The BREAK UP ( spin off SYLY )

By Aphrodite_Themis

2.4K 370 93

Cinta abadi? Sayangnya, itu tidak pernah terjadi pada hidup Jung Junsu yang egois. 'Aku memilihmu.' Hanya bu... More

ARE YOU READY?
1 - No ETERNAL LOVE
2 - Taec Hyung? Can you kiss me?
3 - Wow...That Was Awesome
4 - Stop! I'm Tired!
5 - If I Sleep With You, Everything Will Change
6- Yes, I'm Evil
7 - Unless, You Want to be My Enemy
8 - He Wants to Sleep With Me
9 - I Like You...Love You So Much
10 - You're Not Park Yoochun, I Know..
11 - Don't Tell Anything or I Kill Your Brother
12 - Don't Ever Forget Your Loyalty
13 - The Twins
15 - Sang Pewaris Kim
16 - Let's Fight! You've Stolen My Lover
17 - You Lost, Ok Taecyeon! He Is Mine
18 - You Chose The Wrong Man, Junsu
19 - SHOOT THEM!
20 - He Slept With The Man. You Know That, Right?
21 - Please Don't Get Hurt Again
22 - I can't wait to be your official partner
23 - You can't do that, Your Highness.
24 - Sniper? Park Yoochun is Crazy
25 - The combat drone is a test from your brother!
26 - One chance and if you fail, stop!
27 - And the drama is going on ....

14 - Kissmark? You Slept With Him

59 10 1
By Aphrodite_Themis

THIS STORY IS MINE.

AUTHOR : APHRODITETHEMIS / ANYA

GENRE : ROMANCE / ACTION / AFFAIR

RATE : 21 +

WARNING : BOYLOVE
.

.

PYONGYANG

"Anda tidak bisa masuk."

Dahi Yoochun mengeryit mendengar larangan paling tidak masuk akal itu.

Apa-apaan ini? Sejak kapan dia - ajudan kepercayaan sang jenderal sekaligus kekasih putra bungsunya - tidak diizinkan untuk mengunjungi sayap timur yang diberikan penguasa Korut itu pada putranya yang selama 20 tahun ini hidup di Korsel? Dan siapa para pengawal ini? Dia tidak pernah melihat mereka sebelumnya. Apa lagi yang terjadi sebenarnya? Apa semua ini ada hubungannya dengan Junsu yang selalu mereject panggilannya?

Bahkan sejak kabur ke Seoul, Junsu bukan hanya menolak panggilannya, tapi juga tidak pernah membuka apalagi membalas satu pun pesan yang dikirimnya. Semua pasti karena pengaruh bajingan terkutuk itu, geram Yoochun dalam hati seraya menepis ingatannya tentang foto-foto sialan yang dilihatnya beberapa minggu lalu.

Pagi ini, begitu dia mendapat informasi jika Junsu sudah kembali ke Pyongyang, tanpa pikir panjang, dari villa Kim, Yoochun langsung bergegas mengunjungi mansion Kim. Dia harus bisa bersikap tenang jika ingin Junsu kembali padanya. Emosional di tengah situasi ini tidak akan menguntungkan posisinya. Itu hanya akan membuat Junsu semakin menjauh darinya.

"Kalian tidak tahu siapa aku?"

Yoochun bicara tanpa menaikkan intonasi suaranya. "Biarkan aku lewatnya!" tambahnya tegas dengan tatapan yang selalu berhasil membuat anak buahnya takut. Walau kedua pengawal di depannya malah memasang ekspresi dingin.

"Ini perintah langsung dari tuan muda Kim!" seru salah satu pengawal yang dengan berani membalas tatapan tajam ajudan sang jenderal. "Anda tidak diizinkan untuk mengunjungi sayap timur lagi!" tambah pengawal yang lain lantang.

