Transmigrasi Ke Dalam Novel

By Zuraprilly

529K 30.6K 564

[WARNING⚠⚠ Ada banyak adegan kekerasan dan Kata² Kasar, mohon bijak dalam membaca] ••• Achasa seorang gadis c... More

Achasa Orphee
Atecna Azurra Warren
Amira Salfira Rinjani
Peringatan Tecna
Masuk Sekolah
Teman Baru Dan Keributan
Gudang Dan Amira
Jebakan
Kebohongan Amira
Munafik
Masalah Lagi
Rei Arthur Davis
Dimas Jenna Clayton
Teguran Untuk Bara
Di Jemput Tunangan
Keluarga Wijaya
Takdir Yang Tertulis
Bertemu
Takdir Berjalan
Pertemuan Pertama
Balas Dendam Cindy
Undangan
Cara Amira
Menjadi Pembicaraan
Persiapan
Acara
Penghinaan
Membatalkan Pertunangan
Pembicaraan
Di Jauhi
Nonton
Pembunuhan
Bertambahnya Musuh
Bincang Santai
Telepon Malam
Belanja Bersama
Lawan Ivana
Rahasia Menjijikkan

Curhatan Gissel & Langkah Tecna

14.7K 811 13
By Zuraprilly

Dimas berjalan dengan diam dan menjauh dari kelas, dia agak kesal karena Nadine membicarakan dirinya dan juga Gerald.

"Cowok sialan itu." Dengus Dimas.

Dia tidak ke UKS, tetapi dia pergi ke kantin. Karena pelajaran di mulai jadi lorong sepi hanya dirinya yang terlihat.

Dengan malas dia mengambil satu roti coklat dan meminta susu coklat kepada penjual.

Selagi penjual itu mengambil pesanan nya, dia membuka roti yang ia pegang. Dia cukup lapar karena tidak sarapan tadi.

Dia memakan roti nya sambil melihat sekeliling, ada beberapa murid yang seperti nya sedang bolos di kantin.

"Ini pesanan kamu." Kata ibu penjual pada Dimas, dengan senang hati dia menerima nya dan membayar nya.

Dia membuka kotak susu dan meminum nya sambil berbalik untuk pergi.

Tetapi tiba tiba berhenti dan menatap diam ke depan.

Dimas melihat Gerald yang sudah di depan nya, berjarak beberapa langkah dari tempat ia berdiri.

Dimas mengedipkan matanya beberapa kali karena terkejut, namun setelah itu dia tersadar dan dengan wajah datarnya berjalan ingin melewati Gerald.

"Jenna." Panggil Gerald saat Dimas ingin melewati nya.

Mendengar itu Dimas berhenti, dia meremas kotak susu yang sudah habis di tangan nya.

Gerald berbalik dan menghadap ke arah Dimas.

"Aku masih memperingati mu," kata Gerald dingin.

Dimas mendengus kasar dia melempar kota susu yang di tangan nya ke arah Gerald.

Gerald terkejut dan tidak sempat menghindar, wajahnya sedikit memiliki percikan susu yang tersisa sedikit.

"Menjauh dari ku." Kata Dimas malas, matanya menatap tidak suka pada Gerald.

Melihat itu Gerald melembutkan kan wajah nya, "Aku peduli pada mu, aku harap kamu dengar yang aku katakan, demi kebaikan mu." Ucap Gerald membujuk.

Dimas, dengan raut merenggut nya, "jangan ikut campur dengan urusan ku, kau tidak tau apa apa!!" Sentak nya pada Gerald yang mengeraskan rahangnya menahan emosi.

"Kamu tau dia berbahaya, dia pasti akan membuat mu celaka jika kau masih berhubungan dengan nya." Tekan Gerald.

Dimas sudah muak melihat Gerald, "urusi saja hidup mu, kau hanya orang orang berada yang tak tau kehidupan malang kami." Kata Dimas dingin dan dengan cepat pergi meninggalkan Gerald.

Gerald terdiam, dia mengepalkan tangan nya. Dia memang tidak mengerti apa yang di rahasiakan Dimas selama ini, yang dia tau dia menyayangi Dimas seperti saudaranya.

Dia tidak ingin Dimas terluka atau terlibat bahaya.

Tapi Dimas sangat keras kepala dan susah di peringati, dia sudah kehabisan akal untuk membujuk Dimas.

Gerald menatap kepergian Dimas, "Jenna aku hanya bisa melindungi mu dari jauh." Ucap nya pelan, tidak lama dia kembali melakukan aktivitas nya.

Menangkap murid murid yang bolos.

.

.

.

Kantor CEO perusahaan Wijaya family.

