My Nerd Is Perfect

谞讻转讘 注诇 讬讚讬 VitaNori

94K 4.7K 691

馃憫Spin Off Ello Untuk Ola馃憫 (TAHAP REVISI & ON GOING) Karena kecantikan yang dimiliki Kaycia bisa membuatnya... 注讜讚

Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Bab 41
Bab 42
Bab 43
Bab 44
Bab 45
Bab 46
Bab 47

Bab 40

897 59 9
谞讻转讘 注诇 讬讚讬 VitaNori


Happy Reading Guys
.
.
.
.
.



Sampai di belakang sekolah, Asten menurunkan Kaycia. Ingin ia antarkan langsung ke ruang UKS untuk mengobati kaki Kaycia yang sakit, namun Kaycia tetap kekeh menurunkannya di belakang sekolah.

Tak ingin berdebat lebih panjang, Asten menuruti permintaan Kaycia. Hatinya berangsur tenang setelah bertemu Kaycia. Senyum di bibir pun tak kunjung ia usaikan walau Kaycia telah menghilang dari pandangan.

Apalagi jejak bibirnya begitu terasa, sampai Asten tak henti-hentinya menyentuh bibirnya sambil tersenyum selayaknya orang yang sedang kasmaran.

Namun, tanpa disangka seseorang yang sedari tadi melihat interaksi mereka menghampiri. Seketika saja bibir Asten kembali datar. 

"Ternyata lo udah siap gue habisi, ya?" 

Keenan dengan kedua tangan di dalam saku, tersenyum remeh menatap Asten setelah itu wajahnya kembali flat.

"Habisi gue kapan pun lo mau. Tapi, tunggu gue buktiin ke Cia kalau gue bener-bener udah berubah." tukas Asten.

Keenan membawa tubuhnya lebih dekat pada Asten, lalu berucap, "kalau gue gak mau, gimana?" tantangnya.

Asten berusaha memutar otaknya, mencari solusi untuk mencairkan kakak dari pujaan hatinya. Ia akui, hal tersulit setelah meyakinkan Kaycia adalah menenangkan singa di balik sosok Keenan.

Sebentar Asten menutup matanya, "gue janji, gue bakal pergi jauh kalau Cia belum juga buka hatinya buat gue dan gue janji kalau Cia belum percaya ... gue bakal kasih kekuasaan black lion ke lo."

Hanya itu, penawaran yang Asten berikan untuk bernegosiasi kepada Keenan. Katakan saja dia gila, katakan saja jika dia sudah buta dengan cintanya.

"Gue gak butuh kekuasaan lo. Gue cuma mau lo hancur!" sarkas Keenan. Rasa dendamnya belum terbayarkan mengingat adiknya, Karl, sangat menderita dengan semua tuduhan itu.

Asten menyunggingkan ujung bibirnya, "hancur? sebelum semuanya terjadi gue udah hancur Keen. Lo mau liat gue sehancur apalagi?" ujarnya, tanpa sadar genangan air matanya menguap dipelupuk matanya.

"Gue mau sehancur-hancurnya! Lo pantas mendapatkan itu!" ujar Keenan, berbalik pergi.

"GUE PEGANG JANJI LO!" teriak Keenan tanpa membalikkan tubuhnya dan tetap berjalan.

Asten mengusap kasar wajahnya, berharap kedepannya akan baik-baik saja. Jujur saja, opsi janji yang pertama ia tidak yakin.

Bagaimana mungkin ia bisa meninggalkan Kaycia begitu saja sedangkan di dalam hatinya sudah terisi penuh sosoknya. 

Meskipun begitu, Asten akan berusaha memenuhi tantangan itu agar tidak menepati janji opsi pertama.

Setelah perbincangan yang cukup panjang dan penuh menegangkan, Asten berencana pergi ke kelas. Namun, langkahnya terhenti oleh tangisan seseorang yang terdengar familiar di telinganya.

"Lidya?" beo Asten.

"Asten?!" Lidya berlari, berhambur memeluk Asten.

Asten membalikkan tubuhnya ketika mendapati Lidya memeluknya dari belakang, "ada apa?" tanya Asten tanpa membalas pelukannya.

"Asten, lo kemana aja sih ... Gue cari-cari gak ketemu!" rengeknya.

"Karena itu?" tanya Asten perihal alasan tangisan Lidya.

