Transmigrasi Ke Dalam Novel

By Zuraprilly

500K 28.8K 479

[WARNING⚠⚠ Ada banyak adegan kekerasan dan Kata² Kasar, mohon bijak dalam membaca] ••• Achasa seorang gadis c... More

Achasa Orphee
Atecna Azurra Warren
Amira Salfira Rinjani
Peringatan Tecna
Masuk Sekolah
Teman Baru Dan Keributan
Gudang Dan Amira
Jebakan
Kebohongan Amira
Munafik
Rei Arthur Davis
Dimas Jenna Clayton
Curhatan Gissel & Langkah Tecna
Teguran Untuk Bara
Di Jemput Tunangan
Keluarga Wijaya
Takdir Yang Tertulis
Bertemu
Takdir Berjalan
Pertemuan Pertama
Balas Dendam Cindy
Undangan
Cara Amira
Menjadi Pembicaraan
Persiapan
Acara
Penghinaan
Membatalkan Pertunangan
Pembicaraan
Di Jauhi
Nonton
Pembunuhan
Bertambahnya Musuh
Bincang Santai
Telepon Malam
Belanja Bersama
Lawan Ivana
Rahasia Menjijikkan

Masalah Lagi

14.6K 898 7
By Zuraprilly

Lily dan Nadine menjeda percakapan mereka, "Biasa gosip sekolah." Jawab Nadine.

Tecna mengangguk, dia mengambil pulpen dan mulai mengisi formulir ekskul nya.

"Lo mau masuk ekskul apa, Na?" Tanya Lily. Kedua gadis itu sedang menghadap ke belakang, menatap Tecna.

"Sebenarnya gue malas ikut ekskul," ucap Tecna mengangkat kepala nya menatap kedua teman nya.

"Cuma karena ini wajib gue terpaksa deh."

"Terus." Ucap Nadine.

"Gue milih ekskul yang ga banyak beraktivitas."

"Apa?"

"Melukis." Jawab Tecna singkat, dia kembali mengisi formulir nya.

Nadine dan Lily hanya ber Oh ria, "Lo bisa ngelukis?" Kata Lily.

"Bisa," dia sudah selesai mengisi formulir nya "Di Jerman gue udah ngelukis dari kecil, pas itu Bunda ajarin gue melukis.jadi ya sampai sekarang gue masih tertarik, makanya milih ekskul ini." Jelas Tecna.

"Bunda?" Tanya Lily. Dia heran siapa bunda yang di maksud Tecna, yang dia tau Tecna sudah punya mama di sini.

Tecna tersenyum kecil, "Iya Bunda, itu nama panggilan buat orang tua angkat ku, Lebih tepatnya ipar papa."

Lily mengerti, dia tau kalo Tecna tinggal dengan adik papa nya di Jerman. Hanya saja mereka tidak tau kalo Tecna menjadi anak angkat mereka.

"Enak dong."

"Kalian ikut ekskul apa?" Tanya Tecna, dia menyimpan formulir nya di laci mejanya.

"Kita ikut ekskul musik, bagian paduan suara." Jawab Nadine yang di angguki Lily.

"Berdua ni."

"Iya."

.

.

.

Bel istirahat pun berbunyi, Tecna dkk langsung saja melesat keluar kelas.

"Jemput Gissel dulu," kata Tecna pada kedua teman nya.

"Oke."

Mereka bertiga berjalan menuju meja sebelah, kebetulan Gissel juga berjalan keluar kelas nya jadi mereka bertemu di depan pintu kelas Gissel.

"Gue mau ngantar formulir dulu di ruang OSIS. Kalian mau ikut atau langsung ke kantin?" Tanya Tecna.

"Kantin aja deh, Na. Mau cari tempat, takutnya ga kebagian nanti." Kata Lily.

"Aku sama kamu aja." Ucap Gissel yang di angguki Tecna.

Sampai di depan ruang OSIS mereka berpisah, Lily dan Nadine pergi ke kantin.

Tok tok tok.

"Masuk." Sebuah suara terdengar dari dalam.

Tecna membuka pintu, dia melihat seorang pemuda di dalam ruangan. Tidak ada Rose di situ, mungkin masih ada di kelas pikir nya.

Dia melangkah masuk kedalam, sedang kan Gissel menunggu di luar.

"Ada perlu apa?" Kata pemuda itu, dia masih sibuk dengan kertas kertas di meja.

"Mau ngantar formulir ekskul." Jawab Tecna. Dapat Tecna liat pemuda tampan itu mengangkat kepala nya, mata mereka bertemu sebelum pemuda itu memutuskan pandangan nya.

