Transmigrasi Ke Dalam Novel

By Zuraprilly

484K 27.8K 432

[WARNING⚠⚠ Ada banyak adegan kekerasan dan Kata² Kasar, mohon bijak dalam membaca] ••• Achasa seorang gadis c... More

Achasa Orphee
Atecna Azurra Warren
Amira Salfira Rinjani
Peringatan Tecna
Masuk Sekolah
Teman Baru Dan Keributan
Gudang Dan Amira
Jebakan
Kebohongan Amira
Munafik
Masalah Lagi
Rei Arthur Davis
Dimas Jenna Clayton
Curhatan Gissel & Langkah Tecna
Teguran Untuk Bara
Di Jemput Tunangan
Keluarga Wijaya
Takdir Yang Tertulis
Bertemu
Takdir Berjalan
Pertemuan Pertama
Balas Dendam Cindy
Undangan
Cara Amira
Menjadi Pembicaraan
Persiapan
Acara
Penghinaan
Membatalkan Pertunangan
Di Jauhi
Nonton
Pembunuhan
Bertambahnya Musuh
Bincang Santai
Telepon Malam
Belanja Bersama
Lawan Ivana
Rahasia Menjijikkan

Pembicaraan

9.3K 547 8
By Zuraprilly

Semua nya hening, tidak ada yang ingin membuka suara.

Satyo sudah di bawa ke kamar nya untuk beristirahat, sedangkan yang lain. Mereka semua berada di ruang keluarga, yang pasti lebih pribadi.

Ayu sudah sadar dari keterkejutan nya, kini dia hanya bisa menangis dalam diam karena Gissel ingin memutuskan pertunangan nya dengan Bara.

Tecna sedari tadi hanya menatap Adam dan Nathan dengan dingin. Kedua pria itu pun hanya diam membisu dan tidak ingin bicara.

Tecna sudah muak dengan ini, "aku tidak ingin memperlama semua nya. Kalian sudah tahu, bahwa Gissel ingin membatalkan pertunangan nya dengan Bara, terima atau tidak itu keputusan yang sudah bulat dan tidak bisa lagi di ganggu gugat." ucap Tecna memulai pembicaraan.

Ayu ingin membantah namun dia kembali diam saat tak sengaja melihat Gissel, mengingat cerita Gissel tadi hati nya kembali tidak berdaya.

Bagaimana bisa gadis manis seperti nya bisa mengalami hal sekejam itu, parah nya putra nya lah yang telah melakukan semua nya.

Bara mengeraskan rahangnya marah, "Tidak! Aku tidak setuju pertunangan kamu batal!" ucap nya tidak terima.

Melihat anak nya memiliki pikiran pendek diam diam Nathan hanya bisa mengeluh.

Gissel menatap kesal Bara dan juga menatap nya tidak terima.

Tecna melirik dingin, "kau tidak bisa memutuskan semua yang kau inginkan." ucap nya datar.

Bara kembali ingin membantah, namun  Tecna tidak membiarkan nya bicara sepatah kata pun.

"Kau tidak setuju dengan pertunangan ini, kau berselingkuh, menolak Gissel dengan keras dan juga bersikap kasar pada nya."

"Sekarang saat pertunangan nya di batalkan seperti yang kau inginkan sejak awal, kau dengan keras membantah kalau pertunangan ini tidak boleh batal, karena kau tidak ingin."

"Kau pikir kau siapa?" lanjut Tecna dengan dingin.

Dia menatap Bara dengan tajam melirik nya dari atas dan bawah, seakan akan menilai apakah orang di depan nya pantas untuk semua waktu berharga nya.

Bara ditikam oleh kata kata Tecna, dia tidak bisa mengeluarkan ucapan nya.

Mendengar perkataan Tecna membuat Ayu kembali sedih, benar kata suami nya. Seperti nya dia terlalu memanjakan Bara hingga dia berani melakukan hal seperti ini.

"Kamu tidak bisa memutuskan pertunangan ini sembarangan, Tecna. Perjodohan ini sudah di lakukan sejak lama." kini Adam yang membuka suara nya mencoba berargumen dengan Tecna.

Kini padangan Tecna sepenuhnya kepada Adam. "Oh? Tidak bisa?" ucap nya remeh.

