KATRESNAN [END]✔

By wsosh_jh

510K 32.4K 441

Abian atau biasa di sapa Bian adalah bocah berusia 11 tahun, tubuhnya mungil dan berwajah manis. Hanya anak j... More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
29
Anak Baru👋

28

13.5K 966 17
By wsosh_jh

¤¤¤


Ivan menatap malas kakeknya, sebab sejak tadi Abian terus menempel pada Morgan. Seperti sekarang Abian malah tengah tertidur dipangkuan kakeknya di ruang keluarga. Usapan Morgan pada punggung Abian membuat anak manis itu mudah terlelap.

"Mata mu itu bisa keluar" Sarkas Morgan pada Ivan, ikutan jengah saat Ivan terus menatapnya dengan tatapan permusuhan.

"Ini juga cucu ku, aku berhak atasnya" Timpal Morgan.

"Ya bagi-bagi dong, dari tadi sama Opa mulu" Balas Ivan.

Evan sendiri yang juga duduk disana, hanya bisa menggeleng pelan.

"Biarin sama Opa dulu, tau sendiri adek dari semalam gelisah terus" Seru Cleon yang baru saja bergabung, pemuda itu baru saja mengambil sesuatu dikotak obat. Tadi ia sempat meminta maid membelikan plaster menurun demam, karena kata dokter itu cukup membantu bila demam datang lagi.

Cleon lantas menempelkan benda itu didahi Abian. Hal itu membuat Morgan tersenyum.

"Cucuku ini benar-benar lucu sekali" Ujar Morgan saat Abian semakin terlihat lucu saat menggunakan plaster itu. Hilang sudah sikap wibawa Morgan yang katanya mantan ketua organisasi Mafia itu.

"Saingan makin banyak, mana berat lagi" Ucap Cleon yang menganggap kakeknya saingan baginya untuk mendapatkan Abian.

"Sejak kapan cucuku ini sakit?" Tanya Morgan, karena yang ia tau Abian hanya demam saat pertama datang tadi.

"Semalam Opa, demam tinggi" Jawab Cleon.

"Daddy mu tau?" Tanya Morgan.

Cleon memgedikkan bahunya.

"Udah Cleon kasi tau Fernon, tapi Fernon juga gak aktif dari pagi tadi, terakhir bales pesan Cleon semalam. Kata Fernon daddy jadwalnya padat banget disana. Ngejar waktu biar baliknya lebih cepet" Jawab Cleon.

"Pap yang Ivan kirim juga belum dilihat" Timpal Ivan.

Morgan menepuk lembut punggung Abian saat anak itu bergerak gelisah. Dahi anak itu lagi-lagi mengernyit saat tertidur.

"Mulai gelisah lagi" Tutur Cleon sedikit khawatir saat melihat Abian kembali gelisah.

Ponsel Ivan berdering menampilkan panggilan video dari Arrow. Tanpa berpikir panjang Ivan langsung mengangkat panggilan itu.

"Adek mana?" Pertanyaan itu langsung Arrow lemparkan.

Ivan membalikan kamera ponselnya menjadi kamera belakang. Menunjukan Abian yang terlelap di pangkuan Morgan.

"Daddy mending cepet pulang deh, sebelum anak kecil Daddy di culik kakek-kakek" Ujar Ivan membuat Morgan melotot garang.

"Itu adek tidur?" Tanya Arrow lagi.

Ivan mengangguk setelah mengembalikan kameranya menjadi kamera depan.

"Demamnya gimana?" Tanya Arrow lagi.

"Tadi sempet turun, tapi kayanya mulai naik lagi panasnya. Adek juga mulai gelisah lagi pas tidur" Jawab Cleon yang memang duduk didekat Ivan.

"Daddy pulang malam ini, mungkin besok sampai" Seru Arrow.

"Terus kerjaan Daddy yang katanya seminggu itu gimana?" Tanya Ivan.

"Biar Harris yang tangani, dia udah Daddy suruh berangkat juga dari sana" Jawab Arrow, menyebut nama salah satu orang kepercayaannya selain Fernon.

"Kalau udah yang namanya bucin anak ya begini" Ledek Ivan pada ayahnya.

Arrow tidak menanggapi.

"Daddy tutup dulu" Balas Arrow lalu memutuskan panggilan.

"Opa gak pulang?" Tanya Ivan.

"Kau mengusirku?" Tanya Morgan balik.