Seorang pria paru baya yang masih terlihat tampan terlihat sedang sibuk dengan berkas berkas yang ada di meja kerja nya.

Terlihat di atas meja terletak di sebelah tangan kanan pria itu, ada sebuah papan nama yang tertulis, Nathan Harrison Wijaya.

Pemimpin perusahaan besar Wijaya Group saat ini.

Tingg

Nathan melihat ke arah penyampaian pesan di samping nya, dia memencet tombol. "Ada apa julian?" Tanya Nathan pada suara di seberang.

Julian, sekretaris Nathan menjawab. "Tuan, saya mendapat pesan dari salah satu keluarga Warren."

Nathan mengerutkan keningnya, "siapa itu?" Tanya nya.

"Dia bilang namanya Tecna Warren, Tuan." Kata Julian.

"Tecna Warren? aku tidak tau siapa dia." Ucap Nathan bingung.

Siapa itu, dia tidak pernah mendengar nama itu di keluarga Warren.

"Dia bilang, dia anak ke-dua dari Tuan Adam dan nyonya Ivana. Kembaran nya nona Gissel." Julian menjelaskan.

Nathan terdiam, karena tak mendapat kan jawaban, Julian memanggil. "Tuan? Ada yang harus saya katakan pada nya?"

"Apa yang di inginkan Tecna Warren itu?" Tanya Nathan.

"Dia ingin bertemu dengan mu, Tuan." Jawab Julian.

Bertemu dengan nya? Ada urusan apa anak keluarga Warren yang tidak pernah dia tau itu ingin bertemu dengan nya.

"Tuan, apa yang harus saya jawab?" Tanya Julian lagi.

"Setujui, dan tentukan tempat nya. Di mana kami akan bertemu." Jawab Nathan sigap.

Dia sungguh penasaran, apa yang ingin di lakukan orang ini pada nya.

"Baik, tuan."

.

.

.

Kamar Tecna

"Tuan Nathan setuju untuk bertemu dengan anda nona." Ucap seseorang di seberang telepon.

"Oh? Benarkah?" Kata Tecna dengan menyeringai.

"Ya, saya akan mengirim alamat pertemuan kepada Anda segera." Jawab nya.

"Baik kalo begitu, Terima kasih tuan julian." Ucap Tecna.

"Tidak masalah nona." Setelah itu Julian mematikan sambungan telepon nya.

Tecna tertawa kecil, rencana nya akan dimulai.

"Kamu kenapa, Na?" Suara Gissel mengagetkan Tecna.

"Anjing!" Teriak Tecna.

Gissel tersentak kaget saat Tecna mengumpat, dia mengedipkan matanya bingung.

"Gissel!! Bisa ga sih saat kamu datang itu jangan buat aku kaget." Kesal Tecna, dia memegang dada nya yang berdetak kencang.

"Loh aku ga tau."

Gissel menjawab dengan cemberut.

Tecna menghela nafas pelan, "makanya ketok pintu nya dulu sebelum kamu masuk." Ucap Tecna.

"Hehe....sorry" kata Gissel menyengir.

Tecna kembali berbaring di tempat tidur nya.

"Kamu habis teleponan sama siapa?" Tanya Gissel penasaran.

Dia ikut berbaring di tempat Tecna.

"Sugar daddy." Jawab Tecna.

Mendengar itu Gissel melirik kakaknya julid.

"Kenapa?"

Gissel menggeleng, tetapi dalam hati dia hanya bisa mengeluh, kenapa ia memiliki kembaran yang sangat narsisme.

"Oh iya, aku mau tanya." Kata Tecna pada Gissel.

Gissel menaikan alisnya.

"Kamu pernah ketemu sama orang tua Bara?"

"Pernah lah, dari aku SMP lagi." Jawab Gissel heran, "kenapa?" Kini Gissel yang bertanya.

"Menurut kamu mereka berdua seperti apa?" Bukan nya menjawab Tecna malah bertanya lagi.

Gissel penasaran kenapa kembaran nya tiba tiba menanyakan hal itu, tapi dia tidak berpikir rumit.

"Hm....dari sudut pandang aku sih. Daddy nya Bara itu orang nya sedikit kaku dan tegas. Kalo Mommy nya Bara dia wanita yang baik dan penyayang, dia sangat lembut saat berbicara dengan ku."

"Bahkan aku berpikir, kenapa Mama tidak seperti Mommy nya Bara. Aku iri sama dia, karena punya Mommy baik dan perhatian. Padahal aku bukan anak nya." Lanjut Gissel, meski wajahnya cerah saat menceritakan itu.

Tecna tau ada kesedihan di kata Gissel. Dia tidak bisa merasakan perasaan nya Gissel, karena di kehidupan aslinya dia sangat di sayang oleh keluarga besar nya.

