KATRESNAN [END]✔

By wsosh_jh

510K 32.4K 441

Abian atau biasa di sapa Bian adalah bocah berusia 11 tahun, tubuhnya mungil dan berwajah manis. Hanya anak j... More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
22
23
24
25
26
27
28
29
Anak Baru👋

21

13.4K 1.1K 39
By wsosh_jh

¤¤¤

Sudah dua hari terhitung sejak Abian berpisah dengan Arrow. Geri sendiri bisa melihat perubahan dari adiknya itu. Anak itu lebih banyak diam dari biasanya, bahkan kadang suka melamun.

Seperti saat ini Abian lagi-lagi melamun saat menunggu Geri menyiapkan makan untuk mereka, tangan Geri sudah jauh lebih baik, padahal tidak ada terapi apa-apa. Mungkin jiwa preman dan kulinya sudah kembali.

"Kenapa melamun lagi?" Tanya Geri pelan.

Abian menggeleng pelan.

"Tatap Abang coba sini" Titah Geri.

Abian menatap abangnya itu dalam diam.

Geri tersenyum tipis melihat wajah polos itu.

"Kenapa gak jujur kalau mau-nya sama Tuan Arrow?" Tanya Geri, karena pemuda itu tau Abian itu seperti apa.

Abian menggeleng membuat Geri menghela nafas pelan. Geri tau adiknya bohong, hal inilah yang ingin Geri buktikan, pemuda itu hanya ingin Abian jujur padanya. Geri hanya ingin mendengar adiknya mengatakan hal yang anak itu inginkan sebenarnya.

Tapi sepertinya Abian kekeh berbohong. Jika saja anak itu mengatakan iya benar ingin tinggal dengan Arrow saja, Geri sendiri yang akan mengantarkan anak itu. Sayangnya Abian masih enggan mengaku, Geri kan sudah bilang asalkan adiknya bahagia ia tidak akan masalah. Yang jadi masalahnya adiknya yang gamau mengaku.

"Gak usah bohong, lo ngaku aja kenapa sih" Ujar Geri santai, sambil membuka kan nasi padang yang tadi ia beli.

"Orang Ian gak bohong kok, Abang tuh sok tau" Elak Abian membuat Geri gemas.

Gemas sekali pada bocah yang tengah berbohong didepannya.

"Kalau berubah pikiran kasi tau ya, jangan diem aja. Entar Abang anter sampai depan rumahnya Tuan Arrow" Seru Geri.

"Gamau" Lirih Abian.

Anak manis itu memang berbohong, ia berbohong karena tak mau Geri tinggal sendiri. Karena jika ia ikut Arrow, abangnya itu pasti tinggal sendiri. Abian kan tidak tega, makanya kekeh berbohong padahal isi hatinya malah sebaliknya.

Geri menggeleng pelan menatap adiknya itu.

Kita lihat sejauh mana anak manis itu kuat berbohong.

•••

Disisi lain yang terjadi pada Arrow juga sama. Pria itu balik seperti semula, pendiam dan juga tanpa ekspresi.

Bukan hanya Arrow tapi anak-anaknya juga. Cleon yang biasanya selalu ingin pulang cepat begitu kelasnya selesai, kini sudah tidak lagi karena sudah tidak ada sosok yang membuatnya betah di Mansion.

Begitu pun si kembar, lebih memilih menghabiskan waktu diluar seperti biasa. Bahkan sampai tak pulang dan menginap di Mansion kedua bersama teman-temannya.

Sore ini Arrow tengah duduk diruang keluarga, dengan iPad dipangkuannya. Setelah kembali dari Mansion ketiga, pria itu memutuskan melanjutkan sedikit pekerjaanya diruang keluarga.

Saat tengah asik membaca beberapa laporan lewat benda lebar canggih ditangannya. Suara langkah sepatu yang cukup menggema mambuat Arrow menoleh.

"Dimana anak ku yang lucu?" Tanya Albert sang pemilik langkah.

"Tidak ada" Jawab Arrow seadanya, saat tau anak lucu yang Albert maksudkan.

"Jangan berbohong seperti itu" Tuduh Albert, pria ini tidak percaya dengan jawaban abangnya, mungkin mengira Arrow menyembunyikan Abian darinya karena takut direbut.

"Abian tidak tinggal disini lagi" Balas Arrow jengah.

Albert menatap datar abangnya, suasana hati pria itu langsung berubah.

Arrow yang merasakan aura tidak enak itu menatap balik adiknya, tak kalah datar.

"Jika kau tidak mau memiliki anak seperti Abian, berikan saja padaku jangan membuangnya begitu saja" Ujar Albert yang berpikir Arrow membuang Abian.

Arrow menghela nafas mendengar tuduhan adiknya. Arrow tau adiknya tengah menahan amarah.

"Aku tidak membuangnya, hanya mengembalikannya pada abangnya yang lebih berhak" Jelas Arrow.

Tangan Albert mengepal erat mendengar fakta itu.

"Jangan mencoba mengacau Albert" Peringat Arrow, pria ini selalu tau bagaimana perangai adiknya.

"Kenapa kau selalu tau isi kepalaku?" Tanya Albert sedikit kesal. Kata-katanya penuh penekanan.

Arrow menatap mata adiknya sedikit lebih lembut.

"Ku mohon jangan membuat kekacauan, biarkan anakku hidup dengan baik bersama abangnya" Ujar Arrow membuat Albert memalingkan wajahnya.

"Sial" Lirih Albert lalu berbalik dan pergi begitu saja.

Arrow mengusap wajahnya kasar. Jika Arrow tak menahan adiknya, Geri bisa saja hilang tanpa ada yang tau.