Lidya menggeleng, "bukan. Papi sama Mami pergi ke luar negeri, padahal besok jadwalnya ke pemakaman Nenek." tuturnya yang masih terisak.

"As, gue gak punya keluarga lagi selain lo. Besok, antar gue ya ke pemakaman Nenek." lanjutnya.

Asten mengangguk sebagai pertanda setuju. Ia maklumi jika Lidya sampai menangis seperti ini, pasalnya sang Nenek telah menemani masa-masa kecil Lidya. Ia mengerti sesayang apa Lidya pada sang Nenek.

"Makasih," senyum cerah Lidya kembali memeluk Asten, lalu diam-diam melirik ke arah Kaycia yang tak sengaja melewati lorong yang sama dengan mereka.

Sedangkan itu, Kaycia hanya mematung melihat bagaimana cara Lidya memeluk Asten. Kaycia tidak bisa mendengar percakapan mereka karena jarak mereka dengannya cukup jauh. 

Kaycia tidak mengerti mengapa dadanya berdenyut sakit. Niat hati ingin mengucapkan terima kasih yang tertinggal, ia malah mendapati pemandangan mesra yang membuat hatinya terasa aneh.

🍭MNIP🍭

Saat ini, Kaycia, Keenan dan Rasello tengah menahan air mata mereka ketika mendapati keadaan Viola kian memburuk.

Berbagai cara pengobatan telah mereka lakukan, tapi sampai sekarang belum juga ada perubahan.

Sampai pada malam hari, kelegaan mendatangi mereka. Akhirnya Viola siuman.

"Sayang, aku mau bicara sama anak-anak." ucap Viola melirih, meminta Rasello memberinya waktu untuk berbicara pada anak-anaknya.

Rasello mengerti, sebelum pergi ia mengecup terlebih dahulu kening Viola.

"Cia ... Keen ... Maaf, Mama melupakan kalian beberapa waktu belakangan ini. Jangan benci Mama."

Kaycia mengusap air mata yang mengalir di pipi Viola. "Ma, Cia dan Keen gak pernah benci Mama. Cia senang Mama kembali." ucapnya memeluk Viola.

"Iya Ma, kita sedikitpun gak benci Mama." tutur Keenan, juga memeluk Viola.

Tangan Viola mengelus kepala Kaycia dan Keenan. "Makasih sayang ..." harunya.

"Cia, Mama punya permintaan."

"Apa Ma?" 

"Jadi anak yang baik buat Papa dan jangan sembunyi lagi di balik polesan nerd kamu. Mama yakin, kamu bisa menerima semua kenangan buruk itu. Mama tau, seberapa menderitanya kamu memakai polesan seperti ini. Jadilah diri kamu yang sebenarnya ya, sayang."

Penuturan Viola membuat Kaycia terharu, "iya Ma, Cia akan turuti permintaan Mama." angguknya dibalas elusan oleh Viola.

"Keen," panggil Viola menggapai wajah Keenan, "jaga baik-baik adik kamu ya, sayang.  Kamu anak Mama yang paling kuat. Mama sayang kalian ... Sangat!" 

"Ma, jangan takut-takuti aku." ujar Keenan merasakan firasat yang kurang menyenangkan.

"Mama baik-baik aja, jangan tangisi Mama." senyum Viola, menatap satu persatu wajah anak-anaknya. Tanpa Kaycia dan Keenan sadari jika sedari tadi Viola menahan sakit yang teramat dibagian jantungnya.

"Cia juga sayang Mama."

"Keenan sayang Mama."

Serempak keduanya.

"Panggilkan Papa, Mama juga mau bicara sama Papa." pinta Viola diangguki Keenan dan Kaycia.

Keduanya pergi dari ruangan itu, memberitahu sang Papa jika Mama ingin berbicara juga padanya. Mereka menunggu di kursi tunggu tepat di depan ruangan.

Selama menunggu, Kaycia dan Keenan tampak saling bersender dengan pikiran mereka masing-masing. 

Malam semakin larut, suasana disekitar pun semakin sepi. Namun, tidak dengan kali ini. Ketika keduanya melihat dokter beserta beberapa perawat tergopoh-gopoh melewati lorong lalu memasuki ruangan—-- Mama mereka.

Keresahan dan ketakutan menyatu di dalam diri mereka ketika teriakan saling bersahutan begitu menggema memenuhi kesenyapan malam. 