Adam sedikit ragu melihat tingkah Tecna yang seperti itu, "Ya, perjodohan ini di lakukan oleh kedua belah pihak keluarga dengan sepenuh hati. Bahkan tetua Wijaya menyetujui nya." lanjut Adam keras kepala.

Wajah Tecna mendingin mendengar itu, "lalu bagaimana dengan orang yang bersangkutan? Apa mereka juga menerima dengan sepenuh hati atas keegoisan orang tua mereka?!" balas nya sengit.

Adam tergagap namun dia bersih keras, "Mereka menerima nya, Gissel juga dengan senang hati menerima nya." ucap nya membantah.

Tecna mendengus sinis, "Ya, menerima nya. Aku tidak tahu kasus menerima dengan senang hati bagi mu itu seperti pemberontakan yang Bara lakukan. Menolak Gissel, menjauhi nya, mempermalukan nya, bersikap kasar dan juga berselingkuh secara terang terangan." ucap nya sinis.

"Itu konsep menerima dengan lapang dada? Tuan Adam?" lanjut Tecna bertanya menaikan alisnya menantang.

Adam terdiam dengan balasan Tecna, dia tidak bisa membantah perkataan Tecna.

Tecna menghela nafas nya, "jangan bersikap tidak masuk akal. Orang bodoh pun akan tahu, perbuatan Bara tidak di benarkan. Bahkan jika memang dia tidak menerima perjodohan ini, bukan berarti dia bisa melecehkan Gissel sesuka hati nya. Sama seperti mu." kata nya dengan wajah datar.

Adam terkejut mendengar perkataan akhir Tecna.

Tecna menatap Adam, "sama seperti mu, yang tidak bertindak sesuai seorang ayah yang layak. Betapa menyedihkan nya." lanjut Tecna menaburkan garam pada harga diri Adam yang sudah terluka.

Adam mengeruk tidak senang, "Jangan bertindak tidak sopan pada Papa mu, Tecna." ucap nya marah.

Tecna mengangkat tangan nya menahan ucapan Adam.

"Ah... Ah.. Sekarang tidak ada tempat untuk membicarakan sopan santun seorang anak pada ayah nya."

"Lagian itu tidak pantas untuk mu, yang tidak pernah menghargai anak mu." ucao nya mengangkat bahu acuh.

Gissel menggigit bibir nya gugup melihat pertengkaran Papanya dengan Tecna sedari tadi. Hati nya sedih melihat Adam yang tidak berperasaan tapi dia juga bersyukur karena ada Tecna di sini.

Adam tertampar mendengar ucapan Tecna. Dia menatap lama anak yang tidak pernah ia temui selama bertahun-tahun. Dunia memang selalu berputar.

Ivana hanya bisa bersedih dalam diam melihat suaminya dan putri nya bertengkar. Dia tidak menyangka Adam sangat keras kepala, begitu juga dengan Tecna yang dengan mati-matian membela Gissel.

Dia merasa tidak becus sebagai seorang istri dan seorang Ibu. Keluarga nya menjadi berantakan seperti ini.

"Sudah ku bilang, tidak ada yang bisa menganggu gugat keputusan ini. Pertunangan ini tetap batal apa pun yang terjadi." ucap nya tajam dan menatap semua orang satu per satu.

Dan berakhir dengan Nathan,

"Jika anak ju ingin menimbulkan masalah lagi, aku tidak segan segan menganggap keluarga Wijaya sebagai musuh ku, kalian akan menjadi musuh KERAJAAN DUNIA BAWAH WARREN, mulai dari sekarang!!"

Nathan tertegun akan pengumuman Tecna, Ayu sendiri ikut membeku mendengar itu.

Adam dan Ivana tidak bisa menghentikan Tecna. Jika Tecna sudah berkata seperti itu, mereka berdua tidak bisa ikut campur.

Erick hanya bisa mengepalkan tangan nya. Dia merasa tidak berguna sebagai seorang kakak.

Gissel melirik takjub pada Tecna.

Tecna berdiri dari duduk nya dan memandang rendah Bara, "Suka tidak suka, semua harus menerima keputusan ini. Mulai sekarang Gissel dan Bara telah putus, pertunangan mereka telah batal."

Dia memberi isyarat pada Gissel, dengan sigap gadis itu ikut berdiri dan dengan kasar dia melepaskan cincin pertunangan nya dari jari manis nya.

