Transmigrasi Ke Dalam Novel

By Zuraprilly

501K 28.8K 480

[WARNING⚠⚠ Ada banyak adegan kekerasan dan Kata² Kasar, mohon bijak dalam membaca] ••• Achasa seorang gadis c... More

Achasa Orphee
Atecna Azurra Warren
Amira Salfira Rinjani
Peringatan Tecna
Masuk Sekolah
Teman Baru Dan Keributan
Gudang Dan Amira
Jebakan
Kebohongan Amira
Munafik
Masalah Lagi
Rei Arthur Davis
Dimas Jenna Clayton
Curhatan Gissel & Langkah Tecna
Teguran Untuk Bara
Di Jemput Tunangan
Keluarga Wijaya
Takdir Yang Tertulis
Bertemu
Takdir Berjalan
Pertemuan Pertama
Undangan
Cara Amira
Menjadi Pembicaraan
Persiapan
Acara
Penghinaan
Membatalkan Pertunangan
Pembicaraan
Di Jauhi
Nonton
Pembunuhan
Bertambahnya Musuh
Bincang Santai
Telepon Malam
Belanja Bersama
Lawan Ivana
Rahasia Menjijikkan

Balas Dendam Cindy

9.6K 526 0
By Zuraprilly

Diary, ini aku.

Aku sangat senang sekali.

Aku kira saat dia datang dan menyatakan perasaan nya pada ku, aku sudah sangat beruntung.

Ternyata ada hal yang lebih baik dari itu.

Kau tahu apa?

Dia melamar ku, Yeyy.

Dia sangat romantis, tatapan nya yang penuh cinta membutakan ku.

Saat itu aku baru saja pulang bekerja, dia mengirim kan pesan agar kami bertemu.

Tentu saja aku senang, kami jarang bertemu saat dia mulai bekerja di perusahaan orang tua nya.

Akhirnya ada kesempatan kami akan bertemu.

Aku berpikir kami akan sekedar menghabiskan waktu bersama seperti biasanya.

Namun aku salah, dia dengan tampan nya membawa ku menuju sebuah taman yang sangat indah.

Ada meja yang sudah tertata cantik.

Saat itu dia memakai jas berwarna biru, dia terlihat sangat dewasa.

Tanpa aba aba dia berlutut di depan ku, dan mengucapkan kata kata yang membuatku tersentuh.

Aku menangis di situ.

Dia melamar ku, mengajak ku untuk menjadi pendamping hidup nya.

Dengan air mata yang bahagia aku menerima nya. Aku memeluk nya erat,

Kami akan segera menikah,

Awalnya aku ragu untuk menerima, tapi dia membuat ku percaya dengan keyakinan nya.

Sekali lagi aku mengabaikan jika dunia kami benar benar berbeda.

~Alanna

...

Amira menangis pilu kedua tangan nya sedang di tahan, dan tubuh nya di siram mengunakan air bekas pel.

Rambut nya sudah sangat acak acakan, pipi nya juga memerah seperti bekas tamparan.

"Aku salah apa sama kamu?" Tanya nya sambil menangis pada gadis di depan nya.

Gadis itu tertawa sinis, "Lo pura-pura bodoh ya?" Ucap nya marah.

Amira menggeleng tidak tahu,

Gadis itu, sebut saja Cindy.

"Lo udah ngerebut pacar gue sialan!!" Teriak Cindy, dia menatap bengis Amira.

Sangat sakit rasa nya, saat hubungan nya dengan sang kekasih yang harmonis kini berantakan karena orang ketiga yang tak tahu malu.

Amira menatap memohon, "Aku ga ngerebut pacar kamu." Ucap nya sedih.

Cindy menggertak kan gigi nya kesal, dia menatap kedua teman nya memberi arahan. Yang di angguki oleh mereka.

Kemudian mereka menyiksa Amira, menampar, menjambak kasar rambut nya, dan terus menerus menyirami nya dengan air dingin.

Amira hanya bisa menangis, dia tidak bisa melawan.

Dia berharap akan ada orang yang menolong nya.

Saat mereka sedang asik membully Amira, pintu toilet terbuka memperlihatkan seorang gadis yang masuk sambil berbicara di ponsel nya.

Dia terdiam melihat pemandangan di depan nya. Amira yang melihat itu segera berteriak minta tolong.

"Tecna! Tolong bantu aku." Ucap nya memohon.

