KATRESNAN [END]โœ”

By wsosh_jh

574K 35.5K 459

Abian atau biasa di sapa Bian adalah bocah berusia 11 tahun, tubuhnya mungil dan berwajah manis. Hanya anak j... More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
21
22
23
24
25
26
27
28
29
ANAK BARU๐Ÿ’ซ

20

16K 1.1K 20
By wsosh_jh

¤¤¤

Arrow menatap wajah terlelap Abian dengan tatapan sendu. Besok ia akan berpisah dengan anak kecilnya itu. Arrow usap lembut surai Abian yang pulas, tubuh kecilnya menempel erat dengan tubuh kekar Arrow.

Arrow tersenyum tipis mengingat ucapan Abian sebelum tidur tadi.

"Ian mau tidur dipeluk Daddy sampai pagi"

Begitulah kata anak manis itu.

"Harus sehat ya nak, waktu tinggal lagi sama abangnya Adek" Lirih Arrow pelan.

Rasanya sangat tidak rela berpisah dengan si kecil yang tengah ia dekap itu. Tapi sayang anaknya sendiri yang memilih kembali kerumah lama bersama abangnya.

Memikirkan itu membuat Arrow jadi sedih, sudah lama sekali ia tidak merasakan hal gundah seperti ini. Rasa takut, sedih dan tidak ikhlas.

Bahkan rasanya Arrow enggan memejamkan matanya, lebih memilih menikmati wajah mungil itu ketimbang ikut terlelap bersama putranya.

Karena setelah ini sang anak akan sangat jarang atau bahkan tidak lagi tidur bersama dengannya.

•••

Pagi hari tiba, Arrow tersenyum tipis setelah membantu Abian berpakaian. Anak itu baru saja selesai mandi pagi, dan siap ikut sarapan bersama yang lain. Dan mungkin untuk pamit sekalian.

"Ayo kita sarapan" Ajak Arrow lalu menggandeng tangan anak sebelas tahun itu.

Bahkan anaknya belum sempat bertemu guru barunya, tapi sudah harus pergi. Tapi Arrow akan usahakan agar nanti saat anaknya tinggal bersama abangnya Geri, sang anak akan mendapatkan pendidikan.

"Selamat pagi adek-nya Abang Ivan" Sapa Ivan pada Abian.

"Selamat pagi Abang" Balas Abian ceria.

"Sehabis sarapan jangan ada yang pergi dulu" Seru Arrow.

Yang lain hanya mengangguk saja.

Cleon tersenyum tipis melihat Abian yang makan disebelahnya.

"Pelan-pelan" Ucap Cleon saat Abian makan berlepotan, ada nasi yang hinggap disudut bibirnya.

Abian hanya tersenyum manis saat mendapat perlakuan manis dari Cleon.

Dari ketiga putra kandung Arrow, Ivan lah yang paling berbeda. Anak itu yang paling mudah bergaul dan banyak bicara, serta Ivan-lah yang paling peka dari pada Cleon dan Evan.

Remaja itu sadar perubahan raut wajah ayahnya, mungkin jika orang lain tidak sadar dengan raut wajah Arrow, tapi Ivan sebagai anak sudah pasti bisa.

Tapi remaja itu tidak mau merusak sarapan hangat pagi ini, biarkan selesai dahulu. Karena bagaimana pun ia akan tau nantinya kenapa ayahnya seperti itu.

Sepuluh menit berlalu akhirnya semua selesai sarapan.

"Daddy mau bilang sesuatu" Ucap Arrow membuka pembicaraan.

Abian diam karena anak itu tau apa yang ayah angkatnya itu akan bicarakan.

"Mulai hari ini Adek udah gak tinggal disini lagi" Seru Arrow membuat Ivan langsung menoleh, remaja itu tadinya memainkan sendoknya.

"Hah gimana?" Tanya Ivan yang mendadak merasa salah mendengar.

"Adek coba jelasin ke abang-abang" Pinta Arrow pada Abian.

Abian langsung menatap abang-abangnya yang semua menatapnya. Termasuk Evan yang biasanya acuh kini menaruh atensi pada si kecil.