Dalam sekejab kemarahan menyelimuti hati Yoochun yang sudah mengepalkan tinjunya. Baru kali ini ada pengawal yang berani melawan perintahnya. Bahkan Cho Kyuhyun - tunangan pewaris Kim - pun selalu bersikap sopan padanya. Dia semakin yakin kedua pengawal ini bukan tentara Korut. Aksen keduanya pun begitu berbeda.

"Sayang aku tidak bisa mematuhi perintah itu!" desis Yoochun dingin dengan mata berkilau tajam.

Salah jika kedua pengawal lancang ini berpikir Yoochun akan menyerah dan pergi. Sebaliknya, tanpa peduli pada mereka yang berusaha menahannya, ajudan jenderal Kim itu mendorong kuat keduanya sebelum berjalan cepat menuju selasar panjang yang akan mengarah ke kamar yang dulunya ditempati Kim Jaejoong namun sekarang menjadi kamar Junsu setiap kali dia menginap di mansion ini.

"Tunggu, kapten Park..."

"Anda tidak boleh masuk! Tuan muda tidak mau diganggu..."

"Panggil pengawal lain. Halangi dia!"

Kejaran dan teriakan para pengawal yang terus berusaha menghalanginya tidak menghentikan langkah lebar Yoochun. Apapun caranya dia harus bertemu dan bicara dengan Junsu. Sosok egois itu tidak bisa terus menghindarinya. Yoochun tidak akan membiarkan hubungan mereka berakhir begitu saja. Terlebihi itu karena perasaan bodoh Junsu pada sepupunya yang tak berotak itu.

"Kim Junsu, dimana kau? Apa-apaan..."

Tidak tampak sosok Junsu di kamar yang lebih menyerupai apartemen mewah itu. Yoochun juga sedikit terkejut kala menyadari penataan kamar yang seingatnya dulu elegan dan manis sekarang terlihat eksotis dengan sejumlah senjata yang dijadikan pajangan. Memang dia jarang sekali mengunjungi tempat ini sejak Junsu memutuskan pindah dari rumah peternakannya.

"Dimana dia? Hm, kamar mandi?" gumam yoochun sendiri sambil melangkah cepat ke ruang tamu pribadi - yang mengarah ke kamar dan kamar mandi - yang dilihatnya gelap, mungkin pelayan lupa menghidupkan lampu di ruangan itu.

Langkah Yoochun berhenti di ambang pintu yang baru digesernya pelan. Pandangan matanya langsung jatuh pada sosok Junsu yang sepertinya tertidur di sofa santai. Dengan kasar pria berusia 30-an itu mengusap wajahnya. Mungkin dia hanya terlalu lelah jadi melarang siapapun masuk, batin Yoochun sembari mengutuk dirinya yang mungkin sudah berpikir terlalu jauh hanya karena kedua pengawal tadi mencegahnya masuk.

Walau mungkin sedang menipu dirinya sendiri, Yoochun juga berusaha mengubur semua ingatannya akan foto Junsu yang berciuman dengan Ok Taecyeon. Mungkin semua itu hanya...

Ya pasti hanya karena Junsu sedang bosan dan ingin membuatnya cemburu. Semua situasi itu pasti terjadi karena Yoochun terlalu sibuk dan kurang memperhatikannya akhir-akhir ini.

"Dari mana saja kau? Kenapa tidak membalas pesanku? Masih marah?" serunya pelan seraya mengambil duduk di ujung sofa yang bisa menampung beberapa orang dewasa. "Apa itu..." Dari jubah mandi Junsu yang sedikit tersikap dan memperlihatkan paha bagian dalam bungsu Kim itu, Yoochun bisa melihat jelas ada bekas kissmark yang tampak masih baru.

Tanpa sadar rahang Yoochun mengetat dan matanya berkilau marah. Emosi yang berusaha keras ditepisnya tadi seketika memenuhi dirinya dan semua alasan yang dipikirkannya tadi menguap bagaikan asap. Dari letak kissmark itu, dia bisa menebak selama berkunjung ke Seoul, Junsu bersama seseorang dan sudah pasti itu bukan wanita.