Gadis itu, Tecna yang sedang Berteleponan dengan seseorang di seberang, hanya menatap sebentar.

"Siapa itu?" Tanya seorang di seberang.

Cindy dan teman teman nya hanya melihat dengan waspada, takut Tecna akan membantu Amira.

Namun Tecna mengabaikan mereka, "Ga ada siapa siapa. Aku lagi di toilet sendiri." Balas nya acuh.

Mendengar itu Cindy dan teman teman nya tersenyum penuh kemenangan, dan kembali membully Amira tanpa takut lagi pada Tecna.

Amira menatap tidak percaya pada Tecna, gadis itu hanya diam saat dia sedang kesusahan.

Tecna dengan santai menghidup kan keran air dan mencuci tangan nya sambil mengobrol dengan seseorang di telepon.

Mengabaikan Amira yang sedang di bully habis habisan oleh Cindy dan teman teman nya.

Setelah selesai mencuci tangan nya, dia menyadarkan tubuh nya di wastafel sambil melihat bagaimana Amira di bully.

Tidak ada rasa kasihan yang terlihat di wajah nya, hanya ada tatapan datar dan menghina yang ia layangkan pada Amira.

Diam diam Amira mengutuk Tecna di dalam hati nya. Dia benar benar membenci gadis itu, lihat saja nanti dia akan membalas.

"Oke, kalau ada waktu kita bisa ketemu." Ucap nya sebelum mematikan sambungan.

"Kalau bisa rambut nya di gunting aja." Kata Tecna menyarankan.

Mendengar itu Cindy dan teman teman nya terkejut.

"Kenapa? Itu masih belum seberapa sama perbuatan tidak tahu malu nya pada mu." Kata Tecna datar.

Cindy terdiam, dia melirik Amira yang sudah sangat berantakan.

"Ngakunya polos dan baik, tapi merebut pacar orang. Bahkan tunangan Gissel berani di sentuh oleh nya, sangat tak bermoral. Menjijikkan." Lanjut Tecna sinis.

Cindy setuju dengan ucapan Tecna, perbuatan Amira memang sudah keterlaluan.

Tidak ada yang melarang nya jika ingin dekat dengan laki-laki, tapi bukan berarti dia dapat mendekati seseorang yang sudah memiliki pasangan.

Sungguh orang yang berwajah tebal dan tak tahu malu. Dia hanya memanfaatkan orang orang yang ia dekati, setelah semua nya tidak berguna dia akan mencampakkan orang itu.

Terbukti setelah Leo putus dengan nya, Cindy mengira, Leo dan Amira akan berpacaran. Tapi nyatanya tidak, yang ia tahu dari teman Leo, Amira menolak nya dengan alasan Amira hanya menganggap Leo sebagai teman dan saudara.

Sungguh perempuan yang munafik. Tapi Cindy tidak merasa kasihan pada Leo, dia sudah sakit hati atas perbuatan Leo yang memutuskan nya demi Amira.

Itu adalah karma untuk pemuda itu, namun bukan berarti dia tidak akan membalas kan dendam nya pada perempuan jalang ini.

Karena itulah dia dan teman teman nya menarik Amira pergi ke toilet lantai dua yang jarang di masuki orang. Itulah yang membuat nya terkejut saat Tecna tiba tiba masuk ke dalam.

Dia sudah siap siap kalau Tecna ingin menolong Amira, tapi ternyata Tecna pun begitu membenci gadis ini.

Jadi dia tidak segan lagi untuk membalas kan dendam nya.

Tecna merogoh saku jas nya, dan mengambil gunting kecil. Dia melempar gunting itu pada Cindy yang langsung di tangkap gadis itu.

"Gunting yang rapih ya, guys." Kata nya mengedipkan sebelah mata nya, dengan senyum manis dia berbalik dan pergi dari sana.

Meninggalkan Amira yang berteriak minta tolong, namun di abaikan saja. Cindy menatap gunting di tangan nya senang, dia memberikan isyarat pada kedua teman nya untuk kembali memegang kedua tangan Amira.

"Kita mulai salon-salon nya." Ucap Cindy menyeringai.

"Enggak!!! Berhenti!! Cindy!!"

"Hahahahahaha"

.

.

.

Kelas.

"Kamu habis dari mana, Na?" Tanya Lily.

"Toilet." Jawab nya singkat.

"Oh."