"Enggak, nanya doang" Jawab Ivan membuat Morgan naik darah.

"Adek biar Cleon pindahin Opa, biar nyaman tidurnya" Seru Cleon.

Morgan mengangguk lantas membiarkan Cleon mengangkat Abian dari pangkuannya.

Mata lucu itu terbuka sayu, namun kembali memejamkan matanya saat Cleon merebahkan kepala Abian pada bahunya.

Pemuda itu lantas membawa Abian tidur dikamar ayahnya, mungkin adiknya nyaman dan tidak gelisah bila tidur dikamar Arrow.

•••

Pukul empat pagi Arrow baru saja tiba di Mansion. Pria dewasa itu membawa langkahnya langsung menuju kamarnya. Karena anak sulungnya bilang Abian ia bawa tidur disitu.

Pintu kamar Arrow buka perlahan, namun meski pelan ternyata membangunkan anak sulungnya yang tertidur disofa. Mungkin niat awal berjaga disana, malah ketiduran.

"Gimana sama Adek?" Tanya Arrow pada Cleon.

"Tuh tidur, tapi tadi sekitar jam dua sempet batuk-batuk. Tapi udah Cleon kasi inhaler, terus tidur lagi" Jawab Cleon.

"Kalau gitu Cleon ke kamar Dad" Timpal anak itu pamit dan meraih laptopnya yang layarnya udah padam.

Arrow mengangguk lalu menepuk pelan bahu Cleon.

Arrow bergegas berganti pakaian dengan piyama hitamnya, lantas pria itu naik perlahan ketempat tidur.

"Masih demam ya nak, maafin Daddy ya" Lirih Arrow saat mengecek suhu tubuh Abian yang hangat, meski tidak tinggi tetap saja Arrow cemas.

Arrow mengusap punggung Abian dengan pelan dibalik selimut yang menutupi tubuh putranya itu. Menatap dengan penuh hangat Abian yang terlelap. Belum genap tiga hari anaknya ia tinggal, tapi si kecil ini sudah sakit.

Arrow sendiri tidak yakin hal yang terjadi saat Abian tinggal bersama Geri tempo lalu terulang lagi. Yang maksudnya dimana sang anak tak bisa pisah dengannya. Apa ikatan keduanya sudah seerat itu? Sampai-sampai Abian tak bisa jauh dari ayahnya. Atau mungkin hanya kebetulan saja.

"Cepat sembuh anak Daddy" Ucap Arrow lalu mendekap tubuh mungil itu. Abian menggeliat kecil saat merasakan pergerakan, namun anak itu kembali terlelap dengan pipi tembamnya yang menempel pada dada bidang Arrow.

•••

Pukul tujuh pagi Abian terbangun, anak itu menggeliat lucu diatas tempat tidur.

"Selamat pagi" Sapa Arrow yang kebetulan keluar dari walk in closet.

Abian langsung mendudukan tubuhnya, anak itu langsung bergerak turun dari tempat tidur, dengan kondisi sempoyongan. Arrow yang khawatir sang anak akan jatuh ikut mendekat dan menangkap sosok kecil itu.

Abian langsung menangis begitu Arrow mendekapnya. Pria itu pun membawa sang anak kedalam gendongannya.

"Loh kok nangis" Heran Arrow, anaknya ini sepertinya doyan sekali menangis ketika bertemu dengannya setelah berpisah sejenak.

Anak manis itu tidak membalas, malah sibuk menangis. Arrow jadi semakin merasa bersalah mendengar tangisan anaknya itu.

"Udah sayang, kan Daddy udah pulang ini" Ujar Arrow menenangkan anaknya.

Abian malah tetap menangis, sepertinya Abian begitu meluapkan emosinya lewat tangisan.

Arrow mengusap-usap punggung Abian dengan lembut, pria itu sedikit lega saat merasakan dahi Abian yang menempel pada lehernya tidak terasa hangat lagi. Artinya demam Abian sudah turun, dan suhu tubuhnya kembali normal.

Apakah kepulangan Arrow benar-benar obat bagi anak itu? Sepertinya ikatan Arrow dan Abian benar-benar tercipta dengan erat.

"Daddy....jangan pergi....lagi" Ucap Abian terbata karena sesenggukan.

"Iya sayang, udah ya nangisnya. Udah sesenggukan loh Dek, nanti sesak nak" Balas Arrow.

Arrow membawa langkahnya menuju ruang makan. Dengan Abian yang berada di gendongannya, dan masih sesenggukan.