Dia meletakkan cincin itu di depan Bara, "Mulai sekarang kita tidak punya hubungan apa apa lagi. Lo bisa sepuasnya mengejar Amira sekarang, tanpa ada gue yang menghalangi nya." ucap Gissel datar.

Bara terdiam menatap cincin yang ada di depan nya,

Ayu sudah benar-benar menangis sekarang, "Gissel..." panggil nya sedih.

Gissel menatap Ayu lembut, "Mommy ga perlu sedih, ini mungkin keputusan yang lebih baik bagi kami berdua. Tidak ada lagi pihak yang tersakiti mulai sekarang." jelas nya dengan penuh perhatian.

Ayu hanya mengangguk menerima keputusan Gissel, dia tidak bisa memaksakan keegoisan nya lagi.

"Jangan lupa untuk sering menemui Mommy, ya?" ucap nya tersenyum lembut.

Gissel mengangguk senang, "Mommy ga perlu khawatir, aku bakal datang untuk Mommy nanti." jawab Gissel.

Nathan hanya bisa menghela nafas pasrah, dia pun ikut berdiri.

"Maaf karena telah membuat mu kecewa Gissel." ucap nya meminta maaf pada ganti itu, dia tahu kalo semua ini salah putra nya. Dia tidak bisa memaksa kehendak gadis yang telah tersakiti itu.

Gissel menatap Nathan yang menunduk meminta maaf membuat nya tidak enak hati.

"Jangan seperti itu, Dad. Dari awal kami memang tidak bisa bersama, maaf kan diri ku juga karena telah memaksa Bara untuk menerima ku." kata Gissel tersenyum sedih.

Nathan menggeleng tidak setuju, "Ini salah kami para orang tua yang penuh ambisi dan keegoisan. Sampai kami lupa bagaimana meminta pendapat anak kami sendiri, padahal ini semua bersangkutan dengan kalian." ucap nya menyesal.

Gissel hanya setuju dengan kikuk.

Adam hanya bisa diam dan menunduk.

Ivana pun dengan pelan pelan menghapus air mata nya.

"Kalau begitu kami permisi, maaf karena telah membuat keributan pada hari spesial ini, Tuan Nathan." ucap Tecna menunduk sedikit.

Dia tidak bisa melupakan etika nya.

Gissel pun mengikuti Tecna dan menunduk meminta maaf.

Nathan pun mengangguk mengiyakan.

Dengan begitu kedua kembaran keluarga Warren itu pun pergi meninggalkan ruangan tanpa melirik orang tua sedikit pun.

Kecuali Gissel yang menatap sinis pada Erick sebelum keluar. Membuat pemuda itu menipis kan bibir nya diam.

Ruangan itu kembali sunyi setelah kedua gadis itu pergi, Bara sadari tadi masih diam menatap lama cincin yang di tinggalkan oleh Gissel tadi.

Ayu sedikit khawatir melihat putra nya yang hanya diam saja sedari tadi. Dia tahu kalo Bara masih belum menerima semua ini, tapi bagaimana pun ini harus menjadi pelajaran buat anak itu agar tidak berbuat semena-mena lagi.

"Aku akan kembali melihat acara nya," ucap Nathan mengundurkan diri segera.

Ivana hanya bisa menggenggam tangan Erick, dia masih terkejut akan semua nya. Erick dengan patuh diam di samping Mama nya.

Tidak ada yang berbicara lagi di ruangan itu.

.

.

.

Saat Tecna dan Gissel keluar, mereka tidak sengaja berpapasan dengan Dimas dan Arthur.

"Tecna!" ucap Dimas senang.

Tecna menganggukkan kepala nya sebagai salam.

"Urusan kalian sudah selesai?" tanya Dimas blak-blakan.

Arthur mengutuk pemuda bodoh di samping nya namun dia masih tetap mempertahankan wajah datar nya.

Gissel mendengus sinis mendengar pertanyaan tidak sopan pemuda idiot ini.

Dia menatap Dimas julid.

Dimas heran kenapa dia dia tatap tajam seperti itu oleh Gissel, padahal dia tidak berbuat salah sama sekali, pikir nya.

"Sudah, Gissel dan Bara sudah putus sekarang, jika kau penasaran." balas Tecna dengan malas.

Dimas tersenyum kikuk mendengar ucapan Tecna.

"Ah..ha..ha...em, bagaimana kalau kalian berkenalan saja." ucap Dimas mengalihkan topik pembicaraan.