"Pa ... Ada apa?" takut-takut, Kaycia membuka suara, melihat Keenan bersimpuh tepat di sisi Viola yang terlihat tenang dalam tidurnya.

Mendapati sang Papa tidak menjawab pertanyaannya dan sibuk dengan teriakan-teriakan memanggil Mamanya, Kaycia melirik kearah Keenan yang tengah menarik kerah dokter.

"OMONG KOSONG!!" teriak Keenan yang sudah berderai air mata. 

"Mohon maaf," ucap Dokter itu menunduk, mengambil kembali catatan dirinya yang sebelumnya dilempar oleh Keenan dan menyerahkan pada susternya.

"Pukul 23.10, Viola Larasati Rahardian telah wafat." Dokter melanjutkan penuturannya pada suster.

Tubuh Kaycia melemas, ia ikut bersimpuh di samping Rasello. Air matanya mengalir, ia menutup kedua telinganya yang berdenging. Jantungnya berpacu cepat menyadari wajah Viola pucat dengan tubuh yang kaku.

Dengan sisa tenaganya, Kaycia berusaha menyentuh Viola. "Mama~" bibirnya bergetar, tangisnya kian pecah.

"MAMA!!!"

🍭MNIP🍭

Mendapati orang yang kita cinta meninggalkan kita untuk selamanya adalah suatu hal yang paling menyakitkan.

Bagai bunga tanpa tangkai, bagai burung tanpa sayap, bagai pohon tanpa akar. Semuanya terasa tak sempurna dan menyakitkan.

Kaycia merasa roda kehidupan disekitar seolah runtuh dalam sekejap mata, dunia yang berputar pun terasa terhenti.

Tak ada lagi rona di dalam hidupnya, tak ada lagi sosok malaikat tanpa sayap yang selama ini menjaga dan melindunginya.

"Mama kenapa tinggalin Cia ... kenapa Mama lebih pilih kak Karl ketimbang Cia? Mama lebih sayang kak Karl, ya?" Isak Kaycia, memeluk nisan Viola.

"Cia, ayo pulang." ujar Keenan mencoba menghentikan isakannya.

Kaycia menggeleng, memeluk lebih erat nisan Viola.

"Sayang ... Mama berpesan sama Papa agar kamu dan kak Keen ikhlas. Mama gak suka kalau kamu terus menangisinya seperti ini." tutur Rasello. Walau memberitahu kedua anaknya demikian, kenyataannya air matanya tak mau berhenti.

"Cia masih mau peluk Mama, biarin Cia temenin Mama dulu." 

Berbagai rayuan dan bujukan tak dapat membuat Kaycia beranjak dari sana. Akhirnya Rasello dan Keenan menyerah, membiarkan Kaycia pada keinginannya.

Seolah tidak berniat untuk beranjak, Kaycia terus berbicara pada nisan Viola. Tak peduli hujan deras mengguyur tubuhnya. 

Kaycia terdiam sejenak, lalu mendongak ketika rintikan hujan yang mengguyur tubuhnya tak lagi mengenainya.

"Kak Asten?" lirih Kaycia terisak.

Asten memayungi Kaycia, berjongkok mensejajarkan dirinya dengan Kaycia lalu mengusap air matanya. Ia merengkuh tubuh yang sudah basah itu ke dalam pelukannya.

Kaycia semakin menangis, menumpahkan segala rasa sedihnya pada Asten. Sedangkan Asten tetap diam seraya mengelus puncak kepalanya, membiarkan Kaycia menumpahkan segala rasa sakitnya.
.
.
.
.
.
.

To be continued


讛诪砖讱 拽专讬讗讛

You'll Also Like

152K 3.9K 24
!!! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, DILARANG KERAS PLAGIAT !!! Tidak disangka malam itu adalah malam terburuk yang pernah ada di dalam hidup sang gadis yan...
NAILA 谞讻转讘 注诇 讬讚讬 Trisna

住驻专讜转 谞讜注专

5.8K 222 2
Naila gadis berparas cantik,lugu,dan pendiam,gadis malang yg tidak tahu siapa keluargannya ,sejak kecil dia tinggal dipanti asuhan. Di Sekolahnya Na...
1.1K 281 7
[ACTION - ROMANCE] [FRIENDSHIP - LOVE] Arunika sebatang kara, hanya ditemani dua Adik laki-lakinya. Dan dua teman yang hanya dianggap sebagai rekan b...
1.4M 127K 60
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...