Wajah lucu itu sudah penuh dengan air mata, pipinya memerah begitupun pucuk hidungnya. Lucu tapi kasian juga.

"Pagi-pagi udah nangis" Ledek Ivan mendapat pukulan kecil dari Evan.

"Jangan di ganggu nanti malah makin nangis" Ujar Evan membuat Ivan jadi diam.

Abian menggeleng cepat saat Arrow hendak mendudukannya di kursi anak itu. Arrow yang paham mengangguk saja, lantas mendudukan dirinya dikursinya dengan Abian yang ia pangku.

"Kaya bayi" Celetuk Ivan saat melihat menampilkan Abian yang mirip bayi.

Arrow tersenyum tipis mendengarnya. Pria itu memandang wajah anak kecilnya yang mirip bayi itu.

"Anak kecil Daddy ini memang lucu, udah jangan nangis lagi" Ujar Arrow lalu mengusap kedua pipi anaknya.

Evan bangkit dari kursinya, lantas mendekat pada Arrow dan Abian.

"Abang sekolah dulu ya, makan yang banyak biar cepet pulih" Ucap Evan lalu mengecup dahi Abian. Ivan ikut menyusul dan melakukan hal yang sama.

Hingga tersisa Arrow dan Abian di meja makan, karena Cleon sendiri masih tidur.

"Ayo Adek makan dulu" Ajak Arrow.

Abian mengangguk namun anak itu turun dari pangkuan ayahnya, Arrow diam memperhatikan putranya itu. Ternyata Abian turun namun mendorong kursi miliknya menjadi lebih dekat dengan kursi milik Arrow.

Arrow tersenyum melihat hal itu.

"Padahal Daddy pangku juga gak papa nak" Ujar Arrow.

Abian menggeleng pelan.

"Nanti Daddy susah mau makan" Balas Abian membuat Arrow terkekeh.

"Yaudah Adek mau gimana aja boleh, sekarang makan biar minum obat sama vitamin. Abang bilang waktu sakit Adek makannya sedikit" Ujar Arrow.

Pria itu mengambil makanan untuk sang anak. Abian mulai menyuap nasinya, anak itu sesekali menatap sang ayah.

"Astaga nak, Daddy gak akan pergi sayang" Tutur Arrow lalu tertawa, saat menangkap sang anak yang terus meliriknya.

Abian tersenyum manis saat mendengar penuturan itu.

"Gitu dong senyum jangan nangis terus" Ucap Arrow yang senang melihat senyum Abian yang kembali setelah sejak tadi anak itu menangis dan cemberut.

"Maka-nya Daddy jangan tinggal-tinggal Ian" Balas Abian.

Arrow tertawa cukup kuat mendengar balasan anaknya, pria itu terhibur.

"Pandai banget ngomongnya" Ujar Arrow lalu mencubit gemas pipi Abian.

Sepertinya bila Arrow berada didekat Abian anak itu akan dalam kondisi baterai full, sebaliknya jika Arrow jauh darinya hingga tidak bertemu pandang satu hari saja, anak manis itu akan kehilangan energinya.

¤¤¤

•••
Nah aku mau nanya nih!

Kalian mau aku Up besok pagi untuk Chapter 29 plus yg Karyakarsa.

Atau

Besok Up Chapter 29 aja, terus yg karyakarsa-nya hari rabu?

Ayo mau yang mana, komen ya

Soalnya aku tinggal Up lagi aja, habis itu selesai wkwk

Soalnya aku mau Up Cerita baru hehe buat nemenin aku puasa nanti😋

•••
JANGAN LUPA VOTE & KOMEN🙏

Continue Reading

You'll Also Like

248K 5.9K 14
Percaya atau nggak? Hidup Robby Alfian berubah dalam semalam? kenapa bisa? Bisa dong, apalagi di dunia ini gak ada yang mustahil jika memang sudah ta...
299K 18.6K 35
Tentang seorang anak yang dari kecil hidup menderita dipukul, dicaci sudah menjadi makanan sehari hari nya. lalu bagaimana jika tiba tiba seseorang m...
1.3M 5.7K 10
Kocok terus sampe muncrat!!..
248K 20.4K 22
Piyo, kisah si bocah polos yang disayang oleh abangnya. "Abang jelek! " "Kamu mirip monyet! " "Abang induknya! " "Dasar gendut! " "HUWEEEE, IBU, ABA...