Seorang pria, Ok Taecyeon si bajingan sialan, yakinnya seraya mengulurkan tangannya untuk menepuk pelan pipi junsu, membangunkannya. semarah apapun dia sudah berjanji pada pewaris Kim untuk tidak pernah menyakiti sosok eksentrik yang membuatnya jatuh cinta ini.

"Junsu, bangun!" desisnya dengan kemarahan tertahan. "Kita harus bicara!" Hanya membayangkan sosok yang dicintainya ini mungkin sudah tidur dengan pria lain, Yoochun merasa dia ingin membunuh seseorang.

Suara datar yang terdemgar menahan marah. Tentu saja Junsu mengenalinya. Pengawal yang ditugaskan kembarannya sudah gagal menjalankan perintahnya. "Euhh...Aku masih ngantuk..." Tanpa membuka matanya Junsu menepis tangan yang sesaat tadi menepuk pelan pipinya. Dia baru tiba beberapa jam lalu dan yang sekarang diinginkannya hanya tidur tanpa gangguan. Bukan malah berdebat hanya karena masalah yang sama dan sudah jelas solusinya.

"Pergilah!" usirnya dengan suara parau seraya menggeliat dan berbalik untuk mencari posisi yang nyaman.

"Kita harus bicara! Siapa bajingan yang mengukir kissmark itu?"

Rahang Yoochun mengetat. Api seperti membakar habis semua kesabarannya. Egonya sebagai pria tidak bisa menerima sikap Junsu yang jelas-jelas menolak sentuhannya, "Kim Junsu! Bangun dan jawab aku! Sekarang juga!" bentaknya kasar tanpa peduli ada yang mendengarnya karena yang dibutuhkan Yoochun saat ini hanya kejujuran Junsu.

"Kekasihku," sahut Junsu datar masih dengan mata terpejam.

Sepertinya ini tidak akan berhasil tanpa adu mulut, gerutunya dalam hati meski memang sudah bersiap dengan situasi yang dibencinya ini. "Sudah kujawab 'kan? Sekarang, tolong biarkan aku tidur. Jangan ganggu!" herdiknya tajam sambil mengibaskan tangannya sebelum pura-pura menguap lebar.

Kekasih? Aku tidak salah dengar 'kan? Junsu bilang kekasih? Jadi aku ini apa baginya?

Amarah yang sedang membakar hati Yoochun mendorongnya melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukannya. Dengan kasar ditariknya tangan Junsu hingga sosok egois itu terduduk tegak sebelum meremas kuat bahu indah yang ternyata juga dihiasi beberapa kissmark. Untuk sedetik tangan Yoochun membeku dibahu ramping itu sedangkan matanya mulai menelusuri tubuh ramping Junsu yang hanya berbalut kimono mandi pendek.

"Sudah puas melihatku, kapten Park?"

Sedikit pun Junsu tidak merasa canggung ditatap dengan cara yang sebenarnya sangat kurang ajar. Dia hanya ingin Yoochun tidak mengharapkan apapun lagi darinya. Semua sudah terlalu melelahkan. "Jauhkan tanganmu dariku!" desisnya dingin penuh penekanan walau tidak berusaha menepis cengkraman kuat dibahunya.

Seolah tidak mendengar satu pun kata yang keluar dari bibir Junsu yang baru disadarinya - juga terlihat sedikit bengkak - , Yoochun meremas kuat bahu yang dihiasi tatto kupu-kupu itu, "Kau tidur dengannya." Bukan pertanyaan karena dia punya mata untuk melihat semua jejak yang pasti sengaja ditinggalkan bajingan terkutuk itu.

"Ya, aku tidur dengannya." sahut Junsu jujur seraya menepis kuat kedua tangan yang mulai menyaktinya. "Taec hyung pintar memuaskanku!" tambahnya tak acuh meski tahu Yoochun pasti ingin sekali membunuhnya.

