh itu tidak ada yang bisa saya lakukan." jawab Maryam masuk akal.

Polisi terdiam mendengar ucapan wanita di depan nya, kemudian dia hanya bisa menghela nafas pasrah.

"Baiklah Bu, kasus ini akan segera di tutup. Saya ucapkan turut berdukacita untuk keluarga." ucap polisi itu.

Maryam mengangguk, "iya Pak terimakasih." balas nya setelah itu dia pergi meninggalkan kantor polisi.

Maryam menjalani hidup dengan biasa dan tidak ada jejak kesedihan di mata nya.

Dia membawa belanjaannya ke meja kasir, saat ini dia ada di toserba kecil di dekat rumah nya.

"Bu Lia tolong hitung belanjaan saya ya." ucap nya tersenyum kepada kasir wanita seumuran dengan nya. Mereka cukup kenal dekat, karena telah menjadi tetangga sejak lama.

"Kau belanja banyak kali ini." kata Bu Lia.

Maryam tersenyum, "iya, anak ku akan pulang malam ini." balas nya.

"Wah, kau akan masak enak untuk nya ya." kata Bu Lia bercanda.

Maryam tertawa mengiyakan.

Saat belanjaan nya sudah di hitung dan tinggal memasukkan nya ke kantong plastik. Bu Lia kembali buka suara.

"Ku dengar suami mu terbunuh ya? Aku turut berdukacita." ucap nya sambil memasukkan semua belanjaan nya.

Senyum Maryam hilang, dia tidak menjawab ucapan Bu Lia.

"Itu bagus untukmu dan anak mu. Dia sangat jahat pada kalian, bahkan memukuli mu dan anak gadis mu hingga terluka, ini karna buat nya." lanjut Bu Lia.

Maryam terdiam mendengar itu.

"Ini, semua nya seratus lima puluh ribu." ucap Bu Lia memberikan belanjaan itu.

Maryam segera mengeluarkan uang nya dan memberikan nya pada Bu Lia.

"Semoga hidup mu tentang mulai sekarang." kata Bu Lia menghibur.

Maryam hanya mengangguk canggung dan mengucapkan terima kasih sebelum pergi dari sana.

Wajah nya datar setelah keluar, dia berjalan pulang dengan cepat.

"Ya, suami ku memang pantas mati seperti ini." ucap nya pelan. Dia berterima kasih pada siapa pun yang telah membunuh pria sialan itu.

...




Continue Reading

You'll Also Like

711K 3.1K 1
(ON GOING) (REVISI) --o0o-- "kau mau ini??" "tapi ada syarat nya.." "untuk hari ini dan seterus nya panggil aku Ayah." "bagaimana??" --o0o-- "Adik ke...
436K 21.2K 32
novel ini menceritakan seorang cewek bar bar memasuki tubuh cewek playgirl yang memiliki mantan banyak salah satunya protagonis pria. Kalau penasara...
S E L E C T E D By mongmong09

Mystery / Thriller

311K 16.4K 30
Tentang obsesi seorang pria misterius terhadap seorang gadis yang menolongnya. ---------------------------------------------------- Raina Karlova, se...
247K 19.1K 35
freya harus rela bahwa dirinya memasuki tubuh seorang gadis macho bernama 'VICTORIA ALGHAVERO' Gadis Macho dengan perawakan laki dan satu-satunya an...