Meski dia anak tunggal, dia memiliki sepupu sepupu yang merawat nya dan menjaga nya dengan baik.

Jadi dia tak pernah kekurangan kasih sayang, hingga harus merasa kesepian seperti Gissel.

Mungkin alasan itu lah mengapa dia di sini, dia harus membuat Gissel merasakan kebahagiaan.

Anak ini, terlalu kesepian.

"Mama emang ga pernah perhatian ya sama kamu?" Tanya Tecna.

Gissel mendengus, "Ck, apa itu perhatian? Sejak kamu pergi untuk pengobatan waktu itu, aku ga punya teman lagi." Ucap Gissel sambil melamun.

"Papa sama Mama fokus sama bisnis nya, papa dengan perusahaan sedangkan mama sibuk dengan butik nya."

"Kak Erick? Jangan tanya deh, dia selalu ninggalin aku sendiri dengan alasan anak cewek ga boleh main sama anak cowok."

"Giliran aku udah dewasa dan cari kesibukan sendiri, cari dunia sendiri, di bilang pemberontak."

"Ga adil kan?" Ucap Gissel mengeluh.

Dia sangat membenci semua itu, dia hanya ingin mencari kesenangan dirinya, apa salah? Keluarga nya tidak memberikan semua itu.

Dia memiliki sepupu hanya saja mereka sendiri juga sibuk dengan urusan masing masing.

Dia tidak memiliki teman, orang orang di sekolah menghindari nya seakan akan ia virus mematikan.

Dia juga sadar teman yang ia anggap sahabat selama ini juga hanya ingin memanfaatkan nya.

Tetapi dia hanya menutup mata, dia tidak ingin sendiri tapi di mata orang lain dia terlalu liar.

Berpikir dia jahat dan suka membully, Yang hanya tua dia suka mencari masalah.

Padahal mereka yang membuat dia begini, sekarang siapa yang harus di salah kan? Dia lagi?

Tecna hanya bisa terdiam mendengar keluh kesah Gissel, dirinya juga tidak ada saat Gissel mengalami semua itu.

"Setidak nya sudah ada aku di sini, jadi kamu ga sendirian lagi kan? Kita juga udah punya teman baru, kamu bisa senang senang mulai sekarang." Kata Tecna membujuk Gissel.

"Iya, aku senang karena kamu ada di sini, aku udah ga sendirian lagi." Jawab Gissel tersenyum.

Tecna mengelus lembut kepala Gissel, yang di nikmati gadis itu.

Diam diam Tecna melirik ke arah pintu kamar nya yang sedikit terbuka, dia menyeringai sinis.

.

.

.

Erick ingin pergi keluar bertemu dengan teman temannya. Dia berjalan keluar kamar, tapi saat ingin melewati kamar Tecna dia berhenti.

Tanpa sadar dia fokus mendengar atau menguping pembicaraan kedua adik kembar nya.

Tubuh nya membeku saat mendengar perkataan Gissel.

Awalnya dia penasaran kenapa Tecna menyebutkan nama Bara, dia tidak tau kalo dia akan mendengarkan curhat tan Gissel tentang dirinya dan kedua orang tua nya.

Hati nya terasa sakit saat Gissel menceritakan kesedihan nya.

Entah kenapa dia jadi ikut bersalah, apakah perbuatan nya selama ini sudah keterlaluan?

Tapi dia tidak ingin mengakui nya.

Jika di pikir pikir, dia juga bingung kenapa perlakuan nya pada Gissel seperti itu.

Dia tidak tau, yang dia tau, dirinya secara otomatis melakukan hal hal yang keterlaluan pada Gissel.

Seperti terkadang dia suka membentak Gissel, tidak jarang juga dia akan menampar wajah Gissel, hanya karena masalah yang di anggap sepele.

Dia juga tidak pernah meluangkan waktu untuk dekat dengan Gissel, terlebih lagi saat dia kenal dengan Amira.

Dia merasa hanya Amira adik yang dia ingin kan selama ini, adik yang baik dan penurut.

Berbeda dengan Gissel yang anak nya keras kepala dan juga kasar, tapi jika tau penyebab kelakuan Gissel selama ini karena dia dan orang tua nya.

Erick jadi merasa bersalah, tapi dia tidak mau minta maaf. Ego nya terlalu tinggi dan dia takut kalo Gissel tidak membutuhkan dirinya lagi.

Pikiran nya buyar saat dia mendengar ponselnya berbunyi.

"Halo." Jawab Erick.

"Lo di mana, Rick?" Tanya Riko

"Gue masih di rumah, ini gue mau gerak." Jelas Erick.