"Eumm...jadi abang Geri udah sembuh, Ian bakalan pulang dan tinggal lagi sama abang Geri. Jadi hari ini hari terakhir Ian disini, Ian juga mau pamit sama abang-abang. Terus mau ucapin terima kasih banyak" Ujar Abian lalu melempar senyum manisnya.

Evan bangkit lebih dulu, remaja itu pergi begitu saja.

Keadaan mendadak hening, tidak ada yang bersuara. Hal itu sukses membuat Abian merasa tidak enak.

"Abang marah?" Tanya Abian pelan sambil menyentuh lengan Cleon yang duduk disebelahnya.

Cleon menoleh menatap wajah si kecil. Lalu pemuda itu menggeleng pelan.

"Gak marah, cuman kecewa sedikit" Balas Cleon, pemuda ini memang pendiam tapi cenderung berkata jujur.

"Ian minta maaf" Lirih Abian.

Cleon hanya mengangguk lalu mengecup dahi Abian cukup lama. Setelah itu pemuda itu bangkit dan pergi begitu saja dari ruang makan.

Lalu tersisa Arrow, Ivan dan juga Abian.

"Kamu kalau diam gitu, Adek jadi takut" Ujar Arrow saat Ivan tak kunjung bersuara.

"Pergi aja, gak usah main kesini lagi" Ucap Ivan cukup kejam, tapi sebenarnya ia hanya tengah mengendalikan emosi dan rasa sedihnya.

Ivan bangkit dan pergi, bahkan tidak melihat kearah Abian sama sekali. Hal itu sukses membuat Abian sedih.

"Gak papa, abang emang gitu kalau lagi sedih, suka marah gak jelas. Nanti baik lagi, kalau abang Ivan ngomongnya gitu artinya kebalikannya, Adek harus rajin main kesini lagi" Jelas Arrow agar Abian tidak salah paham.

Abian mengangguk pelan.

"Udah jangan sedih, nanti waktu Adek main kesini lagi pasti udah pada baik lagi" Ucap Arrow.

Abian hanya bisa mengangguk saja.

•••

Abian duduk didepan ruang rawat abangnya bersama Fernon. Sedangkan Arrow tengah bicara berdua dengan Geri didalam ruang.

Anak itu hanya diam saja sambil menunduk menatap sepatunya. Membuat Fernon enggan mengajaknya bicara.

Didalam ruang rawat, Arrow menyerahkan sebuah tas sedang pada Geri.

Geri menatap bingung tas itu.

"Isinya uang tunai, kamu bisa gunakan untuk kehidupan sehari-hari. Tangan kamu juga masih butuh waktu untuk digerakan secara normal, jadi gunakan uang ini untuk kedepannya. Jika kurang kamu bisa hubungi saya" Jelas Arrow.

Geri membuka tas itu lantas menatap isinya, jika dibilang apakah tidak tergiur? Jelas tergiur isi dompet orang yang tidak seberapa saja Geri ambil, masa uang satu tas cuma-cuma begini gak bikin ngiler. Tapi balik lagi, jika posisinya seperti ini ada yang namanya harga diri.

"Saya ambil ini dan ini saja, semua ini kebanyakan Tuan" Ucap Geri mengambil kartu nama yang Arrow sodorkan, dan juga dua tumpukan uang.

"Tidak ini tidak banyak, ambilah belikan adik mu dan kamu sesuatu yang enak" Ujar Arrow.

Geri tersenyum hangat kali ini, pemuda itu menggeleng pelan.

"Uang dua tumpuk di tangan saya sudah cukup, bagi saya ini sudah jauh lebih dari cukup. Tuan sudah baik merawat adik saya, dan juga membayar pengobatan saya serta mengurus kekacauan yang saya buat. Saya benar-benar berterima kasih untuk itu" Ucap Geri.

"Itu semua karena Abian sudah saya anggap anak saya" Balas Arrow membuat Geri tersenyum.

"Ya putra anda" Ucap Geri.

"Anda bisa menemuinya diakhir pekan, saya rasa orang penting seperti anda bisa meluangkan waktu untuk melihat putra anda saat hari libur kerja" Timpal Geri.

"Ya tentu saja, mungkin jika kamu butuh pekerjaan bisa hubungi saya dengan kartu nama itu" Ucap Arrow.