Gissel memutar mata nya malas melihat sikap bodoh pemuda di depan nya.

Arthur hanya melirik Dimas diam.

Berbeda dengan Tecna yang tersenyum lebar mendengar itu, Arthur takut kalo pipi gadis itu akan robek karena lebar nya senyuman itu.

"Aku lupa, betapa kasar nya diriku. Perkenalkan, aku Tecna Warren. Senang bertemu dengan mu." ucap Tecna tersenyum miring dengan mata yang berkilau tajam.

Arthur sedikit ragu menerima uluran tangan Tecna. Dia merasa gadis di depan nya sedikit aneh, karena gadis itu selalu menatap lekat pada dirinya belum lagi senyum miring itu.

Melihat Arthur tidak mengambil tangan nya, dia segera mengambil tangan pemuda itu, menggoyang kan nya ke atas dan ke bawah.

Dimas tersenyum bangga melihat itu.

Tangan Arthur bergoyang ke atas dan ke bawah namun wajah nya tetap datar.

"Nama saya Arthur, senang juga bertemu dengan mu, Nona Warren." balas Arthur setelah menarik tangan nya dari cengkraman maut Tecna.

Diam diam dia bergidik ngeri karena tenaga gadis itu sangat kuat saat menggenggam tangan nya tadi.

"Jangan sungkan, panggil saja nama ku Tecna." ucap Tecna masih tersenyum.

Gissel menatap kakak nya heran, ada apa dengan anak ini, pikir nya.

Dia menggeleng kan kepala nya, "Saya Gissel, senang bertemu dengan mu." kali ini dia memperkenalkan diri nya.

"Arthur." jawab nya mengangguk singkat.

Kemudian dia membuang wajah nya ke arah lain, dia sedikit canggung karena Tecna masing menatap nya dengan intens. Apa gadis ini punya gangguan otak, pikir nya.

Dimas tidak melihat suasana aneh itu, "kalian ingin pulang atau masih mau di sini?" tanya Dimas.

Tecna melirik sekeliling, sebenarnya dia sudah mala dan ingin pulang tapi,

"Kami masih ingin di sini, mau menemani?" ajak Tecna sambil tersenyum manis.

Arthur ingin menolak, tapi si bodoh Dimas dengan antusias mengiyakan ajakan Tecna.

"Tentu saja, kami juga bosan hanya berdua saja sedari tadi." jawab Dimas sedikit menggerutu.

Arthur menaikan satu alisnya menatap Dimas di samping, sendiri kata nya? Lalu orang orang yang mendatangi mereka untuk menjilat itu apa? Hantu?

Arthur hanya bisa menghela nafas pasrah, "Terserah." kata nya malas.

Dimas pun dengan semangat menarik Gissel menuju stand makanan seperti kue kue yang cantik dan lezat.

Gissel melemparkan padangan mengeluh pada Tecna, kenapa dia harus terjebak dengan pemuda bodoh ini. Tecna hanya mengangkat bahu tidak tahu.

"Anda duluan, Tuan Davis." ucap Tecna memberikan jalan pada Arthur.

Arthur mendengus melihat dia memanggilnya dengan formal, " panggil saja aku Arthur." kata nya dingin kemudian berjalan duluan.

Tecna tersenyum miring, "Dengan senang hati." balas gadis itu dan mengikuti Arthur dan berjalan di samping pemuda itu.

...





Continue Reading

You'll Also Like

29.5K 2.1K 27
Transmigrasi karena jatoh dari gerbang sekolah?! Yang benar saja! Dunia memang sudah gila. Bertransmigrasi kedalam tubuh seorang gadis bermarga Laudh...
36.5K 2.6K 12
Grecia merupakan gadis pendiam yang tidak banyak bicara. grecia gadis genius, tapi sayang kegeniusan nya sama sekali tidak berarti untuk kehidupan ny...
248K 19.2K 35
freya harus rela bahwa dirinya memasuki tubuh seorang gadis macho bernama 'VICTORIA ALGHAVERO' Gadis Macho dengan perawakan laki dan satu-satunya an...
S E L E C T E D By mongmong09

Mystery / Thriller

311K 16.4K 30
Tentang obsesi seorang pria misterius terhadap seorang gadis yang menolongnya. ---------------------------------------------------- Raina Karlova, se...