"Anak baru ya?" Tanya nya.

"Iya." Kata Tecna, dia menyerah kan formulir pada pemuda itu. "Ini"

Gerald, Nama pemuda itu. Tecna tidak sengaja melihat nama tag nya.

Gerald mengambil formulir Tecna, "tentang ekskul, nanti kamu tanya aja sama Rose, kenal kan?"

Tecna mengangguk "iya kenal." Jawab nya.

"Sudah kan, ada perlu yang lain?" Tanya Gerald, dia kembali sibuk dengan pekerjaan nya.

Tecna mendengus dalam hati melihat tingkah pemuda di depan nya, perasaan muka gue ga burik burik amat sampe ga di lihat, batin nya mencibir.

"Ga ada, gue balik ya," kata Tecna datar.

Gerald hanya mengangguk bahkan tidak mengangkat kepala nya untuk melihat Tecna.

Tanpa kata lagi Tecna meninggalkan ruang OSIS sambil ngedumel dalam hati.

...

Sampai di kantin Tecna dan Gissel melihat kantin yang sedang ramai, bukan karena ingin makan tapi karena ada keributan.

Terlihat ada seorang cewek yang memaki orang di depan nya. Karena merasa penasaran mereka pun mendekati kerumunan, walaupun sedikit terdorong oleh murid lain.

Mereka berdua dibuat terkejut saat melihat cewek yang sedang memaki itu adalah Nadine. Iya, Nadine sedang marah marah pada orang di depan nya itu dan di saksikan oleh penghuni kantin.

Jika itu siswa biasa mungkin Tecna dan Gissel tidak terlalu peduli tapi yang satu ini membuat mereka berdua naik pitam.
Siapa lagi kalo bukan Amira, jika bukan mereka berdua maka teman teman mereka yang akan jadi korban, Menjijikkan.

Tecna langsung menerobos kerumunan meski ada beberapa murid yang memaki nya, tapi dia tidak peduli.

"Ada apa ini?" Tanya Tecna saat berada di dekat Nadine.

Nadine yang dari tadi marah marah pun langsung saja melihat Tecna, "si munafik nabrak gue, Na." Jawab Nadine sambil menunjuk bajunya yang sudah basah bekas tumpahan minuman.

Tecna menatap Amira tajam, membuat gadis itu mundur dan menabrak Bara yang sedari tadi diam di belakang. Jangan lupa dengan yang lain nya, kecuali Erick yang tak terlihat di situ, tumben sekali, pikir Tecna.

"A-aku ga sengaja, maaf Nadine." Ucap Amira dengan nada bergetar seakan akan sedetik kemudian dia akan menangis.

Hal itu membuat penghuni kantin sedikit iba pada nya. Bahkan beberapa dari mereka berkata untuk membiarkan nya saja karena pasti kejadian itu tidak di sengaja.

Tentu Nadine tidak menerima nya begitu saja, "Heh! Ga sengaja gimana maksud Lo?! Gue segede gaban gini juga ga masih keliatan di mata Lo, sampe Lo nabrak Gue gitu?!" Sentak Nadine sambil menunju ke arah Amira yang ketakutan.

Tecna sendiri sedang memperhatikan sekitar, kebanyakan tempat duduk sudah di huni penghuni kantin yang sedang makan. Jadi jalan sudah terlihat lapang untuk di lewati beberapa orang yang berlalu lalang.

Dia menatap ke bawah, sepatunya menginjakkan pijakan sedikit. Tidak licin pikir nya, kemudian dia melirik ke arah sepatu yang di kenakan Amira.

Sepatu biasa dan itu tidak bertali, dan telapak nya pasti kasar yang membuat nya tidak akan terpeleset bahkan jika lantai nya licin.

Observasi yang di lakukan Tecna membuat Gissel bingung, namun dia tidak bertanya dan menunggu apa yang akan di lakukan kembarannya itu.

Tecna menggelengkan kepala nya pelan,
"Aksi mu terlalu murah." Ucap Tecna pada Amira.

Amira berpura pura bingung, "maksud kamu apa, Na?"

Gissel mengerut kening jijik mendengar nama panggilan kembarannya keluar dari mulut si PPB.

Tecna menggelengkan kepala nya heran, "dari sekian banyak orang di sini, kenapa harus Nadine yang kau tabrak?"

Mendengar apa yang Tecna ucap kan beberapa murid pun berpikir juga, kenapa harus Nadine?

"A-aku tidak tau kalo Nadine yang akan  ku tabrak." Ucap Amira gugup.

"Jadi kalo bukan Nadine harus nya siapa, Gissel?" Ucap Tecna tajam.