"Akan saya pikirkan lagi, saya ini tidak pernah sekolah sama sekali kalau anda ingin tau" Balas Geri, karena untuk bekerja ditempat yang bagus tentunya memandang pendidikan yang pernah ditempuh.

Arrow jadi ingat tentang sekolah.

"Saya berniat menyekolahkan Abian, tolong hubungi saya jika ingin membahasnya nanti, mungkin sekarang bukan waktu yang tepat" Ujar Arrow.

Geri mengangguk paham.

•••

Arrow mengusap punggung Abian lembut, anaknya itu tengah menangis sambil memeluknya.

"Udah ya nak, jangan nangis lagi sayang" Ucap Arrow saat Abian tak kunjung berhenti menangis.

"Nanti Daddy rajin datang buat lihat Adek" Timpalnya agar sang anak tenang.

Abian mendongak menatap wajah ayah angkatnya itu. Sedih sekali rasanya jika akan berpisah seperti ini.

Arrow tersenyum tipis melihat wajah yang sudah basah itu, bahkan kemeja yang Arrow kenakan sudah habis basah karena air mata Abian.

"Jan..ji!" Seru Abian sambil sesegukan.

"Iya nak janji" Balas Arrow.

"Udah ya nangisnya, abangnya Adek udah nungguin tuh di mobil" Tunjuk Arrow pada mobil yang ia utuskan mengantar keduanya pulang.

Abian berbalik menatap Geri yang sudah duduk didalam mobil.

"Adek sayang Daddy" Ujar Abian, tidak lagi memanggil namanya sendiri seperti biasa.

Arrow mengangguk dan tersenyum.

"Iya, Daddy juga sayang sama Adek. Nanti kita jumpa lagi jadi jangan sedih-sedih ya" Balas Arrow.

Lantas pria itu menunduk dan mencium kedua pipi tembam Abian.

"Harus selalu sehat ya, jangan nakal kalau udah sama abang" Nasihat Arrow.

Abian mengangguk.

"Adek pulang ya Daddy...dadah" Balasnya lalu melambai kecil kearah Arrow.

Arrow tersenyum tipis lalu balas melambai.

Tak lama mobil itu mulai melaju meninggalkan area rumah sakit.

Tangan Arrow yang melambai turun perlahan. Pria itu menunduk sejenak menatap sepatunya yang mengkilap itu.

"Apakah ingin berangkat sekarang Tuan?" Tanya Fernon yang berdiri sejak tadi dibelakang Arrow.

"Ya, ke Mansion ketiga" Jawabnya.

Fernon mengangguk lalu melangkah kearah mobil milik Arrow yang tak jauh dari sana, siap menjadi supir untuk Tuannya.

¤¤¤

•••
Mumpung aku mager nugas yaudahlah nulis wkwkw

Semoga suka sama chap-nya, btw nemu Typo tandain, kalian gk ada yg kasi tau aku kalau tulisan Masion itu yg bener Mansion, aku jadi salah dari awal chapter😭🤣

Revisi satu-satu jadinya, untung ada yg ingetin pas di chapter 1, walaupun aku harus benerin 18 chapter😌🤣

•••
JANGAN LUPA VOTE & KOMEN🙏

Continue Reading

You'll Also Like

588K 34K 41
Kehidupannya yang awalnya tenang berubah, semua berubah sejak kedatangannya "Dia Papa mu, Ken!" Bugh! Bugh! Bugh! "KENNIRO!!"
SKY TRAPPED [END] By Gib

General Fiction

986K 90.3K 31
Hidup diperlakukan seperti bayi? Hal buruk atau menyenangkan? Tanya kan saja pada sky, anak yang berusia 13 tahun tinggi sekitar 156 memiliki wajah...
778K 38K 48
Afka Xaferius Seorang pemuda berumur 13 tahun,yang mempunyai Paras yang sangat imut,ditambah tinggi badan yang hanya 150 cm membuatnya sangatlah kec...
217K 12.1K 30
( sebelum membaca jangan lupa follow akunnya ๐Ÿ‘Œ) yang homophobia di skip aja gak bisa buat deskripsinya jadi langsung baca aja guys bxb bl gay homo ...