"Oke kalau gitu, jangan telat ya. Gue sama yang lain sudah pada ngumpul ni." Kata Riko di seberang.

"Iya."

Erick memutuskan sambungan telepon nya, dan buru buru pergi dari sana. Sebelum keberadaan nya di ketahui kedua adik nya.

Tanpa tau keberadaan nya sudah di ketahui oleh Tecna sejak awal dia di situ.

...

Pukul 18.30 wib

Nathan menatap tab nya, terkadang dia akan mengetik sesuatu di sana.

Saat ini dia menunggu orang yang ingin bertemu dengan nya, dia sedang berada di salah satu restoran ternama di Jakarta.

"Apa kau sudah memberi tau kepada nya jam berapa kita akan bertemu?" Tanya Nathan pada sekertaris nya.

"Sudah tuan," jawab Julian.

Nathan melirik jam tangan nya dan menghela nafas pelan.

Ini sudah lewat jam pertemuan, dia sudah menunggu hampir 20 menit. Tetapi orang yang mengajak pertemuan belum muncul dari tadi.

Ingin saja dia membatalkan pertemuan ini, jika bukan karena rasa penasaran nya.

Tidak lama kemudian dia mendengar suara ketukan pintu, dia menyuruh Julian untuk membuka nya.

Saat Julian membuka pintu, terlihat seorang gadis cantik masuk ke dalam ruangan.

Gadis itu tampak modis dengan pakaian sederhana nya, namun Nathan tau harga pakaian itu tidak main main.

Dia menatap lekat gadis itu, melihat apakah dia benar anak dari keluarga yang akan menjadi besan nya di masa depan.

Hanya sedikit kemiripan dari Ivana yang ia tangkap, selebihnya gadis ini memiliki penampilan yang tajam dan aura yang cukup mendominasi.

Dia jadi teringat adik dari Adam, siapa namanya? Ah si Xavier itu.

Bocah berandal yang sekarang menjadi salah satu petinggi organisasi di dunia bawah.

"Maaf membuat mu menunggu lama, Tuan Wijaya." Ucap Tecna tersenyum ramah.

"Jika bukan salah satu anak keluarga Warren yang meminta, mungkin saya akan membatalkan pertemuan ini." Jawab Nathan dingin.

Tecna hanya tersenyum dan tidak mempersalahkan ucapan orang di depan nya.

"Saya baru tau, kalo Adam memiliki anak Lain selain Erick dan Gissel." Ucap Nathan membuka percakapan, Tecna hanya diam dan tidak menjawab.

Dia meletakan tab yang iya pegang dan melipat tangan nya, "ada yang ingin anda pesan Nona? Sebaiknya kita mengisi perut dulu sebelum membuka pembicaraan kita."

"Karena entah kenapa saya merasa pembicaraan kita sangat serius." Ucap Nathan menatap lekat Tecna.

"Tidak masalah, Tuan Wijaya. Saya akan mengikuti permintaan anda, kebetulan saya juga lapar." Jawab Tecna santai tanpa takut dengan aura dingin yang dikeluarkan Nathan.

Nathan menaikan alisnya melihat tingkah santai Tecna, dia berpikir gadis di depan nya cukup menarik. Karena tidak takut pada nya, bukan seperti beberapa orang.

Dia sangat di segani di mana pun dia berada, dan orang orang akan takut pada nya. Selain karna dia mendominasi dunia bisnis, mereka juga akan takut dengan raut dingin dan kejam nya.

Dia semakin penasaran, dia mungkin tidak akan menyesal karena mengiyakan pertemuan mereka.

Dirinya menunggu kejutan apa yang di sediakan gadis kecil ini.

"Panggil saya Nathan kalo begitu, Nona Tecna, benar kan?" Katanya.

Tecna tersenyum, "Benar, Tuan Nathan. Senang bertemu dengan anda." Jawab Tecna menyeringai, membuat bola mata nya yang indah tampak bersinar tajam.

...










Continue Reading

You'll Also Like

12.5K 1.5K 12
Dia kembali. Bukan untuk membalas mereka yang menyakiti. Tapi melindungi apa yang ia sayangi. Dia datang untuk membumihanguskan apa yang masih tersis...
KANAGARA [END] By isma_rh

Mystery / Thriller

7.6M 552K 93
[Telah Terbit di Penerbit Galaxy Media] "Dia berdarah, lo mati." Cerita tawuran antar geng murid SMA satu tahun lalu sempat beredar hingga gempar, me...
110K 25 2
"Wait, wait. Ini gimana ceritanya njir? KOK GUE BISA JADI BAYI GINI HEH?!!" 🧀....................🐀 AREYA VANIKA D. merupakan seorang gadis yang ber...
6.3M 485K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...