Gissel yang di sebut membulat kan matanya, "Heh! enak aja Lo, maksud nya Lo mau sengaja nabrak gue trus nge drama nangis nangis ga jelas, biar orang nyalahin gue gitu?!" Kata Gissel tidak terima.

Wajah Amira pias saat Gissel berkata seperti itu.

Bara menatap Amira sebentar, "tidak usah di perpanjang, dia udah minta maaf." Ucap Bara mencoba menyelesaikan masalah.

Tecna menipiskan bibir nya kesal, melirik tajam Bara yang membalas nya.

"Lihat sekitar," Jeda Tecna, yang lain pun ikut melihat sekitar, tapi tidak ada yang aneh pikir mereka.

Diam diam Tecna menghela nafas pelan melihat kebodohan makhluk di sekitar nya.

"Yang ku maksud, dari keadaan sekitar sini, apa menurut kalian ada unsur ketidaksengajaan?" Tanya Tecna.

"Jika hanya sekali , mungkin tidak sengaja. Tapi bukan hanya sekali dia menabrak murid di sini, sudah yang ke berapa kali nya?"

"Tidak kah itu aneh?" Tanya Tecna.

"Benar apa yang dia katakan."

"Kemarin dia menabrak Danny hingga babak belur."

"Hari pertama dia masuk dia menabrak ketua OSIS loh."

"Ya ampun jika di pikir pikir itu sangat sengaja."

"Pasti nya dia mau caper."

"Ga nyangka ya, dia begitu."

"Sekarang dia menabrak Nadine, besok siapa lagi yang dia ingin dia tabrak? Tanya Tecna yang semakin memojokkan Amira.

Amira diam diam mengepalkan tangan nya, sial!

Gavin, Riko, dan Nanda pun bingung harus berkata apa. Apa yang di katakan Tecna adalah benar, ini sudah sekian kalinya Amira menabrak orang di kantin ataupun di tempat lain.

Bahkan beberapa dari mereka tidak sengaja kena pukul oleh Erick, jika bukan Nadine mungkin dia juga babak belur.

Riko dan Nanda saling tatap dengan diam, tubuh mereka sedikit merinding jika ini sudah di rencanakan Amira.

Betapa menakutkan nya gadis itu.

Gavin mendekati Bara dan menarik nya menjauh dari Amira.

Bara yang di tarik pun terkejut, "Ada apa?" Tanyanya pada Gavin.

"Jangan ikut campur permasalahan nya perempuan." Jawab Gavin.

Bara melepaskan tangan nya dari Gavin, dia ingin kembali mendekati Amira tapi Gavin tak membiarkan nya.

Bara menatap tajam Gavin, tapi Gavin tidak takut.

"Jika kau merasa bersalah atas perbuatan mu, mak minta maaf lah dengan baik dan benar." Ucap Tecna pada Amira yang sedari tadi diam tak berkutik.

Semua kembali menatap Tecna dan Amira saat Tecna kembali berbicara.

"Kau harus menjelaskan kenapa kau bisa menabrak Nadine dan kau harus minta maaf padanya, bukannya menangis dan membuat orang salah paham."

"Lain nya akan mengira kalo Nadine yang menindas mu, padahal kau lah yang menabrak nya duluan." Lanjut Tecna membuat Amira semakin pucat.

Murid yang lain nya pun merasa apa yang di katakan Tecna pun ada benar nya. Di mana mana jika salah minta maaf lah dengan benar, bukanya malah menangis agar menarik simpati orang lain.

Perbuatan Amira memang keterlaluan, pantas saja Nadine marah marah dan tidak terima.

"Minta maaf lah pada Nadine dengan benar." Ucap Tecna lagi pada Amira.

Amira terkejut, dia melihat sekeliling. Beberapa menatap nya dan berbisik bisik.

Maaf ya kalo Author baru update hari ini, kemarin ada kesibukan jadi ga bisa up. Sebagai gantinya author akan update satu bab lagi, jadi di tunggu ya ^^

...

Continue Reading

You'll Also Like

261K 20.9K 23
Cerita transmigrasi ~ ( Fantasi ) Aku masih ingat bagaimana sakitnya ketika ayah memukuli ku dengan kayu balok berulang kali. Aku masih mengingat bag...
559K 85K 74
Cocok untuk kamu peminat cerita dengan genre #misteri dan penuh #tekateki, juga berbalut #action serta #scifi yang dilatarbelakangi #balasdendam. Kas...
6.2M 483K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...
652K 38.9K 28
Celestine Lois Wijaya adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar,bad girl, keluar masuk BK, ceplas-ceplos, orangnya suka penasaran,dan yang pen...