Nadine berbalik ke arah meja Tecna, "Gue mau tanya dong." Kata nya.

Tecna menatap heran, "tanya aja, ga ada yang larang juga." Ucap Tecna santai.

Nadine mendekati Tecna, "Lo emang biarin Bara buat ngedeketin Gissel? Dia kan udah mengabaikan Gissel selama ini." Ucap Nadine berbisik.

Tecn menatap datar Nadine, kemudian dia melirik Dimas yang seperti biasa sedang tertidur di meja nya.

"Tentu saja, tidak semudah itu." Balas Tecna sinis.

Lily menatap Tecna semangat, jiwa gosip nya berkobar. Dari kemarin dia ingin juga menanyakan ini pada Tecna hanya saja dia tidak enak hati. Takut menyinggung perasaan Tecna maupun Gissel.

Untung saja Nadine yang punya nyawa lebih banyak dari nya tidak tahan untuk bertanya.

"Lo mau ngapain Bara?" Tanya Lily.

Tecna hanya tersenyum misterius, "kalian lihat saja nanti." Ucap nya.

Nadine dan Lily sangat tidak puas dengan jawaban Tecna namun mereka tidak bertanya lebih. Mendengar Bara akan di balas saja sudah cukup membuat mereka senang.

"Anak anak ayok kita mulai pelajaran nya." Ucap seorang guru perempuan yang baru saja masuk pergantian mapel.

Mereka bertiga pun kembali pada aktivitas masing-masing.

...

Kamar Tecna.

Tecna mengerutkan kening nya, dia sangat bingung sekarang.

Ternyata alur cerita nya lebih cepat dari yang ia bayangkan. Saat itu, saat dia sedang di toko untuk membeli alat lukis nya.

Dia menabrak seseorang,

Seorang pemuda yang membuat nya sangat terkejut. Bagaimana tidak, orang yang ia tabrak adalah si antagonis Arthur.

Bisa-bisanya pemuda itu sudah tiba di sini, dia bertanya tanya apakah Arthur dan Amira sudah bertemu.

Entah kenapa dia merasa ada yang salah di sini, apa dia melewatkan sesuatu yang penting ya?

Pasti ada juga alasan mengapa tokoh ini bisa muncul lebih cepat dari waktu nya, apa ini efek dari kemunculan nya?

Tecna harus bersiap untuk bagian terburuk nya.

Tok tok tok

Lamunan Tecna buyar saat mendengar suara ketokan pintu.

"Masuk." Teriak nya.

Setelah itu, pintu terbuka menampilkan Erick.

"Kenapa bang?" Tanya Tecna.

"Papa nyuruh kita semua kumpul di bawah." Ucap Erick menyampaikan pesan Papa nya.

"Mau ngapain?" Tanya nya heran sambil bangun dari tempat tidur nya.

Erick menggeleng, "kata nya ini penting." Jawab Erick tidak tahu.

Tecna hanya mengangguk, "Abang duluan aja, aku mau ganti baju dulu." Ucap Tecna berjalan menuju lemari pakaian nya.

"Oke." Jawab Erick dan segera turun menuju ke bawah.

"Mau ngapain sih? Kok firasat aku ga enak ya?" Gumam nya.

Dia seperti merasakan ada hal yang terlupakan namun Tecna tidak bisa mengingat apa yang dia lupakan.

"Semoga bukan sesuatu yang buruk, gue lagi malas soal nya." Dengus nya.

Dia pun berganti pakaian dan segera menyusul turun ke bawah.

...

Continue Reading

You'll Also Like

261K 20.9K 23
Cerita transmigrasi ~ ( Fantasi ) Aku masih ingat bagaimana sakitnya ketika ayah memukuli ku dengan kayu balok berulang kali. Aku masih mengingat bag...
511K 35.9K 38
🔞🔞🔞 Bangun tidur udah ada cogan disampingmu?! Hal tergila dalam hidup gue. Tapi ini KENYATAAN dan gue baru nyadar dia gak pake baju! "Mommy, udah...
559K 85.1K 74
Cocok untuk kamu peminat cerita dengan genre #misteri dan penuh #tekateki, juga berbalut #action serta #scifi yang dilatarbelakangi #balasdendam. Kas...
10.4K 1.2K 11
Dia kembali. Bukan untuk membalas mereka yang menyakiti. Tapi melindungi apa yang ia sayangi. Dia datang untuk membumihanguskan apa yang masih tersis...