Dengan santai Junsu berdiri. Sedikit merenggangkan ototnya sebelum melepas acuh kimono mandinya sambil berjalan ke arah lemari. Tanpa pikir panjang mengambil sehelai sweater dan celana olahraga kesukaannya. Memakainya tanpa merasa risih sedikit pun meski tahu Yoochun masih terus menatapnya. Dia memang sengaja memamerkan setiap kissmark yang Taecyeon ukir ditubuhnya.

Semua situasi menyebalkan yang sudah berlangsung lebih dari 2 tahun ini membuatnya semakin muak dan tertekan. Tidak pernah terpikirkan oleh Junsu akan sesulit ini mengakhiri hubungan yang menurutnya sudah tidak bisa dipertahankan.

"Tak kusangka kau serendah itu..."

Tinju Yoochun terkepal dan dia tidak bisa lagi menahan nada sinisnya. Harga dirinya sebagai seorang pria seperti diinjak-injak. Miliknya sudah disentuh pria lain. "Kau tidak malu mengakui perselingkuhan busuk itu?" raungnya emosi karena membayangkan si brengsek Ok Taecyeon mungkin sedang menertawakan kekalahannya.

Bukannya tersinggung dengan raungan marah dan penghinaan verbal itu, Junsu malah tersenyum lebar dan membalas tatapan membunuh Yoochun dengan santai. "Kau boleh menilai dan menuduhku apa saja." serunya acuh sambil mengangkat bahunya sebelum mendekati Yoochun yang berdiri di tengah kamarnya.

"Aku bahagia bersamanya." Junsu hanya mengatakan apa yang sedang dirasakannya.

Rahang Yoochun semakin mengetat. Mata tajamnya berkilau dingin. Ini pertama kalinya Junsu yang biasanya sangat emosional dan egois tersenyum kala seseorang mengecamnya. Sesuatu yang tak pernah terjadi. Putra bungsu jenderal Kim ini bahkan pernah menantang Yoochun bertarung didepan para pengawal saat tanpa sengaja dia menertawakan cara memanahnya.

"Bajingan itu memaksamu 'kan? Pasti dia yang sudah menggodamu!"

"Taec hyung tidak pernah memaksaku," sanggah Junsu datar sebelum tiba-tiba mendengus dan tertawa geli, "Asal kau tahu, aku yang menggodanya. Bahkan aku yang menciumnya lebih dulu!"

Senyum dan ekspresi nakal yang bukan ditujukan padanya itu seperti pukulan telak. Sekuat tenaga Yoochun menahan dirinya yang ingin berteriak kasar. Apapun caranya Kim Junsu harus kembali padanya. Tak seorang pun boleh merebut miliknya. "Kita pulang!" Mengabaikan dulu semua kemarahan dan rasa kecewanya, lagi Yoochun menarik kuat tangan Junsu, berusaha memeluk sosok angkuh yang terlihat begitu jauh meski kenyataannya hanya berjarak satu langkah darinya.

"Kau harus tinggal bersamaku lagi. Tempatmu bersamaku. Bukan di sini atau di mana pun!"

"Aku mencintainya."

Daripada meladeni amukan Yoochun yang egonya sedang terluka dan tidak bisa menerima jika hubungan mereka sudah berakhir. Lebih baik Junsu menyelesaikan masalah ini dengan otak dingin dan cara yang lebih manusiawi. "dan aku tidak akan pernah kemana pun bersamamu lagi. Kau atau siapa pun tidak bisa memaksaku!" Tidak ada emosi sedikit pun dalam suara dingin Junsu yang terlihat begitu yakin dengan keputusannya.

"Kau mencintaiku!" teriak Yoochun menggelegar. Persetan dengan kesabaran. "Kau berjanji akan selalu bersamaku! Ingat itu, Kim Junsu!"