•••

Saat tengah terlelap Geri terbangun dari tidurnya, saat telinganya mendengar rintihan lemah dari sosok kecil disampingnya.

Geri menyentuh dahi adiknya itu, dugaannya benar Abian terserang demam.

Geri tersenyum tipis ditengah cemasnya, saat telinganya mendengar gumaman lirih adiknya memanggil Arrow. Anak itu berbohong tapi nyatanya sampai kebawa mimpi karena merindukan sosok Arrow.

Geri bangkit dari tempat tidur, lantas mengambil sisa uang dilemari, tak lupa juga dengan selembar kertas yang persis sama dengan yang Abian bawa lari waktu itu.

Geri dengan sigap menggendong tubuh Abian, sekarang masih terhitung pukul setengah dua belas malam. Cukup larut namun belum sampai tengah malam.

Geri akan membawa adiknya kerumah sakit. Baru terhitung empat hari, tapi sepertinya Abian benar-benar sudah tidak kuat menahan rasa rindunya hingga jatuh sakit.

Setelah menempuh perjalan sedikit jauh dengan taxi, akhirnya sampai di tujuan, karena Geri memutuskan membawa Abian ke rumah sakit bukan klinik didekat pasar seperti biasanya.

"Sudah saya beri infus paracetamol, untuk menurunkan panasnya. Jika ada apa-apa bisa tekan saja tombol emergency-nya ya" Ujar seorang dokter pada Geri.

"Baik Dok terima kasih" Ucap Geri dibalas anggukan oleh dokter.

Geri menatap selembar kertas bewarna hitam ditangannya. Pria itu lantas melangkah keluar dari ruangan adiknya, membiarkan Abian istirahat dibawah pengaruh obat.

"Permisi mbak" Sapa Geri pada penjaga meja resepsionis.

"Ya Mas, ada yang bisa saya bantu?" Tanya Penjaga wanita itu ramah.

"Boleh saya pinjam ponsel atau telepon apa saja Mbak, saya mau ngehubungi seseorang tapi gak ada ponsel" Jawab Geri jujur.

"Oh silahkan Mas pakai ini saja" Ujar Penjaga itu mempersilahkan Geri memakai telepon rumah sakit.

"Saya kesana ya Mas, biar enak telponannya" Timpal penjaga itu lalu menyingkir sejenak dari sana. Memberi ruang untuk Geri bicara di telepon.

Geri mengangguk lalu mulai menekan tombol di telepon sesuai dengan nomor dikertas kecil yang ia pegang.

Sejenak panggilan masih terhubung namun belum diangkat, mungkin karena tengah istirahat karena ini sudah larut sekali.

Bunyi panggilan yang diangkat membuat Geri sedikit lega.

"Halo apa benar ini nomor Tuan Arrow?" Tanya Geri memastikan.

"Ah ya, dengan saya tangan kanan Tuan Arrow. Apa ada hal penting?" Suara Fernon menyapa disebrang sana.

"Tuan Fernon?!" Seru Geri saat tau tangan kanan Arrow siapa. Karena pria itulah yang pertama kali menemaninya saat ia pertama kali sadar.

"Geri" Ucap Fernon yang juga memastikan.

"Ya ini saya Tuan, apa boleh saya bicara dengan Tuan Arrow, ada hal penting yang ingin saya sampaikan soal Abian" Ujar Geri.

"Apa perlu bicara langsung saja, Tuan Arrow mungkin akan lebih menyukai itu jika menyangkut Abian" Saran Fernon, karena pria ini pun sudah cukup tertekan dengan sikap Arrow yang kembali mendingin.

"Apa tidak terlalu larut?" Tanya Geri.

"Tentu saja tidak, saya yakin Tuan Arrow tidak akan mempermasalahkan hal itu" Jawab Fernon tanpa ragu.

"Kalau begitu saya tunggu di Rumah sakit PERMATA Tuan" Balas Geri tak lama sambungan terputus.

"Mbak, terima kasih atas telponnya" Seru Geri pada penjaga meja resepsionis.

"Oh sudah selesai Mas?" Tanyanya.

Geri mengangguk dan tersenyum ramah.

"Kalau gitu sama-sama Mas" Balasnya.

Geri pun pamit kembali keruangan adiknya.

¤¤¤

•••
Kalian pada tertekan banget kayanya, liat Abian pisah ama bapaknya🤣

Mungkin kedepannya aku udah mulai bisa Up rutin, soalnya liat kalian antusias bikin aku semangat nulis. Insyaallah juga Book-nya bisa selesai cepat sebelum puasa bulan ini🤲

Soalnya setelah Book ini aku punya Book lain yang mau di Up, buat nemenin aku di puasa nanti. Jadi doa kan semoga book Katresnan cepet selesai ya.

300 vote, aku bakalan Up lagi soalnya masih ada 1 draft😊

Jadi ayo vote biar tembus 300👍

•••
JANGAN LUPA VOTE & KOMEN🙏

Continue Reading

You'll Also Like

300K 18.6K 35
Tentang seorang anak yang dari kecil hidup menderita dipukul, dicaci sudah menjadi makanan sehari hari nya. lalu bagaimana jika tiba tiba seseorang m...
451K 27.9K 41
Tak pernah Jazel bayangkan ia akan dijual oleh ibunya sendiri. Hidupnya memang beban bagi keluarganya. Namun Jazel tak menyangka, perlakuan sang ibu...
248K 20.4K 22
Piyo, kisah si bocah polos yang disayang oleh abangnya. "Abang jelek! " "Kamu mirip monyet! " "Abang induknya! " "Dasar gendut! " "HUWEEEE, IBU, ABA...
SCH2 By xwayyyy

General Fiction

129K 17.9K 47
hanya fiksi! baca aja kalo mau