"Ya, aku ingat!" Junsu tidak berusaha menyangkal. Tawarkan sesuatu yang tidak mungkin ditolaknya dan jangan terpancing emosi. Jika bukan karena ingat nasehat Jaejoong yang sangat mengenal sosok ajudan appa mereka ini, ingin sekali Junsu balas berteriak. Ini hidupnya dan dia akan melakukan apapun yang disukainya.

"tapi aku sadar jika aku lebih mencintainya! Aku lebih ingin bersamanya...."

Dengan frustasi Yoochun mengusap kasar wajahnya. Berusaha mengendalikan dirinya, "Dengar, Junsu. Kita bisa mencobanya lagi. Aku berjanji akan selalu punya waktu untukmu. Aku juga akan bersikap....." Apapun yang mau Yoochun katakan sontak terlupakan karena kalimat dingin Junsu yang membuatnya terkejut.

"Kita selesaikan ini dan aku berjanji jabatan menteri pertahanan akan jadi milikmu saat Changmin hyung menggantikan appa!"

"Hah?"

"Lepaskan aku dan jabatan itu akan jadi milikmu," Junsu menjatuhkan dirinya di sofa, menyilangkan kakinya tanpa mengalihkan tatapannya dari ekspresi Yoochun yang menggelap dengan mata berkilau marah. "Aku ini orang yang adil. Win win solution!"

"Kau pikir hubungan kita ini permainan? Kau menukar perasaanku dengan jabatan?"

Melihat ekspresi marah dan suara berdesis tajam itu, Junsu hanya menyeringai kecil, "Kau menginginkan posisi itu...." serunya ringan sebelum tiba-tiba berubah serius, "Jangan pikir aku ini bodoh, Kapten Park. Bagimu, aku adalah kartu AS untuk mencapai puncak pemerintahan!"

"Aku tidak seperti itu!"

"Oh ya?"

"Ya! Aku tidak pernah mengincar jabatan apapun melalui hubungan kita!"

"Jika aku ingin kau meninggalkan semuanya dan tinggal di Seoul. Apa yang akan kau lakukan?"

Bibir Yoochun terkatup rapat. Dia tidak mungkin memenuhi permintaan itu. Tidak mungkin dia meninggalkan semuanya - karir yang dibangunnya sejak lama dan keluarganya - hanya untuk pindah ke Seoul. "Aku tidak bisa. Tempat ini hidupku." sahutnya jujur.

"See? Kita hentikan semua ini. Ambil tawaranku dan pergilah!"

Jabatan itu akan jadi milikku saat Kim Changmin berkuasa. Itu artinya masih beberapa tahun lagi. Aku harus bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk mendapatkan hati Junsu lagi. Dalam rentang waktu itu aku harus bisa mendapatkan kepercayaan penuh bukan hanya dari sang jenderal namun juga dari sang pewaris Kim. Dan yang terpenting aku harus mencari cara untuk menyingkirkan Ok Taecyeon untuk selamanya.

"Baik, tapi dengan syarat..."

.

,

Note Author : Maybe untuk sebagian orang, alurnya jahat tapi ini adalah apa yang sering terjadi di real life kita.

Untuk yang masih mengikuti story ini, tinggalkan jejak.


Continue Reading

You'll Also Like

18.5K 1.7K 30
Mereka sembunyi begitu sempurna hingga tak siapapun yang dapat mengendus keberadaan mereka, bukan hal aneh bukan jika seseorang menggunakan dua ident...
4K 280 20
Perjalanan baru setelah semua berakhir dari kekacauan. Bagaimana sosok yang bayi dulu ditemukan kini memiliki takdir baru bersama sosok monster yang...
126K 10K 87
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
1.6K 110 7
Mile mengadopsi seekor kucing hitam waktu kecil, dia memberinya nama Apo, dan menyayanginya walau Apo sering membuatnya pusing! Tingkah ajaib Apo me...